• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 2 Part 2

Sebelumnya...


Esoknya, ketika sarapan, Bibi Chorim meletakkan kimchi lobak di mangkuk Roo Na. Tapi Roo Na yang sedang hamil itu, langsung mual mencium bau kimchi. Ia pun berlari ke kamar mandi. Sementara Bibi Chorim terheran-heran melihat sikap Roo Na. Roo Bi setuju dengan Bibi Chorim, kalau kimchi itu rasanya lezat.

Bibi Chorim pun merasa, Roo Na tidak sehat karena terlalu lelah bekerja. Ia menyuruh Gilja untuk lebih memperhatikan Roo Na. Gilja tidak setuju dengan kata-kata Bibi Chorim.

“Apanya yang lelah? Yang dia lakukan hanyalah berkumpul dengan teman laki-lakinya dan minum minuman keras.” Jawab Gilja.


Gilja lantas beralih ke Roo Bi. Ia menyuruh Roo Bi berkencan. Roo Bi pun berkata, ia tidak punya waktu untuk pergi berkencan karena sibuk bekerja.

“Bekerja keras itu baik, tapi kau juga harus menikah. Gadis seusiamu seharusnya sudah punya 2 atau 3 anak.” Jawab Gilja.

“Ibumu benar. Lihat aku. Saat aku seusiamu, aku seperti kuncup mawar segar. Semua pria yang melihatku, jatuh cinta padaku.” Sahut Bibi Chorim dari dapur.

“Pria? Kau saja bahkan belum pernah mencium seorang pria.” Jawab Gilja sembari tertawa.

Roo Bi pun ikut tertawa. Bibi Chorim pun membela diri. Ia bilang, itu karena dia tipe wanita yang sopan dan hati-hati. Bibi Chorim lalu menasehati Roo Bi untuk segera memiliki pacar.


Sementara itu, di kamar mandi, Roo Na masih muntah2. Roo Na pun bingung harus bagaimana.

Diluar, Gilja menduga Roo Na muntah2 karena diet ketat yang dijalani Roo Na.


Beralih ke Nyonya Park yang menyuruh Tuan Bae istirahat di rumah.. Mereka lalu membicarakan tentang rencana perjodohan Gyeong Min. Tuan Bae pun menyuruh istrinya mengatur rencana itu secepatnya, karena ia sudah tidak sabar menimang cucu.


Nyonya Jo pun juga ingin Gyeong Min secepatnya menikah dan memberinya cicit. Nyonya Park meyakinkan Nyonya Jo kalau Gyeong Min akan segera menikah. Tak lama kemudian, mereka kedatangan tamu. Seorang wanita bernama Nyonya Lee, yang akan membantu perjodohan Gyeong Min.

Nyonya Lee pun menunjukkan foto seorang gadis. Ia bercerita, gadis itu adalah seorang penyiar dan memiliki pribadi yang baik.


Gyeong Min sendiri, masih sibuk memikirkan Roo Bi. Ia bingung bagaimana caranya meluluhkan hati Roo Bi. Tak lama kemudian, ponsel Gyeong Min berdering. Telepon dari sang ibu, yang memintanya menemui seorang gadis yang akan menjadi istrinya di masa depan.


Usai bicara dengan sang ibu, Gyeong Min pun beranjak dari ruangannya. Di koridor kantor, ia tak sengaja bertemu dengan Roo Bi yang juga sedang berjalan ke arahnya. Gyeong Min mengajak Roo Bi bicara, tapi Roo Bi lagi menolaknya. Roo Bi ingin pergi, Gyeong Min pun menahan Roo Bi dengan memegang tangan Roo Bi.

“Kau mau menarikku lagi ke ruang konferensi? Ini kantor, Direktur Bae. Jangan sampai orang lain salah paham.” Ucap Roo Bi.


Terpaksalah Gyeong Min melepaskan tangannya. Roo Bi pun berlalu dari hadapan Gyeong Min.

Ruby Ring Ep 2 Part 1

Sebelumnya...


Pria yang ditipu Roo Na, terus saja menggedor pintu sambil memanggil Roo Na dengan nama Oh Hyeyeong. Begitu Gilja membukakan pintu, pria itu langsung menerobos masuk dan mendamprat Roo Na. Tak hanya itu, pria itu juga mendamprat Bibi Chorim dan Roo Bi yang ikut menyerangnya. Ia berencana menuntut mereka.

Gilja pun heran. Pria itu lantas menceritakan apa yang terjadi pada Gilja. Ia juga mengancam akan mencelakai Roo Na jika Roo Na tak mau mengembalikan uangnya. Sontak, Roo Na panic. Takut pada sang ibu, Roo Na pun mengajak pria itu bicara di luar, tapi pria itu menolaknya.


“Roo Na-ya, jelaskan apa yang terjadi.” Ucap Bibi Chorim.

“Aku kekurangan uang jadi aku meminjam sedikit uangnya.” Jawab Roo Na.

“Pinjam? Hey, Oh Hyeyeong!” ucap pria itu kesal.

“Oh Hyeyeong?” tanya Gilja kaget.


“Dia bilang namanya Oh Hyeyeong! Dan dia telah menipuku!” jawab pria itu.

“Berapa yang dia pinjam?” tanya Roo Bi.

“1200 dollar. 700 dollar untuk beli pakaian, 500 dollar untuk minuman keras. Makan malam juga, tapi aku hanya akan meminta 1200 dollar.” Jawab pria itu.

Kesal, Gilja pun terpaksa mengembalikan uang pria itu. Ia meminta nomor rekening pria itu. Pria itu kembali mengancam, akan membuat masalah jika mereka tidak mengembalikan uangnya.


Singkat cerita, pria itu pergi dan Gilja memarahi Roo Na habis-habisan. Roo Bi dan Bibi Chorim berusaha menenangkan Gilja. Tapi yang dimarahi bukannya sadar, malah menyalahkan Gilja yang tidak memberinya uang saat ia menelpon tadi sehingga ia terpaksa meminjam uang dari pria yang tidak dikenalnya.

“Aku baru saja melunasi tagihan kartu kreditmu!” ucap Gilja.

“Baik, aku akan membayarnya kembali! Aku akan membayarnya kembali beserta dengan bunganya!” jawab Roo Na.


Gilja pun tambah marah. Roo Bi berusaha membela Roo Na. Ia berkata, Roo Na tidak sengaja melakukan itu. Bibi Chorim setuju dengan Roo Bi. Gilja berteriak kesal, sebelum akhirnya keluar dari kamar Roo Bi dan Roo Na. Bibi Chorim menyusul Gilja.


Setelah mereka keluar, Roo Na langsung membanting tubuhnya ke kasur sambil marah-marah. Tapi marah-marahnya langsung hilang begitu ia melihat baju barunya tadi. Ia bangkit dari kasurnya dan mematut-matut dirinya di kaca, lalu mulai berbicara sendiri seolah-olah dia adalah pembawa acara.

Tak ayal, Roo Bi tertawa terpingkal melihat tingkah Roo Na. Roo Na pun ikut tertawa.


Keesokan harinya, Roo Na melakukan shooting di sebuah pasar. Gilja, Bibi Chorim dan So Young menyaksikan penampilan Roo Na itu di TV restoran. Bibi Chorim dan So Young memuji penampilan Roo Na. Gilja tersenyum bangga pada Roo Na.


Tak lama kemudian, Dong Pal datang membawa dua boxes untuk restoran Gilja. So Young pun menyapa Dong Pal dengan ceria. Gilja menyuruh Bibi Chorim membuat mi untuk Dong Pal, karena Dong Pal mengaku masih lapar. Bibi Chorim awalnya menolak, ia bertanya kenapa harus ia yang membuat mi untuk Dong Pal.

Gilja pun mendengus kesal. Melihat Gilja mendengus kesal, barulah Bibi Chorim bersedia membuatkan Dong Pal mi.


Dong Pal menyusul Bibi Chorim ke dapur sekalian memindahkan dua boxes yang tadi dibawanya ke dapur. Dong Pal mengajak Bibi Chorim nonton. Tapi Bibi Chorim tidak memberikan jawaban yang pasti.

“Pastikan kau datang. Ngomong-ngomong, aku menantikan mi buatanmu.” Ucap Dong Pal, lalu beranjak dari dapur. Tapi sebelum pergi, ia sempat mengerlingkan sebelah matanya pada Bibi Chorim.

Bibi Chorim pun tersenyum geli. Tapi kemudian, ia berkata tidak akan jatuh ke dalam perangkap Dong Pal.


Beralih ke In Soo yang lagi mijitin bahu Roo Na. Selesai memijit bahu Roo Na, In Soo pun memijit kaki Roo Na. Saat memijit kaki Roo Na, In Soo melihat ada tahi lalat di kaki kanan Roo Na. Setelah berbincang sebentar, In Soo pun melompat ke kasur dan menciumi Roo Na. Roo Na tertawa, kemudian meminta In Soo berhenti menciumnya. In Soo pun berhenti mencium Roo Na.


“Ngomong-ngomong, berapa lama kau mau menetap disini? Kau tidak mau shooting di Seoul?” tanya Roo Na.

“Aku suka disini, ada banyak tekanan di Seoul. Bukankah lebih baik tinggal disini dengan nyaman dan dikelilingi oleh orang baik?” jawab In Soo.

“Seorang pria harus punya ambisi. Sekali pun kau dipukuli, kau harus berjuang untuk sampai ke puncak.” Ucap Roo Na.

“Ketika aku debut di Seoul, aku akan mewujudkannya untukmu.” Jawab In Soo.

Roo Na langsung senang mendengarnya. Ia bahkan juga memuji In Soo sebagai sosok yang tampan dan bertalenta.


In Soo pun bangkit dan mengambilkan Roo Na segelas jus. In Soo kemudian mengajak Roo Na menikah, tapi Roo Na sepertinya enggan menikah dengan In Soo. Saat tengah membahas pernikahan, Roo Na tiba-tiba saja ingin muntah. Roo Na pun langsung berlari ke kamar mandi. Habis muntah, Roo Na menatap dirinya di kaca dengan wajah cemas.


“Sadarlah, Jung Roo Na. Tidak, kau tidak mungkin hamil. Bahkan meskipun aku hamil, aku tidak akan menjadi istrinya.” Ucap Roo Na.


Gyeong Min menghubungi Roo Bi yang saat itu tengah berkutat dengan komputernya. Gyeong Min ngajak Roo Bi ketemuan, tapi Roo Bi langsung menolaknya dengan tegas.

Tak lama kemudian, Jin Hee datang dan menunjukkan kontraknya dengan Juni. Jin Hee pun langsung dapat pujian dari manajernya. Untuk merayakan itu, manajer pun mengajak mereka semua makan malam. 

Gyeong Min pun datang. Roo Bi langsung terdiam. Jin Hee mengajak Gyeong Min ikut serta makan malam dengan mereka.


Roo Bi masih saja terus menghindari Gyeong Min. Gyeong Min mengejar Roo Bi. Ia meraih tangan Roo Bi dan membawa Roo Bi ke ruangan kosong. Di sana, Gyeong Min memeluk Roo Bi dengan paksa. Roo Bi pun marah dan menampar Gyeong Min.

“Jangan menghinaku seperti ini!” ucap Roo Bi, lalu pergi meninggalkan Gyeong Min. Gyeong Min pun hanya bisa menghela nafas melihat kemarahan Roo Bi itu.


Malam itu, Dong Pal dan Chorim ngedate!! Mereka pergi nonton. Sesampainya disana, Bibi Chorim tanpa sengaja melihat Soyeong. Bibi Chorim pun panic dan bergegas mengajak Dong Pal sembunyi. Dong Pal pun terheran-heran kenapa mereka harus sembunyi dari Soyeong. Ia pun berpikir, Bibi Chorim punya perasaan padanya. Bibi Chorim sontak mengelak. Ia berkata, kenapa dirinya harus punya perasaan pada Dong Pal.


Melihat Soyeong sudah pergi, Bibi Chorim pun menarik Dong Pal ke dalam bioskop. Bibi Chorim panas dingin saat melihat tangan Dong Pal memegang senderan kursinya. Tapi tak lama kemudian, ia sontak sembunyi lantaran melihat Soyeong masuk. Soyeong yang tak menyadari kehadiran Bibi Chorim, berjalan melewati Bibi Chorim begitu saja bersama temannya.


Singkat cerita, Bibi Chorim akhirnya ketahuan Soyeong setelah tak sengaja meninju dagu Dong Pal hingga berdarah.

Beralih ke Gyeong Min yang lagi dinner dengan tim pemasaran. Roo Bi lagi2 bersikap dingin pada Gyeong Min. Selesai dinner, sang manajer pun pamit duluan. Namun sebelum pergi, ia menyuruh Seok Ho mengantarkan Roo Bi, Jin Hee dan Hyeryeon pulang. Tapi Seok Ho justru mengajak mereka main kartu.

Roo Bi yang enggan berlama-lama berada di dekat Gyeong Min, memutuskan pulang saja. Mendengar Roo Bi ingin pulang, Gyeong Min pun ikut pulang dan tak lupa menawarkan diri mengantar Roo Bi pulang.


Gyeong Min dan Roo Bi singgah di sebuah restoran. Gyeong Min meminta maaf, dan mengaku sangat merindukan Roo Bi. Ia mengajak Roo Bi kembali, tapi Roo Bi menolak. Roo Bi sangat terluka dengan kebohongan yang dilakukan Gyeong Min di masa lalu.

“Pernah kah kau memikirkannya kenapa aku harus berbohong? Aku ingin bersamamu. Saat kau bekerja untuk membiayai sekolahmu, aku ingin membantumu dan berada di sisimu. Aku ingin belajar bersamamu. Aku ingin berada di sisimu saat suka maupun duka. Setelah aku bertemu denganmu, aku mulai membenci fakta bahwa aku terlahir dari keluarga kaya. Karena aku khawatir, itu akan membuatmu takut. Itulah alasanku berbohong! Aku berpura-pura menjadi murid biasa, mencari biaya sekolah sendiri, karena apa? Karena aku mencintaimu. Karena aku ingin bersamamu.” Ucap Gyeong Min.

Gyeong Min lantas mengaku, ia kembali untuk Roo Bi. Tapi Roo Bi masih saja menolak Gyeong Min.


Di kamar mandi, Roo Na panic mendapati dirinya memang hamil. Ia pun bingung harus bagaimana.

My Golden Life Ep 21 Part 2

Sebelumnya...


Nyonya Yang berusaha menjelaskan alasannya mengirim Ji An ke keluarga Haesung. Sambil menahan tangis, Nyonya Yang bilang ia mengirim Ji An ke sana bukan karena Ji An putri kandungnya. Nyonya Yang juga berusaha meyakinkan Ji Soo, kalau tidak pernah sedikit pun ia tidak menganggap Ji Soo sebagai putrinya. Ia tidak pernah berpikir kalau Ji Soo putri orang lain. Nyonya Yang juga menceritakan, saat ia melihat Ji An di kantor polisi.

“Dia terhuyung, menjatuh diri dan menangis. Kau tahu kan bagaimana Ji An harus bertahan sepanjang hidupnya?” ucap Nyonya Yang.

Namun Ji Soo masih tidak mau mengerti. Nyonya Yang pun tidak tahu lagi bagaimana caranya membuat Ji Soo mengerti.


Sementara itu, Ji An berjalan menyusuri sepanjang jalan tanpa tahu harus pergi kemana.


Ji Soo sudah tertidur.  Tuan Seo menatap Ji Soo dengan tangis tertahan.


Ji Tae yang baru pulang, mendengar suara tangisan sang ibu. Tuan Seo yang baru turun dari kamar Ji Soo, minta maaf pada Ji Tae. Merasa tak nyaman, Ji Tae pun langsung masuk ke kamarnya.


Di kamar, Ji Tae mencoba menghubungi Ji An. Namun ponsel Ji An masih tak bisa dihubungi. Ji Tae meninggalkan pesan suara.

“Ji An-ah, ini kakak. Kau baik-baik saja, kan? Aku mengerti perasaanmu, pulihkan dirimu dan pulanglah ke rumah.”


Tuan Seo memberikan gaji pertamanya pada Soo A. Ia menyuruh Soo A dan Ji Tae pindah. Tuan Seo merasa malu. Ji Tae dan Soo A baru saja menikah, harusnya bisa menikmati momen sebagai pengantin baru.


Ji An juga sudah tidur. Ia menyewa sebuah kamar.

Paginya, Tuan Seo berdiri di jalanan dekat rumah, menunggu Ji An. Tanpa ia sadari, Ji Soo menatapnya dari depan rumah. Ji Soo pun kesal melihat Tuan Seo yang masih terus memikirkan Ji An. Saking kesalnya, ia pun memutar arahnya dan berlalu begitu saja.


Tuan Seo mengetuk pintu kamar Ji Soo, tapi karena tak ada jawaban, Tuan Seo akhirnya masuk ke kamar Ji Soo. Dan ia pun terkejut karena mendapati kamar Ji Soo yang kosong. Sementara di dapur, Nyonya Yang lagi membuat bubur untuk Ji Soo karena Ji Soo selalu mengalami gangguan pencernaan kalau sedang marah.


Begitu sampai di toko roti, Boss Kang langsung mengajari Ji Soo cara membuat roti castella, menu terbaru mereka.


Dan saat hendak menuju Kafe Hee, Ji Soo tak sadar kalau berpapasan dengan Hyuk. Ji Soo terus berjalan dengan pandangan kosong. Hyuk pun bergegas menghampiri Ji Soo. Namun Ji Soo masih tak sadar. Ji Soo baru sadar ketika Hyuk menegurnya. Ia terkejut melihat Hyuk yang tiba-tiba sudah nongol disampingnya.

“Apa yang terjadi? Aku menyelamatkan hidupmu tapi kau tidak mengucapkan terima kasih padaku? Kau bahkan mengabaikanku sekarang.” tegur Hyuk.

“Maafkan aku, aku tadi sedang melamun.” Jawab Ji Soo.


Perhatian Hyuk pun teralih ke mata Ji Soo. Ia pun melihat mata Ji Soo dari dekat, sontak Ji Soo gugup dan langsung menjauhkan wajahnya dari Hyuk.

“Matamu merah. Kau masih sakit?” tanya Hyuk.

“Aku baik-baik saja sekarang.” jawab Ji Soo.

“Sepertinya kau sedang malas bicara.  Biarkan aku yang mengantarkan roti ini.” ucap Hyuk, lalu mengambil bungkusan roti di tangan Ji Soo.


Sebelum pergi, Hyuk pun menyemangati Ji Soo. Setelah Hyuk pergi, Ji Soo langsung berkomentar lirih kalau orang asing baru saja memberinya semangat.

Ji Soo kembali ke toko dan membantu Boss Kang menjual roti. Roti Boss Kang ludes terjual dalam waktu satu jam. Seorang pelanggan pun meminta Boss Kang membuat roti castella nya sedikit lebih banyak, tapi Boss Kang menolak.


Setelah tokonya tutup, Ji Soo ingin tahu alasan Boss Kang membuat menu baru karena yang ia tahu Boss Kang membuatnya bukan untuk menghasilkan uang.

Tapi yang ditanya, malah senyum-senyum sendiri teringat saat Hee marah-marah padanya di depan toko roti setelah kebohongannya terbongkar.

Flashback…

“Jangan pernah muncul lagi di hadapanku! Jangan datang ke kafeku dan mengirimiku roti!”

Flashback end…

Ji Soo pun heran sendiri melihat Boss Kang senyum-senyum. Boss Kang lantas membicarakan soal Hee. Ji Soo penasara, ada hubungan apa antara Boss Kang dan Hee. Boss Kang hanya menjawab, kalau Hee hanyalah kenalannya.


Sementara di kafe, Hee justru menangis mengingat pertengkarannya di depan roti.


Tuan Seo mengajak Ji Soo makan di restoran pasta karena Tuan Seo tahu Ji Soo menyukai pasta.  Tapi Tuan Seo sama sekali tidak menyentuh pastanya. Melihat ayahnya tidak makan, Ji Soo pun menghela nafas, lalu meminta ayahnya bicara. Tuan Seo membicarakan Ji An.  Ji Soo langsung emosi dan mengancam akan pergi jika sang ayah masih membicarakan Ji An. Tuan Seo lantas memberitahu Ji Soo, kalau orang tua kandung Ji Soo menginginkan Ji Soo kembali. Ji Soo pun kesal.

“Kalau ibu tidak berbohong, kalau ibu jujur mengatakan akulah putri mereka, bisakah ayah mengatakan apa yang ayah katakan sekarang! Apakah ayah mau aku pergi!”

“Tapi mereka orang tua kandungmu.”

“Dan ayah, orang tua ku yang palsu?”

“Bukan begitu maksud ayah.”


Tuan Seo lalu mencoba menahan Ji Soo yang ingin pergi. Ji Soo marah, ia bilang mau tetap tinggal atau pergi, itu terserahnya.


Hyuk pergi mencari Ji An ke gedung acara. Ia pun terkejut saat diberitahu rekan Ji An kalau Ji An sudah resign.


Pas kembali ke toko roti, Ji Soo terkejut melihat ayah kandungnya datang untuk membeli roti. Tuan Choi mengajak Ji Soo makan siang. Ji Soo menghela napas, lalu menarik Tuan Choi keluar.

“Anda tidak boleh memperlihatkan diri disini.” Ucap Ji Soo.
“Aku hanya melihat-lihat dan membeli beberapa roti.” Jawab Tuan Choi.

“Untuk apa anda kemari, aku sibuk!” ucap Ji Soo kesal.

“Maaf, ini tidak akan terjadi jika kami mengeceknya terlebih dahulu. Kau pasti terkejut, bukan?” jawab Tuan Choi.

“Kau merasa  menyesal dan menerobos masuk ke rumahku begitu?” tanya Ji Soo.

“Maafkan aku. Aku tidak bisa berpikir jernih saat itu. Aku sangat marah. Pikiranku kacau.” Jawab Tuan Choi.

“Kau menerobos masuk ke rumah ku dan tempat kerja ku.” Ucap Ji Soo.

“Benar. Aku melakukannya lagi. “ jawab Tuan Choi.

“Jika kau merasa menyesal, tinggalkan aku sendiri.” Ucap Ji Soo.


“Aku tahu kau marah, tapi kita harus memperbaiki hal yang salah.” Jawab Tuan Choi.

“Ini tidak akan terjadi kalau kalian tidak kehilanganku!” ucap Ji Soo.

“Kami tidak sengaja kehilanganmu.” Jawab Tuan Choi.

“Aku berharap orang tuaku tidak akan menahanku jika kalian tidak membuangku.” Ucap Ji Soo.

Tuan Choi ingin memberi penjelasan, tapi Ji Soo tidak mau mendengar penjelasan apapun dan buru-buru pergi.


Sementara itu, Ji An yang lagi main-main di pantai teringat kenangannya bersama Ji Soo, saat mereka sekeluarga piknik ke pantai.


Sampai senja tiba, Ji An masih duduk di tepi pantai. Ji An kemudian menyalakan ponselnya dan melihat foto2nya bersama Do Kyung. Do Kyung sendiri ada di depan rumah Ji An. Ia cemas karena Ji An masih belum menghubunginya.


Tak lama kemudian, Do Kyung mendapat kiriman foto2nya dari Ji An. Do Kyung pun bergegas menghubungi Ji An, namun sayang ponsel Ji An sudah tak aktif.

Do Kyung kembali ke mobil dan heran sendiri kenapa Ji An mematikan ponsel setelah mengiriminya beberapa foto. Sementara Ji An, membuang ponselnya ke laut.

Setelah membuang ponselnya ke laut, Ji An pergi ke hutan.


Ji Soo memutuskan pindah ke rumah Haesung. Sontak, itu membuat Tuan Seo dan Nyonya Yang terkejut. Mereka mencoba menahan Ji Soo, tapi Ji Soo marah dan melarang mereka mencegahnya dengan mata berkaca-kaca.


Tuan Seo dan Nyonya Yang mengejar Ji Soo. Melihat itu, Ji Soo pun buru-buru masuk ke taksi. Tangis Nyonya Yang pecah. Di taksi, Ji Soo juga menangis.


Soo A yang baru pulang menjemput Ji Tae, hanya bisa terdiam melihat sang ibu menangisi kepergian Ji Soo.

Bersamaan dengan Ji Soo yang masuk ke rumah Haesung, Ji An menenggak puluhan butir pil!!


Tuan Choi dan Nyonya No terkejut dengan kedatangan Ji Soo. Nyonya No ingin tahu alasan Ji Soo datang, tapi Ji Soo langsung memotong kata-kata Nyonya No dengan mengatakan, karena ia putri kandung keluarga mereka, jadi ia memutuskan untuk pindah.

Ji Soo lantas menanyakan, dimana kamarnya? Apa dia harus menggunakan kamar Ji An?


Di tengah hutan, Ji An mulai tidak sadarkan diri.

Kita lalu mendengar narasi Ji An, yang tidak bisa memaafkan dirinya sendiri.