Pria yang ditipu Roo Na, terus saja menggedor pintu sambil memanggil Roo Na dengan nama Oh Hyeyeong. Begitu Gilja membukakan pintu, pria itu langsung menerobos masuk dan mendamprat Roo Na. Tak hanya itu, pria itu juga mendamprat Bibi Chorim dan Roo Bi yang ikut menyerangnya. Ia berencana menuntut mereka.
Gilja
pun heran. Pria itu lantas menceritakan apa yang terjadi pada Gilja. Ia juga
mengancam akan mencelakai Roo Na jika Roo Na tak mau mengembalikan uangnya.
Sontak, Roo Na panic. Takut pada sang ibu, Roo Na pun mengajak pria itu bicara
di luar, tapi pria itu menolaknya.
“Roo
Na-ya, jelaskan apa yang terjadi.” Ucap Bibi Chorim.
“Aku
kekurangan uang jadi aku meminjam sedikit uangnya.” Jawab Roo Na.
“Pinjam?
Hey, Oh Hyeyeong!” ucap pria itu kesal.
“Oh
Hyeyeong?” tanya Gilja kaget.
“Dia
bilang namanya Oh Hyeyeong! Dan dia telah menipuku!” jawab pria itu.
“Berapa
yang dia pinjam?” tanya Roo Bi.
“1200
dollar. 700 dollar untuk beli pakaian, 500 dollar untuk minuman keras. Makan
malam juga, tapi aku hanya akan meminta 1200 dollar.” Jawab pria itu.
Kesal,
Gilja pun terpaksa mengembalikan uang pria itu. Ia meminta nomor rekening pria
itu. Pria itu kembali mengancam, akan membuat masalah jika mereka tidak
mengembalikan uangnya.
Singkat cerita, pria itu pergi dan Gilja memarahi Roo Na habis-habisan. Roo Bi dan Bibi Chorim berusaha menenangkan Gilja. Tapi yang dimarahi bukannya sadar, malah menyalahkan Gilja yang tidak memberinya uang saat ia menelpon tadi sehingga ia terpaksa meminjam uang dari pria yang tidak dikenalnya.
“Aku
baru saja melunasi tagihan kartu kreditmu!” ucap Gilja.
“Baik,
aku akan membayarnya kembali! Aku akan membayarnya kembali beserta dengan
bunganya!” jawab Roo Na.
Gilja
pun tambah marah. Roo Bi berusaha membela Roo Na. Ia berkata, Roo Na tidak
sengaja melakukan itu. Bibi Chorim setuju dengan Roo Bi. Gilja berteriak kesal,
sebelum akhirnya keluar dari kamar Roo Bi dan Roo Na. Bibi Chorim menyusul
Gilja.
Setelah
mereka keluar, Roo Na langsung membanting tubuhnya ke kasur sambil marah-marah.
Tapi marah-marahnya langsung hilang begitu ia melihat baju barunya tadi. Ia
bangkit dari kasurnya dan mematut-matut dirinya di kaca, lalu mulai berbicara
sendiri seolah-olah dia adalah pembawa acara.
Tak
ayal, Roo Bi tertawa terpingkal melihat tingkah Roo Na. Roo Na pun ikut
tertawa.
Keesokan harinya, Roo Na melakukan shooting di sebuah pasar. Gilja, Bibi Chorim dan So Young menyaksikan penampilan Roo Na itu di TV restoran. Bibi Chorim dan So Young memuji penampilan Roo Na. Gilja tersenyum bangga pada Roo Na.
Tak lama kemudian, Dong Pal datang membawa dua boxes untuk restoran Gilja. So Young pun menyapa Dong Pal dengan ceria. Gilja menyuruh Bibi Chorim membuat mi untuk Dong Pal, karena Dong Pal mengaku masih lapar. Bibi Chorim awalnya menolak, ia bertanya kenapa harus ia yang membuat mi untuk Dong Pal.
Gilja
pun mendengus kesal. Melihat Gilja mendengus kesal, barulah Bibi Chorim
bersedia membuatkan Dong Pal mi.
Dong Pal menyusul Bibi Chorim ke dapur sekalian memindahkan dua boxes yang tadi dibawanya ke dapur. Dong Pal mengajak Bibi Chorim nonton. Tapi Bibi Chorim tidak memberikan jawaban yang pasti.
“Pastikan
kau datang. Ngomong-ngomong, aku menantikan mi buatanmu.” Ucap Dong Pal, lalu
beranjak dari dapur. Tapi sebelum pergi, ia sempat mengerlingkan sebelah
matanya pada Bibi Chorim.
Bibi
Chorim pun tersenyum geli. Tapi kemudian, ia berkata tidak akan jatuh ke dalam
perangkap Dong Pal.
Beralih ke In Soo yang lagi mijitin bahu Roo Na. Selesai memijit bahu Roo Na, In Soo pun memijit kaki Roo Na. Saat memijit kaki Roo Na, In Soo melihat ada tahi lalat di kaki kanan Roo Na. Setelah berbincang sebentar, In Soo pun melompat ke kasur dan menciumi Roo Na. Roo Na tertawa, kemudian meminta In Soo berhenti menciumnya. In Soo pun berhenti mencium Roo Na.
“Ngomong-ngomong,
berapa lama kau mau menetap disini? Kau tidak mau shooting di Seoul?” tanya Roo
Na.
“Aku
suka disini, ada banyak tekanan di Seoul. Bukankah lebih baik tinggal disini
dengan nyaman dan dikelilingi oleh orang baik?” jawab In Soo.
“Seorang
pria harus punya ambisi. Sekali pun kau dipukuli, kau harus berjuang untuk
sampai ke puncak.” Ucap Roo Na.
“Ketika
aku debut di Seoul, aku akan mewujudkannya untukmu.” Jawab In Soo.
Roo
Na langsung senang mendengarnya. Ia bahkan juga memuji In Soo sebagai sosok
yang tampan dan bertalenta.
In Soo pun bangkit dan mengambilkan Roo Na segelas jus. In Soo kemudian mengajak Roo Na menikah, tapi Roo Na sepertinya enggan menikah dengan In Soo. Saat tengah membahas pernikahan, Roo Na tiba-tiba saja ingin muntah. Roo Na pun langsung berlari ke kamar mandi. Habis muntah, Roo Na menatap dirinya di kaca dengan wajah cemas.
“Sadarlah,
Jung Roo Na. Tidak, kau tidak mungkin hamil. Bahkan meskipun aku hamil, aku
tidak akan menjadi istrinya.” Ucap Roo Na.
Gyeong
Min menghubungi Roo Bi yang saat itu tengah berkutat dengan komputernya. Gyeong
Min ngajak Roo Bi ketemuan, tapi Roo Bi langsung menolaknya dengan tegas.
Tak
lama kemudian, Jin Hee datang dan menunjukkan kontraknya dengan Juni. Jin Hee
pun langsung dapat pujian dari manajernya. Untuk merayakan itu, manajer pun
mengajak mereka semua makan malam.
Gyeong
Min pun datang. Roo Bi langsung terdiam. Jin Hee mengajak Gyeong Min ikut serta
makan malam dengan mereka.
Roo Bi masih saja terus menghindari Gyeong Min. Gyeong Min mengejar Roo Bi. Ia meraih tangan Roo Bi dan membawa Roo Bi ke ruangan kosong. Di sana, Gyeong Min memeluk Roo Bi dengan paksa. Roo Bi pun marah dan menampar Gyeong Min.
“Jangan
menghinaku seperti ini!” ucap Roo Bi, lalu pergi meninggalkan Gyeong Min.
Gyeong Min pun hanya bisa menghela nafas melihat kemarahan Roo Bi itu.
Malam itu, Dong Pal dan Chorim ngedate!! Mereka pergi nonton. Sesampainya disana, Bibi Chorim tanpa sengaja melihat Soyeong. Bibi Chorim pun panic dan bergegas mengajak Dong Pal sembunyi. Dong Pal pun terheran-heran kenapa mereka harus sembunyi dari Soyeong. Ia pun berpikir, Bibi Chorim punya perasaan padanya. Bibi Chorim sontak mengelak. Ia berkata, kenapa dirinya harus punya perasaan pada Dong Pal.
Melihat Soyeong sudah pergi, Bibi Chorim pun menarik Dong Pal ke dalam bioskop. Bibi Chorim panas dingin saat melihat tangan Dong Pal memegang senderan kursinya. Tapi tak lama kemudian, ia sontak sembunyi lantaran melihat Soyeong masuk. Soyeong yang tak menyadari kehadiran Bibi Chorim, berjalan melewati Bibi Chorim begitu saja bersama temannya.
Singkat
cerita, Bibi Chorim akhirnya ketahuan Soyeong setelah tak sengaja meninju dagu
Dong Pal hingga berdarah.
Beralih
ke Gyeong Min yang lagi dinner dengan tim pemasaran. Roo Bi lagi2 bersikap
dingin pada Gyeong Min. Selesai dinner, sang manajer pun pamit duluan. Namun
sebelum pergi, ia menyuruh Seok Ho mengantarkan Roo Bi, Jin Hee dan Hyeryeon
pulang. Tapi Seok Ho justru mengajak mereka main kartu.
Roo
Bi yang enggan berlama-lama berada di dekat Gyeong Min, memutuskan pulang saja.
Mendengar Roo Bi ingin pulang, Gyeong Min pun ikut pulang dan tak lupa
menawarkan diri mengantar Roo Bi pulang.
Gyeong Min dan Roo Bi singgah di sebuah restoran. Gyeong Min meminta maaf, dan mengaku sangat merindukan Roo Bi. Ia mengajak Roo Bi kembali, tapi Roo Bi menolak. Roo Bi sangat terluka dengan kebohongan yang dilakukan Gyeong Min di masa lalu.
“Pernah
kah kau memikirkannya kenapa aku harus berbohong? Aku ingin bersamamu. Saat kau
bekerja untuk membiayai sekolahmu, aku ingin membantumu dan berada di sisimu.
Aku ingin belajar bersamamu. Aku ingin berada di sisimu saat suka maupun duka.
Setelah aku bertemu denganmu, aku mulai membenci fakta bahwa aku terlahir dari
keluarga kaya. Karena aku khawatir, itu akan membuatmu takut. Itulah alasanku
berbohong! Aku berpura-pura menjadi murid biasa, mencari biaya sekolah sendiri,
karena apa? Karena aku mencintaimu. Karena aku ingin bersamamu.” Ucap Gyeong
Min.
Gyeong
Min lantas mengaku, ia kembali untuk Roo Bi. Tapi Roo Bi masih saja menolak
Gyeong Min.
Di
kamar mandi, Roo Na panic mendapati dirinya memang hamil. Ia pun bingung harus
bagaimana.
0 Comments:
Post a Comment