• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 21 Part 1

Sebelumnya...


Chorim sibuk membuat kimbap untuk dibawa piknik. Soyeong bukannya membantu, malah mencomoti satu2 kimbap yang telah selesai dibuat Chorim. Soyeong bilang, piknik tidak akan lengkap tanpa kimbap. Chorim pun memarahi Soyeong yang sibuk memakani kimbap yang sudah dibuatnya.

“Kau tidak membuatnya untukku. Kau membuatnya untuk Dongpal, pria yang kau cintai.” Jawab Soyeong.

Gilja diam saja. Ia masih kepikiran soal Roo Na yang sudah membuat kekacauan di perusahaan Gyeong Min. Melihat Gilja diam saja, Chorim pun mengira Gilja marah karena mereka terpaksa menutup restoran untuk pergi piknik.


“Bersikap baik lah padaku, karena aku akan membuatkan makanan yang enak untuk Tuan No Dongpal, paman Roo Bi dan Roo Na yang bisa diandalkan.” Jawab Gilja.

“Berapa kali harus kubilang padamu. Tidak ada apa-apa antara aku dan Dongpal.” Ucap Chorim.


Sekarang, Chorim dan Dongpal sedang di perjalanan menuju lokasi piknik. Chorim menggerakkan badannya, mengikuti irama lagu yang diputar Dongpal. Tapi tiba-tiba, Dongpal mematikan lagunya.

“Kenapa dimatikan? Itu menyenangkan.” Ucap Chorim.

“Chorim, malam ini akan menjadi malam yang bersejarah bagi kita berdua.” Jawab Dongpal.

“Apa maksud perkataanmu?” tanya Chorim.

“Bukalah tas itu, ada hadiah untukmu.” Jawab Dongpal.


“Hadiah? Tas ini? Apa ini?” tanya Chorim sambil menunjuk tas di belakangnya. Chorim pun bergegas membuka tas itu dan isinya, beberapa pakaian dalam wanita. Chorim terkejut.

“Apa sebenarnya ini?” tanya Chorim.

“Hari ini adalah hari besar.” Jawab Dongpal.

“Apa maksudmu hari besar?” tanya Chorim dengan ekspresi malu.

“Jangan pura-pura. Kau tahu apa maksudku. Setelah piknik, datang lah ke kafe yang sering kita kunjungi. Aku tunggu kau disana. Aku akan mengejarmu. Mengerti, Chorim?” Jawab Dongpal.


Soyeong, Gilja dan Roo Bi semobil dengan In Soo. Sepanjang perjalanan, Gilja terus memikirkan Roo Na yang sudah membuat kekacauan di perusahaan Gyeong Min.

“Bagaimana bisa gadis pintar sepertinya membuat kekacauan seperti itu.” Ucap Gilja dalam hati.

Sementara Soyeong sibuk mengagumi mobil In Soo yang sangat luas. Soyeong penasaran, harga mobil In Soo. Apakah mahal, Soyeong bertanya. In Soo berkata, mobilnya tidak terlalu mahal. Soyeong lalu menyuruh In Soo memutar Radio. Begitu radio menyala, terdengarlah laporan lalu lintas. Mendengar laporan itu, Soyeong mengaku jadi teringat Roo Na saat masih menjadi reporter.  Soyeong pun memuji Roo Na. Roo Bi hanya tersenyum mendengar pujian itu. Sementara In Soo, dia hanya menghela napas mendengar Soyeong memuji Roo Na.


Di kantor, Roo Na dan tim Roo Bi bekerja keras menyelesaikan kekacauan yang dibuat Roo Na.


Mereka akhirnya sampai di tempat piknik. Roo Bi, Gilja, Soyeong dan Chorim duduk di bawah pohon.

“Bukankah ini menyenangkan, eomma?” tanya Roo Bi.

“Nyonya Yoo, ayo kita pergi piknik sekali-kali. Aku sudah lama tinggal di Seoul, tapi ini kali pertamaku pergi kesini.” Ucap Soyeong.


In Soo dan Dongpal sedang memasang tenda. Dongpal menyuruh In Soo menarik lebih kuat tali tendanya. In Soo pun berkata, bahwa ia sudah sering memasang tenda. Mereka pun berdebat. Dongpal tak terima dianggap lemah karena tak bisa memasang tenda. Ia berkata, ia pernah menjuarai gulat di Chuncheon.

Mendengar itu, In Soo pun mengajak Dongpal adu panco. Yang kalah, harus memasang tenda sendirian.


Dongpal hampir menang, tapi In Soo berhasil membalikkan keadaan. Tapi di detik2 terakhir, In Soo mengalah. Chorim pun senang melihat Dongpal juara. Roo Bi tersenyum pada In Soo, ia tahu In Soo sengaja mengalah.


Lalu, In Soo dan Roo Bi jalan-jalan berdua. Roo Bi bertanya, kenapa In Soo tidak pergi meninggalkannya. In Soo berkata, karena Roo Bi membutuhkannya. In Soo lantas menggenggam tangan Roo Bi dan berjanji akan melindungi Roo Bi.


Gyeong Min tiba-tiba datang. In Soo langsung diam melihat Gyeong Min. Gyeong Min berkata, kalau ia tidak mau melewatkan momen bersama keluarga Roo Bi.


Saat makan malam, Chorim pun mengaku kalau ia yang mengundang Gyeong Min. Chorim berkata, sebenarnya ia menelpon Roo Na, tapi karena Roo Na tak bisa dihubungi, jadi ia menelpon Gyeong Min.

Gilja pun  memarahi Chorim yang sudah mengganggu Gyeong Min yang super sibuk. Tapi Gyeong Min membela Chorim. Ia berkata, kapan lagi punya waktu berkumpul bersama keluarga Roo Bi.

“Eomma, bisakah aku meminta air?” tanya Roo Bi.

“Omo, kita kehabisan air dan ibu lupa mengambilnya.” Jawab Gilja.

“Biar aku yang mengambilnya.” Ucap Gyeong Min.

“Aku akan ikut denganmu.” Jawab Roo Bi.


Dalam perjalanan kembali ke tenda, mereka pun membahas Roo Na yang sudah membuat masalah di kantor. Roo Bi meminta Gyeong Min membantu Roo Na. Gyeong Min pun merasa istrinya beruntung memiliki adik yang begitu mencemaskannya.

“Aku mencemaskannya, tapi tidak ada yang bisa kulakukan untuknya.” Ucap Roo Bi.

“Roo Na, maafkan aku. Aku selalu merasa berhutang padamu. Aku merasa kecelakaan itu kesalahanku dan aku harus disalahkan atas penderitaanmu.” Jawab Gyeong Min.


Roo Bi pun terdiam. Bayangan masa lalunya kembali muncul di benaknya. Saat ia berjalan dengan Gyeong Min di tepi Sungai Han. Saat itu Gyeong Min mengajak Roo Bi menikah. Ia meminta Roo Bi memaafkannya dan mengajak Roo Bi memulai hubungan mereka lagi. Roo Bi menolak Gyeong Min. Gyeong Min yang tak mau kehilangan Roo Bi lagi pun terus membujuk Roo Bi. Ia bahkan memeluk Roo Bi saat itu.


“Roo Na, ada apa? Kepalamu sakit lagi?” tanya Gyeong Min.

“Aku tidak tahu. Kakak ipar, aku tidak ingat apapun. Aku hampir ingat, tapi ingatanku...”

Dan Roo Bi pun menyenderkan kepalanya di lengan Gyeong Min.

Seseorang memotret mereka.


Dongpal dan Chorim berduaan di taman. Chorim penasaran dengan isi kepala Dongpal. Dongpal balik bertanya, apa yang dipikirkan Chorim.

“Aku hanya....” Chorim bingung menjawabnya.

“Kau ingat yang kukatakan? Siapkan dirimu. Aku sudah bersabar sebisaku. Aku tidak bisa menahannya lagi.” Ucap Dongpal.

Dongpal pun berusaha mencium Chorim, tapi Chorim menghindar hingga akhirnya mereka jatuh dari bangku. Dongpal kesal Chorim menghindari ciumannya.


Lalu tiba-tiba, mereka mendengar suara Gilja yang mencari mereka. Chorim panic. Dongpal pun langsung menarik Chorim ke tenda. Di tenda, Dongpal kembali mencoba mencium Chorim. Kali ini Chorim tidak menghindar, tapi mereka lagi-lagi gagal berciuman. Kali ini karena Gilja.

“Apa yang kau lakukan di tenda kita?” tanya Gilja dari luar tenda.

Chorim pun kesal.


In Soo membawakan Gyeong Min minuman. Sementara itu, tak jauh dari tempat mereka duduk, Roo Bi duduk bersama ibunya di tenda. Roo Bi sedang memijat bahu ibunya. Sesekali mereka tertawa. Gyeong Min pun terpana melihat tawa Roo Na.

“Bukankah dia menawan?” ucap In Soo.

“Iya?” tanya Gyeong Min.

“Roo Na.” Jawab In Soo. Gyeong Min pun mengiyakan.


Roo Na masih terus bekerja, padahal tim nya sudah pada pulang. Saat tengah serius bekerja, ponselnya berdering dan ia terkejut menerima kiriman foto-foto Gyeong Min dan Roo Bi.


Di sebuah kafe, Chorim duduk sendirian dan memperhatikan sepasang kasih yang lagi pacaran. Chorim pun ingat kata-kata Dongpal di mobil tadi. Seketika, ia jadi malu sendiri. Chorim lalu mempercantik dirinya dengan memakai lipstick.


Mobil Roo Na melaju kencang di jalanan. Roo Na tampak kesal, ia memukuli setir mobilnya berkali-kali. Roo Na lantas menghubungi Gyeong Min.

“Gyeong Min-ssi, kau dimana? Dengan siapa?”


Gyeong Min sendiri ada di restoran Gilja bersama Dongpal dan In Soo. Roo Na kemudian datang dan mengajak Gyeong Min pulang. Roo Na juga melarang ibunya menghubungi Gyeong Min tanpa sepengetahuannya. Tapi Gyeong Min menolak karena belum menghabiskan minumannya.

“Aku lelah.” Bujuk Roo Na.

“Sepertinya istrimu, akan menakutkan jika kau membuatnya gusar.” Ucap In Soo.

“Pergilah, Gyeong Min. Kau tidak mau keluargamu cemas, kan.” Ucap Gilja.


Gyeong Min pun menurut. Tapi karena mabuk, ia tidak bisa berdiri dengan benar. Gilja pun mau membantu Gyeong Min berdiri, tapi Roo Na langsung melarangnya dan bergegas membawa Gyeong Min pergi.


Begitu Gyeong Min dan Roo Na pergi, barulah Dongpal teringat sama Chorim yang sedang menunggunya di kafe.


Di kafe, Chorim mulai kesal menunggu Dongpal. Ia menghubungi Dongpal, tapi tak dijawab. Saat sudah mau pergi, Dongpal tiba-tiba datang. Dongpal beralasan, kalau In Soo dan Gyeong Min yang menahannya pergi. Dongpal lalu mengajak Chorim pergi.

Dongpal mengajak Chorim ke hotel. Chorim menolak dengan wajah malu, tapi saat menyadari Dongpal mengajaknya ke sauna, ia pun jadi kesal.


Di sauna, Dongpal malah ketiduran dan membiarkan Chorim makan sendirian. Chorim pun menatap Dongpal dengan kesal.


Di kantor, Roo Na dan timnya dapat masalah. Model mereka yang akan tampil, mengalami cedera tangan. Produser pun menyuruh asistennya menghubungi Roo Bi, tapi Roo Bi tidak ada di Seoul. Sontak mereka panic sementara acara akan dimulai setengah jam lagi tapi mereka tidak bisa menemukan model pengganti.

Tiba-tiba saja, Roo Na memikirkan sesuatu.

Ruby Ring Ep 20 Part 2

Sebelumnya...


Keesokan harinya, Nyonya Park mengajak keluarganya makan malam bersama. Ia menyuruh Tuan Bae, Gyeong Min dan Roo Na pulang lebih awal agar mereka bisa makan malam bersama.


Di mobil, Gyeong Min memutar lagu klasik. Roo Na yang tidak suka lagu klasik langsung mengecilkan volumenya dengan alasan ia sedikit lelah belakangan ini. Gyeong Min pun semakin heran dengan sikap Roo Na.


Lalu tiba2, ponsel Roo Na berdering. Telepon dari Jin Hee. Jin Hee marah karena Roo Na sudah merusak kesepakatan mereka dengan La Spains. Roo Na pun bergegas ke kantor.


“Jeong Roo Bi, apa yang kau lakukan? Kau tidak memeriksa harga per unitnya? Mereka membatalkan kontraknya karena harga per unit yang kita tawarkan terlalu tinggi.” Ucap Jin Hee.

“Apa yang akan kita lakukan dengan kosmetik itu. Bahannya organik dan akan segera kadaluarsa.” Jawab Roo Na.

“Kau ini kenapa, Jeong Roo Bi?” tanya Jin Hee.

Imbas dari pembatalan kontrak itu, mereka harus kehilangan 8 juta dollar.


Tuan Bae pun marah besar. Ia menyuruh Gyeong Min mengundurkan diri sekarang juga. Tuan Bae berkata, ia menunjuk Gyeong Min sebagai Wakil Presdir untuk mengembangkan perusahaan, bukan untuk menghancurkan perusahaan.


Tepat saat itu, Se Ra pulang. Nenek dan Nyonya Park langsung membawa Se Ra ke kamar.

“Ada masalah apa, Bu? Apa yang membuat ayah marah?” tanya Se Ra.

“Kalian bekerja di perusahaan yang sama, bagaimana kau bisa tidak tahu?” ucap nenek.

“Yang sama itu gedung kami. Kami berbeda divisi.” Jawab Se Ra.

“Adik iparmu tidak memeriksa kontrak secara menyeluruh jadi kita mengalami kerugian besar. Ada ratusan kosmetik siap pakai untuk diekspor.” Ucap Nyonya Park.

Se Ra pun kaget, apa?


“Tidak bisa kah kita menegosiasikan kembali kontraknya?” tanya nenek.

“Tidak akan bisa jika mereka meminta harga terlalu rendah.” Jawab Se Ra.

“Bisakah kita menjual saja kosmetik itu?” tanya nenek.

“Kosmetiknya terlalu banyak untuk kita tangani sendiri.” Jawab Se Ra.

“Dia tidak sepintar yang kukira.” Ucap nenek.

Se Ra ingin keluar, tapi dilarang nenek. Se Ra pun berkata, ia juga bagian dari JM jadi ia harus tahu apa yang terjadi.


Untuk menyelesaikan masalah itu, Roo Na pun berniat menjual semua kosmetik itu.

“Ada alasan sederhana kenapa orang-orang suka membeli barang mewah. Barang-barang mewah menciptakan ilusi, bahwa mereka lebih berharga dari orang-orang yang membeli mereka. Mereka merasa kaya. Mereka menyamakan harga diri mereka dengan barang-barang mewah itu. Yang harus kita lakukan adalah menciptakan citra mewah dan menurunkan harga. Menjual barang-barang bermerek dengan harga terjangkau.” Ucap Roo Na.

Se Ra tidak yakin dengan rencana Roo Na. Tapi Gyeong Min setuju dengan rencana Roo Na. Roo Na pun berjanji tidak akan membuat kesalahan lagi. Ia meminta waktu satu minggu untuk menyusun proposalnya dan berjanji akan melakukan yang terbaik.


Roo Na pun meminta bantuan Eun Ji. Mereka berlari kesana kemari melakukan riset pasar.


Saat Roo Na berada sendirian di kantor, Gyeong Min pun datang membawakan Roo Na secangkir kopi. Roo Na terkejut melihat Gyeong Min. Gyeong Min, berkata ia tidak mungkin meninggalkan istrinya yang bekerja keras sendirian di kantor. Gyeong Min ingin membantu Roo Na, tapi Roo Na menolak. Roo Na berkata, ia yang menciptakan kekacauan itu jadi ia sendiri yang harus menyelesaikannya.

“Inilah Jeong Roo Bi yang kukenal. Kau tahu, kau bersikap aneh belakangan ini. Kupikir karea kecelakaan itu tapi aku bingung karena sikapmu sangat berbeda. Tapi sekarang kau kembali menjadi Jeong Roo Bi yang dulu. Bekerja tanpa lelah untuk mengatasi rintangan.” Ucap Gyeong Min.

Gyeong Min lantas memeluk Roo Na.


Tak lama kemudian, rekan satu tim Roo Bi datang untuk membantu Roo Na.


Gilja berterima kasih karena In Soo sudah mau ikut dengannya dan Roo Bi ke pasar. Roo Na pun senang bisa ikut ke pasar menemani sang ibu. Gilja berkata, dulu Roo Na tidak pernah bangun sepagi itu dan menemaninya berbelanja karena Roo Na selalu pergi ke klub sampe larut malam.

Mereka pun bertemu Nyonya Park dan Geum Hee yang juga berbelanja di pasar itu.

“Aku bangun lebih awal pagi ini dan memutuskan untuk belanja disini. Kau berbelanja untuk restoran?” tanya Nyonya Park.

Gilja pun mengiyakan. Roo Bi lantas menyapa Nyonya Park. Nyonya Park senang melihat Roo Bi. Roo Bi berterima kasih pada keluarga Nyonya Park karena sudah memberinya pekerjaan di JM.

Lalu, Geum Hee memperkenalkan dirinya sebagai bibi Gyeong Min. Gilja pun terkejut, ia tidak menyangka Gyeong Min masih punya bibi.

“Aku teman dekatnya Gyeong Suk. Orang menyebut orang-orang yang bekerja di toko atau restoran bibi atau paman, jadi melihat seberapa dekatnya saya dengan Gyeong Suk, kurasa aku bisa menjadi bibinya Gyeong Min. Jadi aku minta kau menganggapku sebagai bibinya Gyeong Min dan Roo Bi. Aku memperlakukan Roo Bi dengan baik seolah dia putriku sendiri.” Oceh Geum Hee.

Geum Hee lantas melirik In Soo. Gilja pun mengenalkan In Soo sebagai tunangan Roo Bi. Geum Hee merasa familiar dengan In Soo.


Gilja lalu mengajak Nyonya Park ke sebuah kafe yang ada di dalam pasar.

“Bagaimana kabarmu? Aku yakin kau belum 100% membaik.” Ucap Nyonya Park.

“Aku sudah baik-baik saja.” Jawab Roo Bi.

“Keluargamu sangat baik. Aku hanya bisa berharap kedua putriku tidak membuat masalah di keluargamu atau perusahaanmu.” Ucap Gilja.

“Kau belum dengar kekacauan yang dibuat Roo Bi? Perusahaan kehilangan 8 juta dollar karena Roo Bi.” Jawab Geum Hee.


Sontak, Gilja, Roo Bi dan In Soo kaget mendengarnya. Geum Hee terus mengoceh, kalau Roo Na bukan hanya membuat kesalahan, tapi bencana besar tapi Tuan Bae memberi Roo Na kesempatan kedua. Geum Hee mengaku, jika ia jadi Tuan Bae, ia akan langsung memecat bahkan mencekik Roo Na.

“Geum Hee-ya, ada apa denganmu!” tegur Nyonya Park.


Geum Hee pun langsung berhenti mengoceh dan meminta maaf pada Gilja atas omongannya barusan. Gilja merasa bersalah pada Nyonya Park. Nyonya Park pun menenangkan Gilja dengan mengatakan, kalau Roo Na sudah melakukan yang terbaik.

“Bolehkah aku bertanya, bagaimana perusahaan meminimalisir kerugian?” tanya In Soo.


Nyonya Park memarahi Geum Hee setibanya mereka di rumah. Ia kesal Geum Hee tidak bisa menjaga mulutnya. Lalu, nenek dan Gyeong Min datang. Geum Hee pun ingin memberitahu bahwa tadi di pasar ia dan Nyonya Park bertemu Gilja, tapi belum sempat bicara, Nyonya Park langsung menendang kaki Geum Hee agar Geum Hee berhenti bicara.


Di dapur, Chorim tampak sibuk membuat kimbap yang akan dibawa piknik. Sementara Soyeong, sibuk melahap kimbap buatan Chorim. Dan Gilja melamun memikirkan Roo Na yang sudah membuat kekacauan di perusahaan Gyeong Min.

Bersambung..........