• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 31 Part 2

Sebelumnya...


Dongpal terkejut mendengar kabar In Soo ditikam. Soyeong mengaku, merasa kasihan pada In Soo.

Chorim protes, karena Soyeong memanggil In Soo dengan panggilan Tuan Na, sementara manggil Dongpal, Soyeong langsung menyebut nama.

“Noonim, apa masalahnya? Aku terlihat lebih muda dari usiaku. Tuan Na terlihat lebih tua dari yang sebenarnya. Dia memiliki kaki gagak yang buruk.” Ucap Dongpal.

Lalu, Soyeong ditelpon seseorang bernama Yeongeun. Soyeong beranjak keluar.


“Noonim, tolong ambilkan tisu.” Pinta Dongpal, tapi Chorim diam saja.

“Kenapa kau diam saja?” omel Gilja, lalu memberikan sekotak tisu pada Dongpal.

“Dia punya kaki dan tangan!”jawab Chorim, lalu beranjak ke dapur.

“Cobalah mengerti dirinya.” Ucap Gilja.

“Ini salahku, kan?” tanya Dongpal.

“Tidak semua hal dalam hidup dapat berjalan sesuai keinginannya.” Jawab Gilja.


Roo Na pulang lebih awal. Setibanya di rumah, dia langsung masuk ke kamarnya dan memeriksa laptop In Soo.

Ia menghela nafas kesal melihat videonya yang berlutut pada In Soo, sambil mengaku masih mencintai In Soo.


Saat Gyeong Min datang, Roo Na buru-buru menyembunyikan USBnya dan menutup laptopnya.

“Kenapa kau pulang lebih awal?” tanya Gyeong Min.

“Aku merasa lelah.” Jawab Roo Na.

“Ikatan pernikahan pasti sangat kuat. Mungkin kita berkomunikasi lewat telepati. Aku bertemu seseorang dan aku malas kembali ke kantor. Jadi aku memutuskan bermain hoki dan bermalas-malasan di rumah.” Ucap Gyeong Min.


Gyeong Min lalu melihat laptop In Soo.

“Aku tidak pernah melihat laptop ini.” Ucap Gyeong Min.

“Jangan sentuh!” jawab Roo Na.

“Apa yang kau sembunyikan? Di tanganmu.Jika kau tidak menyembunyikan sesuatu, bolehkah aku melihatnya?” tanya Gyeong Min.

“Ini proposal pertunjukanku. Mereka bilang, ini sifatnya rahasia. Kau mungkin suamiku, tapi kau seharusnya menghormati privasiku.” Jawab Roo Na.

“Kau sudah menjenguk Tuan Na?” tanya Gyeong Min.

“Belum.” Jawab Roo Na.

“Kau akan segera menjadi kakak iparnya. Pergilah sekarang karena kita punya waktu.” Ucap Gyeong Min.

“Aku akan pergi saat aku bisa.” Jawab Roo Na.


Gyeong Min mengerti dan beranjak pergi, tapi Roo Na memanggil Gyeong Min lagi.

“Saranghae.” Ucap Roo Na.

“Entah kenapa, aku gugup mendengarnya. Sudah lama kau tidak mengatakannya.” Jawab Gyeong Min.

“Saranghae.” Ucap Roo Na lagi.

“Aku juga mencintaimu, Roo Bi-ya.” Jawab Gyeong Min, lalu memeluk Roo Na.


Chorim ke rumah sakit, membawakan makanan untuk Roo Bi. Kondisi In Soo masih sama.Chorim pun berharap, In Soo segera membaik. Lalu, dia menyuruh Roo Bi makan.

“Keluarganya belum menelpon? Dia bukan yatim piatu, kan? Perusahaan tidak menghubungi keluarganya? Kau bilang, orang tuanya di kampung.” Tanya Chorim.

“Ya, tapi dia tidak pernah mau membuat orang tuanya cemas. Mungkin sebaiknya, mereka tidak tahu.” Jawab Roo Na.

“Aku setuju.” Ucap Chorim.

“Komo, bagaimana hubunganmu dengan Dongpal?” tanya Roo Na.

“Jangan menyebut namanya! Aku sudah selesai dengannya! Dia mencampakkanku tanpa alasan! Dia bilang tidak ingin menikah!”sewot Chorim.


Dongpal dan temannya sedang berbelanja di minimarket. Saat hendak menuju kasir, Dongpal melihat seseorang yang dikenalnya dan langsung bersembunyi. Sontak, temannya bingung.

“Diamlah! Pemilik sewa ada di sini! Aku sudah bilang, aku akan membiarkannya tahu bulan depan tentang deposit sewa.” Ucap Dongpal.

“Tenanglah, Wang Daepung ada disini.” Jawab temannya.


Saat kondisi dirasa aman, Dongpal dan Daepung pun langsung pergi tapi mereka malah bertemu Chorim dan Soyeong. Daepung langsung mengajak mereka minum bir. Chorim menolak, tapi Soyeong memaksa. Soyeong bahkan menunjukkan aegyo-nya, membuat Chorim tak punya pilihan lain.


“Oppa, sudah lama aku ingin bicara denganmu tapi aku tidak punya kesempatan. Kupikir, kau pria sejati tapi ternyata aku salah....” ucap Soyeong.

Soyeong terlalu mengomeli Dongpal yang sudah mencampakkan Chorim. Chorim berusaha menghentikan Soyeong bicara, tapi Soyeong terus saja mengoceh, memarahi Dongpal.


Kesal, Chorim pun beranjak pergi.

“Kalau aku dirimu, aku akan mengejarnya.” Ucap Soyeong.

Dan Dongpal pun langsung pergi mengejar Chorim. Ternyata tadi, Soyeong hanya pura-pura memarahi Dongpal.


Dongpal mengajak Chorim bicara, tapi Chorim menolak. Dongpal tidak peduli dan membawa Chorim ke taman.

“Mianhae, noonim. Soyeong benar, aku memang pecundang.” Ucap Dongpal.

Dongpal ingin mengaku, bahwa ia sudah memiliki anak. Tapi mulutnya terkunci.Ia tidak bisa mengatakan bahwa dirinya sudah memiliki anak. Chorim salah paham, mengira Dongpal menyukai Geum Hee.

“Aku menyukaimu, tapi aku tidak siap untuk menikah. Aku tidak mau membuat hidupmu sengsara karena menikah denganku.” Ucap Dongpal.

“Kenapa aku harus sengsara?” tanya Chorim.

“Karena kau bilang, kau mau menikah dengan bujangan!” jawab Dongpal.

“Kau bukan bujangan?” tanya Chorim.

“Tentu saja, aku bujangan.” Jawab Dongpal.

“Lalu apa masalahnya?” tanya Chorim. Dongpal pun terdiam.


“Sebenarnya, aku... aku memang mencintaimu. Aku merasa, kau akan menjadi yang pertama dan satu-satunya cinta dalam hidupku. Aku pikir, aku tidak akan pernah mencintai siapapun lagi. Aku memang mencintaimu dan aku tidak menyesal. Tapi sekarang, aku tahu persis bagaimana perasaaanmu jadi aku akan melupakanmu.” Ucap Chorim.

Ya, begitulah. Chorim memutuskan untuk melupakan Dongpal.


Ia lalu beranjak pergi, tapi kemudian ia berbalik dan berteriak pada Dongpal.

“Kenapa kau tidak menyukaiku! Apa alasannya! Aku tidak cantik? Atau karena uang? Atau usiaku! Kau tidak lebih baik dariku! Siapa kau berani membuatku patah hati! Siapa kau berani membuatku sakit seperti ini!”


Chorim lalu pergi. Namun sayangnya, semua rusak karena kulit pisang. Chorim jatuh karena menginjak kulit pisang.


"Noonim!" teriak Dongpal kaget.

Ruby Ring ep 31 Part 1

Sebelumnya...


Roo Bi yang masih di kantor, heran karena In Soo tidak menjawab panggilannya.


Gyeong Min tiba-tiba datang, “Cheoje.”

“Hyeongbu.” Jawab Roo Bi.

“Kenapa kau belum pulang?” tanya Gyeong Min.

“Aku bekerja, aku mengikuti kontes proposal. Kau sendiri?”

“Ponselku tertinggal di ruanganku dan aku melihat lampu masih menyala disini. Belakangan ini, aku sering lupa. Kau sudah makan?”

“Geuromyeo.”

“Kau mau minum teh denganku? Aku tahu kau suka kopi, tapi ini sudah malam. Minumlah, ini teh dengan susu.”

Mereka lalu membahas Roo Na. Lalu tiba-tiba, ponsel Roo Bi berdering.


Suara ambulance meraung-raung dijalanan. In Soo kritis! Denyut nadinya melemah dan nafasnya tidak stabil.


Gyeong Min menemani Roo Bi ke rumah sakit! Dokter pun ingin bicara dengan wali In Soo.Roo Bi langsung pergi mengikuti dokter.


Gyeong Min menghubungi Roo Na, tapi tidak dijawab.

Roo Na sendiri tengah menikmati waktunya sambil mendengarkan musik. Volume nya yang keras membuat Roo Na tidak mendengar deringan ponselnya.


Gyeong Min pun akhirnya menghubungi Se Ra. Se Ra yang sedang olahraga, terkejut mendengar kabar tentang In Soo.


Se Ra pun langsung ke kamar Roo Na. Roo Na sendiri tidak bisa mendengar suara ketukan di pintu kamarnya. Karena itulah, Se Ra menerobos masuk ke kamar Roo Na dan langsung mematikan musik yang sedang didengar Roo Na.

“Ulke, Na In Soo PD ditusuk. Kondisinya kritis.” Ucap Se Ra.

Roo Na terkejut mendengarnya. “Dimana dia sekarang?” tanya Roo Na.


Gyeong Min dan Roo Bi menunggui In Soo yang sedang menjalani operasi. Roo Bi nyaris pingsan, tapi untunglah ada Gyeong Min yang memeganginya. Roo Bi kalut, ia takut terjadi sesuatu pada In Soo.

“Bagaimana kalau terjadi sesuatu padanya?”ucap Roo Bi berkaca-kaca, lalu menyenderkan kepalanya ke dada Gyeong Min.


Gilja dan Chorim yang baru dikabari Roo Bi pun langsung menyusul Roo Bi ke rumah sakit.


Roo Na sendiri juga cemas, ia takut In Soo tidak selamat. Roo Na akhirnya menelpon Roo Bi.

“Eonni, In Soo-ssi, In Soo-ssi...” ucap Roo Bi sambil menangis.

“Tenanglah, kau harus tenang saat ini.” Jawab Roo Na.

“Na oetteokhe??” tanya Roo Bi.

“Menurutmu, dia meninggal?” tanya Roo Na.

Roo Na tak sanggup lagi menjawab.

Roo Bi : Marebwa!


Telepon terputus. Roo Na langsung terduduk lemas. Tangisnya pecah.

“Kita pacaran, kita saling berjanji, akan mati bersama di hari yang sama.”

“Maukah kau menikah denganku? Ayo menikah.”

Roo Bi menangis mengingat semua kata-kata In Soo.


Gyeong Min datang, membawakan kopi untuk Roo Bi. Roo Bi ingin tahu apa yang dikatakan polisi. Gyeong Min berkata, polisi sudah memeriksa CCTV dan tidak menemukan hal aneh tapi laptop dan USB In Soo hilang.

“Kau tahu penyebabnya?” tanya Gyeong Min.

“Entahlah.” Jawab Roo Bi.


Gilja dan Chorim datang. Tangis Roo Bi pun kembali pecah. 




Gyeong Min memberitahu Chorim, bahwa polisi masih menyelidik kasus In Soo dan si pelaku sangat teliti sampai tidak meninggalkan jejak.

Roo Bi takut In Soo tak selamat. Gilja pun berusaha keras menenangkan Roo Bi.


In Soo masih dioperasi. Pendarahannya tidak berhenti dan tekanan darahnya menurun. Dokter pun melakukan CPR.


Roo Na menyesalkan tindakan In Soo yang tidak mau mendengarnya.

“Aku sudah bilang padamu. Aku menyuruhmu menyerah. Lupakan balas dendammu, menikahlah dengan Roo Bi dan berbahagialah. Apa kau bertahan hanya untuk mati seperti ini? Tidak peduli seberapa keras kau mencoba, kau tidak akan bisa mengalahkanku.” Ucap Roo Na.


Roo Na lalu mengingat semua kenangannya dengan In Soo.

“Aku sudah bilang, jangan percaya pada cinta. Kenapa kau begitu bodoh? Kenapa kau membuatku menderita seperti ini?” ucap Roo Na lagi.


Roo Na kemudian mengaku bahwa ia mencintai In Soo.


Dan sekarang, Roo Na berada di ruangan gelap itu lagi.

“Benar, aku mencintainya. Pada awalnya, dia hanyalah seseorang yang kubutuhkan. Lalu aku jatuh cinta tanpa menyadarinya.” Ucap Roo Na.

Tapi kemudian, Roo Na meralat ucapannya.

“Tidak, aku tidak mencintainya. Yang aku cintai hanyalah bakat dan latar belakang pendidikannya. Cinta itu tidak ada. Aku tidak peduli dia hidup atau mati. Yang aku cintai adalah hidupku, masa depanku,dan mimpiku. Apakah itu salah?” ucap Roo Na.


In Soo akhirnya dibawa keluar dari ruang operasi. Dokter menjelaskan, bahwa mereka harus menunggu dan melihat. Dokter bilang, In Soo terkena serangan jantung tapi operasinya berjalan dengan baik, namun In Soo bisa saja terkena serangan jantung lagi.


Roo Bi pun nyaris pingsan. Chorim dan Gilja langsung memeganginya.

“Dokter bilang operasinya berjalan baik. Jangan cemas. Kau baru saja bangun dari koma.” Ucap Chorim.

“Itu benar. In Soo orang yang baik.” Jawab Gilja.

“Eomma, aku merasa bersalah padanya. Apa yang harus kulakukan?” isak Roo Bi.


Sekarang, Roo Bi berjalan sendirian di lantai rumah sakit. Ia lalu duduk di ruang tunggu dan melihat foto-foto In Soo dengan Roo Na.

“Kau bilang, kau akan melindungiku. Kau bilang, kau akan berada di sisiku sampai akhir. Kau tidak boleh melakukan ini padaku. In Soo-ssi, ini tidak adil.” Ucap Roo Bi.


Tuan Bae dan nenek terkejut mendengar kabar soal In Soo dari Gyeong Min. Nenek ingat In Soo adalah pria yang sempat dijodohkannya dengan Se Ra.

Nyonya Park menanyakan Roo Na. Gyeong Min bilang, Roo Na sudah pergi pagi-pagi sekali.

“Kudengar, adik Roo Bi tunangan In Soo. Roo Bi pasti sangat cemas. Bersikap baiklah padanya.” Ucap nenek pada Gyeong Min.


Roo Na sendiri menemui Yeonho. Yeonho memberikan laptop dan USB In Soo pada Roo Na. Roo Na marah karena orang suruhan Yeonho melukai In Soo. Yeonho membela diri, ia berkata bahwa orang suruhannya tidak punya pilihan lain selain menusuk In Soo.


Roo Na lalu memberikan Yeonho sejumlah uang. Yeonho pun kesal Roo Na membayarnya tidak sesuai dengan perjanjian mereka. Roo Na bilang, itu karena Yeonho gagal menjalankan tugas darinya. Roo Na lalu menyuruh Yeonho turun dari mobilnya. Setelah Yeonho turun, mobil Roo Na langsung melesat pergi.


Yeonho pun kesal bukan main.