Dongpal terkejut mendengar kabar In Soo ditikam. Soyeong mengaku, merasa kasihan pada In Soo.
Chorim protes, karena
Soyeong memanggil In Soo dengan panggilan Tuan Na, sementara manggil Dongpal,
Soyeong langsung menyebut nama.
“Noonim, apa masalahnya?
Aku terlihat lebih muda dari usiaku. Tuan Na terlihat lebih tua dari yang
sebenarnya. Dia memiliki kaki gagak yang buruk.” Ucap Dongpal.
Lalu, Soyeong ditelpon
seseorang bernama Yeongeun. Soyeong beranjak keluar.
“Kenapa kau diam saja?”
omel Gilja, lalu memberikan sekotak tisu pada Dongpal.
“Dia punya kaki dan
tangan!”jawab Chorim, lalu beranjak ke dapur.
“Cobalah mengerti
dirinya.” Ucap Gilja.
“Ini salahku, kan?” tanya
Dongpal.
“Tidak semua hal dalam
hidup dapat berjalan sesuai keinginannya.” Jawab Gilja.
Roo Na pulang lebih awal. Setibanya di rumah, dia langsung masuk ke kamarnya dan memeriksa laptop In Soo.
Ia menghela nafas kesal
melihat videonya yang berlutut pada In Soo, sambil mengaku masih mencintai In
Soo.
Saat Gyeong Min datang,
Roo Na buru-buru menyembunyikan USBnya dan menutup laptopnya.
“Kenapa kau pulang lebih
awal?” tanya Gyeong Min.
“Aku merasa lelah.” Jawab
Roo Na.
“Ikatan pernikahan pasti
sangat kuat. Mungkin kita berkomunikasi lewat telepati. Aku bertemu seseorang
dan aku malas kembali ke kantor. Jadi aku memutuskan bermain hoki dan
bermalas-malasan di rumah.” Ucap Gyeong Min.
“Aku tidak pernah melihat
laptop ini.” Ucap Gyeong Min.
“Jangan sentuh!” jawab
Roo Na.
“Apa yang kau
sembunyikan? Di tanganmu.Jika kau tidak menyembunyikan sesuatu, bolehkah aku
melihatnya?” tanya Gyeong Min.
“Ini proposal
pertunjukanku. Mereka bilang, ini sifatnya rahasia. Kau mungkin suamiku, tapi
kau seharusnya menghormati privasiku.” Jawab Roo Na.
“Kau sudah menjenguk Tuan
Na?” tanya Gyeong Min.
“Belum.” Jawab Roo Na.
“Kau akan segera menjadi
kakak iparnya. Pergilah sekarang karena kita punya waktu.” Ucap Gyeong Min.
“Aku akan pergi saat aku
bisa.” Jawab Roo Na.
“Saranghae.” Ucap Roo Na.
“Entah kenapa, aku gugup
mendengarnya. Sudah lama kau tidak mengatakannya.” Jawab Gyeong Min.
“Saranghae.” Ucap Roo Na
lagi.
“Aku juga mencintaimu,
Roo Bi-ya.” Jawab Gyeong Min, lalu memeluk Roo Na.
Chorim ke rumah sakit,
membawakan makanan untuk Roo Bi. Kondisi In Soo masih sama.Chorim pun berharap,
In Soo segera membaik. Lalu, dia menyuruh Roo Bi makan.
“Keluarganya belum
menelpon? Dia bukan yatim piatu, kan? Perusahaan tidak menghubungi keluarganya?
Kau bilang, orang tuanya di kampung.” Tanya Chorim.
“Ya, tapi dia tidak
pernah mau membuat orang tuanya cemas. Mungkin sebaiknya, mereka tidak tahu.”
Jawab Roo Na.
“Aku setuju.” Ucap
Chorim.
“Komo, bagaimana
hubunganmu dengan Dongpal?” tanya Roo Na.
“Jangan menyebut namanya!
Aku sudah selesai dengannya! Dia mencampakkanku tanpa alasan! Dia bilang tidak
ingin menikah!”sewot Chorim.
Dongpal dan temannya
sedang berbelanja di minimarket. Saat hendak menuju kasir, Dongpal melihat
seseorang yang dikenalnya dan langsung bersembunyi. Sontak, temannya bingung.
“Diamlah! Pemilik sewa
ada di sini! Aku sudah bilang, aku akan membiarkannya tahu bulan depan tentang
deposit sewa.” Ucap Dongpal.
“Tenanglah, Wang Daepung
ada disini.” Jawab temannya.
Saat kondisi dirasa aman, Dongpal dan Daepung pun langsung pergi tapi mereka malah bertemu Chorim dan Soyeong. Daepung langsung mengajak mereka minum bir. Chorim menolak, tapi Soyeong memaksa. Soyeong bahkan menunjukkan aegyo-nya, membuat Chorim tak punya pilihan lain.
“Oppa, sudah lama aku ingin bicara denganmu tapi aku tidak punya kesempatan. Kupikir, kau pria sejati tapi ternyata aku salah....” ucap Soyeong.
Soyeong terlalu mengomeli
Dongpal yang sudah mencampakkan Chorim. Chorim berusaha menghentikan Soyeong
bicara, tapi Soyeong terus saja mengoceh, memarahi Dongpal.
Kesal, Chorim pun
beranjak pergi.
“Kalau aku dirimu, aku
akan mengejarnya.” Ucap Soyeong.
Dan Dongpal pun langsung
pergi mengejar Chorim. Ternyata tadi, Soyeong hanya pura-pura memarahi Dongpal.
Dongpal mengajak Chorim bicara, tapi Chorim menolak. Dongpal tidak peduli dan membawa Chorim ke taman.
“Mianhae, noonim. Soyeong
benar, aku memang pecundang.” Ucap Dongpal.
Dongpal ingin mengaku,
bahwa ia sudah memiliki anak. Tapi mulutnya terkunci.Ia tidak bisa mengatakan
bahwa dirinya sudah memiliki anak. Chorim salah paham, mengira Dongpal menyukai
Geum Hee.
“Aku menyukaimu, tapi aku
tidak siap untuk menikah. Aku tidak mau membuat hidupmu sengsara karena menikah
denganku.” Ucap Dongpal.
“Kenapa aku harus
sengsara?” tanya Chorim.
“Karena kau bilang, kau
mau menikah dengan bujangan!” jawab Dongpal.
“Kau bukan bujangan?”
tanya Chorim.
“Tentu saja, aku bujangan.”
Jawab Dongpal.
“Lalu apa masalahnya?”
tanya Chorim. Dongpal pun terdiam.
“Sebenarnya, aku... aku
memang mencintaimu. Aku merasa, kau akan menjadi yang pertama dan satu-satunya
cinta dalam hidupku. Aku pikir, aku tidak akan pernah mencintai siapapun lagi.
Aku memang mencintaimu dan aku tidak menyesal. Tapi sekarang, aku tahu persis
bagaimana perasaaanmu jadi aku akan melupakanmu.” Ucap Chorim.
Ya, begitulah. Chorim
memutuskan untuk melupakan Dongpal.
“Kenapa kau tidak
menyukaiku! Apa alasannya! Aku tidak cantik? Atau karena uang? Atau usiaku! Kau
tidak lebih baik dariku! Siapa kau berani membuatku patah hati! Siapa kau
berani membuatku sakit seperti ini!”
Chorim lalu pergi. Namun sayangnya, semua rusak karena kulit pisang. Chorim jatuh karena menginjak kulit pisang.
"Noonim!" teriak Dongpal kaget.
0 Comments:
Post a Comment