Skip to main content

Ruby Ring Ep 31 Part 2

Sebelumnya...


Dongpal terkejut mendengar kabar In Soo ditikam. Soyeong mengaku, merasa kasihan pada In Soo.

Chorim protes, karena Soyeong memanggil In Soo dengan panggilan Tuan Na, sementara manggil Dongpal, Soyeong langsung menyebut nama.

“Noonim, apa masalahnya? Aku terlihat lebih muda dari usiaku. Tuan Na terlihat lebih tua dari yang sebenarnya. Dia memiliki kaki gagak yang buruk.” Ucap Dongpal.

Lalu, Soyeong ditelpon seseorang bernama Yeongeun. Soyeong beranjak keluar.


“Noonim, tolong ambilkan tisu.” Pinta Dongpal, tapi Chorim diam saja.

“Kenapa kau diam saja?” omel Gilja, lalu memberikan sekotak tisu pada Dongpal.

“Dia punya kaki dan tangan!”jawab Chorim, lalu beranjak ke dapur.

“Cobalah mengerti dirinya.” Ucap Gilja.

“Ini salahku, kan?” tanya Dongpal.

“Tidak semua hal dalam hidup dapat berjalan sesuai keinginannya.” Jawab Gilja.


Roo Na pulang lebih awal. Setibanya di rumah, dia langsung masuk ke kamarnya dan memeriksa laptop In Soo.

Ia menghela nafas kesal melihat videonya yang berlutut pada In Soo, sambil mengaku masih mencintai In Soo.


Saat Gyeong Min datang, Roo Na buru-buru menyembunyikan USBnya dan menutup laptopnya.

“Kenapa kau pulang lebih awal?” tanya Gyeong Min.

“Aku merasa lelah.” Jawab Roo Na.

“Ikatan pernikahan pasti sangat kuat. Mungkin kita berkomunikasi lewat telepati. Aku bertemu seseorang dan aku malas kembali ke kantor. Jadi aku memutuskan bermain hoki dan bermalas-malasan di rumah.” Ucap Gyeong Min.


Gyeong Min lalu melihat laptop In Soo.

“Aku tidak pernah melihat laptop ini.” Ucap Gyeong Min.

“Jangan sentuh!” jawab Roo Na.

“Apa yang kau sembunyikan? Di tanganmu.Jika kau tidak menyembunyikan sesuatu, bolehkah aku melihatnya?” tanya Gyeong Min.

“Ini proposal pertunjukanku. Mereka bilang, ini sifatnya rahasia. Kau mungkin suamiku, tapi kau seharusnya menghormati privasiku.” Jawab Roo Na.

“Kau sudah menjenguk Tuan Na?” tanya Gyeong Min.

“Belum.” Jawab Roo Na.

“Kau akan segera menjadi kakak iparnya. Pergilah sekarang karena kita punya waktu.” Ucap Gyeong Min.

“Aku akan pergi saat aku bisa.” Jawab Roo Na.


Gyeong Min mengerti dan beranjak pergi, tapi Roo Na memanggil Gyeong Min lagi.

“Saranghae.” Ucap Roo Na.

“Entah kenapa, aku gugup mendengarnya. Sudah lama kau tidak mengatakannya.” Jawab Gyeong Min.

“Saranghae.” Ucap Roo Na lagi.

“Aku juga mencintaimu, Roo Bi-ya.” Jawab Gyeong Min, lalu memeluk Roo Na.


Chorim ke rumah sakit, membawakan makanan untuk Roo Bi. Kondisi In Soo masih sama.Chorim pun berharap, In Soo segera membaik. Lalu, dia menyuruh Roo Bi makan.

“Keluarganya belum menelpon? Dia bukan yatim piatu, kan? Perusahaan tidak menghubungi keluarganya? Kau bilang, orang tuanya di kampung.” Tanya Chorim.

“Ya, tapi dia tidak pernah mau membuat orang tuanya cemas. Mungkin sebaiknya, mereka tidak tahu.” Jawab Roo Na.

“Aku setuju.” Ucap Chorim.

“Komo, bagaimana hubunganmu dengan Dongpal?” tanya Roo Na.

“Jangan menyebut namanya! Aku sudah selesai dengannya! Dia mencampakkanku tanpa alasan! Dia bilang tidak ingin menikah!”sewot Chorim.


Dongpal dan temannya sedang berbelanja di minimarket. Saat hendak menuju kasir, Dongpal melihat seseorang yang dikenalnya dan langsung bersembunyi. Sontak, temannya bingung.

“Diamlah! Pemilik sewa ada di sini! Aku sudah bilang, aku akan membiarkannya tahu bulan depan tentang deposit sewa.” Ucap Dongpal.

“Tenanglah, Wang Daepung ada disini.” Jawab temannya.


Saat kondisi dirasa aman, Dongpal dan Daepung pun langsung pergi tapi mereka malah bertemu Chorim dan Soyeong. Daepung langsung mengajak mereka minum bir. Chorim menolak, tapi Soyeong memaksa. Soyeong bahkan menunjukkan aegyo-nya, membuat Chorim tak punya pilihan lain.


“Oppa, sudah lama aku ingin bicara denganmu tapi aku tidak punya kesempatan. Kupikir, kau pria sejati tapi ternyata aku salah....” ucap Soyeong.

Soyeong terlalu mengomeli Dongpal yang sudah mencampakkan Chorim. Chorim berusaha menghentikan Soyeong bicara, tapi Soyeong terus saja mengoceh, memarahi Dongpal.


Kesal, Chorim pun beranjak pergi.

“Kalau aku dirimu, aku akan mengejarnya.” Ucap Soyeong.

Dan Dongpal pun langsung pergi mengejar Chorim. Ternyata tadi, Soyeong hanya pura-pura memarahi Dongpal.


Dongpal mengajak Chorim bicara, tapi Chorim menolak. Dongpal tidak peduli dan membawa Chorim ke taman.

“Mianhae, noonim. Soyeong benar, aku memang pecundang.” Ucap Dongpal.

Dongpal ingin mengaku, bahwa ia sudah memiliki anak. Tapi mulutnya terkunci.Ia tidak bisa mengatakan bahwa dirinya sudah memiliki anak. Chorim salah paham, mengira Dongpal menyukai Geum Hee.

“Aku menyukaimu, tapi aku tidak siap untuk menikah. Aku tidak mau membuat hidupmu sengsara karena menikah denganku.” Ucap Dongpal.

“Kenapa aku harus sengsara?” tanya Chorim.

“Karena kau bilang, kau mau menikah dengan bujangan!” jawab Dongpal.

“Kau bukan bujangan?” tanya Chorim.

“Tentu saja, aku bujangan.” Jawab Dongpal.

“Lalu apa masalahnya?” tanya Chorim. Dongpal pun terdiam.


“Sebenarnya, aku... aku memang mencintaimu. Aku merasa, kau akan menjadi yang pertama dan satu-satunya cinta dalam hidupku. Aku pikir, aku tidak akan pernah mencintai siapapun lagi. Aku memang mencintaimu dan aku tidak menyesal. Tapi sekarang, aku tahu persis bagaimana perasaaanmu jadi aku akan melupakanmu.” Ucap Chorim.

Ya, begitulah. Chorim memutuskan untuk melupakan Dongpal.


Ia lalu beranjak pergi, tapi kemudian ia berbalik dan berteriak pada Dongpal.

“Kenapa kau tidak menyukaiku! Apa alasannya! Aku tidak cantik? Atau karena uang? Atau usiaku! Kau tidak lebih baik dariku! Siapa kau berani membuatku patah hati! Siapa kau berani membuatku sakit seperti ini!”


Chorim lalu pergi. Namun sayangnya, semua rusak karena kulit pisang. Chorim jatuh karena menginjak kulit pisang.


"Noonim!" teriak Dongpal kaget.

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...