• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 48 Part 1

Sebelumnya...


Roo Na buru-buru keluar dari lift. Ia pun berusaha sabar mendengar omongan orang-orang tentang dirinya terkait insiden itu.


Sementara itu, Roo Bi sedang main tebak-tebakkan bersama Jin Hee, Seokho dan Hyeryeon.

Tak lama kemudian, Roo Na datang. Hyeryeon memuji Roo Bi sebagai orang yang menyenangkan. Karena Roo Na sudah kembali, Seokho pun merasa mereka semua harus merayakannya dengan makan malam. Jin Hee mengingatkan Seokho, kalau mereka sudah makan malam di kantor dua hari yang lalu.

Mereka semua pun kembali bekerja.


Roo Na menatap Roo Bi dengan wajah penasaran. Tak lama kemudian, Roo Bi pun menatap Roo Na.

"Wae? Kau merasa aneh melihatku duduk disini?" tanya Roo Bi.

"Kau cocok duduk disitu." jawab Roo Na.

Roo Na lalu balas bertanya. Ia bertanya, apa pekerjaannya menyenangkan?


"Jangan memulai. Dia sudah bekerja cukup keras. Proposalnya memenangkan hadiah utama." ucap Jin Hee.


"Berhentilah menyanjungku. Aku malu." jawab Roo Bi.

"Itu benar! Sanjungan bisa membuat seseorang menjadi arogan!" sentak Roo Na.


Mereka kemudian rapat bersama Gyeong Min dan staff lain.

"Jadi anda akan terlibat langsung dalam proyek Nona Jeong Roo Na?" tanya Jin Hee.

"Gyeong Min-ssi, maksudku, Wakil Presdir Bae, Tim Pemasaran bisa menanganinya." ucap Roo Na.

"Untuk mengaturnya, aku harus terlibat langsung. Dengan sesekali terlibat dalam proyek, aku bisa mengawasi apa yang terjadi pada proyeknya. Hari-hari ketika para direktur hanya bisa duduk dan memberikan tandatangan itu sudah lewat. Aku sendiri secara pribadi tertarik dengan gagasan Nona Jeong Roo Na. Jadi, Nona Jeong Roo Bi dan Nona Seo Jin Hee bisa fokus pada dua project lainnya." jawab Gyeong Min.


"Jadi dengan kata lain, Nona Jeong Roo Na akan seruangan dengan anda, Wakil Presdir?" tanya Jin Hee.

"Selama proyek ini berjalan, aku adalah Kepala Tim." jawab Gyeong Min.


Roo Na pun tak bisa berkutik lagi. Dari tempat duduknya, Roo Bi menatap Roo Na dengan tatapan puas.


Di toilet, dua karyawan menggosipkan Roo Na.

"Dia punya keberanian, kembali bekerja setelah kegagalan itu." ucap karyawan 1.

"Dia punya banyak uang." jawab karyawan 2.

"Nona Seo kehilangan promosi karena dirinya. Bahkan kudengar, adiknya dulu reporter di TV kabel. Tapi sekarang, dia masuk ke divisi pemasaran. Sementara kita harus melakukan ini itu yang sangat melelahkan." ucap karyawan 1.

Mereka pun berhenti mengoceh dan langsung pergi ketika Roo Na tiba-tiba muncul.

"Mereka bahkan tidak tahu apa2, tapi berani mengoceh." gerutu Roo Na. Roo Bi pun muncul.


"Jadi kau akan menangani proyek ini hanya berdua dengan Gyeong Min?" tanya Roo Na.

"Aku tidak punya pilihan. Wae? Kau merasa terganggu?" jawab Roo Bi.

"Kau pikir aku tidak tahu kebiasaan lamamu?" ucap Roo Na.

"Kau takut kalau aku dan Gyeong Min bermain di belakangmu? Ini bukan drama, kau sangat aneh." jawab Roo Bi sembari tertawa.

".. tapi menggoda laki-laki adalah satu-satunya hal yang aku kuasai. Dan suamimu dari semua orang? Kau sangat aneh." ucap Roo Bi lagi.


Lalu, tatapan Roo Bi pun berubah tajam.

"Tapi Jeong Roo Na, itulah yang sama persis yang sedang kau lakukan." lanjut Roo Bi, dalam hati.


Roo Bi lalu memegang lengan Roo Na.

"Eonni, semua orang berpikir aku bekerja disini karena koneksi. Jadi, bantulah aku sedikit saja." pinta Roo Bi.


Roo Na menepis tangan Roo Bi. Ia meminta Roo Bi menjaga sikap karena semua orang memperhatikan mereka.

Roo Bi mengangguk. Lalu, Roo Na beranjak pergi.

"Tunggulah Jeong Roo Na. Akan kubuat kau merasakan sakit yang kurasakan." ucap Roo Bi dalam hati sambil menatap tajam kepergian Roo Na.

Di kantor, Roo Na masih terlihat gelisah memikirkan Roo Bi dan Gyeong Min. Jin Hee mendekati Roo Na. Ia bertanya, apa Roo Na takut Roo Bi dan Gyeong Min punya affair.

Mendengar itu, Roo Na pun marah. Jin Hee berkata kalau dia hanya bercanda. Jin Hee juga heran kenapa belakangan ini Roo Na mudah sekali tersinggung.

"Mian, aku mendengar omongan yang tidak mengenakkan di toilet." jawab Roo Na.

"Abaikan saja. Bukan hanya kau yang tidak sengaja mendengar omongan mereka. Aku mendengar semua yang mereka katakan." ucap Jin Hee.


In Soo datang, mencari Roo Bi. Ia terkejut mendengar Roo Bi sedang meeting hanya berdua dengan Gyeong Min.


In Soo lalu pergi. Roo Na pun bergegas menyusul In Soo.

"Kapan kau akan menikahi Roo Bi?" tanya Roo Na.

"Kalau waktunya tiba." jawab In Soo.

"Tentang Roo Bi, apa kau menangkap sesuatu yang aneh darinya. Dia terlihat berbeda. Apa mungkin...?"

"Maksudmu ingatannya kembali?" tanya In Soo.

"Jika ingatannya kembali, tidak akan bagus untukmu. Jadi tolong awasi dia." pinta Roo Na.

Setelah mengatakan itu, Roo Na pun pergi meninggalkan In Soo yang tampak cemas.


Habis dari In Soo, Roo Na pergi ke ruangan Gyeong Min. Ia pun terbelalak karena tidak menemukan Gyeong Min dan Roo Bi di sana. Ia juga menanyakan keberadaan Gyeong Min pada seketaris Gyeong Min, tapi seketaris Gyeong Min mengaku tidak tahu.


Gyeong Min dan Roo Bi ada di sebuah perpustakaan. Gyeong Min menjelaskan, ia sengaja mengajak Roo Bi meeting di sana karena takut Roo Bi tidak akan nyaman di ruangannya.

"Aku tidak masalah bekerja di kantormu." jawab Roo Bi.

"Tapi ini musim gugur. Kau bisa lebih produktif disini daripada di ruanganku yang pengap." ucap Gyeong Min.

Gyeong Min pun membacakan sebuah sajak.  Pohon-pohon itu terlihat indah di musim gugur. Jalur hutannya kering. Dibawah senja di Bulan Oktober, cermin langit masih....

Gyeong Min lupa sajak berikutnya. Roo Bi pun melanjutkan sajaknya.

"Diatas air yang melimpah diantara bebatuan. Musim gugur ke-19 telah menantiku."

Gyeong Min pun terkejut Roo Bi tahu puisi itu.

"Karena ini puisi favoritnya... Roo Bi eonni-ya." jawab Roo Bi.


Gyeong Min lantas berusaha mengingat-ingat nama pengarangnya.

"Yeats. William Butler Yeats." jawab Roo Bi.

Gyeong Min terpana...

"Aku tidak menyangka kau dan Roo Bi memiliki banyak kesamaan." ucap Gyeong Min.


"Kami mungkin memang mirip, tapi aku tidak bisa menjadi Jeong Roo Bi. Aku mencemaskan dirimu dan Roo Bi. Kalian pasangan yang serasi, tapi nampaknya memiliki masalah. Jangan membenci Roo Bi." jawab Roo Bi.

"Benci? Kenapa aku harus membencinya?" tanya Gyeong Min.

"Suatu hari, cinta kalian akan berakhir dan hanya menyisakan kebencian." jawab Roo Bi.

"Apakah itu sebabnya kau ragu-ragu mengambil keputusan menikah dengan In Soo? Karena aku dan Roo Bi nampak tidak bahagia?" tanya Gyeong Min.

"Apakah kau 100% yakin saat menikahi Roo Bi? Apa kau tidak memiliki keraguan sedikit pun bahwa dia lah orangnya?" tanya Roo Bi.

"Ini sedikit memalukan untuk mengakuinya tapi aku yakin dia orangnya." jawab Gyeong Min.

"Meskipun dia melakukan kesalahan fatal, kau bisa memaafkannya?" tanya Roo Bi.

"Apa yang membuatmu mengatakan itu?" tanya Gyeong Min bingung.


"Karena tidak seorang pun yang bisa memprediksi masa depan." jawab Roo Bi.

"Aku tidak mengerti. Aku pikir hanya Roo Bi tapi kau juga sama. Kalian berdua sangat mirip kadang- kadang tapi sangat berbeda di lain waktu." ucap Gyeong Min.

"Aku tahu. Kau dan In Soo tidak berubah, jadi kenapa aku dan kakakku berubah?" tanya Roo Bi.

Sekali lagi, Roo Bi membuat Gyeong Min salah tingkah dengan kata-katanya.

Lalu, ponsel Gyeong Min berdering. Telepon dari Roo Na. Tak enak pada Roo Bi, Gyeong Min pun memilih menolak panggilan Roo Na.


Di ruangan Gyeong Min, Roo Na panic lantaran tidak bisa menghubungi Gyeong Min. Tak bisa menghubungi Gyeong Min, Roo Na pun menghubungi Roo Bi tapi Seokho lah yang menjawab. Seokho bilang, Roo Bi tidak membawa ponselnya. Roo Na pun menjadi semakin panik.

-Di restoran-


"Soyeong-ah, apa Gilja pergi ke suatu tempat?" tanya Chorim.

"Dia bilang, dia harus pulang sebentar." jawab Soyoung.

"Kenapa? Untuk apa?" tanya Chorim.


Jihyeok datang. Begitu masuk restoran, Jihyeok terus saja memperhatikan Chorim. Chorim pun menyuruh Jihyeok duduk. Soyoung langsung melayani Jihyeok dengan wajah berseri-seri.


Chorim menghubungi Dongpal. Ia kesal karena Dongpal tak bisa dihubungi. Jihyeok terus menatap Chorim. Chorim balas menatap Jihyeok dan memuji ketampanan Jihyeok.


Gilja sendiri ada di rumah, bersama Dongpal. Ia memberikan sisa lauk kemarin pada Dongpal.

"Kudengar pamanmu tinggal bersamamu. Karena hanya ada dua laki-laki di rumah, aku yakin kau hanya memasak seadanya. Aku juga minta maaf atas sikapku kemarin. Gyeong Min dan In Soo adalah menantuku, tapi kau..."

"Aku tahu posisiku. Aku tidak pantas menerima kebaikanmu." jawab Dongpal.

"Aku sudah lama mengenalmu. Tentu saja kau tidak seperti mereka bagiku. Tapi jangan hiraukan yang kupikirkan. Buat saja rencana untuk hidupmu dan Chorim." ucap Gilja.

Dongpal ingin mengaku, bahwa dirinya sudah memiliki anak. Tapi, ia bingung bagaimana cara mengatakannya. Gilja pun mengira, Dongpal ingin mengatakan soal rumah. Gilja menyuruh Dongpal dan Chorim tinggal di rumahnya setelah Roo Bi menikah. Gilja bilang, nantinya Dongpal bisa menabung untuk membeli rumah sendiri

"Aku sungguh malu." ucap Dongpal.

"Jangan bilang begitu. Tugasmu hanya membuat Chorim bahagia." jawab Gilja.


Sambil makan, Jihyeok terus memperhatikan Chorim yang asyik main game dengan Soyoung. Tak lama kemudian, ia melihat Chorim yang kesal karena ayahnya tidak bisa dihubungi. Chorim menduga, Dongpal sedang bersama gadis lain.

Lalu, seekor lalat tiba2 saja seliweran di depannya. Chorim pun langsung memburu lalat itu, membuat

Jihyeok agak kaget. Jihyeok bahkan sampai kesedak melihat aksi Chorim memburu si lalat.

"Kau baik-baik saja?" tanya Chorim.

Jihyeok mengangguk.

"Nama lainmu bukan kumbang kotoran kan?" tanya Chorim, membuat Jihyeok kesedak lagi.

"Berhenti mengganggunya, eonni." ucap Soyoung.

"Kami juga memiliki kumbang kotoran di tempat kami." jawab Jihyeok.

"Dia tampan, tapi aku tidak menyangka dia ternyata juga menyenangkan." ucap Chorim.

Chorim lalu menyuruh Soyoung mengambil soda untuk Jihyeok.


Tak lama kemudian, Dongpal pun datang. Ia terkejut melihat Jihyeok di sana.

Begitu Dongpal datang, Chorim langsung memarahi Dongpal karena tidak menjawab teleponnya. Jihyeok langsung pergi.


Dongpal pun penasaran apa yang mereka bicarakan. Chorim bilang, Jihyeok orang yang sangat menyenangkan.

Dongpal lalu pura-pura sakit perut. Ia pun bergegas pergi dengan alasan mau membeli obat di apotik.

Bersambung ke part 2.............

Ruby Ring Ep 47 Part 2

Sebelumnya...


Gilja melamun, memikirkan pertengkaran Roo Bi dan Roo Na tadi.

Di depannya, Soyoung terus mengelap meja sambil beberapa kali melirik Gilja.

Tapi di dapur, Dongpal dan Chorim malah bercanda. Gilja yang merasa terganggu pun, masuk ke kamarnya.


Dongpal dan Chorim merasa mereka pernah hidup bersama di kehidupan masa lalu. Chorim berkata, di kehidupan masa lalu, dirinya adalah seorang putri sementara Dongpal pangeran kodok. Dongpal pun kesal, ia tidak mau jadi pangeran kodok.

"Bagaimana kalau Raja Euija dari Baekjae?" tanya Chorim.

"Yang memiliki 3000 wanita? Aku suka itu. Itu masuk akal."  jawab Dongpal.

Chorim pun kesal dan langsung menjejalkan handuk ke wajah Dongpal.

"Semua laki-laki sama saja. Darimana kau mendapatkan kepercayaan dirimu itu?" sewot Chorim.

"Kau pikir darimana? Tentu saja dari wajahku yang sempurna ini." ucap Dongpal.


Chorim pun kembali memukuli Dongpal dengan handuk. Mereka lalu tertawa. Tapi begitu Soyoung datang, mereka langsung diam. Soyoung memarahi mereka yang tidak tahu situasi dan kondisi. Chorim balik memarahi Soyoung. Ia tidak terima dimarahi Soyoung tapi Dongpal membela Soyoung. Ia merasa, kata-kata Soyoung ada benarnya.


Dongpal lantas beranjak keluar dari dapur dan pergi ke kamar Gilja. Ia berdiri di depan kamar Gilja dan minta diri. Tapi Gilja tidak menyahut. Dongpal pun mengira Gilja sudah tidur. Dongpal pamit pada Chorim dan Soyoung. Setelah itu, ia beranjak pergi.


Chorim pun menggerutu karena Gilja hanya mengantarkan Gyeong Min dan In Soo keluar, tapi tidak dengan Dongpal. Ia merasa, Chorim tidak menganggap Dongpal sebagai bagian dari keluarganya. Soyoung membela Gilja. Ia berkata, Gilja mungkin sedang tidur. Tapi Chorim balik memarahi Soyoung.


Gyeong Min kumpul2 dengan keluarganya. Nenek bertanya, apa Roo Na sakit?

"Aku pikir dia hanya lelah. Dia merasa pusing." jawab Gyeong Min.

"Pusing? Apa lagi?" tanya nenek.

"Dia merasa mual, seperti mabuk." jawab Gyeong Min.

"Mungkin kah dia...?" tanya nenek.

"Aniyo, halmeoni. " jawab Gyeong Min.

"Bagaimana kau tahu? Bisa saja dia memang hamil." ucap Nyonya Park.

"Aniyo, dia tidak hamil. Jika dia hamil, kami akan tahu duluan. " jawab Gyeong Min.

"Aku hanya khawatir. Aku mungkin membuatmu stress, jadi aku tidak mengatakan apa-apa. Tapi aku benar-benar mengandalkanmu." ucap nenek.

"Halmeoni, kau mengaku tidak mengatakan apa-apa tapi bukan itulah yang kami rasakan.

Sepanjang hari, kau mengatakan, 'cucu, cucu' setiap ada kesempatan." jawab Se Ra.


"Dalam kasus ini, suara tangis bayi akan membuat keluarga ini semakin dekat." ucap nenek.

"Ibu mertuamu baik-baik saja, kan? Dia mengatakan sesuatu tentang pernikahan Roo Na?" tanya Nyonya Park.

"Tidak." jawab Gyeong Min.

"Dia pasti merasa kesepian setelah Roo Na menikah." ucap Tuan Bae.

"Adik Roo Bi akan segera menikah tapi lihatlah Se Ra, tidak ada yang melamarnya." jawab nenek.


Di kamarnya, Roo Na stress memikirkan kata-kata Roo Bi tadi.


In Soo pun juga memikirkan kata-kata Roo Bi, bahwa Roo Na sudah menghancurkan hidupnya. Bahwa dirinya tidak bisa memaafkan Roo Na. In Soo curiga, ingatan Roo Bi sudah kembali.


Gilja menghela nafas. Ia masih sedih mengingat pertengkaran Roo Bi dan Roo Na tadi.

Lalu, Gilja teringat saat Gyeong Min memakan olahan kepitingnya dengan lahap.

"Haruskah aku mengirimkan itu untuknya?" tanyanya.


Di dapur, Chorim sedang menyiapkan olahan kepiting untuk Dongpal. Tapi tiba-tiba saja, Gilja datang dan sewot karena Chorim mau memberikan kepiting itu untuk Dongpal. Chorim berkata, itu karena Dongpal sangat menyukai kepiting.

"Aku yang memasak ini jadi akulah yang berhak memutuskan mau kuberikan pada siapa. Lagipula,

Dongpal menghabiskan semua kepiting. In Soo tidak sempat mencicipinya karena harus mengejar Roo Na." jawab Gilja.

Gilja lalu menyuruh Chorim memberikan mie nya saja pada Dongpal

"Kau tidak adil! Kami mungkin belum menikah tapi Dongpal tetaplah yang paling tua. Kenapa kau mendiskriminasikannya? Apa karena dia tidak punya yang dan hanya tukang cuci piring di restoran kita jadi kau memandang rendah dia?" sewot Chorim.

"Aku tidak pernah merendahkannya." ucap Gilja membela dirinya.

"Kau merendahkannya. Dongpal akan segera menjadi paman Roo Bi dan Roo Na tapi kau meremehkannya di depan kedua menantumu dan kau bahkan tidak mengatakan apapun saat dia pergi! Aku pikir kau akan sangat baik tapi kau picik dan dangkal!" jawab Chorim.

"Komo!"

"Kita semua bilang, Roo Bi berubah tapi bukan cuma dia yang berubah. Kau lah yang berubah, bahkan lebih parah!"

Setelah mengatakan itu, Chorim pun mengambil kotak makanan berisi mie dan beranjak pergi.

Gilja pun kesal. Ia bilang, Chorim lah yang berubah karena dibutakan oleh cinta.


Di kamarnya, Roo Na masih gelisah memikirkan Roo Bi. Ia yakin, Roo Bi menyembunyikan sesuatu. Tak lama kemudian, ia cemas. Ia takut jika ingatan Roo Bi benar-benar pulih. Untuk memastikannya, Roo Na menghubungi Roo Bi. Roo Bi pun meminta Roo Na mendoakannya, agar ingatannya cepat pulih. Setelah itu, ia memutuskan panggilan begitu saja dengan alasan mengantuk.


Roo Na pun tambah stress.


Dongpal menatap Jihyeok yang hanya menyantap ramen sebagai makan malam dengan perasaan bersalah. Ia ingat makanan yang disantapnya di rumah Chorim tadi. Lagi asyik2 makan, Chorim tiba2 datang. Jihyeok pun mengerti. Ia langsung berhenti makan dan bersembunyi di dalam lemari.


Dongpal membukakan pintu. Ia senang saat tahu Chorim membawakannya mie. Tapi Dongpal hampir saja keceplosan, mengatakan kalau Jihyeok sangat menyukai mie. Tapi untung dia buru-buru sadar. Setelah mengambil apa yang dibawa Chorim, Dongpal langsung menyuruh Chorim pulang tapi Chorim tidak mau dan mengajak Dongpal minum teh dulu.


Di dalam, Chorim mengaku ingin minum teh hijau sambil memajukan bibirnya. Chorim lalu mendekati Dongpal dan berulang kali mengatakan ingin teh hijau. Mengerti apa yang ada di pikiran Dongpal, Dongpal pun mendorong Chorim dan langsung ke dapur membuatkan Chorim teh.


Sambil minum teh, Chorim bertanya kapan mereka akan melakukannya. Dongpal pun berkata, mereka harus menikah terlebih dahulu baru bisa melakukan itu. Chorim tertawa, lalu menjelaskan kalau maksudnya pernikahan mereka. Kapan mereka akan menikah. Chorim takut Dongpal berubah pikiran.

"Kau anggap aku ini apa?" tanya Dongpal.


Ponsel Chorim tiba-tiba berdering. Pesan dari Gilja yang menyuruhnya pulang jika tak ingin gosip aneh beredar di lingkungan mereka.

Chorim pun kesal Gilja memperlakukannya seperti itu. Mengetahui itu pesan dari Gilja, Dongpal menyuruh Chorim pulang. Tapi Chorim minta diantar. Dongpal pun menolak dengan alasan sakit perut dan harus ke kamar mandi.


Begitu Chorim pergi, Dongpal pun bergegas mengeluarkan Jihyeok dari lemari.

Dongpal menyuruh Jihyeok makan mie yang dibawa Chorim karena mie instant yang tadi dimakan Jihyeok sudah dingin. Tapi Jihyeok mengaku sudah tidak lapar.

"Apa kau akan menikah dengan wanita itu?"

"Aku akan meminta persetujuanmu dulu."

"Aku baik-baik saja. Kau harus bahagia. Aku baik-baik saja, jadi jangan cemas." jawab Jihyeok, membuat Dongpal terdiam.


Roo Na sudah mulai kembali ke kantor. Di lift, para karyawan sibuk bergosip soal dirinya. Begitu pintu lift terbuka, Roo Na buru-buru keluar dari lift. Ia tak tahan dengan omongan seisi kantor.

Bersambung...