• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Live Up To Your Name Ep 12 Part 2

Sebelumnya...


Im menyuruh Yeon Kyung sarapan, tapi dia malah ngiler melihat sarapan Yeon Kyung. Akhirnya, dia lah yang makan disuapi Yeon Kyung.


Setelah itu, Im tertidur dengan posisi duduk di lantai.

Yeon Kyung yang duduk di atas ranjang dengan wajah bosan pun mengerjai Im dengan berpura-pura sakit. Sontak, Im yang mengira Yeon Kyung sakit beneran pun teriak-teriak dan Suster Jung langsung datang.

"Aku baik-baik saja." ucap Yeon Kyung pada Suster Jung.


Suster Jung pun keluar, tapi ia masuk lagi karena teriakan Im.

Suster Jung menatap Im sebal.


Kemudian, Im memijit tangan dan kaki Yeon Kyung.

"Jangan menempel terus seperti permen karet. Lakukan pekerjaanmu." suruh Yeon Kyung.

"Apa itu permen karet? Kalau senapan aku tahu,tapi aku belum pernah dengar permen karet sebelumnya." jawab Im.

"Bukankah kau harus pergi bekerja?" tanya Yeon Kyung.

"Kau dahulu ingin aku berhenti bekerja. Kau juga terluka karena aku. Aku akan menemanimu sampai pulih. Aku memang tidak bisa menjahit luka tapi aku merencanakan hal lain, jadi, jangan memintaku untuk pergi." jawab Im.

"Kalau begitu, mandilah. Ganti pakaianmu juga. Tidurlah." ucap Yeon Kyung.

"Apakah aku bisa menempel lagi seperti permen karet begitu aku selesai melakukan semua yang kau minta? Baiklah, aku akan mandi, berganti pakaian dan juga tidur. Tunggu di sini. Astaga, pakaianku. Aku akan segera kembali. Aku akan berganti pakaian dan mandi." jawab Im, lalu buru-buru pergi.


Yeon Kyung tertawa geli melihat tingkah Im itu.


Kembali ke apartemennya, Im tersenyum sinis melihat semua hadiah yang didapatnya dari pejabat.

Lalu kata-kata Heo Jun dan Kakek Choi terngiang di telinganya.

"Apakah kau bisa melepaskan rasa marahmu dengan menimbun harta yang bahkan tidak bisa kau gunakan?" tanya Heo Jun.

"Dokter seharusnya tidak pernah melupakan alasannya dahulu ingin menjadi dokter Mereka harus mengingat niat awal mereka sampai akhir." ucap Kakek Choi.

Terakhir, Im ingat kata-kata Yeon Kyung.


"Aku akan mengingat dirimu yang sebenarnya di hatiku." ucap Yeon Kyung.

Ponsel Im kemudian berbunyi. Telepon dari Direktur Ma dan Im tidak mengangkatnya. Sepertinya Im sudah mengambil keputusan.


Di ruangannya. Jae Ha melihat foto-foto Im dan kakeknya. Setelah itu ia melemparkan foto2 itu ke atas meja dan menghela nafas.


Tak lama kemudian, Im datang. Jae Ha langsung menanyakan Yeon Kyung. Im berkata, Yeon Kyung ada di rumah sakit dan sedikit terluka. Ia juga berterima kasih atas apa yang dilakukan Jae Ha kemarin.

"Aku tidak melakukannya untukmu." jawab Jae Ha, lalu beranjak pergi.

Setelah Jae Ha pergi, Im tak sengaja melihat foto2 itu meja Jae Ha.


Yeon Kyung kembali ke kamarnya dan terkejut mendapati Jae Ha di sana. Jae Ha yang cemas, ingin mengecek luka Yeon Kyung. Yeon Kyung pun langsung mengatakan kalau ia baik-baik saja.

"Kau menghilang dan kembali dalam keadaan terluka. Apa kau sungguh baik-baik saja?" tanya Jae Ha.

"Soal itu... bukan apa-apa. Hanya tergores ranting pohon yang tajam Jahitannya juga sedikit." jawab Yeon Kyung, lalu duduk di kasurnya.


Ia menyuruh Jae Ha duduk disampingnya.

"Jae Ha-ya, ini  soal kejadian yang kau lihat hari itu." ucap Yeon Kyung.

"Tidak apa-apa. Tolong jangan mengatakan apapun." jawab Jae Ha.

"Kudengar kau membantunya kemarin. Gomapta." ucap Yeon Kyung.

"Aku tidak tahu kenapa kau mendadak terasa jauh." jawab Jae Ha.

"Apa maksudmu?" tanya Yeon Kyung sambil meninju pelan bahu Jae Ha.

"Kau sudah seperti adikku sendiri." ucap Yeon Kyung.

Jae Ha pun terluka mengetahui dirinya hanya dianggap adik oleh Yeon Kyung.


Jae Ha keluar dari kamar Yeon Kyung dan melihat kakeknya sedang memarahi Im.

"Kau kembali dari Joseon. Kenapa? Kau masih merasa terikat dengan tempat itu?" tanya Direktur Ma.

Im tidak menjawab dan balik bertanya, soal hubungan Direktur Ma, Kakek Choi dan Heo Jun. Mendengar pertanyaan Im, Direktur Ma pun marah. Ia berkata, itu tidak ada hubungannya dengan Im dan menyuruh Im fokus dengan apa yang ingin didapatkan Im darinya.

"Kita punya hubungan bisnis. Aku melakukan segalanya untukmu. Dari makan, tempat tinggal, semuanya. Aku bahkan sudah menyiapkan masa depanmu. Apa kau sudah lupa?"

"Tentu saja tidak. Bagaimana aku bisa melupakan kebaikan anda?" jawab Im.

"Itulah kenapa aku menyukaimu." ucap Direktur Ma.


Setelah kakeknya pergi, Jae Ha menghampiri Im. Ia mengajak Im bicara. Jae Ha tidak percaya orang seperti Im bisa menjadi tabib istana di Joseon.

"Apa yang ingin kau katakan?" tanya Im.

"Bukankah seharusnya kau malu akan dirimu sendiri sekarang?" ucap Jae Ha.

"Kenapa aku harus malu di hadapanmu?" tanya Im.

"Kapan kau akan keluar dari sini Kau memakai nama orang lain agar bisa berada di sini." jawab Jae Ha.


"Aku tahu kau sudah menemukan cara untuk mendepakku keluar." ucap Im.

"Apa yang akan kau lakukan terhadap Yeon Kyung? Bagaimanapun juga, kau pasti akan kembali." jawab Jae Ha.

"Jika pembicaraan ini mengenai hal itu,kau tidak perlu cemas.  Itu tidak akan terjadi." ucap Im sambil tertawa, lalu beranjak pergi.


Jae Sook dan Byung Ki menjenguk Yeon Kyung. Jae Sook seperti biasa marah-marah. Ia menuntut penjelasan, kenapa Yeon Kyung bisa terluka.

"Tolong jangan marah. Itu tidak baik untuk levermu." ucap Byung Ki.

"Bagaimana aku tidak marah!  Dia punya luka sekarang. Mau diapakan itu!" jawab Jae Sook.

"Na gwenchana, eonni." ucap Yeon Kyung.

"Beri tahu aku siapa pelakunya!  Aku akan menghancurkannya sampai berkeping-keping!" teriak Jae Sook.


Suster Jung yang baru masuk, terkejut mendengar teriakan Jae Sook. Lalu, setelah itu, ia masuk dengan cool nya.

"Permisi, ini kamar inap. Apakah kau tidak tahu di rumah sakit kau harus tenang? Apalagi Dokter Choi tidak suka saat ada yang membuat keributan di kamar inap." ucap Suster Jung.

"Aku tahu itu. Aku juga perawat." jawab Jae Sook.

"Jika kau terus membuat keributan seperti ini, harap pergi." ucap Suster Jung.

"Ya, Kakek pasti menunggumu. Pulanglah sekarang." suruh Yeon Kyung.

"Baik, Nona Suster." jawab Jae Sook kesal sambil melirik Suster Jung.


Byung Ki yang masih mau disana karena terpesona pada Suster Jung pun pura-pura mengkhawatirkan Yeon Kyung yang menurutnya terlihat kurus. Ia juga menanyakan, apakah Yeon Kyung suka dengan makanan rumah sakit. Kesal, Jae Sook pun menggeplak kepala Byung Ki dan menyeretnya keluar.


"Kurasa temanmu itu sudah menjadi pacarmu." ucap Suster Jung sembari duduk disamping Yeon Kyung.

"Apa?" tanya Yeon Kyung.

"Memang layak menunggu dan memercayaimu. Lantas, apakah kau sudah tahu sekarang? Sisi orang itu sebenarnya."

"Arrasseoyo." jawab Yeon Kyung sembari tersenyum.


Sambil berjalan keluar, Jae Sook minta penjelasan kenapa tadi Byung Ki memandangi Suster Jung dengan tajam.

"Aku? Aku tidak melakukannya." sangkal Byung Ki.

"Kau hampir menghancurkannya dengan tatapanmu itu." ucap Jae Sook.

"Direktur Choi terus mengatakan bahwa jantungnya terasa kaku. Tidakkah seharusnya kita memberi tahu Yeon Kyung?" tanya Byung Ki.

Jae Sook pun langsung memukul Byung Ki.

"Bagaimana kalau Direktur Choi sampai tahu?  Apa yang akan terjadi nanti? Dia juga sudah sering sakit." jawab Jae Sook.


Lalu, Im datang dan Byung Ki terkejut melihat penampilan baru Im. Im menanyakan kondisi terbaru nenek bunga, juga kabar Bong Sik. Lalu, ia menyuruh mereka agar menemani Yeon Kyung lebih lama.


Jae Sook dan Byung Ki pamit. Jae Sook tertawa  melihat Byung Ki dan Im sama2 berjalan ke arah yang salah.


"Apa itu tadi? Katamu dia berubah menjadi jahat." tanya Byung Ki.

"Ini aneh. Dia sungguh jahat waktu itu." jawab Im.

"Kau pasti salah." ucap Byung Ki.

Byung Ki lalu membahas sepatu Im dan pergi menyusul Im.


Im sendiri tengah memikirkan kata-kata Byung Ki soal kesehatan Kakek Choi. Rupanya tadi ia sempat mendengar kata-kata Byung Ki soal jantung Kakek Choi yang sering terasa sakit.

Im teringat saat melihat tangan kakek yang gemetaran ketika mengobati para gelandangan di stasiun bawah tanah.

Saat mengambil jarum di tangan kakek, Im sempat memeriksa nadi kakek.

"Simjang..." gumam Im. Ia sadar, ada yang tidak beres dengan jantung kakek.


Malam harinya, Im kembali menemani Yeon Kyung. Yeon Kyung menatap tangannya dan berkata, kalau tangannya pasti masih ingat momen saat jantung ayahnya berhenti berdetak. Lalu, ia meletakkan tangannya di dada Im.

"Aku ingin menjadi seseorang yang membuat jantung berdetak." ucap Yeon Kyung.

Im pun memegang tangan Yeon Kyung dan berkata, kalau Yeon Kyung sudah menyelamatkan banyak nyawa dengan tangan itu.

"Itu pasti hadiah dari ayahmu." ucap Im.

"Ini mungkin tugas." jawab Yeon Kyung.


Im memijat telapak tangan Yeon Kyung.

"Titik akupunktur ini disebut nokeum . Saat titik ini ditekan ketika jantungmu kelelahan, pikiranmu akan menjadi jernih dan bersemangat." ucap Im.

Yeon Kyung tersenyum mendengarnya.

"Apa kau tahu soal itu?  Titik akupunktur kita mengandung prinsip alam semesta." ucap Im lagi.


Lalu Im memijit punggung tangan Yeon Kyung.

"Gok dari Hapgok berarti lembah." ucap Im.

Kemudian, ia menunjuk pergelangan tangan Yeon Kyung.

"Gye dari Yanggye berarti sungai."


Setelah itu, siku Yeon Kyung.

"Gokji berarti kolam."

Dan terakhir, belakang leher Yeon Kyung.

"Pungji berarti... angin."

Im memegang wajah Yeon Kyung dan menunjukkan titik2 akupuntur disana. Tak lama berselang, ia dan Yeon Kyung berciuman.


Keesokan harinya, Yeon Kyung sudah mulai aktif bekerja. Ia mengisi absennya di meja Suster Jung dan menemukan kedua rekannya yang juga sedang mengisi absen disana.

"Sunbae, kau belum sepenuhnya pulih. Seharusnya jangan bekerja dulu." ucap Man Soo.

"Aku tahu sulit bagimu untuk merawat pasienku juga. Aku merasa tidak enak tiap kali melihat kantung matamu itu." jawab Yeon Kyung.

"Macam kau tidak menginginkannya saja." ucap Man Soo.

"Tentu saja tidak." jawab Yeon Kyung sembari tertawa.


"Sunbae, kau yakin baik-baik saja? Lukamu seperti membutuhkan waktu untuk sembuh. Bagaimana jika keadaannya memburuk?" tanya Min Jae.

"Aku baik-baik saja. Aku mendapatkan pengobatan dari Tabib Heo Jun. Heo Jun yang menulis 'Prinsip dan Praktik Pengobatan Ala Timur'". jawab Yeon Kyung.

"Bukannya aku tidak memercayaimu." ucap Min Jae.

"Praktik pengobatan leluhur kita memang luar biasa." jawab Yeon Kyung, lalu menepuk bahu Man Soo dan beranjak pergi.


"Tidakkah seharusnya kita melakukan pindaian MRI untuk kepalanya?" tanya Man Soo.

"Kekuatan cinta jauh lebih luar biasa." jawab Suster Jung.


Yeon Kyung berjalan di koridor. Tiba-tiba, ia berhenti melangkah dan menatap stetoskop nya lalu mengingat kata-kata Im.

"Aku terkejut melihat ambulans dan rumah sakit saat pertama datang..." ucap Im.


Setelah itu, Yeon Kyung masuk ke ruangan pasien dan melihat para dokter yang lalu lalang.

Kata-kata Im kembali terngiang di telinganya.

"Aku terkesan melihat orang di dunia ini bisa mendapatkan pengobatan kapan pun mereka merasa sakit. Mereka yang ada di luar itu tidak pernah bisa menemui tabib. Aku memberikan akupunktur dan moxa guna melancarkan peredaran darahnya. Rasanya menyakitkan, tapi memang hanya ini saja yang bisa kulakukan untuk mereka."


Yeon Kyung pergi memeriksa seorang pasien yang dadanya terasa nyeri dan sesak.

Bersambung ke part 3.......

Live Up To Your Name Ep 12 Part 1

Sebelumnya...


Im yang sudah berada di Seoul, berusaha kembali ke Joseon. Ia berlari ke tengah jalan tepat ketika sebuah mobil tengah melaju dengan kencang. Si pengendara mobil marah. Tapi tak lama kemudian, Im jatuh pingsan.

Di Joseon, Menteri Pertahanan meninggalkan Yeon Kyung yang terkapar di tanah.

Setelah Menteri Pertahanan pergi, Tabib Yoo dan anak buahnya mendekati Yeon Kyung. Tabib Yoo berusaha menghentikan pendarahan Yeon Kyung.


Im dibawa ke rumah sakit oleh petugas ambulance. Petugas ambulance menjelaskan pada dokter, kalau Im berusaha bunuh diri dengan berlari ke tengah jalan. Dokter pun langsung memeriksa Im. Ia menyinari mata Im dengan pen light. Tak lama kemudian, Im sadar. Ia pun berusaha menyayat nadinya dengan pisau bedah rumah sakit agar bisa kembali ke Joseon. Melihat itu, dokter dan beberapa perawat langsung menghentikan Im.


Pendarahan Yeon Kyung akhirnya berhenti. Tak lama berselang, Makgae datang bersama anak buah Heo Jun.

"Ada tabib yang menunggunya. Aku harus membawanya." ucap anak buah Heo Jun.

"Aku tabibnya. Aku yang akan mengobatinya." jawab Tabib Yoo.


Atas perintah Tabib Yoo, anak buahnya  pun menyerang anak buah Heo Jun. Anak buah Tabib Yoo kalah.


Jae Ha ke rumah sakit. Ia melihat Im yang terbaring tak sadarkan diri. Suster pun menjelaskan, kalau mereka terpaksa membius dan mengikat Im karena Im berusaha bunuh diri setelah siuman tadi.

"Apakah dia sendirian saat ditemukan? Apakah dia bersama seseorang? Ada wanita bersama dengannya?" tanya Jae Ha.

"Tidak, kudengar dia sendirian." jawab suster. Suster juga memberitahu Jae Ha, kalau wali Im akan datang.

Kening Jae Ha berkerut, walinya?

"Ya, aku menjawab panggilan di ponselnya, dan itu berasal dari seseorang yang bernama "Direktur"." jawab suster.

Sadarlah Jae Ha kalau itu kakeknya.


Setelah suster pergi, Jae Ha pun menutup tirai pembatas dan berusaha membangunkan Im. Tak lama kemudian, Im sadar dan terkejut mendapati tangan dan kakinya diikat.

Jae Ha bertanya dengan nada marah.

"Di mana Yeon Kyung? Di mana dia? Kenapa kau ada di sini sendirian?"

"Dia berada dalam bahaya." jawab Im.

"Apa maksudmu? Kenapa dia berada dalam bahaya?" tanya Jae Ha.

"Bisakah kau melepaskan ikatanku? Aku harus kembali." pinta Im.

"Dimana dia? Biar aku yang kesana." jawab Jae Ha.

Im pun mencengkram lengan Jae Ha.

"Kumohon lepaskan aku. Dia berada dalam bahaya. Jebal. Aku harus kembali. Jebal." pinta Im.

Terpaksalah Jae melepaskan ikatan Im.

"Beri tahu aku semuanya saat kamu kembali. Kau harus membawanya kembali." ucap Im.


Setelah ikatannya lepas, Im langsung membuka wadah jarumnya. Ia mengambil jarum yang paling panjang dan menusukkan jarum itu ke jantungnya. Sontak, Jae Ha terkejut melihat yang dilakukan Im. Dan ia semakin terkejut ketika Im tiba-tiba saja menghilang dari pandangannya.


Tepat setelah Im menghilang, Direktur Ma datang.


Sekembalinya ke Joseon, Im pun langsung mencari Yeon Kyung di tempat tadi. Tapi ia yang ia temukan hanyalah darah Yeon Kyung.

Im panic, ia berteriak-teriak memanggil Yeon Kyung. Lalu, Im berusaha berpikir harus mencari Yeon Kyung dimana.


Yeon Kyung siuman dan mendapati dirinya berada di sebuah ruangan bersama Yeon Yi.

"Siapa kau? Aku dimana?" tanya Yeon Kyung.

"Aku pernah melihatmu sebelumnya." jawab Yeon Yi.

"Kau rupanya." ucap Yeon Kyung setelah berhasil mengingat Yeon Yi.

"Siapa namamu?" tanya Yeon Kyung.

"Yeon Yi. Yeon Yi yeyo." jawab Yeon Yi.

"Yeppeuda." ucap Yeon Kyung.

Yeon Yi pun tersenyum.


Im masih mencari Yeon Kyung. Di tengah-tengah pencariannya, anak buah Heo Jun mendatanginya dan mengajaknya pergi.


Heo Jun menemui Yeon Kyung. Ia menanyakan keadaan Yeon Kyung, serta berkata mereka berhasil menghentikan pendarahan Yeon Kyung tepat waktu.

Heo Jun lalu memberikan Yeon Kyung seduhan ginseng.


"Ternyata anda. 20 tahun yang lalu, anda datang ke duniaku, seperti dia.  Anda mendatangiku." ucap Yeon Kyung.

"20 tahun yang lalu, saking sombongnya aku usai menjadi seorang dokter aku gagal menyelamatkan gadis yang seharusnya bisa kuselamatkan Aku menyalahkan diriku dan bilang aku tidak pantas menjadi dokter dan berusaha menyayat pergelangan tanganku. Saat itu, aku berpindah ke dunia yang aneh." jawab Heo Jun.

Flashback...


Saat itu, Heo Jun terkejut mendapati dirinya yang tiba-tiba saja berada di dunia asing. Sebelum sempat menyadari dimana ia berada, ia mendengar suara tangisan pilu seorang anak kecil.  Heo Jun pun bergegas mendekati sumber suara yang ternyata berasal dari Yeon Kyung.


Yeon Kyung dan ayahnya mengalami kecelakaan. Ayah Yeon Kyung tertabrak bus saat berusaha mengambil boneka Yeon Kyung yang jatuh.

Flashback end...

"Saat itu aku bisa melihat kehidupannya nanti akan sangat terpengaruh oleh kecelakaan itu. Mata anak itu menyiratkan bahwa dia meminta bantuan. Sama seperti mata gadis yang tidak bisa kuselamatkan." ucap Heo Jun.

Flashback...


Setelah kejadian itu, Heo Jun pun merawat Yeon Kyung.

Flashback end...


"Bahkan saat kau masih kecil pun, kau menyalahkan dirimu sendiri karena membiarkan ayahmu mati Aku harus menyelamatkanmu Tapi aku baru menyembuhkanmu sebagian saja Kau bangun, tapi tidak mengingat apa pun yang terjadi." ucap Heo Jun.

Flashback...


Setelah kondisi Yeon Kyung mulai pulih, Heo Jun memberikan Yeon Kyung permen yang di Joseon disebut sadangwon agar Yeon Kyung tidak menangis.

Flashback end...


"Kau menghapus ingatanmu sendiri, tapi kupikir itu lebih baik untukmu Suatu hari kau akan cukup umur untuk bisa menghadapi ingatan itu Kau bisa bertemu seseorang yang bisa menyembuhkan luka itu. Lalu ingatan itu akan kembali Aku tidak bisa menyelesaikan pengobatanku padamu tapi kurasa orang itu bisa menyelesaikannya. Dengan menyelamatkan nyawamu saat itu aku bisa menemukan jalanku untuk menjadi tabib." ucap Heo Jun.

Heo Jun lantas bertanya, apa Yeon Kyung sudah bertemu orang itu. Yeon Kyung pun mengangguk.


Saat tengah asyik mengobrol, terdengar suara Im yang berteriak memanggil Yeon Kyung.

Anak buah Heo Jun menunjukkan ruangan tempat Yeon Kyung dirawat. Im pun langsung masuk ke sana.


"Kau baik-baik saja Kau yakin baik-baik saja?" tanya Im sambil memeriksa kondisi Yeon Kyung. Yeon Kyung mengangguk.

Im lantas memegang kedua tangan Yeon Kyung.

"Maafkan aku. Aku benar-benar minta maaf. Terima kasih banyak karena sudah tetap hidup." ucap Im.

Heo Jun pun pergi meninggalkan mereka.

"Apakah kau sungguh baik-baik saja?" tanya Im.


Yeon Kyung tidak menjawab pertanyaan Im, tapi malah menyentuh luka di dada Im.

"Pasti sakit sekali." ucap Yeon Kyung cemas.

Im pun memeluk Yeon Kyung.

"Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian lagi. Aku tidak akan pernah melakukan itu. Maafkan aku. Aku senang sekali kau masih hidup." ucap Im.

Dan Yeon Kyung membalas pelukan Im.


Bulan menyinari langit Joseon. Yeon Kyung dan Im berpamitan pada Heo Jun. Sebelum pergi, Yeon Kyung berkata bahwa dirinya berharap bisa bertemu Heo Jun lagi dan Im meminta Heo Jun menjaga Makgae.

Heo Jun mengangguk.


Setelah Im dan Yeon Kyung pergi, Makgae keluar dan berdiri disamping Heo Jun.

"Usai kepergian Tabib Heo kali ini, kapan dia akan kembali lagi? Apakah dia akan kembali?" tanya Makgae.


Heo Jun pun teringat percakapannya dengan Im tadi. Ya! Heo Jun dan Im sempat bicara sebentar tadi setelah Im bertemu Yeon Kyung.

"Terima kasih sudah menenangkan hati Yeon Kyung." ucap Heo Jun.

"Kuhargai anda karena mengobati Yeon Kyung, tap itu tidak menghapuskan dendamku kepada anda, Master Heo." jawab Im.

"Benar, masih ada masalah yang harus kita selesaikan." ucap Heo Jun.

"Itu semua ada di masa lalu. Aku tidak akan membawa ingatan soal dunia ini saat aku pergi." jawab Im.

"Jika memang itu hanya menjadi beban untuk jalan yang akan kau tempuh, menghapus ingatan bisa menjadi solusi hanya jika kau bisa melakukannya." ucap Heo Jun.

"Jika anda berpikir aku akan kembali karena keinginanku sendiri, anda harus berhenti memikirkannya." jawab Im.

"Seperti yang sebelumnya kukatakan, semuanya bergantung pada pilihanmu. Aku hanya menjalankan kewajiban yang diberikan kepadaku." ucap Heo Jun.

Flashback end...


Sambil menatap ke arah pintu gerbang, Makgae berkata kalau dirinya akan menunggu Im.

Lalu, Yeon Yi muncul. Makgae pun bertanya, kenapa Heo Jun tidak memberitahu Im soal Yeon Yi.


"Dia pasti senang jika mengetahui Yoen Yi masih hidup." ucap Makgae.

"Dia memang pasti senang. Tapi sekarang bukan waktunya." jawab Heo Jun.

"Dia memang bisa bertahan karena obat yang anda berikan, tapi bagaimana jika terjadi sesuatu pada Yeon Yi?" tanya Makgae.

"Dia bertahan bukan karena obat yang kuberikan kepadanya Yeon Yi juga menunggu Hatinya yang menunggu itulah yang membantunya bertahan hidup." jawab Heo Jun.


Yeon Kyung panic karena Im membawanya ke RS Shinhae.

"Kita bisa pergi ke rumah sakit lain. Kenapa harus kemari?" protes Yeon Kyung.

"Itu tidak penting sekarang." jawab Im. Lalu Im teriak-teriak, meminta tolong. Ia menyebut Yeon Kyung sebagai pasien gawat darurat. LOL LOL


Im meletakkan Yeon Kyung di atas ranjang beroda.

"Ada pasien gawat darurat di sini. Tolong berikan bantuan sekarang Tidak ada waktu! Dia tersabet pedang. Tolong periksa dia." ucap Im.

Malu, Yeon Kyung pun menarik Im dan menutup mulut Im.


Sekarang, dokter sedang membuka perban di punggung Yeon Kyung. Im mengawasinya. Dokter melirik Im.

"Siapa kau?" tanya dokter.

"Aku penjaminnya." jawab Im.

"Apakah anda pacarnya Dokter Choi?" tanya dokter.

"Bukan! Aku bukan.... belum." jawab Im.

Sontak, Yeon Kyung tertawa mendengarnya.


Dokter terkejut melihat ramuan yang menutupi luka Yeon Kyung. Im pun menjelaskan, kalau seseorang yang menempelkan ramuan itu dan ramuan itu sangat efektif untuk menghentikan pendarahan, mensterilkan dan menyembuhkan luka.


Dokter pun mulai menjahit luka Yeon Kyung. Im meminta dokter menjahitnya pelan-pelan agar tidak menyakiti Yeon Kyung.

"Aku sudah membiusnya." jawab dokter.

"Tapi mungkin masih sakit. Tolong lebih perlahan lagi!" ucap Im.

Yeon Kyung pun menyuruh Im menunggu diluar. Im tidak mau. Ia berkata, dirinya adalah wali Yeon Kyung jadi bagaimana bisa ia menunggu diluar.


Rekan2 Yeon Kyung pun muncul di jendela.

"Ada apa disana?" tanya Man Soo.

"Ini aneh sekali." jawab Suster Jung.

"Baju apa yang dikenakan mereka?" tanya Man Soo.

"Apakah mereka baru pulang syuting drama sejarah?" ucap Min Jae.

"Apakah lukanya itu karena pedang?" tanya Man Soo.

"Bukankah kita harus melapor ke polisi?" tanya rekannya yang seorang lagi (Sy masih belum tahu namanya)

"Kurasa lebih baik kita abaikan saja." jawab Suster Jung.

"Aku setuju." ucap Min Jae.

"Dia benar." tambah Man Soo.

Mereka kemudian pergi.


Sekarang, Yeon Kyung sudah berada di ruang rawat dan Im sedang memeriksa nadi Yeon Kyung.

"Denyutnya dahulu persis seperti ini. Tampaknya denyut inilah yang menuntunku kepadamu. Aku langsung tahu begitu aku merasakan denyutmu. Kau adalah wanit yang memiliki denyut seperti diriku Seperti aku yang memiliki bayang-bayang ibuku kau juga pasti memiliki luka karena kematian ayahmu." ucap Im.

"Dari sanalah semua ini bermula Kita memiliki luka yang sama." jawab Yeon Kyung.

"Kita, yang memiliki luka yang sama, tumbuh besar sampai kau menjadi dokter seperti sekarang ini dan aku menjadi tabib seperti sekarang ini." ucap Im.

"Ani, kita hanya dokter saja. Kita mengobati dan menyelamatkan orang Kita berada di jalan yang sama. Itulah kita, dokter." jawab Yeon Kyung.


Tak lama kemudian, Kakek Choi datang dan langsung memarahi Im.

"Jika kau menyuruhku tidak cemas, seharusnya jangan membuatku cemas Bagaimana kau bisa membiarkan ini terjadi pada cucu kesayanganku Bagaimana bisa kau melakukan ini? Dasar berandal!" sewot Kakek Choi.

"Maafkan aku. Aku tidak tahu harus berkata apa." jawab Im.


Lalu, Im pun keluar agar Yeon Kyung dan Kakek Choi bisa lebih leluasa berbicara.

"Kakek,  sudah tahu semuanya, bukan? Siapa dia dan dari mana asalnya." ucap Yeon Kyung.

Lalu, Yeon Kyung memberikan surat yang dititipkan Heo Jun padanya.

Yeon Kyung lantas meminta maaf pada kakeknya atas sikap kasarnya selama ini


Diluar, Im bicara dengan kakek. Im bertanya, kenapa kakek tidak memberitahunya sejak awal.

"Apakah semua bisa berubah jika aku memberitahumu?" tanya Kakek Choi.

"Tapi jika dipikir lagi, rasanya memang aneh Anda menampungku saat orang lain menganggap aku gila Membiarkanku melakukan akupunktur padahal aku tidak memiliki izin." jawab Im.

"Kau saat itu tampaknya ingin sekali, jadi, kubiarkan saja." ucap kakek.

"Bagaimana and bisa tahu pada awalnya?" tanya Im.

"Wadah jarum itu Ada orang lai yang mendatangiku dan membawa wadah itu 20 tahun yang lalu." jawab kakek.

"20 tahun yang lalu?" tanya Im sembari berpikir. Tak lama kemudian, ia pun sadar orang yang dimaksud kakek adalah Heo Jun.


Lantas, Im mengambil wadah jarumnya dan bertanya kenapa wadah itu bisa sampai di tangannya. Kakek Choi tidak menjawab dan menyuruh Im mencari tahu sendiri.

"Ada hal di dunia ini yang tidak bisa dijelaskan dengan pengetahuan manusia Kejadian tidak masuk akal terjadi Kita baru menyadarinya karena memperhatikannya sejak lama Saat hal gila mendadak terjadi itu bukan kebetulan Ada alasan yang pasti di balik kejadian itu Tampaknya kau sudah separuh jalan Kau tahu apa tugasmu. Hadapilah itu sendiri Jangan pernah membawa cucuku lagi. Pergilah sendiri jika memang harus." ucap kakek.

Kakek Choi lalu beranjak pergi.


Di kamarnya, Kakek Choi membaca surat dari Heo Jun.

"Chun Sool, bagaimana kabarmu? Ini Heo Jun. Aku mendapatkan hadiah besar. Kesenanganku menemui Yeon Kyung sama seperti jika aku menemuimu.

Apakah kau ingat yang kukatakan sebelum kepergianku? Kau tidak perlu cemas lagi. Yeon Kyung anak yang kuat. Aku yakin dia bisa mengatasinya."


Kakek Choi melepas kacamatanya.

"Itulah alasan mereka bertemu. Aku merasa bersyukur dan beruntung karena mengetahuinya. Kuhara Yeon Kyung bisa menerimanya dengan baik saat waktunya tiba." ucap Kakek Choi.


Di RS, Im menemani Yeon Kyung. Ia membantu Yeon Kyung minum obat, mengelap keringat Yeon Kyung dengan handuk kecil dan menemani Yeon Kyung sampai Yeon Kyung tertidur.


Keesokan harinya, Suster Jung masuk ke kamar Yeon Kyung dan ia terkejut melihat Im dan Yeon Kyung tidur seranjang. Bahkan, ia sampai menjatuhkan rekam medis yang dibawanya saking kagetnya.


Yeon Kyung pun terbangun dan langsung mendorong Im dari ranjangnya.

"Kenapa kau tidur di ranjangku?" tanya Yeon Kyung.

"Kau menyuruhku datang semalam." jawab Im.

"Kapan?" tanya Yeon Kyung.

"Kau memintaku memelukmu karena kau kedinginan." jawab Im.

Suster Jung kaget mendengarnya. Sementara Yeon Kyung langsung menutup mulut Im.


Suster Jung yang kaget, melengos pergi.

"Suster Jung." panggil Yeon Kyung.

Bersambung ke part 2........