Skip to main content

Live Up To Your Name Ep 12 Part 3

Sebelumnya...


Part ini dibuka dengan si dokter kacamata yang berniat memberikan akupuntur di bagian leher belakang pasien. Ia menyuruh si pasien tengkurap.

"Terbalik." ucap rekannya.

"Aku tahu kau selalu tidak setuju denganku." jawab si dokter kacamata.

"Sudah kubilang bukan itu tempatnya." Im tiba-tiba masuk.

"Sudah sering kukatakan berikan akupunktur pada sisi yang berlawanan dengan titik yang sakit." ucap Im.

Lalu Im menyuruh si dokter kacamata menyingkir.

"Biar kulakukan sendiri." ucap Im.

Si dokter kacamata langsung pasang wajah sebal, sementara rekannya malah tampak senang.


Im menyuruh si pasien berbalik.

"Seungjang." ucapnya sambil memegang dagu pasien.

Tapi kemudian, Im mengusap-ngusap bibir si pasien dan teringat ciumannya dengan Yeon Kyung semalam.

"Ini titik akupunktur yang bagus. Aku selalu tidak fokus tiap kali melihat titik akupunktur ini. Seharusnya aku tidak begitu saat mengobati pasien laki-laki." ucap Im.


Setelah menerima pengobatan dari Im, si pasien sembuh. Si dokter kacamata semakin manyun. Sementara rekannya menatap Im dengan tatapan kagum.

"Pastikan berikutnya kau tidak lupa. Jangan buat aku mengulanginya lagi." ucap Im.

Ponsel Im berbunyi dan Im pun bergegas keluar.


"Lantas apa? Tiap dokter memiliki cara berbeda dalam mengobati pasien!" ucap si dokter kacamata.

"Anda seharusnya mengikuti jejaknya. Anda harus melihat jauh ke depan. Jika tidak, anda akan tetap di tempat selamanya." jawab rekannya.

Lalu, rekannnya memperbolehkan si pasien pulang.


Tuan Cho sudah diperbolehkan pulang. Ia meninggalkan rumah sakit bersama anak dan istrinya. Yeon Kyung tersenyum melihat mereka.


Namun ketika ia berbalik dan melihat Im dijemput mobil mewah, senyumnya langsung hilang.


Saat hendak kembali ke rumah sakit, sebuah ambulance datang dan petugas menurunkan seorang pria yang menjadi korban kecelakaan. Pasien itu juga penderita diseksi aorta.

Mereka pun langsung membawa pasien itu ke IGD.

"Dia sedang mengemudi saat itu. Dadanya terhantam kemudi. Kami melakukan pindaian CT dan melihat aorta naiknya pecah." jelas si petugas.


Man Soo datang.

"Apakah dia menderita diseksi aorta?" tanya Man Soo.

Yeon Kyung mengiyakan, lalu bertanya apa Man Soo sudah mendapat kabar dari Prof. Hwang.

"Dia bilang tangani pasien ini dahulu." jawab Man Soo.

"Siapa yang akan mengoperasinya?" tanya Yeon Kyung.

"Aku belum tahu." jawab Man Soo.


Rapat pun digelar. Prof. Hwang bersama dua ahli bedah dan juga Yeon Kyung serta Man Soo membahas kondisi pasien itu. Para dokter ahli itu menolak mengoperasi pasien karena kondisi pasien yang terlalu parah. Mereka juga mencari-cari alasan agar tidak perlu mengoperasi pasien itu.


Setelah itu, Yeon Kyung langsung menemui keluarga pasien. Petugas bilang, RS Shinhae adalah RS ke-3 yang mereka datangi dan pasien itu tidak bisa dibawa lagi ke tempat lain.

"Kondisi pasien ini serius. Dia tidak sadar dan juga sudah berumur. Kemungkinan berhasilnya kecil. Dia mungkin bahkan tidak bisa pulih meski dioperasi." ucap Yeon Kyung.

Mendengar itu, istri pasien pun terduduk lemas.

"Dokter, tolong selamatkan ayahku.  Dia sudah bekerja keras 30 tahun ini agar bisa membesarkan kami. Bulan depan, dia akan pergi berlibur untuk pertama kalinya dengan Ibu. Dia sudah menabung untuk itu selama 10 tahun." pinta putri pasien.

"Dia tidak bisa meninggal seperti ini. Dia pantas mendapatkan kehidupan yang bahagia." isak istri pasien.


Mendengar itu, Yeon Kyung pun langsung mengejar para sunbae nya. Ia membujuk par sunbae nya agar mau mengoperasi pasien. Tapi para sunbae nya tetap menolak.

"Tidak ada pendarahan menurut pindaian CT-nya. Dia mungkin bisa kembali sadar. Aku sadar operasi ini tidak akan mudah." ucap Yeon Kyung.

"Apa yang kau lakukan? Ini bukan tahun pertamamu sebagai dokter magang." marah si dokter ahli.


"Jika memang begitu, aku yang akan mengoperasinya." jawab Yeon Kyung.

Sontak, Prof. Hwang dan si dokter ahli kaget.

"Aku tahu ini bukan karena anda tidak bisa melakukannya. Anda tidak punya waktu saja." ucap Yeon Kyung pada Prof. Hwang.

"Hei, Choi Yeon Kyung. Kau begitu percaya diri karena para profesor memuji sedikit bakat yang kau miliki itu, kan?" tuding si dokter ahli.

"Bukan seperti itu. Hanya saja, aku ingin melakukan yang terbaik sebagai dokter." jawab Yeon Kyung.

"Ini bukan operasi mudah yang membutuhkan waktu 1-2 jam. Luka di punggungmu juga belum sembuh. Kau tidak boleh melakukan operasi yang membutuhkan waktu 5-6 jam. Kau harus menjalani terapi lagi agar bisa berpikir jernih." ucap Prof. Hwang.

"Kenapa tidak? Kita memiliki segalanya. Dokter, peralatan medis, dan obat. Kenapa kita tidak bisa mengoperasinya? Aku akan meminta izin dari keluarganya dan memulai operasinya." jawab Yeon Kyung, lalu beranjak pergi.


Yeon Kyung bersiap-siap untuk operasi. Man Soo menghampiri Yeon Kyung dan berkata kalau Prof. Lee sangat marah dan Prof. Hwang lah yang jadi sasarannya karena dianggap tidak mampu membimbing Yeon Kyung dengan baik.

"Kau yakin bisa melakukan ini?" tanya Man Soo cemas.

"Operasi atau para profesor? Jika maksudmu operasi, aku akan melakukan yang terbaik. Jika maksudmu para profesor, aku siap menerima konsekuensinya." jawab Yeon Kyung.


Yeon Kyung masuk ke ruang operasi. Di sana juga ada Min Jae dan seorang dokter lagi yang membantunya. Min Jae merasa gugup karena itu kali pertamanya melakukan penggantian aorta. Yeon Kyung juga mengaku gugup. Ia lalu mengajak Min Jae melakukan yang terbaik.

"Aku dokter bedah kardiotoraks, Choi Yeon Kyung. Aku akan melakukan operasi penggantian aorta." ucap Yeon Kyung, lalu memulai operasinya.


Im dan Direktur Ma pergi ke sebuah rumah mewah. Direktur Ma menjelaskan, kalau itu adalah rumah Presdir Min.

"Dia memiliki perusahaan terbaik di industri pendistribusian. Dia tidak sakit. Dia sudah dengar kau terkenal. Dia ingin kau merasakan denyutnya dan memberikan diagnosis. Dia membayar banyak agar bisa diperiksa denyutnya olehmu." ucap Direktur Ma.


Mereka lalu masuk ke dalam. Im melihat ada banyak sekali botol kaca berisi air rendaman ular terpajang di meja.


Lalu Im melihat dua pembantu yang sibuk membuangi ginseng yang sudah busuk.

"Semuanya busuk. Dia menginginkan semuanya tapi tidak bisa makan semua. Tentu saja membusuk." ucap seorang pembantu.

Melihat itu, Im pun merasa miris. Di dunia nya, sulit sekali untuk mendapatkan ginseng. Tapi di Seoul, mereka malah membuang-buang ginseng.


Tiba-tiba, seorang pelayan batuk-batuk dan Im mencoba menebak-nebak penyakit si pelayan hanya dengan melihat wajahnya.


Presdir Min datang. Direktur Ma memuji Presdir Min dengan mengatakan kalau Presdir Min terlihat awet muda. Presdir Min pun menunjukkan rahasianya. Ia berkata, kalau ia meminum air rendaman ular yg diklaim nya bagus untuk stamina pria.

Si pelayan yg tadi batuk-batuk datang dan membersihkan debu di botol-botol berisi air rendaman ular itu.

"Berhati-hatilah. Jika ini sampai pecah, kau tidak akan bisa menggantinya dengan gajimu bertahun-tahun." ucap Presdir Min.


Im dan Direktur Ma disuguhi teh (Gk usah gw jelasin ya teh nya, bikin gw jijik soalnya).


Singkat cerita, gw persingkat ya.. :) Presdir Min menyuruh Im memeriksa nadinya. Ketika Im memeriksa nadinya, ia terus mengoceh. Ia berkata, kebanyakan dokter oriental yang memeriksanya mengatakan ia akan hidup sampai usia 100 tahun.

"Diamlah!" bentak Im.

Setelah itu, Im kembali memeriksa nadi Presdir Min dan pura-pura terjadi sesuatu.

"Astaga! Bagaimana ini bisa terjadi? Tidak mungkin." oceh Im.

Sontak lah, si Presdir Min kaget dan mengira dirinya terkena penyakit serius.


Lalu, Im bangkit dan membuang air rendaman ular itu ke wastafel.


Sudah 5 jam berlalu dan operasi masih berlangsung. Min Jae mulai lelah. Melihat itu, Yeon Kyung pun mengingatkan Min Jae untuk berhati-hati.


Usai membuang air rendaman ular, Im pun menjelaskan kalau air itu adalah racun untuk Presdir Min.

"Sebelum ular memakannya, kodok ini dipenuhi racun. Lebih beracun untuk orang yang memiliki darah tinggi seperti Anda. Ditambah, teh ini menambah energi pada bagian pribadi anda. Jika orang yang mengandung banyak panas seperti anda memakannya, itu sama seperti menambahkan minyak pada api. Obat mahal seperti tanduk rusa dan ginseng juga adalah racun tidak berguna bagi pria energik seperti anda." ucap Im.

Im pun membagi-bagikan air rendaman ular itu untuk pelayan Presdir Min. Presdir Min dan Direktur Ma marah besar, tapi Im tidak peduli dan malah tertawa.


Setelah itu, Im memeriksa nadi pelayan yang tadi batuk-batuk.

"Sudah berapa lama tenggorokanmu serak?" tanya Im.

"Sudah beberapa bulan." jawab si pelayan.

"Kau batuk sedikit sekarang ini dan belum lama tadi. Paru-parumu tidak lembap dan kering. Itulah kenapa suaramu serak." ucap Im.

Im pun ingin memberikan akupuntur pada si pelayan.


Setelah itu, ia berjalan keluar dan membuang tas nya. Kemudian, Im tersenyum sambil menatap ke arah rumah Presdir Min.

*Yeaaah, Im ku kembali


Yeon Kyung sudah selesai operasi. Ia duduk sejenak untuk mengistirahatkan punggungnya yang mulai terasa sakit.

Tak lama berselang, ia tersenyum dan mulai menari-nari. Sudah jelas, operasi yang dilakukannya tadi berhasil. Lalu, Yeon Kyung menghubungi Im, tapi tidak dijawab.


Karena tidak dijawab, akhirnya Yeon Kyung berlari ke RS Oriental. Jae Ha yang melihat itu, bergegas menyusul Yeon Kyung.

Yeon Kyung heran melihat ruangan Im yang kosong dan terkunci.


Lalu, Jae Ha datang.

"Noona, katamu kau ingin mengenalnya.  Kau sudah mengetahui semua hal tentang dia?" tanya Jae Ha.

"Sudah." jawab Yeon Kyung.

"Belum. Noona tidak tahu darimana dia dan orang seperti apa dia. Dia akan kembali suatu hari nanti." ucap Jae Ha.

Sontak, Yeon Kyung terdiam.


Sambil masuk ke ruangannya, Direktur Ma marah-marah karena Im tidak bisa dihubungi. Lalu dia menemukan surat pengunduran diri Im di atas meja.


Di kamarnya, Yeon Kyung mencari tahu sesuatu di internet. Lalu ia teringat kata-kata Jae Ha tadi tentang Im yang harus kembali ke Joseon suatu hari nanti.

Wajah Yeon Kyung pun seketika berubah sedih.


Direktur Ma ke apartemen Im dan tidak menemukan Im disana. Ia terkejut melihat dompet dan ponsel Im tergeletak di meja.


Kemanakah Im? Dia kembali ke Haeminseo. Kakek Choi ngamuk saat Im menyuruhnya membayar ongkos taksi.

"Rumahku, istanaku. Bagaimana kabar kalian? Aku sudah pulang." ucap Im.

Jae Sook dan Byung Ki pun kaget melihat kedatangan Im.


Tak lama kemudian, Yeon Kyung datang dan Im langsung melambaikan tangannya pada Yeon Kyung.


Kakek Choi masuk ke dalam dan menyuruh Im membayar ongkos taksi.


Yeon Kyung menatap Im dengan tatapan sedih. Sementara Im terus melambaikan tangannya.

Bersambung.......

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...