• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 73 Part 1

Sebelumnya...


Roo Na terkejut saat Roo Bi menyuruhnya berpisah dari Gyeong Min.

"Wae? Kau tidak bisa melakukannya?" tanya Roo Bi.

"Aku mencintai Gyeong Min." jawab Roo Na.

"Sarang?  Satu-satunya yang kau cintai hanya dirimu sendiri!" ucap Roo Bi.

"Aniya, aku mencintai Gyeong Min." jawab Roo Na.

"Gyeong Min-ssi! Gyeong Min-ssi! Jangan sebut namanya. Kau tidak berhak. Kau tidak mencintai Gyeong Min. Kau tidak mengerti? Kau menyukai hartanya. Kau suka hidup sebagai istri pewaris JM Group. Kau pikir aku tidak tahu?" ucap Roo Bi.

"Tidak lagi, tidak. Aku pernah mengandung anaknya sekali. Aku mencintainya sekarang. Dia suamiku. Kau harus percaya padaku, eonni." jawab Roo Na.


PLAAAK!!

Roo Bi menampar Roo Na.

"Suami? Anak? Berani sekali dirimu. Alasanmu tidak bisa diterima. Kau juga pernah mengandung anak In Soo. Kau bahkan berjanji menikah denganya. Lalu apa yang terjadi? Kau lupa? Kau memohon padaku, untuk menemanimu ke rumah sakit karena kau ingin menggugurkan bayimu. Kau mencampakkan In Soo. Sarang? Kau!"

"Aku tahu, tapi aku sudah berubah. Aku bahkan berniat mengakhiri hidupku. Aku sudah berubah, eonni. Tunggulah. Aku akan menjadi budakmu selamanya sampai aku bisa menebus semua dosaku. Aku tahu, aku tidak akan bisa menebusnya dengan hidupku. Tapi pikirkan lah. Jika kau mengatakan yang sebenarnya sekarang, apa yang akan terjadi pada kita? Pikirkan ibu dan bibi."

"Aku akan mengembalikan semuanya ke tempatnya. Potongan teka teki yang coba kau susun ulang, aku akan mengembalikan ke asalnya."


Roo Na langsung menangis.

Ia memohon agar Roo Bi menyelamatkannya.

Ia juga mengaku tidak mau kembali menjadi Roo Na yang dulu.

Roo Bi pun terdiam.


Melihat Roo Bi diam, Roo Na pun yakin Roo Bi akan menolongnya. Ia berkata, bahwa dirinya tidak akan hancur semudah itu.

"Jangan mengetesku, Jeong Roo Na. Aku tidak akan tertipu lagi. Aku akan merebut 'The Jeong Roo Bi Show'. "

*Loh? Itu mereka ribut-ribut di kamar, yang diluar kok gk denger yaa? Aneh...


Diluar, Gilja bertanya pada Gyeong Min kapan Gyeong Min akan membawa Roo Na pulang.

Gyeong Min berkata, akan lebih baik bagi Roo Na jika dia tinggal dengan Gilja untuk beberapa hari lagi.

Gilja setuju.

Tak hanya itu, Gilja juga meminta Gyeong Min memberikan pengertian pada Tuan Bae dan Nyonya Park.

"Kau tidak marah padaku atas apa yang kukatakan tadi kan? Aku tahu, ini juga sulit untukmu. Mungkin ini lebih buruk dari yang kubayangkan tapi Roo Bi putriku. Izinkan aku memintanya padamu. Tolong berikan dia satu kesempatan lagi."

"Aku mengerti." jawab Gyeong Min.


Gyeong Min lantas pamit.

Gilja pun langsung memanggil Roo Bi dan Roo Na. Tapi Gyeong Min melarang dan meminta Gilja tidak mengganggu mereka karena yakin mereka sangat lelah.


Nenek sudah mulai lelah. Tuan Bae menyuruh nenek istirahat.

Nenek pun heran karena masih belum ada kabar dari Gyeong Min.

Nyonya Park yakin kalau Gyeong Min sedang bersama Roo Na saat ini.

"Jadi Roo Bi tinggal di tempat ibunya?" tanya nenek.

"Roo Bi pasti masih terkejut dengan semua ini jadi dia mungkin akan tinggal dengan ibunya untuk menenangkan diri." jawab Nyonya Park.

Nenek pun tidak mengerti kenapa Roo Na terus saja menciptakan masalah.


Tak lama kemudian, berita soal Roo Na yang membuat Jiyeon batal bunuh diri pun muncul di TV.

Nenek pun langsung menyuruh Nyonya Park mengeraskan volume TV.


Di apartemennya, In Soo juga sedang menyaksikan berita itu.


Roo Na dan keluarganya pun juga sedang menyaksikan berita itu.

Chorim dan Soyoung langsung memuji Roo Na.

Roo Na perlahan-lahan tersenyum.

"Ini belum berakhir. Ini awal yang baru." batin Roo Na.


Roo Bi pun menatap kesal Roo Na.

"Kau pasti berpikir bahwa kau sudah menang. Tapi berapa lama kau mampu mengecap rasa manis kemenangan  terakhirmu?" batin Roo Bi.

Ketika Roo Na menatapnya, Roo Bi pun tersenyum jijik.

Sementara Roo Na langsung bersikap waspada.


Gyeong Min sendiri menenangkan dirinya di tepi Sungai Han.

"Roo Bi, aku tidak bisa membiarkan dia menghancurkan hidupnya sendiri. Aku tidak bisa kehilangan dia seperti ini. Berikan dia kesempatan, Bae Gyeong Min. Berikan juga dirimu satu kesempatan." ucap Gyeong Min.


Di kamarnya, In Soo sedang memikirkan Roo Na dan Roo Bi.

Ia yakin Roo Na berniat bunuh diri pada awalnya.

"Tapi kenapa?  Kenapa dia menjawab telepon Jin Hee dan menyelamatkan anak itu? Dia pasti melihat ini sebagai suatu kesempatan untuk kembali. Lalu bagaimana dengan Roo Bi? Apa yang akan terjadi padanya?"


Chorim sudah mau tidur. Tapi Soyoung malah mengajaknya bicara.

Soyoung bingung bagaimana harus memulainya.

"Kalau tidak ada yang mau kau bicarakan, cepat tidur!" suruh Chorim.

Soyoung pun jadi malas bicara dan memutuskan tidur.


Tapi Chorim yang penasaran dengan apa yang mau dikatakan Soyoung pun, akhirnya bangun dan menyuruh Soyoung bicara.

Sesuai dugaan saya, Soyoung mau membicarakan Dongpal.

Soyoung bilang, bahwa Dongpal sangat mencintai Chorim.

Tapi Chorim tak peduli dan menyuruh Soyoung berhenti menyebut Dongpal di depannya.

"Di film jaman dulu, orang-orang mati hanya karena cinta." ucap Soyoung.


"Berhenti bicara omong kosong dan matikan lampunya!" teriak Chorim.

Terpaksalah Soyoung bangkit dan mematikan lampu.

Chorim kemudian berbaring, membelakangi Soyoung tapi kata-kata Soyoung membuat dirinya tidak bisa tidur.


Roo Bi dan Roo Na sudah siap berangkat kerja.

Gilja dan Chorim senang melihat mereka.

Chorim bahkan ingin menangis saking terharunya melihat mereka karena sudah lama tidak melihat mereka pergi bareng seperti itu.

Roo Bi pamit.

Chorim lalu berkata, melihat mereka pergi bareng membuatnya teringat akan kecelakaan itu.

Gilja pun marah mendengarnya.


Setelah Roo Bi dan Roo Na pergi, Gilja memarahi Chorim karena menyebut-nyebut kecelakaan itu lagi.

"Aku tahu aku tidak bisa menjaga mulutku." jawab Chorim.

Gilja lalu mengajak mereka kembali sarapan.


Roo Bi marah saat Roo Na mengaku akan kembali ke rumah Gyeong Min.

Roo Na beralasan, karena Gyeong Min adalah suaminya dan Tuan Bae serta Nyonya Park adalah mertuanya.

Roo Na juga menyuruh Roo Bi menyerah.

Tak hanya menyerah, Roo Na juga berusaha mempengaruhi Roo Bi dengan mengatakan bahwa tidak seorang pun akan bahagia jika kebenaran itu diungkap.

"Kau mengancamku?" tanya Roo Bi.

"Jangan kekanak-kanakan! Ini bukan ancaman! Ini kebenarannya! Kebenaran memang selalu menang tapi tidakkah kau tahu terkadang kebenaran dapat menjadi sebuah racun? Aku mengerti perasaanmu dan aku tahu aku sudah melakukan kesalahan, tapi jika kebenaran ini diungkap, keluarga kita akan terluka." jawab Roo Na.


Roo Na lantas menggenggam tangan Roo Bi dan meminta Roo Bi memaafkannya.

Roo Bi tambah kesal, apalagi saat ia melihat cincin ruby di jari Roo Na.

Bersambung ke part 2.........

Hide and Seek Ep 9 Part 3

Sebelumnya...


Nyonya Do menyiapkan nasi untuk Eun Hyuk.

Saat sadar bahwa Eun Hyuk sudah tak lagi bersama mereka, Nyonya Do pun langsung menyuruh Dong Joo membuang nasi itu.

"Eomma, aku sudah melupakannya." ucap Yeon Joo.

"Benarkah kakak sudah melupakan suami kakak?" tanya Dong Joo.

"Siapa yang suami?" jawab Nyonya Do kesal sambil menarik mulut Dong Joo.

Dong Joo lalu mengaku penasaran dengan sosok wanita yang sudah mencuri hati Eun Hyuk.

Nyonya Do pun menyebut wanita itu sebagai pencuri yang mencuri milik orang lain.


Tapi Dong Joo membela wanita itu.

"Dia bukan pencuri. Sudah jelas sejak awal, pria yang tidak bisa kupanggil kakak ipar itu, tidak mencintainya. Kak Yeon Joo lah yang memaksanya." ucap Dong Joo.

 Geum Joo pun langsung menutup mulut Dong Joo dan mengajaknya masuk ke dalam.

*Bahkan semua keluarganya saja tahu kalau sejak awal Eun Hyuk tidak mencintainya. Tapi dia malah bersikap kekanakan dengan mendekati orang tua Chae Rin untuk membalas dendam. Tapi sy penasaran, kenapa Eun Hyuk menerima cinta Yeon Joo. Kalau dilihat-lihat sih, Eun Hyuk kayaknya gak tahu Yeon Joo tu Soo A.


Eun Hyuk mendatangi sebuah alamat.

Ia pun teringat saat Myung Sik memberikan alamat Jo Pil Doo padanya.

Ternyata Eun Hyuk meminta Myung Sik mencari tahu tentang ayahnya.

"Dia menghubungi teman satu sel nya setelah keluar dari penjara. Dia tidak punya tempat untuk dituju dan hidup mengandalkan temannya. Ini alamat teman satu selnya." ucap Myung Sik.


Bersamaan dengan itu, Pil Doo keluar dari dalam rumah sambil marah-marah.

Eun Hyuk pun bergegas menyembunyikan dirinya.

Pil Doo melihat Eun Hyuk, tapi ia cuek dan pergi begitu saja seolah tidak mengenal Eun Hyuk.

Eun Hyuk syok.

Tak lama berselang, Pil Doo balik lagi dan kembali melihat Eun Hyuk. Tapi sama seperti tadi, ia bersikap seolah tidak tahu itu Eun Hyuk dan beranjak pergi.

Eun Hyuk berusaha menenangkan dirinya.

Setelah agak tenang, Eun Hyuk pun beranjak pergi dan Pil Doo melihat kepergiannya.


Eun Hyuk menemui Chae Rin di tepi Sungai Han.

Chae Rin langsung menanyakan tentang soal Pil Doo. Tapi Eun Hyuk bilang tidak berhasil menemukannya.

Eun Hyuk lantas duduk di bangku taman. Wajahnya terlihat lesu.

"Apa semua baik-baik saja? Wajahmu terlihat lesu." tanya Chae Rin.

"Kau hanya ingin tahu tentang Min Soo A, kan?"

"Sejujurnya aku tidak mau tahu. Andai saja aku bisa. Tapi jika aku tidak tahu, orang lain pun tidak boleh tahu. Jika keluargaku mengetahui yang tidak kuketahui, aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada hidupku dan hidupnya." jawab Chae Rin dengan sorot mata sedih.

*Sejujurnya sy penasaran, apa yang akan terjadi pada Soo A jika sejak awal dia tidak menghilang dan tidak sakit. Apakah Nyonya Na akan menyuruh Soo A menikah dengan Jae Sang demi perusahaan?


Nyonya Park yang tengah bersiap-siap untuk pergi curhat pada Bu Kim soal ibunya. Ia yakin, suatu saat ibunya akan membunuhnya dan Presdir Min.

Bu Kim berusaha bijak. Ia mengatakan bahwa Nyonya Na hanya mengkhawatirkan Nyonya Park.

"Kau tidak tahu seperti apa rasanya mendengar kritikannya karena dia tidak pernah mengeluhkanmu. Rasanya seperti duri menusuk setiap bagian di tubuhku. Hubungan antara ibu dan suamiku tidak normal. Siapa pun tahu hubungan mereka hanya sebatas bisnis. Hal yang menyakitiku adalah suamiku sangat menyadarinya." jawab Nyonya Park.

Nyonya Park beranjak pergi. Bu Kim menawarkan diri untuk menemani Nyonya Park.

Tapi Nyonya Park bilang tidak perlu karena ia sudah punya seketaris sendiri.

Nyonya Park lalu mengambil bekal yang sudah dibungkus kain di atas meja dan beranjak keluar.


"Kau sudah lama menunggu?" tanya Nyonya Park.

"Aku baru saja." jawab Yeon Joo.

Yeon Joo lalu mengambil bekal di tangan Bu Kim. Ia berkata, akan menemani Nyonya Park dengan baik.

Setelah mereka pergi, Bu Kim menatap Yeon Joo dengan tatapan curiga.


Di kantor, Chae Rin menggelar konferensi pers guna menjelaskan kalau di produk mereka tidak mengandung zat berbahaya.

Reporter pun meminta bukti.

Chae Rin berkata, ingin mengajukan pertanyaan sebelum memberikan bukti.

"Kenapa kalian menerbitkan artikel tanpa memeriksa fakta?" tanya Chae Rin.

"Hak untuk mengetahui. Pembaca berhak tahu." jawab salah satu reporter.

Reporter itu kemudian tertawa bersama dua reporter lain.


"Lantas kalian mungkin sadar kalian harus mengkonfirmasi fakta. Menerbitkan artikel sebelum memeriksa fakta dengan rumor tidak berdasar merupakan alasan orang mengatakan bahwa wartawan adalah sampah."

"Jaga mulutmu!" salah satu wartawan marah.

"Itu sebabnya kalian harus memeriksa fakta terlebih dahulu." jawab Chae Rin.

"Kalau begitu tunjukkan buktinya pada kami. Kami akan menerbitkan artikel koreksi." paksa mereka.

"Kami telah meminta analisis produk kami ke Balai Pengawas Obat dan Makanan. Kuharap tidak ada artikel lagi sebelum hasilnya keluar. Ini bukan permintaan tapi peringatan." jawab Chae Rin.

"Peringatan? Kau pikir kau bisa mengancam kami?" wartawan marah.


Si reporter yang tadi tertawa pun mengirimi Jae Sang pesan.

"Butuh waktu hingga hasilnya keluar. Hanya soal waktu sebelum reputasi mereka hancur jika kami terus menerbitkan artikel."


Jae Sang dan Pimpinan Moon pun senang membacanya.

Jae Sang mengaku, bahwa ia sudah memerintahkan tim mereka untuk membeli saham Makepacific begitu jatuh ke titik terendah.

*Duh, media memang kejam yaa...


Presdir Min pun khawatir kalau artikel baru akan terbit sebelum hasil analisis produk mereka keluar.

Chae Rin lantas mengaku, bahwa ia punya ide.

"Saat tempo hari meluncurkan produk baru, kita melakukan analisis untuk semua produk. Kita rilis artikel dengan hasil itu terlebih dahulu. Setelah mendapatkan hasil dari Badan Pengawas, kita bisa melaporkannya belakangan." ucap Chae Rin.

"Kalau begitu aku akan meminta Pak Ahn mencarinya." jawab Presdir Min.

"Tidak perlu. Pasti ada di ruanganku." ucap Chae Rin.


Bersamaan dengan itu, Nyonya Park dan Yeon Joo keluar dari lift.

Nyonya Park mengajak Yeon Joo menemui suaminya tapi Yeon Joo menolak.

Nyonya Park pun akhirnya pergi sendirian.

Setelah Nyonya Park pergi, Yeon Joo jalan-jalan sendirian hingga akhirnya ia menemukan kantor CFO yang tidak lain adalah kantornya Chae Rin.


Chae Rin masuk ke ruangan Chae Rin.

Ia melihat sekeliling kantor Chae Rin.

"Bagus sekali. Karena inilah semua orang berlomba-lomba untuk menjadi sukses." ucap Yeon Joo.

Yeon Joo lalu melihat papan nama Chae Rin.

"Putri Bu Park akan menjadi pemilik perusahaan ini. Sementara aku, putri pemilik restoran, akan menjadi apa?" ucapnya kesal.

*Duh, Yeon Joo kok jadi gini ya. Seolah dia menyesal tumbuh di keluarga miskin. Bukannya Yeon Joo ini sangat menyayangi ibunya. Kebablasan ini balas dendamnya.


Yeon Joo lalu duduk di kursi Chae Rin.

Ia tersenyum seolah ingin memiliki ruangan Chae Rin.


Tak lama kemudian, Chae Rin masuk. Ia mengambil dokumen hasil analisis produk mereka.

Saat hendak keluar, ia pun menyadari ada orang lain di kantornya.

"Kau siapa?" tanya Chae Rin.

Tapi Yeon Joo yang duduk di kursi Chae Rin diam saja.

"Kutanya kau siapa?" tanya Chae Rin.

Barulah Yeon Joo berbalik dan menatap Chae Rin.

Sontak Chae Rin kaget melihat Yeon Joo.


"Apa yang kau lakukan disini? Kau masuk saat aku tidak ada?" tanya Chae Rin.

"Aku menemani Bu Park." jawab Yeon Joo.

"Jika kau datang dengan ibuku, maka kau seharusnya bersamanya. Beraninya kau masuk ke sini. Kau tidak punya sopan santun?" ucap Chae Rin.

"Aku hanya masuk sebentar sambil menunggu Bu Park. Aku tidak menyentuh apapun jadi jangan khawatir." jawab Yeon Joo.


Yeon Joo lantas menatap tajam Chae Rin.

"Ini bukan kantormu lagi Min Chae Rin." ucap Yeon Joo.

"Apa? Min Chae Rin-ssi?" tanya Chae Rin kaget.

"Kau tahu semua orang memanggilmu CFO hanya karena bersikap sopan. Kau tidak datang ke kantor secara teratur dan kau juga bukan karyawan disini. Bukankah menurutmu konyol jika kau dan semua orang terus menyebutmu CFO?" jawab Yeon Joo.

Chae Rin pun kesal, Ha Yeon Joo-ssi...


Presdir Min terkejut Nyonya Park datang membawakannya makan siang.

Nyonya Park tersenyum dan menyuruh suaminya itu makan.

Presdir Min ingin mengajak Chae Rin. Ia berkata, bahwa makan siang yang dibawa Nyonya Park adalah kesukaan Chae Rin.

"Chae Rin di sini?" tanya Nyonya Park.

"Dia langsung datang kepadaku saat tahu aku dalam masalah. Luar biasa dia sangat mempedulikan perusahaan ini." jawab Presdir Min.

"Apakah kau juga akan bersikap begitu jika Soo A ada di sini?" tanya Nyonya Park.

"Tentu saja. Aku ayah Min Soo A dan Min Chae Rin." tegas Presdir Min.

"Kau sangat konsisten. Pasti karena itulah aku jatuh cinta kepadamu." jawab Nyonya Park.

"Kita orang tua kedua gadis itu. Jangan lupakan itu." ucap Presdir Min.


Chae Rin menyuruh Yeon Joo keluar dari ruangannya.

"Meski kau belagak seperti pemilik ruangan ini saat aku tidak ada, kau tidak akan pernah memiliki ruangan ini." ucap Chae Rin.


Mendengar itu, Yeon Joo pun kesal dan beranjak pergi tapi sebelum pergi ia tanpa sengaja melihat dokumen pribadinya di meja Chae Rin.

"Sejak kapan kau memeriksa latar belakangku?" tanya Yeon Joo.

"Jangan salah paham. Kau seketaris ibuku." jawab Chae Rin.

"Karena aku seketaris ibumu, jadi kau ingin tahu apakah aku orang yang bisa dipercaya? Kau tidak punya niatan lain?" ucap Yeon Joo.


"Lalu bagaimana denganmu Ha Yeon Joo-ssi? Kau tidak punya niatan lain selain karena kasihan mendekati ibuku? Seorang wanita menunjukkan kebaikannya padamu. Apakah kau tidak menganggapnya sebagai peluang? Jawab aku lebih dulu, baru aku akan menjawab pertanyaanmu." jawab Chae Rin.

Yeon Joo pun terdiam dan menatap kesal Chae Rin.


Presdir Min berkata, bahwa ia berharap Chae Rin dan Soo A akan akur setelah Soo A kembali.

"Yang satunya mirip kita dan satunya lagi berusaha keras agar mirip dengan kita." ucap Presdir Min.

Nyonya Park tampak tidak senang mendengarnya.


Chae Rin bertanya, kenapa Yeon Joo terus saja membuatnya merasa tak nyaman.

"Tapi kita tidak bisa berteman, kan? Jangan-jangan kau ingin berteman denganku?" tanya Yeon Joo.

"Tidak akan." jawab Chae Rin.

Yeon Joo tambah kesal mendengar ucapan Chae Rin.

Lalu ia berkata, bahwa dirinya juga tidak mau berteman dengan Chae Rin.


Eun Hyuk masuk ke ruangan kecilnya.

Ia memikirkan soal ayahnya.


Lalu tiba-tiba, ia dikejutkan dengan bunyi air di kamar mandi.

Eun Hyuk pun langsung mengambil tongkat baseball.

Ia bersiap memukul orang yang menyusup ke dalam rumahnya.

Tapi alangkah kagetnya ia begitu melihat sosok yang keluar dari kamar mandi ternyata Jo Pil Doo.


Jo Pil Doo pun menyuruh Eun Hyuk berlutut padanya.

"Hal yang harus kau lakukan setelah 20 tahun tidak bertemu ayahmu adalah berlutut padaku jika kau manusia." ucap Pil Doo.

"Keluar sekarang!" teriak Eun Hyuk.

Kesal dipelototi dan dibentak Eun Hyuk, Pil Doo berniat memukul Eun Hyuk tapi Eun Hyuk langsung menangkisnya.

"Kau merasa sudah dewasa sekarang? Kau memang sudah dewasa tapi di mataku kau masih anak kecil." jawab Pil Doo.


Pil Doo berusaha memukul Eun Hyuk lagi tapi Eun Hyuk dengan sigap memelintir tangannya.

"Kau pikir aku masih bocah 11 tahun yang tidak bisa berbuat apa-apa saat kau memukul dan menginjakku?"

"Itulah sebabnya kau datang ke tempat tinggalku dan bersembunyi seperti anak kecil. Kau terlihat menyedihkan." jawab Pil Doo.


Eun Hyuk pun menarik Pil Doo dan mendorongnya.

"Ngomong-ngomong bagaimana kau bisa berhubungan dengan gadis itu, kakaknya Min Soo A?"

"Katakan dulu dimana Min Soo A!"

"Kalau ingin tahu, bawakan aku uang."

"Kalau kau punya hati nurani, seharusnya kau tidak tawar menawar lagi. Bertobatlah."

"Tobat? Aku sudah banyak bertobat selama mendekam dalam sel 20 tahun. Lalu bagaimana denganmu, apakah kau tidak menyesali perbuatanmu? Bisakah kau menatapnya setelah apa yang kau lakukan!"


"Jangan katakan apapun!" teriak Eun Hyuk.

Eun Hyuk lantas kembali mendorong ayahnya.

Setelah itu, ia terduduk lemas. Ia syok.

Pil Doo lantas memberitahu kalau Soo A tinggal tak jauh dari tempat tinggal Eun Hyuk dan masih hidup.


Eun Hyuk yang sudah tidak tahan lagi, akhirnya menyeret Pil Doo keluar dan mengancam Pil Doo.

*Jd Eun Hyuk juga terlibat penculikan Soo A??


Yeon Joo membereskan baju-baju Eun Hyuk. Ia memasukkannya ke dalam tas besar.


Eun Hyuk mengamuk di ruangannya saat ia mendapat telepon dari Yeon Joo.


Mereka lalu bertemu di kafe.

"Haruskah aku berterima kasih karena mau menjawab panggilanku atau karena kau mau bertemu denganku?" tanya Yeon Joo.

Yeon Joo lalu mengembalikan pakaian Eun Hyuk.

Yeon Joo lantas membahas masa lalu. Ia berkata, tidak bisa melupakan saat mereka membeli pakaian itu.

"Pakai saja jika memungkinkan. Kau hanya membenciku. Jangan membenci baju-baju ini." pinta Yeon Joo.

"Yeon Joo-ya." Eun Hyuk mau bicara, tapi ponselnya berdering.


Eun Hyuk kaget yang menghubunginya adalah Pil Doo.

Pil Doo berkata, bahwa dirinya saja bisa menemukan alamat Eun Hyuk jadi tidak sulit untuk menemukan nomor Eun Hyuk.

Eun Hyuk pun meminta Pil Doo tidak menghubunginya lagi tapi Pil Doo malah mengancam akan mengganggu Chae Rin jika Eun Hyuk terus menghindarinya.

"Jika kau mengusiknya, aku tidak akan tinggal diam." jawab Eun Hyuk.

"Lihat dirimu. Kau mengancam ayahmu sekarang." 

"Ada dimana kau? Ayo kita bertemu." ajak Eun Hyuk.

"Aku sedang dalam perjalanan ke rumah Min Joon Sik. Akan kuberitahu dia semuanya." jawab Pil Doo.

Pil Doo lantas mematikan panggilannya.


Eun Hyuk panic. Ia langsung pergi tapi Yeon Joo menahannya.

"Siapa yang mau kau temui? Aku tahu hubungan kita sudah berakhir tapi aku tidak bias membiarkanmu berpaling dariku." ucap Yeon Joo.

*Yeon Joo ngemis lagi yaaak... Duh Yeon Joo..

Tapi Eun Hyuk tetap pergi.

Yeon Joo pun mengikuti Eun Hyuk.


Eun Hyuk menemui Chae Rin di tempat biasa mereka kertemu.

Eun Hyuk memberitahu Chae Rin bahwa Pil Doo dalam perjalanan ke rumah Chae Rin.

Chae Rin kaget, apa?

Eun Hyuk lantas memegang bahu Chae Rin.

Yeon Joo yang melihat itu dari kejauhan tambah kesal.


Pil Doo sampai di rumah Chae Rin.

Tapi pelayan tidak mau membuka pintu.

Tepat saat itu, Nyona Na dan Bu Kim datang.

"Ada pengunjung datang tapi saat aku bertanya ada urusan apa dia tidak mau menjawab dan hanya memberitahukan namanya. Dia bilang anda akan tahu namanya."

"Siapa namanya."

"Jo Pil Doo."

Sontak Nyonya Na kaget mendengarnya.


Nyonya Na keluar, menemui Pil Doo ditemani Bu Kim.

Begitu Nyonya Na keluar, Pil Doo langsung berlutut dan meminta Nyonya Na mendengarkannya.

Tapi Nyonya Na menyuruh Pil Doo pergi.

Nyonya Na berbalik, hendak masuk ke rumahnya.

Pil Doo pun berkata akan mengembalikan Min Soo A.

Nyonya Na tidak percaya dan menyuruh Bu Kim memanggil polisi.


Tapi Pil Doo mengancam akan menggorok lehernya sendiri jika tidak diberikan kesempatan untuk mengembalikan Soo A.

Chae Rin yang melihat itu dari kejauhan pun kaget.

Bersambung..........