• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Hide and Seek Ep 11 Part 1

Sebelumnya...


Chae Rin syok melihat hasil tes DNA antara dirinya dengan Presdir Min dan Nyonya Park.


Pimpinan Moon pura-pura merasa tertipu oleh keluarga Min.

Presdir Min pun berusaha menjelaskan, bahwa Chae Rin sudah seperti putri kandungnya dan ia sangat menyayangi Chae Rin.

Tapi Pimpinan Moon tidak peduli dan kekeuh ingin uangnya kembali.


Sebuah tape menyala. Chae Rin terkejut mendengar suara Pimpinan Moon.

Selamat datang, aku sudah lama menantikan ini. Ada yang ingin kukatakan padamu. Lihat ke brankas dan ambil lah.

Chae Rin pun langsung melihat ke dalam brankas dan ia menemukan sebuah kertas besar di dalam sana.


Orang yang sama.

"Kau mungkin tahu apa maksudnya. Aktingmu sebagai pengganti cukup bagus. Kau pikir, aku tidak tahu? Kau pikir aku, Moon Tae San, tidak mengenali pengganti seperti dirimu?"

Chae Rin syok membacanya.


Sementara itu, Eun Hyuk cemas karena Chae Rin tidak bisa dihubungi.

Tak lama kemudian, terdengar suara Jae Sang.

"Kenapa kau sangat putus asa?"

Eun Hyuk pun langsung menyimpan ponselnya.

Jae Sang lantas mendekati Eun Hyuk. Ia menyebut Eun Hyuk sebagai mata-mata yang berusaha mencari tahu rahasianya.

"Ada dua pilihan yang bisa kau pertimbangkan saat kau berusaha menipuku. Pertama, berusaha lah yang terbaik agar tidak ketahuan olehku atau menerima konsekuensinya." ucap Jae Sang.

Eun Hyuk berusaha tenang.

Ia lalu beranjak pergi tanpa mengatakan apapun.


Setelah Eun Hyuk pergi, Jae Sang menghubungi orang suruhannya.

"Temukan bukti bahwa mereka ada hubungan." suruh Jae Sang.


Pimpinan Moon kekeuh ingin uangnya kembali.

Presdir Min pun menceritakan situasi yang sedang dialami perusahaannya tapi Pimpinan Moon tidak perduli.

Do Hoon berusaha membela Presdir Min, tapi ditahan oleh Presdir Min.


Pimpinan Moon berdiri dan meminta saham Presdir Min.

Pimpinan Moon berkata, kalau Presdir Min bisa membayarnya dengan saham itu.

Sontak, Presdir Min kaget.


Chae Rin kemudian menanyakan penyebab kematian dua mantan istri Jae Sang pada pelayan.

Si pelayan takut-takut menceritakannya.

Chae Rin pun langsung melepas perhiasannya dan memberikannya pada si pelayan. Barulah si pelayan bercerita.

Si pelayan bercerita, bahwa dua mantan istri Jae Sang sangat menderita.

"Pimpinan Moon adalah penyebabnya. Bisnis keluarga mereka terpaksa dijual dan mereka bunuh diri." cerita si pelayan.


Chae Rin kembali memeriksa brankas Pimpinan Moon.

Di sana, ia menemukan berkas-berkas perusahaan milik kedua mantan istri Jae Sang.

Tak lama kemudian, ia menemukan foto kedua mantan istri Jae Sang.

Yang membuat Chae Rin tambah syok, karena di sana ia juga menemukan dua bingkai foto yang masih kosong.

*Dua bingkai? Kalau satunya untuk Chae Rin berarti satu lagi untuk So Ra?


Dalam perjalanan, Jae Sang mengaku tak yakin kalau Presdir Min akan menjual Makepacific.

Sang ayah pun berkata, bahwa mereka tidak punya pilihan lain selain melakukan itu.


Do Hoon curiga kalau Pimpinan Moon sudah merencanakan hal itu sejak awal.

"Dia bukan hanya tahu soal perusahaan tapi juga keluargamu." ucap Do Hoon.

Presdir Min pun kaget.


Jae Sang penasaran, bagaimana sang ayah bisa tahu banyak tentang keluarga Chae Rin.

"Tidakkah kau ingat saat kita mencari tahu berapa saham yang dimiliki wanita tua itu? Keluarga konglomerat di Korea itu sama. Mereka akan mengumpulkan saham mereka dan mewariskannya pada anak-anak mereka."

Flashback...


Jae Sang menyerahkan laporan tentang saham yang dimiliki keluarga Min.

Nyonya Na pemilik saham terbesar. Nyonya Park pemilik saham terbesar kedua. Tapi tidak dengan Presdir Min yang hanya memiliki setengah dari saham itu.

Melihat itu, Pimpinan Moon pun merasa bahwa Presdir Min hanyalah boneka Nyonya Na dan Nyonya Park.

Mereka lalu heran karena Chae Rin tidak memiliki saham apapun.

Dari situlah mereka mulai curiga.


Dua keluarga itu akhirnya bertemu di hotel.

Keluarga Min tiba duluan. 

Nyonya Na menyuruh Presdir Min dan Nyonya Park masuk duluan karena dia ingin bicara berdua dengan Chae Rin.

Tanpa mereka sadari, Pimpinan Moon melihat mereka dari kejauhan.


Nyonya Na lalu mengajak Chae Rin bicara di tempat lain.

Ia menyuruh Chae Rin bersikap baik agar Pimpinan Moon menyukai Chae Rin.

Nyonya Na juga berkata, bahwa hidup Chae Rin akan berubah setelah menjadi menantu keluarga Taesan.

"Orang tua Soo A tidak pantas mendapatkan ini. Mereka tidak boleh hidup susah." ucap Nyonya Na.

Nyonya Na juga menyebut-nyebut tentang Soo A yang entah berada dimana.

Chae Rin mengerti. Setelah itu, Nyonya Na pergi meninggalkan Chae Rin.

Chae Rin terlihat sedih.


Pimpinan Moon memperhatikan Chae Rin dari kejauhan. 


Saat mereka makan siang, Pimpinan Moon melirik ke arah pelayan dan memberi kode. Pelayan itu mengerti. 


Setelah pertemuan selesai, si pelayan langsung memasukkan gelas bekas minum keluarga Min ke dalam plastik besar.  


Tak lama kemudian, hasil tes DNA Chae Rin dan keluarga Min keluar.

Jae Sang marah dan merasa keluarga Min sudah menipu mereka. Ia langsung mengajak ayahnya mengambil kembali uang yang mereka pinjamkan.

Tapi sang ayah melarang dan berkata, kalau mereka harus lebih cerdik. 

 Flashback end...


Jae Sang memuji kepintaran sang ayah.

Sang ayah lalu mengajak Eun Hyuk ke peternakan rusa minggu ini.

Eun Hyuk pun berkata, bahwa ia juga akan memesan tempat di restoran favorit Pimpinan Moon.

Mendengar itu, Jae Sang yang curiga pada Eun Hyuk, langsung berkata bahwa ia akan ikut.

Ia juga mengaku, akan melakukan apapun mulai sekarang untuk ayahnya.


Di ruangannya, Jae Sang kesal melihat foto-foto Eun Hyuk dan Chae Rin.


Tak lama kemudian, Eun Hyuk datang dan Jae Sang langsung menyimpan foto-foto itu.

"Seperti yang sudah kukatakan, aku akan mulai menemani ayahku mulai sekarang."

"Tidak semudah itu. Ini tidak bisa dipelajari dalam satu hari. Pilihannya, selera dan hobinya."

"Aku akan belajar! Kau tidak punya hubungan darah dengannya tapi kau bisa."

"Kenapa kau tiba-tiba seperti ini?

"Tidak boleh kah aku menjadi dewasa?" tanya Jae Sang.


Jae Sang lantas bangkit dan mendekati Eun Hyuk.

"Haruskah aku minum-minum, main judi dan main wanita selamanya! Jawab aku!"

"Tidak." jawab Eun Hyuk.

Jae Sang lalu memukul-mukul pipi Eun Hyuk.

Setelah itu, ia menyuruh Eun Hyuk mengelap sepatunya.

Eun Hyuk kesal, tapi ia berusaha menahan amarahnya dan mengelap sepatu Jae Sang.


Chae Rin masuk ke kamarnya dan membayangkan foto dirinya lah yang akan mengisi bingkai foto yang kosong itu.


Di kamarnya, Yeon Joo sedang melihat-lihat album keluarganya.

Tak lama kemudian, sang ibu datang dan Yeon Joo langsung bertanya kenapa tidak ada fotonya saat dirinya masih bayi di sana.

Nyonya Do pun mengatakan, bahwa foto-foto Yeon Joo saat bayi menghilang terbawa banjir.

"Tapi ini aneh. Kau punya foto Geum Joo dan Dong Joo tapi aku tidak."

"Apanya yang aneh."

Nyonya Do lantas menutup album foto itu dan membawanya keluar.


Diluar, Nyonya Do bertanya-tanya kenapa Yeon Joo tiba-tiba bersikap seperti itu.

Tak lama kemudian, ia pun curiga kalau Pil Doo menemui Yeon Joo lagi.


Pil Doo sendiri disekap di sebuah gudang dengan tangan dan kaki terikat.

Karena tangan dan kakinya terikat, Pil Doo pun berusaha makan langsung dengan mulutnya seperti hewan.

Setelah itu, ia mendobrak pintu tapi malah terjatuh sendiri.


Nyonya Na masih memikirkan kata-kata Pil Doo tentang Soo A.

Ia pun merasa dirinya bodoh karena masih mempercayai kata-kata Pil Doo.

Nyonya Na kemudian mengaku, bahwa ia juga mencemaskan perusahaan.

"Presdir Min akan mengurus semuanya jadi tunggulah." jawab Bu Kim.

Sontak, Nyonya Na langsung sewot mendengar Bu Kim membela Presdir Min seperti itu.

Bu Kim lalu ditelepon oleh Do Hoon.

Selesai bicara dengan Do Hoon, Bu Kim pun langsung memberitahu Nyonya Na tentang kedatangan Pimpinan Moon ke perusahaan.

Sontak Nyonya Na heran karena Pimpinan Moon minta uangnya dikembalikan.

Nyonya Na lalu mengajak Bu Kim pergi.


Ternyata Nyonya Na pergi menemui Pimpinan Moon.

Nyonya Na protes karena Pimpinan Moon meminta dana investasinya dikembalikan.


"Kau ingat pohon ini?" tanya Pimpinan Moon sambil menunjuk ke pohon di sebelahnya.

Nyonya Na pun langsung ingat kata-kata Pimpinan Moon soal pohon itu saat ia datang meminta bantuan Taesan pertama kali.

"Ini adalah Pohon Hwangpi. Dua spesies dicangkokkan menjadi satu. Mimpiku adalah Makepacific dan Taesan menjadi satu seperti ini."

Flashback end...


"Itulah kenapa aku lebih marah. Kau tidak bisa menepati janjimu. Lupakan soal pengembalian dana iti." ucap Nyonya Na.

"Aku tidak bisa melakukan itu." jawab Pimpinan Moon.

"Tidak bisa? Dengan Moon Tae San. Kau pasti lupa setelah bertahun-tahun lamanya. Kau hampir tidak bisa menulis namamu sendiri dan kau adalah pengemis yang tidak punya apa-apa. Siapa yang menolongmu?" ucap Nyonya Na.

Pimpinan Moon mengaku bahwa sampai mati ia tidak akan pernah lupa berterima kasih soal itu.


Tapi Pimpinan Moon kekeuh mau uangnya kembali.

Ia bahkan membanting pohonnya, membuat Nyonya Na terkejut.

Pimpinan Moon lalu mengusir Nyonya Na.

Pimpinan Moon juga menyuruh Nyonya Na bertanya pada Chae Rin apa penyebab ia marah.


Setelah Nyonya Na pergi, Pimpinan Moon pun tertawa puas penuh kemenangan.


Diluar, Nyonya Na langsung menghubungi Chae Rin. Ia menyuruh Chae Rin datang ke rumahnya sambil marah-marah.

Bersambung ke part 2.........

Ruby Ring Ep 74 Part 2

Sebelumnya...


Jihyeok, In Soo dan Dongpal juga sedang menikmati waktu mereka. Dongpal yang akan menikahi Chorim sebentar lagi, terlihat sangat bahagia.


Sementara itu, Roo Bi memberikan gaun pengantinnya pada Chorim. Roo Bi cerita, gaun pengantin itu hadiah dari Se Ra. Ia juga mengaku, sudah membelikan hanbok juga untuk Chorim pakai besok di pernikahan.

"Lalu apa yang akan kau pakai di pernikahanmu?" tanya Gilja.

Mendengar itu, Chorim pun langsung mengembalikan gaun pengantin itu pada Roo Bi.

Roo Bi berkata, ia harus memberikan sesuatu yang bagus untuk Chorim.

Chorim pun berterima kasih.


Roo Bi lalu memandangi Chorim dengan tatapan sedih.

Gilja pun bingung melihat wajah sedih Roo Bi.


Mereka lantas makan siang bersama.

Chorim menyuapi Dongpal.


Gyeong Min juga meletakkan potongan daging di mangkuk Roo Na.

Roo Bi menatapnya dengan tatapan kecewa.


Gilja sontak heran melihat Roo Bi dan Roo Na yang terlihat tidak akur.

Ia bertanya-tanya, apa mereka sedang bertengkar.


Daepung tiba-tiba berdehem dan memberi isyarat mata ke Dongpal.

Dongpal mengerti dan senyum-senyum sendiri.


Melihat itu, Chorim jadi curiga.

Soyoung lantas mengajak Chorim ke kamar. Ia mau memberikan perawatan wajah ke Chorim.

"Aku tidak perlu melakukannya. Aku tidak akan mengenakan gaun pengantin di hari pernikahan." jawab Chorim.

"Bukan gaun pengantin masalahnya, tapi malam pertamamu." bisik Soyoung.

Chorim pun langsung menyudahi makannya mendengar itu.


Nenek merasa kesepian di rumah karena Se Ra tidak ada di rumah dan Gyeong Min juga Roo Na juga sedang pergi.

"Bibinya Roo Bi akan menikah, menurutmu tidakkah kita harus datang ke pernikahannya?" tanya Nyonya Park.

"Aku ingin datang tapi itu urusan keluarga mereka. Aku juga tidak mau mau membuat repot." jawab nenek.

"Ibu tidak ingin Jeju? Jeju sangat mengagumkan sekarang." ucap Tuan Bae.

"Aku sudah banyak melakukan perjalanan. Daripada aku, lebih baik kau membawa istrimu ke Jeju atau luar negeri." jawab nenek.

"Haruskah aku melakukannya?" tanya Tuan Bae.

"Aniyo, eommoni." jawab Nyonya Park.

Geum Hee keluar dari dapur, membawa 3 cangkir teh untuk mereka.

"Kudengar samonim akan pergi jalan-jalan. Bolehkah aku ikut? Aku belum pernah pergi ke Jeju." ucap Geum Hee.

"Harusnya kita mengirim dia ke Jeju supaya hari-hariku damai." jawab nenek.

"Kalau begitu, musim semi ini ini kita akan Jeju." ucap Tuan Bae.

Sontak, Geum Hee senang mendengarnya.


Chorim, Gilja dan Soyoung lagi maskeran dengan lidah buaya.

Chorim mengucapkan terima kasih karena Gilja sudah menjaganya selama ini.

"Dulu aku yang menjagamu nanti gantian kau yang akan menjagaku. Setelah Roo Bi dan Roo Na menikah, kalian berdua yang akan tinggal bersamaku. Jangan usir aku saat aku tua dan sakit-sakitan."

"Eonni, kau tidak boleh bicara begitu!"

Gilja tersenyum.

Lalu ia menyuruh Chorim menabung agar bisa memiliki rumah sendiri.

Chorim mengangguk dan berterima kasih pada Gilja.


Mereka lalu menjalani tradisi pernikahan.


Di dalam, mereka membuka koper yang isinya hanbok pengantin.

Chorim lalu menemukan sebuah amplop di sana.

Di dalam amplop itu, ada pesan  dari Dongpal yang menyuruh Chorim datang ke kebun bunga.


Setelah Chorim pergi, Gilja pun berniat menyiapkan camilan dan minum untuk mereka semua.

Tapi Jihyeok bilang mereka semua harus istirahat untuk pernikahan besok.


Jihyeok dan Soyoung lantas senyum-senyum sendiri.


Di kebun, Dongpal sudah menyiapkan kejutan tapi Chorim tak kunjung datang.


Chorim sendiri yang sedang mencari Dongpal malah bertemu Kwang Soo.

"Apa yang kau lakukan disini? Kulihat kau bicara dengan Wakil Presdir Bae." ucap Kwang Soo.

"Dia adalah keponakanku." jawab Chorim.

"Jadi kau disini untuk pernikahan? Kudengar ada yang akan menikah." ucap Kwang Soo.

"Kau sendiri, sedang apa di sini?" tanya Chorim.

"Aku Kepala Manajemen di perkebunan ini." jawab Kwang Soo.

"Kau sudah menikah?" tanya Chorim.

"Masih belum." jawab Kwang Soo.

Kwang Soo lalu berkata, bahwa Chorim tetap tomboy dan kurus seperti dulu.


Lalu Kwang Soo mengajak Chorim pergi. Kwang Soo menyuruh Chorim jalan hati-hati.

Tapi Chorim yang gugup, tiba-tiba terjatuh dan Kwang Soo langsung menangkapnya.

Dongpal yang melihat itu pun langsung kesal.

Melihat Dongpal dan kejutannya, Kwang Soo pun sadar bahwa Chorim lah yang akan menikah.

Ia lalu menjabat tangan Chorim dan mengucapkan selamat.

Setelah itu, Kwang Soo beranjak pergi.

Chorim pun heran kenapa ia gemetaran di depan Kwang Soo.


Alhasil, Dongpal dan Chorim pun bertengkar.

Gara-gara Kwang Soo, Dongpal jadi kehilangan selera memberikan kejutan untuk Chorim.


Chorim kembali ke kamarnya sambil ngomel-ngomel. Ia juga heran kenapa Kwang Soo bisa datang lagi ke kehidupannya tepat sehari sebelum ia menikah.

Soyoung datang. Ia penasaran dan ingin melihat cincin Chorim.

Tapi Chorim malah marah-marah dan memilih tidur. Sadarlah Soyoung bahwa Chorim dan Dongpal sedang bertengkar.


Di kamarnya pula, Dongpal dan Daepung lagi menenggak soju. Jihyeok pun menyuruh ayahnya berhenti minum-minum karena besok sang ayah akan menikah.

Tapi Daepung bilang, minum akan membantu Dongpal tidur.

"Kau sudah 40! Dewasalah, appa!"

"Apa? Dewasa? Bagaimana bisa kau mengatakan itu pada pria yang lebih tua?" protes Dongpal.

Dongpal lantas mengejar Jihyeok. Jihyeok langsung kabur.


Akhirnya hari pernikahan pun tiba.

Gilja yang sudah berada di lokasi pernikahan cemas karena Chorim belum datang.

Tak lama kemudian, Chorim dan Soyoung berlari ke tempat pernikahan.

Pernikahan dimulai.

In Soo lah yang menjadi MC di hari pernikahan.

Gilja heran melihat Chorim tidak menggandeng lengan Dongpal.

In Soo lantas menyuruh mereka saling memberi hormat.

Tapi Dongpal dan Chorim malah saling mengumpat dalam hati hingga In Soo harus mengulangi kalimatnya sampai tiga kali, barulah mereka memberi hormat satu sama lain.


In Soo kemudian mengatakam, bahwa pengantin laki-laki akan memberikan hadiah.

Dongpal terlihat bingung.

In Soo pun berbisik, apa Dongpal sudah menyiapkan suratnya.

Dongpal mengaku bahwa ia sudah hafal diluar kepala.

Tapi nyatanya ia bingung harus mengatakan apa dan akhirnya ia memutuskan mengatakan apa yang ada di benaknya.

"Apa yang kulakukan? Aku berani mencintai wanita ini. Seandainya aku berpura-pura bahwa kami adalah orang asing dan tetap memendam perasaanku, hidupku akan lebih buruk dari sekarat. " ucap Dongpal.

Dalam hati, Chorim pun mengakui keromantisan Dongpal.

"Aku takut tapi masih mencintainya." lanjut Dongpal.

Chorim senyum-senyum, tapi kemudian senyumnya menghilang saat ia melihat ke arah lain.


Bersambung....