Dongpal menjadikan lirik lagu sebagai janji pernikahannya.
Semua orang sontak tertawa.
Melihat orang-orang pada tertawa, Chorim pun malu dan menyuruh Dongpal berhenti melagu.
Acara lalu dilanjutkan dengan makan-makan.
Gyeong Min memuji Dongpal, ia mengatakan janji pernikahan yang diucapkan Dongpal saat mengesankan.
Gilja penasaran, kapan Dongpal menulis puisi itu.
"Itu bukan puisi dan ayahku tidak menulisnya. Itu lirik lagu."
"Jadi itu sebabnya kalian tertawa?" tanya Gilja.
"Itulah kenapa ibu tiriku marah." jawab Jihyeok.
Tak lama kemudian, Chorim dan Soyoung datang. Chorim mengenakan gaun pengantin yang diberikan Roo Bi.
"Gaunnya terlalu minim?" tanya Chorim.
"Aniyo, Komo. Kau terlihat cantik." jawab Roo Bi.
"Kau bahkan terlihat 10 tahun lebih muda." puji Chorim.
"Benar, kau terlihat seperti pengantin yang masih muda." ucap Soyoung.
"Siapa bilang aku tua? Aku memang masih muda!" jawab Chorim.
Chorim lalu berterima kasih pada Roo Bi atas gaunnya.
"Tapi Komo, darimana kau mendapatkan gaun itu? Gaunnya tidak asing bagiku." tanya Roo Na.
"Kau tidak tahu? Roo Na Eonni yang memberikan gaun ini, katanya hadiah dari adiknya Bae Gyeong Min." jawab Soyoung.
Sontak In Soo langsung menatap kecewa pada Roo Bi.
Roo Na sendiri merasa tidak nyaman. Saat ditanya Gyeong Min, Roo Na mengaku bahwa ia agak lelah.
Gyeong Min pun melepas jas nya dan memakaikannya ke Roo Na.
Kesal melihat itu, Roo Bi pun beranjak pergi.
In Soo mau menyusul Roo Bi tapi Daepung menahannya.
Roo Na pun menyusul Roo Bi. Ia beralasan, mau ke kamar mandi.
Roo Bi berdiri di balkon. Sorotnya matanya nampak sedih.
"Aku tidak pernah membayangkan akan kembali ke sini dalam keadaan seperti ini." ucapnya.
Tak lama kemudian, Roo Na datang. Roo Na menanyakan maksud Roo Bi memberikan gaun itu pada Chorim.
Roo Bi tersenyum sinis.
"Kau selalu seperti ini. Kau tidak pernah menghargai kebaikan orang lain. Kau selalu paranoid dan kau tidak pernah berharap ingatanku akan kembali."
"Lantas apa bedanya? Kita tidak akan bisa kembali ke awal." jawab Roo Na.
"Kau yakin? Apa kau tahu apa yang kupikirkan setelah ingatanku kembali? Satu-satunya yang tersisa adalah waktu. Aku kehilangan semuanya. Cinta, keluarga, kepercayaan, bahkan nama dan wajahku. Semuanya direnggut dariku, oleh adikku yang sangat kupercaya melebihi diriku. Yang kupunya hanyalah waktu." ucap Roo Bi.
"Lalu apa yang mau lakukan dengan waktu itu? Balas dendam?" tanya Roo Na.
"Yang tersisa hanyalah waktu tapi waktumu hampir habis. Setelah ingatanku kembali, waktumu sebagai Jeong Roo Bi selesai. Mulai sekarang, kau akan menghabiskan waktumu dengan bertanya-tanya, kapan bom nya akan meledak. Kau bodoh bersikap seperti Jeong Roo Bi. Kau tidak tahu, kau memulai ini tapi kau tidak bisa melakukannya." jawab Roo Bi.
"Gyeong Min dan aku saling mencintai. Kau lihat sendiri kan? Cinta hanyalah masalah waktu. Cinta bisa dibangun dengan usaha." ucap Roo Na.
"Cinta? Dia mencintaimu karena dia mengira kau adalah aku, tapi bagaimana denganmu? Demi ambisimu, kau mencampakkan pria yang mencintaimu. Lalu kau merebut tunangan kakakmu." jawab Roo Bi.
"Cinta! Cinta! Cinta! Cintamu tulus dan cintaku palsu? Lihat dirimu. Jika cintamu begitu hebat, apa yang kau lakukan sekarang? Kau jelas akan menyakiti pria yang kau cintai. Tidak bisakah kau move on? Siapa yang peduli ingatanmu kembali. Tidak ada. Kau tidak bisa melakukan apapun. Kau sudah tahu siapa yang akan terluka jika kebenarannya terungkap. Kau yakin mau balas dendam? Siapa yang akhirnya akan terluka dengan balas dendammu?" ucap Roo Na.
Roo Bi pun langsung mencengkram tangan Roo Na.
"Kau gila! Kau benar-benar gila! Kau menipu dirimu dan berpikir kau sudah menang. Apakah kau masih bisa berada di sana jika dia tahu siapa dirimu? Apakah dia masih mau menganggapmu istrinya?"
"Iya! Aku gila dan aku tidak peduli jadi jangan mengetesku dan tetaplah diam, kecuali kalau kau ingin melihat ibu syok dan meninggal. Kalau kau tidak mau diam, aku akan datang padamu." ucap Roo Na.
"Kau mau membunuhku? Bukankah sudah kubilang. Aku sudah lama mati. Tidak ada perlu dibunuh atau diambil dariku tapi bagaimana denganmu? Bersiaplah. Aku akan mengembalikan semuanya ke tempat semula, satu per satu, aku akan merebut kembali apa yang kau ambil dariku." jawab Roo Bi.
Roo Bi lalu beranjak pergi.
Gilja yang melihat pertengkaran mereka dari kejauhan pun kaget.
Roo Na kembali ke mejanya.
Gyeong Min menanyakan Roo Bi.
In Soo mengatakan, bahwa Roo Bi mungkin lelah dan beristirahat di kamar.
Tak lama kemudian, Gilja datang dan terus-terusan menatap Roo Na. Ia yakin ada sesuatu yang tidak beres antara Roo Bi dan Roo Na.
Dongpal tak berhenti melihat Chorim.
Menyadari Dongpal terus-terusan melihatnya, Chorim pun meminta Dongpal tidak berpikiran macam-macam.
"Aku melihatmu karena kau cantik. Apa itu salah?" jawab Dongpal membela diri.
Roo Bi pergi ke pantai. Ia teringat kenangannya bersama Gyeong Min di pantai itu.
Tangis Roo Bi pun pecah. Ia terduduk lemas di atas pasir.
"Gyeong Min-ssi, Gyeong Min-ssi." tangisnya.
Gyeong Min mengajak Roo Na keluar, tapi Roo Na menolak dengan alasan lelah.
"Kau benar-benar tidak ingat? Ini tempat yang kita datangi 10 tahun lalu."
"Kau begini lagi. Kenangan satu tahun saja aku tidak ingat dan kau menanyakan kenangan 10 tahun lalu. Kenapa kau terus begini? Kenapa kau terus memikikan masa lalu. Tidak bisakah kau memikirkan masa depan kita saja?"
"Roo Bi ya."
Gyeong Min pun pergi sendirian ke tempat itu.
Di sana, juga ada Roo Bi yang tengah menatap sesuatu.
"Aku benar-benar ingin ke sini bersamamu. Apa kau tidak ingat, Roo Bi-ya? Janji kita 10 tahun lalu? Untuk kembali ke sini sebagai pasangan suami istri." batin Gyeong Min.
Gyeong Min lalu mengalihkan pandangannya dan terkejut melihat Roo Bi.
Roo Bi sendiri tersenyum pahit melihat foto-fotonya bersama Gyeong Min.
Gyeong Min lalu menghampiri Roo Bi.
"Bagaimana kau bisa menemukan tempat ini?" tanya Gyeong Min.
Roo Bi diam saja dan menatap Gyeong Min berkaca-kaca.
Gyeong Min kemudian melihat foto-fotonya dengan Roo Bi.
"Gyeong Min-ssi, kau juga ingat? Kau tidak lupa. Kau datang. Gyeong Min-ssi." ucap Roo Bi dalam hati.
Mereka lalu duduk dan bicara.
Gyeong Min merasa itu kebetulan yang luar biasa.
"Aku dan Roo Bi datang ke sini 10 tahun lalu dan kau datang dan menemukan foto kami." ucap Gyeong Min.
"Ini bukan kebetulan, Gyeong Min-ssi. Ini takdir, tapi apa yang terjadi pada kita sekarang? Kenapa kita seperti ini? Wae?" batin Roo Bi.
"Kau tahu apa artinya ini?" tanya Gyeong Min sambil menunjuk albumnya.
"Itu kata Jeju untuk pasangan yang sudah menikah." jawab Roo Bi sembari tersenyum.
"Kau luar biasa. Aku baru ingin memberitahumu." ucap Gyeong Min.
Gyeong Min lalu menghela nafas.
"Tempat ini masih sama seperti 10 tahun lalu." ucap Gyeong Min.
"Kau benar. Tempat ini seperti membeku." jawab Roo Bi.
"Lautnya juga masih sama. Dan pemilik restoran..." Gyeong Min pun berhenti bicara saat ia menyadari Roo Bi tahu banyak soal tempat itu.
"Cheo-je, kau pernah ke sini sebelumnya?"
"Ini kali pertamaku. Tempat ini sangat tenang dan aku merasa waktu seperti berhenti. Itu saja." jawab Roo Bi.
".. tapi kenapa kau sendirian kesini? Dimana kakakku?"
"Dia bilang dia lelah dan ingin istirahat." jawab Gyeong Min.
"Apa yang harus kulakukan, Gyeong Min-ssi? Haruskah aku melupakanmu seperti kata Roo Na atau memberitahumu kebenarannya?" batin Roo Bi berkaca-kaca.
Gyeong Min kemudian mengaku, bahwa sebenarnya ia ingin kembali ke tempat itu bersama Roo Bi. Ia ingin memulai semuanya dari awal dengan Roo Bi.
Roo Bi yang mendengar itu pun semakin berkaca-kaca.
Bersambung ke part 2...................
0 Comments:
Post a Comment