• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 83 Part 2

Sebelumnya...


Mereka lalu bicara di atap.

"Menyerahlah. Katakan pada menteri yang memintamu melakukan ini, bahwa kau tidak bisa."

"Kenapa aku harus melakukannya?" tanya Roo Na.

"Haruskah aku mengejanya untukmu? Mungkin hanya aku satu-satunya orang yang tahu. Ani, In Soo juga tahu. Kita semua tahu betapa kejam, licik, egois dan munafiknya dirimu. Lalu apa? Politik? Kau mau menggunakan politik untuk memuluskan rencana jahatmu?" balas Roo Bi.

"Kau takut kan aku menjadi menteri? Tidak ada yang perlu kau takutkan dan cemaskan. Ini tidak akan buruk untukmu. Jika aku terpilih, aku bisa menjadi walikota Seoul atau mungkin sesuatu yang lebih besar. Jika itu terjadi, nama siapa yang akan bersinar. Namamu, Jeong Roo Bi." ucap Roo Na.


Roo Na lantas memegang tangan Roo Bi.

"Nama mu akan menjadi terkenal. Nama mu akan dihormati beberapa generasi." ucap Roo Na.

"Ini hidupku! Aku akan mendapatkannya kembali tidak peduli caranya bagaimana. Siapa kau berani mengusik ketenangan hidupku? Aku tidak akan membiarkanmu. Kau menipu keluargamu sendiri dan sekarang kau ingin menipu seluruh bangsa? Jangan membuatku tertawa." jawab Roo Bi.

"Eonni, aku mengerti perasaanmu. Aku berterima kasih karena kau tidak membongkar rahasiaku. Kau tidak melakukannya karena kau baik. Tapi eonni, pikirkan lah ini. Jika aku tidak mencuri wajahmu, apakah kau akan mengejar mimpimu? Kau hanya akan menjadi ibu rumah tangga biasa."

"Jangan mencari pembenaran untuk dirimu."

"Jika aku masuk dunia politik, aku akan melakukan hal baik. Aku akan memperbaiki politik di Korea. Kau tahu, aku dianggap mentor oleh mereka. Aku panutan mereka."

"Apakah mereka masih akan tetap memperhatikanmu jika topengmu terlepas? Jeong Roo Na, kau tahu apa yang lebih penting dalam sebuah hubungan? Kepercayaan dan kejujuran. Jika kau tetap melakukan ini, aku akan membuka topengmu, demi kebaikanmu serta bangsa dan masa depan politik di Korea."


Roo Bi lalu beranjak pergi, tapi Roo Na membuat langkahnya berhenti dengan mengatakan akan menceraikan Gyeong Min.

"Jika aku terpilih, aku akan menceraikan Gyeong Min dan mengembalikan apa yang kurebut."


Roo Na lantas mendekati Roo Bi.

"Kau selalu mengaku ingin balas dendam dan balas dendam tapi nyatanya kau tidak melakukan apapun. Kau tidak bisa melakukannya. Aku sangat mengenalmu." ucap Roo Na.

"Apa kau yakin?" tanya Roo Bi.

"Kau tidak melakukan apapun sampai sekarang." jawab Roo Na.


Roo Bi lalu berlari. Di depan pintu keluar, ia terduduk lemas.

"Roo Na salah. Aku menahan diri karena ibu dan Gyeong Min. Tapi sekarang aku tidak bisa menahannya lagi. Aku akan merebut hidupku kembali."


Di restoran,. Gilja yang membaca berita Roo Na yang akan masuk dunia politik pun gemetaran.

Ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran Roo Na.

Berbeda dengan Chorim yang senang membaca berita itu.

Gilja lalu menghubungi Roo Na. Karena tak dijawab, Gilja pun memutuskan pergi.


Gilja dan Roo Na bertemu di sebuah kafe. Gilja beralasan, ia mengajak Roo Na bertemu karena merindukan Roo Na.

"Ibu sudah makan? Sandwich disini enak."

"Aku sudah makan, tapi Roo Bi-ya."

"Wae, eomma?"

"Apa itu benar? Kau mau masuk dunia politik?"

"Ibu pasti membacanya di koran. Itu benar. Mereka mengatakan, jika aku memenangkan pemilihan, nilaiku akan naik."


"Apa karena mertuamu? Bagaimana dengan suamimu?"

"Mereka tidak mendukungku tapi karena aku bersikeras, mereka membiarkan aku melakukannya."

"Roo Bi-ya, menurut ibu kau sebaiknya tidak melakukan ini. Ini bukan ide yang bagus. Kau harus mendengarkanku."

"Kenapa ibu juga? Kenapa tidak ada yang mendukungku?" protes Roo Na.

"Roo Bi, bukan begitu."

Ponsel Roo Na berdering. Dan Roo Na langsung pergi. Tapi sebelum pergi, ia memberikan ongkos taksi pada ibunya.


Gilja menangis.

"Jangan lakukan ini, Roo Na-ya. Kau menggali kuburanmu sendiri." batinnya.


Di apartemennya, In Soo menenggak bir sambil memikirkan kata-kata Roo Na.

"Kau benar, Jeong Roo Na. Kita saling mengenal luar dalam. Jika semua tidak kacau, kita bisa menjadi rekan satu tim. Tapi Jeong Roo Na, haruskah kau melakukan ini? Kau menipu seluruh bangsa."

In Soo pun resah.


Di kamarnya, Dongpal dan Chorim lagi siap-siap untuk interview proposal mereka.

Tak lama kemudian, Soyoung menyuruh mereka keluar.


Chorim pun terkejut melihat Roo Bi yang masih di rumah.

"Aku menunggu bibi untuk berangkat bersama." jawab Roo Bi.

"Roo Na-ya, bagaimana penampilanku? Warnanya tidak terlalu tua?" tanya Chorim.

"Bibi terlihat sempurna." jawab Roo Na.

"Roo Na, kau yang terbaik." puji Dongpal.


Tak lama kemudian, Gilja datang dan menyuruh Chorim tetap di rumah.

"Biarkan suamimu yang melakukannya." ucap Gilja.

Soyoung setuju dengan Gilja, ditambah lagi proposal itu idenya Dongpal.

Tapi Chorim tetap ingin menemani Dongpal.


Gyeong Min menyambut kedatangan Chorim dan Dongpal dengan ramah.

Ia lalu menyuruh mereka duduk.

Chorim mengagumi ruangan kerja Gyeong Min.

Kemudian, Dongpal mengeluarkan proposal mereka.

"Ini proposal kami, Busajangnim." ucap Dongpal.

"Kenapa kau memanggilku seperti itu?" tanya Gyeong Min.

"Kita disini untuk berbisnis." jawab Dongpal.

"Benar, menantu... maksudku, Busajangnim." ucap Chorim.


Seketaris Gyeong Min datang mengantarkan teh.

Dongpal pun mulai jelalatan. Matanya tak berhenti menatap seketaris Gyeong Min.

Melihat itu, Chorim kesal dan menyikut lengan Dongpal.


Mereka lalu mulai membahas proposal.

Gyeong Min takjub dengan isi proposalnya.

Chorim memberitahu Gyeong Min, bahwa semua itu adalah idenya Dongpal dan Roo Bi membantu mereka membuat proposal.

Gyeong Min pun menangkap peluang bagus di sana. Ia berjanji akan segera mendiskusikannya dengan tim pemasarannya.

Sontak, Dongpal dan Chorim senang mendengarnya. Gyeong Min tertawa melihat reaksi mereka.

*Sy nulis scene ini sambil senyum-senyum sendiri. Gyeong Min ini memang suami idaman.


Roo Bi yang mondar mandir di depan ruangan Gyeong Min memikirkan kata-kata Roo Na yang akan menceraikan Gyeong Min.

Lalu Roo Bi berjalan ke kantornya dan menatap tajam meja Roo Na.

"Kau pikir ini hanya karena Bae Gyeong Min, Jeong Roo Na. Tidak bisakah kau melihat, waktumu akan segera habis?"


Malam harinya, di kamarnya, Roo Bi membaca artikel Roo Na yang akan masuk dunia politik.

"Benar, aku akan membuatmu menjadi semakin terkenal." ucap Roo Bi.

Roo Bi pun mengunggah video Roo Na yang berlutut pada In Soo ke media sosial!


Keesokan harinya, saat sarapan, Roo Na meyakinkan keluarga Gyeong Min kalau tidak akan ada masalah dalam pemilihannya.

Tapi tak lama kemudian, ia justru mendapatkan telepon mengejutkan dari ketua partai yang mengatakan tentang videonya.

Bersambung.......

*Kasihan juga ngeliat Nyonya Yoo ini. Udah berapa banyak tetes air mata yang ia tumpahkan karena perilaku Roo Na.

Ruby Ring Ep 83 Part 1

Sebelumnya...


Roo Na kesal karena tidak satu pun keluarga Gyeong Min mendukungnya. Ia menuduh keluarga Gyeong Min sentimen padanya.

Tak lama kemudian, Gyeong Min pulang. Roo Na pun berkata, ia akan tetap masuk ke dunia politik meski keluarga Gyeong Min melarangnya.

Roo Na lantas pergi ke kamarnya.


Di kamar, Roo Na berusaha meyakinkan Gyeong Min kalau ia bisa melakukannya.

"Aku tidak minta kau mendukungku. Kau cukup duduk dan melihatnya. Aku bisa membuat mimpiku menjadi kenyataan." ucap Roo Na.

Kesal, Gyeong Min pun masuk ke kamar mandi.


Roo Na berkata, ia akan melakukan apapun agar bisa menjadi politisi top Korea.


Dongpal dan Chorim menunggu jawaban Gilja.

Mereka menunjukkan proposal mereka pada Gilja.

"Ini bagus, tapi aku tidak tahu." jawab Gilja.

"Tidak tahu apanya, semua tertulis di sana." ucap Chorim.

"Aku harap ini tidak mengganggu menantuku." jawab Gilja.

"Kita harus melakukannya. Ditambah lagi, proposal ini dibuat oleh Roo Na." ucap Chorim.


Tak lama kemudian, Roo Bi datang. Roo Bi yang baru selesai mandi itu langsung bergabung bersama mereka.

Dongpal memuji Roo Bi sebagai yang terbaik.

Roo Bi pun senang Dongpal dan Chorim menyukai proposal yang ditulisnya.

Chorim lantas mengambil proposal itu dan menciumnya berkal-kali.

"Aku harap, waralaba ini sukses!" ucapnya. Mereka semua tertawa.

"Tapi dimana Soyoung?" tanya Roo Bi.


Soyoung sendiri ada di rumah Dongpal.

Ia sedang menikmati ramen buat Daepung bersama Jihyeok.

"Dimana telurnya? Ramen akan lebih lezat jika disantai dengan telur dan daun bawang." ucap Soyoung.

Mendengar itu, Daepung langsung sewot dan melarang mereka makan.

"Aku hanya bercanda." ucap Soyoung.

Jihyeok lantas menyendokkan ramen nya ke dalam mangkuk dan menyuruh Soyoun mencobanya.


"Tapi kenapa kalian tidak pergi keluar? Malah terkurung disini." tanya Daepung.

"Pergi keluar membutuhkan biaya. Kita harus menabung." jawab Jihyeok.

"Jihyeok-ah, kau ini laki-laki. Laki-laki..."

"Harus mempertahankan gengsi, lalu berakhir sepertimu?" tanya Soyoung.

Soyoung lalu meminta Jihyeok berhemat dan menabung sebanyak mungkin yang Jihyeok bisa.

Jihyeok mengerti.

Daepung pun kesal dan langsung kehilangan selera makan.


Ia lantas berniat membuat kopi tapi Jihyeok melarangnya karena ia sudah minum kopi pagi tadi.

Daepung makin kesal.


Soyoung kemudian menyuapi Jihyeok kimchi.

Melihat itu, Daepung pun jadi merindukan Geum Hee. Ia bertanya-tanya, apa yang sedang Geum Hee lakukan sekarang.


Geum Hee sendiri juga sedang merindukan Daepung.

"Wang Daepung adalah satu-satunya orang yang mengatakan aku cantik. Aku penasaran dia sedang apa sekarang."


Tuan Bae sedang membahas Roo Na bersama istrinya.

Sang istri penasaran apa yang akan dilakukannya.

Tak lama kemudian, Se Ra masuk ke kamar mereka.

"Appa, aku sudah tahu. Gyeong Min mengatakannya padaku. Tapi appa, eomma, kenapa kita tidak memberikan Roo Bi kesempatan? Ini kesempatan langka untuk seorang wanita. Berpikirlah positif dan berikan sedikit dukungan kita."

"Bukan begitu Se Ra-ya. Appa sudah menjadi pebisnis cukup lama, jadi appa bisa melihat seseorang. Bukan soal kemampuan atau pendidikannya, tapi karakternya. Roo Bi tidak punya karakter seperti itu. Aku bisa saja mendukungnya karena dia menantuku tapi dalam masalah ini, ini tidak benar. Dia tidak memiliki apa yang dibutuhkan untuk melayani negara ini. Tapi sepertinya dia tidak bisa dilarang. Kita hanya bisa menonton saja." jawab Tuan Bae.


Nama Roo Na pun langsung menjadi perbincangan hangat dimana-mana.


Para wartawan penasaran dgn alasan Roo Na masuk ke dunia politik.

Roo Na beralasan, bahwa ia sedang memperjuangkan nasib para wanita di Korea.

Roo Na berkata, dalam hal kesetaraan gender, Korea Selatan menempati peringkat ke 31 dari 34 peringkat.

"Apa bergabungnya dirimu dalam partai politik ada hubungannya dengan insiden remaja yang ingin bunuh diri tempo hari?"

"Aku tidak bisa mengatakan apapun soal itu. Melihat Jiyeon membuatku sadar, bahwa kita tidak boleh membiarkan hal seperti itu terjadi lagi dan aku akan menolong para remaja dan wanita yang membutuhkan bantuanku." jawab Roo Na.


Roo Na lantas melambaikan tangannya ke arah kamera.

"Jiyeon-ah, bagaimana kabarmu? Kau bahagia?"

Wartawan kemudian menanyakan tentang kekacauan demi kekacauan yang diciptakan Roo Na.

Roo Na berkata, bahwa semua orang harus merasakan sakit dulu agar bisa bertahan."


Selesai wawancara, semua orang memberikan ucapan selamat padanya.

Pengurus Partai Yeomin bahkan juga datang hanya untuk memberinya ucapan selamat.

Namun senyumnya langsung menghilang saat ia melihat In Soo yang tengah menatapnya dengan tatapan sinis.


Mereka pun minum di kafe.

In Soo menertawakan niat Roo Na yang ingin masuk ke dunia politik.

"Aku meminta bantuanmu. Jika aku masuk ke dunia politik, aku ingin kau menjadi orang kepercayaanku dan penasihatku. Kau pikir kita tidak bisa menjadi tim? Kemarin musuhan, hari ini berteman. Hari ini berteman, besok musuhan. Itulah politik. Jika aku masuk dunia politik, aku butuh seseorang yang mengenalku luar dan dalam."

"Dan orang itu aku? Wakil Presdir Bae mungkin akan terluka."

"Dia berbeda jalan dengan kita."

"Kau pikir aku seperti dirimu?"

"Kau mungkin bisa mengelak, tapi itulah faktanya. Kita berada di kapal yang sama. Itulah kenapa kita saling mengenal luar dalam. Kita saling membenci satu sama lain, tapi tujuan kita sama. Jika kau jadi asistenku, kau bisa naik ke tempat yang lebih tinggi. Kesempatan emas terbuka lebar untukmu."

"Kau salah orang, Jeong Roo Na. Kita di kapal yang sama? Kau salah. Sekarang aku bisa melihat kau tidak punya seorang pun yang mengenalmu luar dan dalam. Politik? Lakukan sesukamu. Mungkin ini cara tercepat untuk mengembalikanmu ke tempat asalmu." jawab In Soo, lalu beranjak pergi.


Begitu tiba di kantor, Jin Hee, Seokho dan Hyeryeon langsung memberikan ucapan selamat pada Roo Na.

Tak lama kemudian, Roo Bi datang memberitahu Jin Hee bahwa klien mereka akan menandatangani kontrak besok.

Jin Hee lalu memberitahu Roo Bi tentang Roo Na yang akan masuk ke dunia politik.

Sontak Roo Na kaget dan ia langsung menatap Roo Na dengan tatapan kecewa.

Bersambung ke part 2...........