• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Love Rain Ep 13

Sebelumnya...


Tepat saat In Ha dan Yoon Hee menyeberangi jalan, Joon mengajak Ha Na pergi. In Ha berhenti melangkah karena melihat Ha Na.
"Ada apa?" tanya Yoon Hee.
"Aku seperti melihat Ha Na." jawab In Ha.
"Ha Na?" tanya Yoon Hee, lalu ikut mencari sosok Ha Na.
"Tapi pria yang bersamanya... Ah tidak. Mungkin aku hanya salah lihat." jawab In Ha akhirnya.



Joon membawa Ha Na ke sebuah motel abal2. Joon masuk duluan ke dalam motel. Ha Na berhenti melangkah.
Ha Na mengumpat, "Dia mulai menyebalkan lagi. Kau pikir aku tidak berani!"
Ha Na menyusul Joon ke dalam motel. Joon memesan satu kamar. Ha Na menyusul Joon ke kamar. Di kamar, Joon seperti menantang Ha Na. Ha Na kesal dengan tingkah Joon, tapi ia meladeni tantangan Joon. Ha Na masuk ke kamar mandi. Joon menghembuskan nafas kesal, lalu keluar dari kamar. Di kamar mandi, Ha Na mendengar suara pintu yang ditutup. Ia pun menghembuskan nafas kesal.


Mi Ho kesal mendengar kabar dari Jo Soo kalau Joon tidak pulang bersama mereka. Ia sudah bisa menebak kalau Joon bersama Ha Na. Mi Ho membentak Jo Soo, "Apa yang sebenarnya kau lakukan!". Di seberang sana, Jo Soo menjauhkan ponselnya dari telinganya. Ia menyuruh penata gaya menurunkan kaca mobil. Penata gaya berteriak2 saat Jo Soo mau membuang ponselnya. Jo Soo mengurungkan niat membuang ponselnya. Ia benar2 kesal dengan sikap Mi Ho.


Pengunjung kafe melihat ke Mi Ho yang ngomel2. Sun Ho mengambil jaketnya. Ia mau pergi diam2, tapi Mi Ho melihatnya. Mi Ho pun memegang lengan Sun Ho.
"Oppa. Ayo pergi." kata Mi Ho.
"Pergi kemana?" tanya Sun Ho pura2 gak tahu.
"Joon Oppa tidak pulang. Dia sedang bersamanya!" jawab Mi Ho.
"Joon sedang bersama siapa?" tanya Hye Jung.
Sun Ho kaget melihat kedatangan Hye Jung. Sedang Mi Ho senang melihat Hye Jung.


Mi Ho cerita soal hubungan spesial Joon dengan Ha Na. Ia bahkan memasang muka sedih di depan Hye Jung.
Hye Jung tanya ke Sun Ho, "Wanita seperti apa yang sedang bersama Joon sekarang?"
"Dia tinggal sementara di sini." jawab Sun Ho.
"Dia tukang kebun dan tinggal di sini." ucap Mi Ho.
"Dia tinggal di sini? Kudengar Joon juga tinggal di sini. Jadi mereka tinggal bersama?" tanya Hye Jung.
"Joon tinggal di hotel." jawab Sun Ho cepat.
"Oh ya, dia memajang fotonya hasil dari jepretan Joon di kamarnya. Apa bibi mau melihatnya?" tanya Mi Ho.


Sun Ho menyusul Mi Ho ke kamar Ha Na. Ia melarang Mi Ho menunjukkan foto Ha Na. Mi Ho tanya kenapa, apa karena Ha Na mirip dengan ibunya. Sun Ho kaget mendengar jawaban Mi Ho. Ia tanya bagaimana Mi Ho bisa tahu soal itu. Terdengar suara Hye Jung memanggil Mi Ho. Mi Ho menatap tajam Sun Ho, lalu keluar dari kamar Ha Na. Dia minta maaf pada Hye Jung karena tidak ada foto Ha Na di sana dan berjanji akan mempertemukan Hye Jung dengan Ha Na nanti. Hye Jung tanya keberadaan Joon.


Ha Na lagi menunggu Joon. Tiba2, bel berbunyi.
"Apa itu kau?" tanya Ha Na, namun gak ada jawaban.
Ha Na membuka pintu. Dua pria masuk dan mencari2 seseorang, namun mereka tidak menemukan orang yang mereka cari. Mereka lalu menoleh ke Ha Na dan menyadari Ha Na tinggal sendirian di kamar itu. Pria itu maju dan mau menggoda Ha Na. Ha Na nampak ketakutan. Tepat saat itu, Joon datang.
"Ada apa ini? Apa yang kalian lakukan di kamarku?" tanya Joon.
Salah satu pria mau menghajar Joon, tapi ditahan temannya. Pria itu pun pergi.
Joon membentak Ha Na. "Apa kau sudah gila? Kau tidak tahu siapa yang ada diluar, tapi kau membuka pintu!"
Ha Na diam saja. Joon lalu duduk di ranjang. Ha Na duduk di sofa.
Joon melirik Ha Na, dan menyuruh Ha Na tidur di kasur. Joon pun pindah ke sofa.
"Aku baik2 saja." tolak Ha Na, lalu menjauhkan posisi badannya dari Joon.


Tangan Joon jatuh ke samping, tepat disamping tangan Ha Na. Joon pun memegang tangan Ha Na erat2.
"Katakanlah alasan kenapa kita harus berpisah?" pinta Ha Na.
"Kalau kau mau alasan, anggap saja aku menderita penyakit parah."
"Apa kau benar2 sakit?"
"Ya ampun, apa kau selalu percaya pada apa yang dikatakan seseorang?"
Joon frustasi menghadapi Ha Na yang polos. Ia pun menyenderkan kepalanya ke dinding dan memejamkan matanya.


In Ha dan Yoon Hee jalan2 di pantai. In Ha berhenti melangkah. Ia menoleh ke belakang. Yoon Hee yang terus berjalan berhenti melangkah. Ia menoleh ke In Ha dan tanya ada apa. In Ha tidak langsung menjawab. Ia melangkah mendekati Yoon Hee.
"Lihatlah jejak kaki kita. Bukankah itu sangat indah. Aku berharap bisa terus bersamamu seperti ini. Tidak sendirian. Merasa bahagia."
Mereka lalu berdiri berhadapan.
"Menikahlah denganku." ucap In Ha.
Yoon Hee terus menatap In Ha. In Ha memegang pundak Yoon Hee, lalu mencium keningnya. Mereka pun berpelukan.


Joon dan Ha Na juga sedang jalan2 di pantai itu.
"Aku selalu datang ke pantai ini dengan ayahku saat aku masih kecil. Ini adalah pantai favoritnya. Tapi sejak ortuku berpisah, ayahku tidak pernah mengunjungiku lagi."
"Kenapa?"
"Akhirnya aku tahu ibuku yang melarang. Tapi itu adalah janji ayah. Meskipun aku tahu perceraian mereka bukan salah ayahku, aku tetap tidak bisa memaafkannya. Aku selalu merasa terabaikan karena dia tidak menjadikanku pilihan nomor satu. Karena itulah aku memilihmu, karena kau pernah bilang aku selalu nomor satu bagimu."
"Kalau begitu kita jangan berpisah."
"Kita tidak bisa bersama."


Ha Na tidak mengatakan apa2 lagi.
"Ada yang mau kukatakan." ucap Joon.
Namun tiba2, Ha Na melihat Yoon Hee dan In Ha. Joon menoleh ke belakang dan kaget melihat ayahnya dengan ibu Ha Na. Ha Na mau menemui ibunya, tapi ditahan Joon. Joon mengajak Ha Na pergi.


 Joon dan Ha Na berlari ke pepohonan.
"Ada apa? Itu ibuku dan Profesor Seo." ucap Ha Na. Ha Na sepertinya mulai sadar apa yang terjadi. Joon menatap Ha Na.
"Ibuku dan Profesor Seo.." Ha Na menghentikan kata2nya. Dia melirik Joon. "Profesor Seo.. Seo Joon... Pantai yang sering kau datangi dengan ayahmu."
"Ya, dia ayahku." aku Joon. "Ibumu dan ayahku..."
Ha Na syok. Saking syoknya dia tak sanggup berkata apa2 lagi.


Ha Na dan Joon tidak saling bicara selama dalam perjalanan pulang dengan kereta. Joon menatap Ha Na dengan khawatir. Ha Na memalingkan mukanya. Dia benar2 terluka oleh kenyataan cinta pertama ibunya adalah ayah Joon.


Tae Sung ke rumah Ha Na dengan asistennya. Asistennya mengetuk2 pintu, tapi tak ada yang membuka pintu. Rekan kerja Yoon Hee menghampiri Tae Sung. Ia sedikit terkejut dengan penampilan Tae Sung yang sangat berbeda dari biasanya. Tae Sung tanya soal Yoon Hee. Betapa kagetnya dia saat tahu Yoon Hee dipecat oleh kantor pusat.

Asisten Tae Sung memberi tahu Tae Sung kalau pemecatan Yoon Hee atas permintaan Hye Jung. Tae Sung teringat saat ia melihat Hye Jung dan Yoon Hee jalan bersama. Dia pun menyuruh asistennya cari tahu apa hubungan Yoon Hee dan Hye Jung, juga alasan Hye Jung memecat Yoon Hee.


Joon dan Ha Na turun dari kereta. Ha Na jalan di depan Joon.
"Ha Na ya." panggil Joon.
Ha Na menoleh. "Terdengar indah."
Joon bingung maksud ucapan Ha Na.
"Ha Na ya. Aku senang kau memanggilku seperti itu. Kenapa tidak dari awal kau panggil aku seperti itu." ucap Ha Na, lalu kembali berjalan.
"Ha Na ya, Ha Na ya." ulang Joon.
Ha Na menoleh dan tersenyum sedih pada Joon. Joon menundukkan kepalanya. Ia juga sedih dengan kondisi mereka sekarang.


Ha Na mengajak Joon ke kedai. Ia mengajak toast, tapi Joon diam saja. Ha Na memajukan badannya dan toast sendiri ke gelas Joon. Ia lalu meminum minumannya. Joon terus menatap Ha Na.
"Kau tidak pernah makan ini kan?" tanya Ha Na.
"Kau pikir aku ini org macam apa, aku juga pernah makan ini." jawab Joon sedikit senyum.
Ha Na terdiam sejenak, lalu berkata. "Aku tahu ada alasan dibalik putusnya kita. Tapi aku tidak menyangka inilah alasannya. Pantas saja kau selalu terlihat sedih selama ini."
Ha Na lalu mengalihkan pembicaraan. "Apa aku terlihat cantik saat kau memotretku?"
"Tentu saja. Kau sangat cantik." jawab Joon.
"Kau sengaja kan bersikap genit pada model itu?"
"Bukan begitu, ah tapi kau juga menyiramku dengan air kan."
Ha Na terlihat menahan tangisnya.
"Bukannya kau pernah bilang tidak punya perasaan padaku?" tanya Ha Na.
"Bagaimana mungkin aku tidak memiliki perasaan itu." jawab Joon.
Ha Na lalu menatap Joon. "Apa kau membenci ibuku?"
"Aku tidak tahu."
"Bagaimana denganku? Apa kau membenciku karena aku putri ibuku?"
"Bagiku kau adalah kau." jawab Joon.
"Baguslah." ucap Ha Na dgn mata berkaca2.


Ha Na berusaha ceria.
"Apa kau tahu kalau aku sangat menyukaimu?" tanya Ha Na.
Joon mengangguk. Ha Na tersenyum pada Joon. Joon juga tersenyum pada Ha Na. Senyuman pahit. Saat tangis Ha Na sudah mau pecah, Ha Na meminum araknya. Ha Na jatuh tertidur di meja kedai. Joon memandangi Ha Na dengan sedih.


Dalam perjalanan pulang, Joon menggendong Ha Na.
"Tidak peduli seberapa besar harapanmu ingin ibumu bahagia, tapi aku tidak berharap ayahku bahagia. Kau tidak membenciku kan?" ucap Joon.
Ha Na membuka matanya, namun dia tidak berkata apa2.


Dari kamarnya, Joon bisa mendengar tangisan Ha Na.
"Apa kau mau terus bersamaku seperti ini? Orang tua kita pacaran, kita tetap bersama. Tidak bisa kan?" ucap Joon.
Ha Na menutupi tangisannya. Mata Joon berkaca2.

Saat sedang melakukan pemotretan, ponsel Joon berbunyi. Itu telepon dari Tae Sung!


Joon langsung menemui Tae Sung.
"Katakan. Apa yang terjadi dengan ibuku?" tanya Joon.
"Duduklah dulu." suruh Tae Sung.
Joon tidak mau. Dia menyuruh Tae Sung langsung bicara ke pokok permasalahan.
"Karena ibumu, ibu Ha Na dipecat dari resort." ucap Tae Sung. Joon kaget.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa ibumu mau menyingkirkan Nyonya Kim? Apa ini ada hubungannya dengan Ha Na?" tanya Tae Sung.
"Ini urusanku dengan Ha Na."
"Aku sedikit takut. Aku akan mengurus pemecatan ibu Ha Na, namun sikap ibumu pasti akan menimbulkan masalah di kemudian hari."
"Aku akan mengurusnya, jadi tidak usah cemas."
"Kalau kau tidak bisa menyelesaikannya, jangan susahkan Ha Na lagi. Lepaskan dia."
"Jangan ikut campur urusan kami. Walaupun kami berpisah, itu adalah keputusan kami."
Joon dan Tae Sung saling menatap tajam satu sama lain.


Joon masuk ke ruang rapat saat ibunya sedang rapat. Hye Jung menatap tajam Joon. Ia lalu menyuruh stafnya keluar.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Hye Jung.
"Apa yang kau lakukan, Bu?" tanya Joon balik.
"Apa?" tanya Hye Jung gak ngerti.
"Telepon dia. Batalkan semuanya. Kudengar, kau memecat wanita yang dicintai ayah." jawab Joon.
"Bagaimana kau tahu?" tanya Joon.
"Apakah itu penting? Kenapa kau lakukan ini!" tanya Joon dengan suara tinggi.
"Kau tanya kenapa? Karena aku benci hubungan mereka. Apa aku tidak boleh melakukannya?"
"Tidak boleh. Batalkan secepatnya. Aku tidak suka ibu seperti ini."

Joon menunggu Hye Jung membereskan pemecatan Yoon Hee.
"Apa kau puas?" tanya Hye Jung.
Joon tidak menjawab dan beranjak pergi.
"Pulanglah ke rumah. Kudengar kau tinggal dengan seorang gadis di sana. Gadis seperti apa dia." ucap Hye Jung.
"Aku tidak akan membiarkanmu bertemu dengannya." jawab Joon.
"Berhentilah bermain2 dan pulanglah ke rumah. Tinggal denganku. Aku membutuhkanmu. Bisakah kau melakukannya?"
Joon tidak menjawab. Dia beranjak pergi.
"Joon!" panggil Hye Jung, tapi diabaikan Joon.


Diluar, Joon ketemu In Ha yg mau menemui Hye Jung.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya In Ha.
"Apa yang ayah lakukan di sini?" tanya Joon balik.
In Ha tidak menjawab.
"Apa karena orang yang dipecat ibu?"
"Bagaimana kau bisa tahu."
"Jangan bikin ibu marah lagi. Aku sudah membereskannya. Kau seharusnya membuat ibu merasa nyaman. Meski kau tidak mencintainya, kau harus melakukannya." ucap Joon, lalu pergi.
In Ha memandangi kepergian Joon. Ia terlihat seperti sedang berpikir.


Ha Na dan Sun Ho duduk di bangku taman kafe. Sun Ho melihat mata Ha Na sembap. Saat Sun Ho tanya apa yang membuat Ha Na menangis, Ha Na memperbaiki letak topinya dan menjawab kalau ia baik2 saja.
"Apa kau sudah lupa dengan apa yang kukatakan? Aku akan menjadi dinding untukmu, agar kau bisa menumpahkan isi hatimu. Ceritakan padaku. Aku akan diam saja seperti dinding." ucap Sun Ho, lalu menutup matanya.
"Berhentilah bersikap konyol." jawab Ha Na.
Sun Ho tetap diam saja. Ia mematung seperti dinding. Ha Na pun akhirnya bercerita.
"Apa kau tahu? Aku benar2 ingin memiliki sesuatu, tapi kalau aku memilikinya, orang2 disekitarku akan sedih. Apa yang harus kulakukan?" ucapnya.
Sun Ho membuka matanya.
"Aku benar2 ingin memilikinya." lanjut Ha Na.
Sun Ho memandangi Ha Na dgn tatapan prihatin.
Ha Na mencoba tersenyum."Ada apa denganku." ucapnya lagi, lalu mau menangis.
"Jangan menangis. Hati sakit melihatmu menangis." pinta Sun Ho.
Tiba2, ponsel Ha Na berdering.


Ha Na semobil dengan Tae Sung.
"Apa? Ibu Joon memecat ibuku?" tanya Ha Na kaget.
"Kenapa dia selalu menyusahkanmu." keluh Tae Sung.
Ha Na membela Joon. "Tidak begitu."
Ha Na menghela napas, lalu tanya apa Joon tahu masalah itu.
"Joon bilang akan mengurus semuanya." jawab Tae Sung.
"Akan lebih baik kalau Joon tidak tahu. Kenapa aku selalu menyusahkannya." ucap Ha Na.
"Kau mencemaskannya?" tanya Tae Sung. Ia Cemburu.
"Tolong jangan beritahukan soal Joon pada ibuku." pinta Ha Na.
Tae Sung makin panas. "Aku justru menjemputmu karena tidak mau memberitahunya. Aku mau memberitahumu lebih dulu. Aku ingin minta bantuanmu dalam proses penempatan kembali Nyonya Kim." jawab Tae Sung.


Ha Na dan Tae Sung sampai di taman resort. Yoon Hee kaget dengan kedatangan mereka. Ha Na turun dari mobil dan memeluk Yoon Hee. Yoon Hee minta maaf pada Ha Na.

Yoon Hee kaget tahu Tae Sung adalah CEO tempatnya bekerja. Mereka pun membujuk Yoon Hee kembali ke resort. Tae Sung juga minta maaf atas pemecatan Yoon Hee.


Ha Na dan Yoon Hee jalan2 berdua. Ha Na memarahi ibunya yang gak cerita soal pemecatan itu. Yoon Hee bilang kalau ia tak mau membuat Ha Na cemas. Ia juga bilang berencana menemui In Ha dan Ha Na hari itu, karena sekolah Ha Na dekat dengan tempat tinggal In Ha. Ha Na terdiam saat nama In Ha disebut. Yoon Hee pun merasakan perubahan sikap Ha Na. Ia tanya apa Ha Na baik2 saja. Yoon Hee minta Ha Na tidak berbohong padanya. Ha Na diam saja. Yoon Hee tanya kapan Ha Na akan mengenalkan cowok yang disukai Ha Na padanya. Ha Na menundukkan wajahnya. "Ha Na.." ucap Yoon Hee.


In Ha datang menemui mereka. Ha Na mengalihkan pandangannya. Hatinya benar2 sakit dengan kenyataan ayah Joon adalah cinta pertama ibunya. Yoon Hee menghampiri In Ha dengan tersenyum. In Ha membalas senyuman Yoon Hee. Ha Na memandangi In Ha, lalu menghampirinya dan pura2 ceria.


In Ha, Yoon Hee dan Ha Na duduk bersama. In Ha lega karena masalah Yoon Hee sudah selesai. Ha Na terus memperhatikan In Ha. In Ha yang sadar dipandangi Ha Na, menoleh ke Ha Na dan tanya ada apa. Ha Na tergagap, "Ti.. Tidak ada apa2." jawabnya, lalu tanya apa In Ha dan Yoon Hee merasa senang saat di pantai. Yoon Hee tanya bagaimana Ha Na tahu kalau mereka ke pantai. Ha Na kebingungan mau jawab apa.
"Kalian tidak jadi pergi? Bukannya ibu bilang mau jalan2 ke pantai dengannya?" ucap Ha Na akhirnya.
"Kami pergi." jawab Yoon Hee.
"Kalian senang?" tanya Ha Na lagi.
"Sebenarnya aku melakukannya tiba2. Kurasa ibumu sangat syok." ucap In Ha.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Ha Na.
"Aku melamarnya." jawab In Ha.
Ha Na terdiam. Ia gak menyangka In Ha akan melamar Yoon Hee. Melihat reaksi Ha Na, In Ha dan Yoon Hee berpikir Ha Na tidak senang. Ha Na pun pura2 senang. Ia mengucapkan selamat pada ibunya dan In Ha, dan meminta In Ha menjaga ibunya. Tapi Yoon Hee bisa merasakan perubahan sikap Ha Na.


Di bis, Ha Na teringat saat dia menggoda ibunya tentang cara In Ha melamar Yoon Hee. Dan Ha Na pun sakit akan hal itu.


Ha Na sampai di rumah dan mendapati Joon duduk di bangku taman. Joon berdiri melihat kedatangan Ha Na. Ha Na mendekati Joon.
"Ayahku meninggalkan saat aku masih kecil. Jadi aku tidak tahu seperti apa wajahnya. Mungkin itulah alasannya kenapa aku merindukan sosok cinta pertama ibuku. Sejak kecil, ibu selalu sendirian. Setiap kali aku menggambarkan sosok keluarga, hatiku terasa sakit. Saat teman2ku menggambarkan keluarga mereka, aku hanya menggambar ibu. Hatiku terasa sakit. Tapi sebenarnya..."
"Jangan teruskan." ucap Joon. Matanya berkaca2.
Joon lalu mendatangi Ha Na dan memeluknya. Ha Na balas memeluk Joon.
"Jangan teruskan. Semuanya akan baik2 saja sekarang. Aku tidak akan memaksamu mengambil keputusan." ucap Joon lagi.
Joon menutup matanya agar tangisnya tak keluar.
"Kita berpisah saja. Jika kita bertemu lagi, anggaplah kita tidak saling mengenal." ucap Joon lagi.
Ha Na menahan tangisnya. Joon melepaskan pelukannya, dan beranjak pergi. Tangis Ha Na pun pecah.


Pagi2 sekali Ha Na menyelesaikan pekerjaannya di taman kafe. Setelah itu ia menulis surat.



Aku sangat bersyukur dan berterima kasih meski aku tidak bisa bertahan dalam waktu yang lama.
Sebenarnya aku ingin menunggu sampai bunga2 itu mekar, tapi aku tidak bisa.
Aku akan sering mengunjungi kalian. Jadi kalian harus tetap semangat.

Itulah isi surat Ha Na. Sebelum pergi, dia memandangi kafe dengan sedih. 

Sun Ho masuk ke ruang kerjanya dan menemukan pot bunga di meja kerjanya. Itu hadiah dari Ha Na. Arti dari bunga itu adalah 'Setiap bersamamu, aku merasa tenang"


Jo Soo, In Sung dan penata gaya juga mendapat bunga dari Ha Na. Arti dari bunga mereka adalah persahabatan. Sun Ho keluar membawa potnya. Ia melihat Jo Soo, In Sung dan penata gaya juga mendapatkan bunga. Jo Soo ingin tahu arti dari bunga Sun Ho. Joon datang dan tanya ada apa. Sun Ho memberitahu Joon soal kepergian Ha Na. Joon tidak mengatakan apa2. Dia pun naik ke atas.


Joon melihat ke kamar Ha Na. Hatinya sakit berpisah dari Ha Na. Ia lalu masuk ke kamarnya dan mengambil tas. Saat mau keluar, ia melihat pot bunga yang diletakkan Ha Na di rak buku pembatas kamarnya dengan kamar Ha Na. Joon mengambil bunga itu dan membaca arti dari bunga itu. Itu adalah bunga anemone yg artinya, 'kapan pun, dimana pun aku akan selalu mendoakan kebahagiaanmu'. Air mata Joon pun menetes.


Yoon Hee membacakan puisi di telepon untuk In Ha. Ha Na mendengarnya dan memandangi ibunya dengan jahil. Yoon Hee terkejut Ha Na mendengarkan puisi yang dibacanya untuk In Ha. Ha Na senyum2 menatap ibunya. Sang ibu yang malu akhirnya masuk ke kamarnya. Yoon Hee bilang pada In Ha kalau Ha Na mendengarkan puisinya. Ia pun mengakhiri pembicaraannya dengan In Ha.


Yoon Hee menghampiri Ha Na di dapur. Ha Na menggoda Yoon Hee yang memutar lagu semalaman dan paginya membaca puisi. Yoon Hee tersenyum malu. Ha Na bilang kalau dia sangat bahagia jika Yoon Hee bahagia. Yoon Hee lalu mengingatkan Ha Na kalau In Ha akan makan malam dengan mereka. Ha Na bilang kalau dia tidak bisa ikut karena ada seminar. Yoon Hee kecewa mendengarnya. Ha Na minta maaf pada ibunya. Yoon Hee mengerti dan tanya apa Ha Na tidak pergi ke sekolah. Ha Na bilang kalau dia akan pergi ke kolam renang untuk mengurusi bonsai.

Saat di kolam renang, Tae Sung yang sedang berenang memanggil Ha Na. Tae Sung lalu keluar dari kolam dan mendekati Ha Na.


Tae Sung menyediakan macam2 makanan untuk Ha Na.
"Sebanyak ini?" tanya Ha Na.
"Aku tidak pernah melihatmu makan. Kau tidak mau membuat ibumu khawatir kan?" jawab Tae Sung.
Ha Na pun menurut. Tae Sung bilang selesai makan, akan mengantar Ha Na ke sekolah. Ha Na mau menolak, tapi Tae Sung memotong ucapannya. Dia bilang agar Ha Na cepat melupakan Joon, maka dia tidak akan menggangu Ha Na.


Joon terbangun saat Mi Ho membuka tirai kamarnya.
"Apa2an ini?" kata Joon.
"Apa maksudmu? Kudengar kau tidak bekerja lagi hari ini." ucap Mi Ho.
Joon bangun dan memegangi kepalanya yang terasa sakit.
"Ini sudah beberapa hari. Kau tidak bekerja. Kerjaanmu hanya minum2 saja. Ada apa denganmu."
"Diamlah. Aku bangun sekarang jadi jangan menggangguku lagi."
Joon bangun. Dia oleng. Mi Ho langsung memegangi Joon. "Apa kau baik2 saja?" tanya Mi Ho.


Mi Ho menyetir mobil, sedang Joon tidur2an disamping Mi Ho. Mi Ho yg kesal menghentikan mobil Joon.
"Kalau kau terus bersikap seperti ini, aku akan beritahu ibumu siapa Ha Na sebenarnya." ucap Mi Ho.
Joon kaget. "Darimana kau tahu."
"Kalau kau terus seperti ini, aku akan memberitahu ibumu kalau Ha Na yg membuatmu seperti ini. Dia tidak akan tinggal diam." ucap Mi Ho lagi.
Joon diam saja.
"Aku tidak akan bilang siapapun. Aku bilang seperti itu karena aku sedih melihatmu."


Joon keluar dari mobil. Mi Ho menyusulnya.
"Apa maumu?" tanya Joon.
"Lupakan wanita itu. Dan lihatlah aku. Aku serius. Aku bukan anak2 lagi dan aku juga bukan adik perempuan temanmu. Jadi tolong lihatlah aku." jawab Mi Ho.
"Apa yang kau inginkan?" tanya Joon.
"Berkencanlah denganku." jawab Mi Ho, lalu memeluk Joon.
(Ckckckck, Mi Ho ini gak tahu malu ya. Udah ditolak masih juga ngejer2 Joon)


Ha Na bicara dengan Sun Ho di telepon. Ia memberitahu Sun Ho cara merawat tanaman. Lalu, ia tanya kabar orang2 di kafe. Sun Ho bilang semua baik2 saja, tapi tidak dengan Joon. Ha Na terdiam sebentar, lalu bilang kalau ia juga tidak baik2 saja. Namun ia yakin semuanya akan kembali seperti dulu. Ia juga bilang kalau hari itu adalah hari yang penting untuk ibunya dan berjanji akan datang ke kafe kapan2.


Yoon Hee lagi bekerja. Tiba2, ada ketukan pintu. Yoon Hee membuka pintu tapi tidak ada siapapun. Ia hanya menemukan sebuah buku dimana di dalamnya terselip kartu ucapan yg digambari gambar bunga favoritnya. Ia lalu membaca tulisan di balik kartu itu.

Yoon Hee pun mencari2 In Ha. In Ha, Dong Wook dan Chang Mo muncul sambil memainkan gitar dan menyanyikan lagu Love Rain. Sambil tersenyum Yoon Hee berjalan mendekati mereka. Selesai menyanyi, In Ha memberikan bunga favorit Yoon Hee pada Yoon Hee. Ia lalu memasangkan cincin di jari Yoon Hee. In Ha lalu melamar Yoon Hee!! Yoon Hee tersenyum dan menerima lamaran In Ha. Chang Mo dan Dong Wook ikut bahagia dan mengucapkan selamat pada mereka.


Dalam perjalanan pulang, Dong Wook dan Chang Mo membicarakan bersatunya Yoon Hee dan In Ha setelah sekian lama. Chang Mo menggoda Dong Wook yg sempet punya perasaan sama Yoon Hee. Dong Wook balas menggoda Chang Mo yg belum nikah sampai sekarang. Keduanya tertawa bahagia.


Yoon Hee dan In Ha duduk di taman resort.
"Dulu aku melakukan banyak kebodohan. Tapi kau tetap menyukaiku. Terima kasih karena masih mencintaiku sampai sekarang." ucap In Ha.
"Aku juga berterima kasih karena kau tidak melupakanku." jawab Yoon Hee.
"Kita menikah saja. Kita bangun semuanya dari awal. Aku akan segera mempertemukanmu dengan Joon. Tapi tolong maklumi dia. Aku kasihan padanya." ucap In Ha.
"Kalau dia sepertimu, aku pasti menyukainya." jawab Yoon Hee.


Ha Na yang baru pulang melihat kemesraan In Ha dan Yoon Hee. Ia merasa sedih.


Joon lagi makan. Pembantu mengantarkan segelas air untuk Joon. Hye Jung pulang dan langsung meminum minuman Joon.
"Ayahmu akan menikah." ucap Hye Jung.
Joon langsung berhenti makan.
"Aku mendengarnya dari Dong Wook. Kenapa harus sama dia. Sama wanita mana pun boleh, asal tidak dengannya. Aku tidak percaya ini." ucap Hye Jung lagi.
Joon diam saja.
Hye Jung menoleh ke Joon. "Apa kau akan membiarkan ayahmu menikah dgn wanita itu?"
"Lupakan saja. Kalau kau tidak melupakannya, aku tidak akan melupakannya. Mudah saja." ucap Joon, lalu pergi. Hye Jung menghela napas.


Joon naik ke tangga. Di tengah2 anak tangga, dia berhenti. Dia meletakkan tangannya di dinding dan sedih atas berita pernikahan ayahnya dengan Yoon Hee.


Jeon Sul diuber2 ayahnya. Dia bilang akan keluar dari rumah untuk sementara waktu. Sang ayah terus mengejarnya. Jeon Sul berhasil meloloskan diri dan bersembunyi sambil terengah2. Ia mengambil ponselnya dan menelpon Chang Mo.
"Paman, aku keluar dari rumah. Aku bisa dibunuh ayahku kalau sampai tertangkap. Nanti aku akan menelponmu lagi kalau aku sudah menemukan tempat tinggal." ucap Jeon Sul, lalu memutus teleponnya.
Ayah Jeon Sul masih mencari2 Jeon Sul.
"Jeon Sul! Jeon Sul!" teriak ayahnya sambil melewatinya. Sang ayah gak sadar Jeon Sul bersembunyi di balik jembatan.
Jeon Sul melihat kepergian ayahnya. Dia heran. "Wow, hebat sekali. Apa yang dia makan sampai punya stamina sebesar itu?"


Jeon Sul ke kafe dan disambut sinis oleh In Sung.
"Apa kau mau duduk di sini?" tanya In Sung.
"Aku datang bukan untuk duduk. Oya, apa di sini studio foto Seo Joon?" tanya Jeon Sul.
Jo Soo datang dan memberitahu Jeon Sul kalau Joon sedang pergi. Jeon Sul lalu tanya soal Sun Ho. Jo Soo bilang Sun Ho sedang memeriksa pasiennya. Jeon Sul memberitahu kalau dia adalah teman lama Joon dan Sun Ho. Ia pun mau istirahat diatas. Saat mau naik ke atas, ia menabrak Mi Ho. Minuman yang tumpah ke sepatu Mi Ho. Mi Ho ngomel karena sepatu kulitnya bisa rusak gara2 kena minuman Jeon Sul. Jeon Sul awalnya marah, namun ia merasa kenal dgn Mi Ho. Ia jalan mendekati Mi Ho dan Mi Ho berjalan mundur.


"Kau Mi Ho kan?" tanya Jeon Sul.
"Kenapa kau tahu namaku?"Mi Ho bertanya balik.
"Ini aku Kim Jeon Sul."
"Jeon Sul?"
"Kau tidak ingat? Dulu waktu kecil kita sering main bersama Joon dan Sun Ho. Sekarang kau sudah dewasa."
Jeon Sul pun memeluk Mi Ho. Mi Ho berteriak dan menampar Jeon Sul. Jeon Sul teriak, "Kenapa kau memukulku!"


Yoon Hee masuk ke kamar Ha Na saat Ha Na sedang berdandan. Ia menunjukkan gaun pengantinnya. Ha Na bilang gaun itu terlalu tua. Yoon Hee lalu mengajak Ha Na membeli gaun. Ha Na menolaknya dengan alasan bajunya sudah banyak. Ia lalu tanya apa sang ibu tetap mau memakai gaun dan tidak mau memakai baju pengantin. Yoon Hee berkeras akan memakai gaun. Setelah Yoon Hee keluar kamar, Ha Na merasa sedih.

Joon sedang di jalan saat In Ha menelponnya. In Ha mengajak Joon bertemu. Joon juga bilang ada yg mau dibicarakannya. Ia tanya dimana mereka bertemu.


Yoon Hee mengajak Ha Na ke sebuah restoran. Ha Na heran sang ibu mengajaknya datang ke sana. Yoon Hee bilang ia ditelpon seseorang dan orang itu menyuruh mereka datang ke sana. Rupanya In Ha yang mengundang mereka ke sana. Saat duduk bersama, Yoon Hee tanya kenapa In Ha mengajak mereka ke sana. In Ha bilang dia akan memperkenalkan putranya pada mereka. Ha Na kaget.

Joon datang. Dia curiga saat melihat punggung dua orang yang ada di depan In Ha. Ha Na dan Yoon Hee berdiri. Joon berjalan ke arah mereka. In Ha memperkenalkan Joon pada Yoon Hee dan Ha Na. Yoon Hee pun mengenalkan Ha Na pada Joon. Ha Na tidak berani menatap Joon. Joon terus menatap Ha Na. Dia benar2 kaget. Joon pun memperkenalkan dirinya pada Ha Na.


"Senang bertemu denganmu. Aku Seo Joon." katanya.

Joon dan Ha Na saling bertatapan.


BERSAMBUNG......

Unknown Woman Ep 4 Part 2

Sebelumnya...


Do Chi dan kakaknya bicara di kamar. Do Chi marah lantaran sang kakak menjadi investor di proyek dramanya dan menyuruh para kru memecatnya sebagai aktor utama. Do Young pun membela diri. Ia berkata, kru mengatakan, pendanaan terhambat lantaran aktor utama mereka tidak terkenal.

"Mereka mengirimkan proposal pada perusahaan, karena filmnya bagus jadi kami berinvestasi. Meminta aktor baru adalah hak investor."

"Kau tidak sengaja melakukannya untuk menghancurkan karirku, kan? Aku akhirnya bisa mulai dengan usahaku sendiri. Untuk kali pertama, tanpa bantuan siapa pun, tanpa memakai nama keluarga Wid. Aku melakukannya sendiri!"

"Aku sudah menyuruhmu ke Amerika. Kau kabur hanya untuk bermain film?"


Yeo Ri turun ke bawah sambil memeriksa tangannya. Ia berkata, karena udangnya tidak tertelan, jadi harusnya tidak muncul ruam pada kulitnya. Lalu, ia melihat Hae Joo dan Ji Won berdiri di depan salah satu ruangan. Yeo Ri pun bergegas mendekati mereka.

"Ada masalah?" tanya Yeo Ri.

"Ini urusan keluarga kami. Kau bukan keluarga." Sentak Hae Joo.


Hae Sung tiba-tiba keluar dan mengaku habis bermimpi buruk dan Ji Won pun langsung menyuruh Yeo Ri membawa Hae Sung ke kamar.

Yeo Ri mengerti dan mengajak Hae Sung main petak umpet.


Yeo Ri membuka satu pintu kamar guna mencari Hae Sung tapi ia tak menemukan Hae Sung di sana.

Yeo Ri lalu menatap pintu kamar yang lain. Ia ingat Ji Won pernah melarangnya masuk ke kamar itu.

Lantaran mau mencari Hae Sung, Yeo Ri pun masuk ke sana. Tapi Hae Sung tidak di sana. Saat hendak menutup pintunya kembali, ia tak sengaja melihat poster Charlie Chaplin di sana.

"Apa ini? Aku sudah sejak lama ingin memfilmkan ini." ucap Yeo Ri.

Yeo Ri pun bergegas mengambil kamera nya. Namun kemudian, ia terkejut melihat kamera milik Do Chi yang tergeletak di atas meja yang mirip dengan punyanya.

Yeo Ri lantas melihat isi kamera Do Chi dan melihat Do Chi kecil sedang menari layaknya Charlie Chaplin.


Sementara itu, Do Chi meminta sang kakak tidak ikut campur dalam karirnya.

"Hanya karena kau berpegangan pada film yang kau tonton dari orang tua kita, kau kira bisa kembali ke masa itu? Hari saat kau dipuji sebagai satu-satunya keturunan Grup Wid?" marah Do Young.

"Hyung-nim! Bukankah kau yang selalu gelisah karena aku? Karena kau selalu merasa minder!" balas Do Chi.

Tak terima dengan kata-kata Do Chi, Do Young pun menampar Do Chi. Kesal ditampar Do Young, Do Chi pun langsung meninggalkan kamar sang kakak.

*Jd satu-satunya penerus Grup Wid yg sah cuma Do Chi ya.. Berarti Do Young ini gk ada hubungan darah dong sama keluarga Wid. Gk ada hubungan darah, tapi dia pengen nguasain Wid, makanya dia pengen Do Chi dan ibunya Do Chi menghilang agar dia bisa jadi penerus Wid Group.


Yeo Ri masih menonton video Do Chi. Lalu tiba-tiba, ponselnya berbunyi. Telepon dari Moo Yeol.

"Kau dimana?" tanya Moo Yeol.

"Di ruang terlarang. Ini seperti bioskop dan rumah penggemar film. Kau juga pasti akan terkejut." jawab Yeo Ri.

"Kau punya waktu besok? Ada yang kau kubicarakan. Harus dibicarakan empat mata." ucap Moo Yeol.

"Baiklah, besok kita bertemu." jawab Yeo Ri.


Moo Yeol sendiri ada di toko perhiasan, sedang memilih cincin. Sepertinya Moo Yeol berniat melamar Yeo Ri ni gaes.


Suara perdebatan Do Chi dan Ji Won pun terdengar. Mendengar itu, Yeo Ri bergegas mematikan kamera Do Chi, lalu mengambil kameranya dan sembunyi.

Do Chi membuka kopernya dan memasukkan pakaiannya ke dalam koper.

"Doryongnim, jangan begini. Kau sungguuh mau bermusuhan dengan kakakmu! Dia hanya khawatir padamu."

"Aku tidak bodoh, jadi tolong berhentilah."

"Lalu kenapa kau membahas hal yang sensitif baginya?"

"Apakah dia sama terlukanya denganku?"

"Doryongnim."

"Begitukah? Saat masih kecil, aku menyukaimu dan kakakku, melebihi orang tuaku sendiri. Ibu kami berbeda, tapi Do Young itu kakakku tapi...."


Do Chi pun mengingat saat mendengar kakaknya bicara pada ibunya yang sekarat.

"Ibu dan Do Chi harus pergi agar aku bisa menjadi pemilik Wid."

"Jangan khawatir. Aku akan menutup mulut tentang fakta bahwa satu-satunya anak sah Grup Wid, bukanlah Kak Do Young yang hebat dan terhormat, tapi aku, Goo Do Chi, balon yang kempes ini. Aku pergi."

Ji Won pun menyusul Do Chi.

Setelah mereka keluar, Yeo Ri pun berdiri. Ia terkejut mendengar semua itu.


Begitu keluar, dia langsung disamperin Hae Joo. Melihat kamera yang dipegang Yeo Ri, Hae Joo pun menuduh Yeo Ri mencuri kamera kakaknya.

"Jangan asal bicara. Ini milikku. Aku membelinya saat di Amerika untuk klub ku." jawab Yeo Ri, lalu beranjak pergi.


Ji Won membawakan teh untuk Do Young yang terduduk sambil memikirkan sesuatu.

"Kau tidak boleh tenang hanya karena Do Chi sudah pergi. Jika dia tahu wasiat mendiang ayahmu dipalsukan..."

"Kau sudah pastikan pengacara tidak akan mengatakan apapun bukan?" tanya Do Young.

 "Jangan khawatir, dia tidak akan bicara. Pak Kim juga menanyakan Yeo Ri. Kita mengadopsinya demi Hae Sung, tapi Pak Kim bilang kita harus jelas soal warisan."

"Grup Wid itu milik Hae Joo dan Hae Sung. Tidak boleh ada orang lain." jawab Do Young.

*Gk jauh2 dari harta ya masalahnya. Cerita umum Drama Korea gaes. Do Chi si pewaris asli Grup Wid, satu-satunya anak sah Grup Wid, tapi Do Young yang bukan siapa-siapa kebelet pengen jd pewaris juga. Jd inget dramanya Bang Limin, dimana si anak tiri berusaha menguasai milik si anak kandung.


Scene pun berpindah ke ibunya Moo Yeol yang berdiri di tengah para pria dan wanita, mengenalkan sebuah pemandian umum di Afrika.

"Aku wanita yang akan membuat kalian gila, Jang Ae Nok! Orang-orang hanya bisa melihat matahari selama 365 hari tahun tanpa pernah melihat salju. Jika bisa mandi di bawah turunnya salju, bukankah menurut kalian mereka akan membanjiri pemandian? Biar kutebak impian kalian. Memenangi lotre! Aku, Ae Nok, akan mewujudkan impian itu!"


Ji Won menyodorkan surat pencabutan hak waris pada Yeo Ri.

"Kau mungkin akan terluka, tapi bagi orang seperti kami yang mengelola perusahaan besar, kami harus mempertimbangkan semua, bahkan yang jauh di masa depan. Kau bukan tidak akan mendapat apapun. Menimbang bantuanmu pada Hae Sung, kau tidak akan kecewa."

"Tidak apa-apa. Pemberian ibu selama ini sudah lebih dari cukup. Aku tidak akan meminta lebih. Jeongmal kamsahamnida."

*Yeo Ri polos sekali teman-teman.


Ji Won juga memberikan surat lain.

"Kau terus menerima pemberitahuan untuk membuat KTP. Kau sebaiknya membuatnya selagi bisa." ucap Ji Won.

"Baiklah." jawab Yeo Ri, lalu bangkit dari duduknya, diikuti Ji Won.

"Tapi kau mau kemana secantik ini? Mau menemui Moo Yeol?" tanya Ji Won.

"Iya, kurasa dia akan melamarku hari ini." jawab Yeo Ri.

Yeo Ri lalu beranjak pergi.


Hae Joo kemudian turun. Ia kaget dan kesal mendengar kata-kata Yeo Ri kalau Moo Yeol akan melamar Yeo Ri.


Ae Nok sudah rapi. Ia lalu berkata pada Yeol Mae, kalau dirinya mau mencari uang banyak.

Ae Nok kemudian menanyakan Moo Yeol.

"Dia bilang ada rencana penting tapi aku yakin dia hanya mau menemui Yeo Ri. Dia benar-benar gila. Dia mengumpulkan uang hanya untuk menemui Yeo Ri di Amerika padahal Yeo Ri akan segera pulang."

"Itu disebut berinvestasi di awal untuk meraup untung kemudian."

"Bukan berinvestasi di awal dan melarikan diri kemudian? Itu keahlian ibu." jawab Yeol Mae.

"Ibu tahu dia putra ibu, tapi seleranya bagus. Siapa sangka Yeo Ri akan berubah dari anak sopir menjadi anak angkat konglomerat? Siapa peduli biaya tiket pesawat jika melihat gambaran besarnya? Dia berpikir sebelum bertindak tapi permata asli lebih baik daripada yang buatan. Putri kandung mereka, Goo Hae Joo, lebih baik daripada Yeo Ri yang hanya anak angkat."

"Jadi kalung dan gelang ibu hadiah dari Hae Joo tanpa sepengetahuan Moo Yeol? Sedangkan TV dan mesin cuci hadiah dari Yeo Ri."

"Itulah alasannya amat sulit memilih diantara dua orang. Kita harus memilih siapa?"


Ponsel Ae Nok kemudian berdering. Telepon dari Bu Kim yang menagih hutangnya.

Sontak, Yeol Mae kaget mendengar ibunya minjam uang dari rentenir. Ae Nok pun langsung mengajak Yeol Mae kabur.


Tapi terlambat, anak buah si Bu Kim itu keburu datang dan menagih hutangnya. Mereka menyebut Ae Nok punya hutang 300 ribu dollar. Ae Nok sontak terkejut dan berkata, hutangnya tidaklah sebanyak itu tapi pihak si rentenir tidak mau mengeri dan tetap meminta uangnya kembali.


Di taman, Moo Yeol berbaring di pangkuan Yeo Ri sambil mendengarkan musik jazz. Yeo Ri pun bertanya, kenapa Moo Yeol menyukai musik jazz.

Moo Yeon beralasan, musik jazz mengungkapkan hasrat manusia secara terbuka.

"Apa hasratmu?" tanya Yeo Ri.

"Menjadikanmu pasangan seumur hidupku." jawab Moo Yeol.


Moo Yeol lantas bangkit. Ia lalu berlutut pada Yeo Ri dan.... melamar Yeo Ri.

Yeo Ri tertegun. Moo Yeol kemudian memperlihatkan surat panggilan wawancaranya dari Grup Wid. Moo Yeol berkata, segera setelah ia diterima bekerja di Wid, ia bisa membahagiakan Yeo Ri.

Moo Yeol pun berjanji tidak akan pernah mengkhianati Yeo Ri.

"Jika kau mengkhianatiku, aku akan membunuhmu." jawab Yeo Ri.

"Kau mau menikah denganku?" tanya Moo Yeol. Yeo Ri mengangguk.


Moo Yeol lantas menyematkan cincin itu ke jari Yeo Ri.

Ia kemudian duduk disamping Yeo Ri dan memeluk Yeo Ri.

"Saranghae." ucap Moo Yeol.

"Nado, nado saranghae." balas Yeo Ri.

Ponsel Moo Yeol tiba-tiba berdering. Telepon dari Yeol Mae yang memintanya segera pulang.


Sementara itu, pihak rentenir mulai mengacaukan rumah lama Yeo Ri. Mereka mengancam akan kembali lagi untuk menagih uang mereka.


Tepat saat itu Moo Yeol datang. Pihak rentenir mengancam Moo Yeol akan menjual ibu dan adik Moo Yeol jika uang mereka tidak dikembalikan.


Setelah rentenir2 itu pergi, Yeol Mae pun dan Ae Nok pun langsung memeluk Moo Yeol sambil menangis ketakutan.

Hae Joo muncul di pagar rumah Moo Yeol dan melihat kejadian itu.


Yeo Ri terus menatap cincinnya dan tak berhenti tersenyum.

Selang beberapa menit, ia pun meraih ponselnya dan berusaha menghubungi Moo Yeol tapi Hae Joo tiba-tiba datang dan merebut ponselnya.

Tak hanya ponsel Yeo Ri, Hae Joo juga melepas paksa cincin Yeo Ri dan membuangnya ke jalan.

Yeo Ri pun langsung mengambil cincinnya.

"Menyedihkan. Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi pada Moo Yeol." gumam Hae Joo.


Ae Nok menjelaskan pada Moo Yeol, kalau ia hanya meminjam uang 200 ribu bukan 300 ribu. Ada peluang investasi bagus jadi ia meminjam uang dari rentenir dan menggunakan uangnya untuk investasi.

Sontak Moo Yeol marah mendengarnya. Moo Yeol mengatakan, ibunya sudah kena tipu.

"Jebal! Jebal! Kenapa ibu tamak sekali! Kenapa ibu membuat masalah yang bahkan tidak bisa ibu tangani! Ibu mau membunuhku! Sampai kapan aku harus membereskan kekacauan yang ibu buat?"

Ae Nok pun membela diri bahwa ia melakukan itu demi Moo Yeol dan Yeol Mae.

"Geumanhae! Aku muak dengan ucapan bodoh ibu! Ibu seharusnya mengirim kami ke panti asuhan saja!"

"Baik. Akan ibu bawa utang itu sampai mati dan siapkan pemakaman ibu besok!"

Ae Nok beranjak pergi.


"Oppa, mereka tidak akan menjualku kan? Kau akan melindungiku kan?" tanya Yeol Mae cemas.

Moo Yeol hanya bisa menghela napas mendengarnya.


Yeo Ri sibuk mencari cincinnya. Saat berhasil menemukan cincinnya, tiba-tiba saja ia mual-mual.

Yeo Ri pun ke apotik membeli test pack.


Ji Won turun dengan terburu-buru dari mobilnya dan berlari menghampiri Hae Sung yang digotong ke ambulance. Guru Hae Sung mengatakan, bahwa Hae Sung pingsan saat olahraga.


Sementara itu, di rumah, Yeo Ri terkejut mendapati dua garis merah di test pack nya.


Di rumah sakit, dokter menjelaskan bahwa penyakit Hae Sung datang lagi. Sontak, Ji Won histeris mendengarnya.


Di rumah, Yeo Ri terkejut mendapati dirinya hamil.


Bersambung..................