• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ice Adonis Ep 7 Part 1

Sebelumnya...

Kita lanjut ya gaes.... tapi sebelum lanjut, bolehlah sy spoiler dikit...

Entar Yeon Hwa jadi tersangka gaes... Dia dituduh membocorkan rahasia perusahaan... Tapi Yoon Jae yg mengenal Yeon Hwa, memutuskan menyelidiki masalah Yeon Hwa ini..... tapi sialnya, Yoo Ra berhasil memanipulasi barang bukti gaes... Disaat Yeon Hwa hampir berhasil membersihkan namanya, dia malah berakhir di penjara... dan Yoon Jae memutuskan menjauhi Yeon Hwa.....

Jd yg demen couple Yoon Jae-Yeon Hwa, musti siap-siap patah hati yaa.. kayak sy, pas pertama kali nonton drama ini.... down banget couple favorit sy dipisah.... Lebay ya, padahal cuma drama...

Karakter Yoon Jae ini 11 12 sama Moo Yeol di Unknown Woman... bedanya, kalo Moo Yeol emang brengsek. Dia dengan sengaja nyampakin wanita yg dia cintai dan memilih wanita lain... kalo Yoon Jae, dia percaya wanita yang dia cintai bersalah dan memilih wanita lain menjadi pendampingnya.


"Pakai ini. Kau tidak punya waktu untuk berkemas." ucap Yoo Ra, memberikan baju ganti pada Yeon Hwa.

Sontak, Yeon Hwa terkejut dengan sikap Yoo Ra yang tiba-tiba baik kepadanya.

"Kenapa kau diam saja?" sewot Nyonya Jo.

"Geudae." jawabnya sambil tersenyum bingung, lalu menerima pakaian ganti dari Yoo Ra.

Yeon Hwa semakin heran, ketika Yoo Ra mengajaknya salaman dan berharap bisa hidup rukun dengannya.


Sekarang, Yeon Hwa sudah di kamar dengan Soo Ae. Soo Ae cerita, kalau Tuan Choi membelikannya kasur, selimut, pakaian, jam tangan, pulpen warna, jepit rambut, stiker, buku catatan dan buku gambar. Yeon Hwa menanggapi cerita Soo Ae dengan antusias. Soo Ae mengaku, bahwa ia sangat menyukai Tuan Choi. Ia juga bilang, menyukai Nyonya Jo, tapi hanya sedikit.

"Wae? Nenek kan juga baik." tanya Yeon Hwa.

Soo Ae cengengesan.


Soo Ae lalu mengaku bahwa ia takut pada Yoo Ra. Dengan wajah ketakutan, ia mengatakan bahwa Yoo Ra menjambak rambutnya. Sontak, Yeon Hwa terkejut mendengarnya.


Yoon Jae baru saja tiba di rumah. Bersamaan dengan itu, Yoon Hee juga tiba dan langsung berlari mendekati Yoon Jae. Yoon Hee merangkul lengan Yoon Jae dengan manja dan mengajak Yoon Jae minum.


Yoon Jae dan Yoon Hee minum bersama. Yoon Hee mengaku, akan memperkenalkan Tae Il pada sang ayah. Yoon Jae dengan lembut bertanya, alasan Yoon Hee tidak bisa memutuskan Tae Il. Apa karena Yoon Hee kasihan?

Yoon Hee : Oppa...

Yoon Jae : Sejak kecil, kau memberikan baju, hingga beras pada orang miskin. Aku tahu jiwa sosialmu tinggi. Jangan satukan perasaanmu dengan rasa kasihan dan keyakinan bahwa kau kau dapat menyelamatkan orang lemah.

Yoon Hee : Bukan seperti itu. Na Tae Il-ssi... saranghae.

Yoon Jae : Sekarang kau bicara cinta. Kau tidak tahu dia gangster?

Yoon Hee mulai marah.

"Bagaimana bisa kau bicara seperti itu? Dia temanmu."


"Karena dia temanku jadi aku tahu seperti apa dia!"

"Tae Il sedang berusaha! Agar kau dan ayah menerimanya, dia berusaha!"

Yoon Jae tetap melarang.

Kesal, Yoon Hee pun menanyakan sehebat apa wanita yang dipacari sang kakak. Yoon Hee juga berkata, dia dan Tae Il tidak akan bersama jika Tae Il bukan teman Yoon Jae.

"Itulah maksudku! Aku ingin menghapus waktu saat aku masih menjadi temannya! Ayah sedang sakit, kumohon padamu."

Yoon Jae lalu beranjak pergi.


Soo Ae sudah tidur. Yeon Hwa masih terjaga dan sedang bicara dengan Yoon Jae. Yeon Hwa memberitahu Yoon Jae bahwa kini, ia tinggal di rumah ayah tirinya.

Yeon Hwa : Kau tahu, disini sangat hangat dan nyaman. Keluarga ayah tiriku juga menerimaku. Aku sangat bersyukur.

Tanpa disadari Yeon Hwa, Yoo Ra berdiri di depan pintu kamarnya.

Yoo Ra yang kesal, meremas kartu nama Charming Cosmetic yang dipegangnya.

Yoo Ra : Kau yang membuatku begini. Seol Yeon Hwa, karena kau...


Paginya, Nyonya Han begitu bersemangat dan memasak banyak makanan. Nyonya Jo yang melihat itu kesal.

Nyonya Jo : Apa kau sedang merayakan tahun baru? Haruskah aku memberimu hadiah tahun baru? Kenapa kau tidak menari sekalian? Kau punya suami dan dua anak, semua keinginanmu terpenuhi. Betapa indahnya hidupmu. Haruskah aku bermain drum untuk mengikuti ritme mu?

"Eommoni, kau suka pancake labu kan? Mi gelas nya juga sangat lezat, jadi kesinilah dan cicipi." jawab Nyonya Han.

"Kenapa kau tidak menggunakan otakmu? Kau tidak tahu cara memenangkan hati seseorang? Tidakkah kau memikirkan, kau mendapat hadiah setelah bertemu dengan putrimu? Mejanya sudah penuh."


Tuan Choi datang dan meminta sang ibu berhenti mencecar istrinya. Nyonya Jo tambah sewot putranya membela Nyonya Han.

Nyonya Han tidak terpengaruh sindiran-sindiran Nyonya Jo karena dia lagi bahagia. Ia bahkan menyuapi Nyonya Jo pancake labu.

Nyonya Jo pun tak punya pilihan lain selain melahap pancake labu favoritnya.

Nyonya Han lantas berkata, akan memanggil anak-anak.

Tuan Choi juga ikut pergi memanggil anak-anak.


Tak lama kemudian, Yeon Hwa datang dan menyapa Nyonya Jo. Nyonya Jo menasehati Yeon Hwa, kalau anak gadis gak baik bangun siang. Yeon Hwa minta maaf, ia beralasan, bangun kesiangan lantaran kasurnya sangat nyaman. Yeon Hwa lalu bergegas mengambilkan nasi dan sup untuk Nyonya Jo.


Nyonya Han ke kamar Yoo Ra duluan. Ia mengetuk pintu, tapi lantaran Yoo Ra tak menjawab, ia pun masuk ke kamar Yoo Ran dan mendapati kamar Yoo Ra kosong.


Yoo Ra sendiri ada di kamar Yeon Hwa dan sedang memeriksa tas Yeon Hwa.

Namun saat mendengar suara Nyonya Han, Yoo Ra pun langsung pura-pura mencari sesuatu di baju ganti yang ia berikan ke Yeon Hwa semalam.

Nyonya Han masuk dan terkejut melihat Yoo Ra di kamar putrinya. Yoo Ra beralasan, ia meninggalkan sesuatu baju ganti yang ia berikan ke Yeon Hwa.

*Sy bingung disini soal baju ganti. Bukannya itu baju ganti lagi dipakai Yeon Hwa ya, kok tau2 bisa ada di atas kasur sih?


Mereka sarapan bersama. Selama sarapan, Nyonya Han tak berhenti senyum pada putrinya. Yeon Hwa menatap sang ibu dan ikut tersenyum.

Yoo Ra yang kesal melihat pemandangan itu, langsung bangkit dari duduknya.

Nyonya Han pun merasa tidak enak.

Dengan wajah dingin, Yoo Ra berkata mau ke kamar mandi.

Nyonya Jo meminta tambahan pancake. Yeon Hwa langsung berdiri dan beranjak ke dapur, mengambilkan pancake untuk nenek.


Yoo Ra ternyata ke kamar Yeon Hwa. Ia mengirimkan nomor rekening Yeon Hwa, ke Charming Cosmetic, pakai ponsel Yeon Hwa.

Park Kwang Woo yang menerima sms Yeon Hwa pun tercengang. Rekannya bertanya, apa yang akan ia lakukan pada tawaran Yeon Hwa.

Tuan Park : Aku akan diam dan melihatnya dulu. Ini menarik.


Yoo Ra menyuruh Yeon Hwa masuk mobilnya. Ia ingin berangkat ke kantor bersama Yeon Hwa.

Yeon Hwa masuk ke mobil Yoo Ra, meski agak kaget  Yoo Ra mengajaknya berangkat bareng.

Di mobil Yoo Ra, Yeon Hwa dihubungi Kepala Tim Park, dari Tim Pengembangan Charming Cosmetic. Ia pun heran Kepala Tim Park mengajaknya bertemu.

Yoo Ra yang mendengar itu, memasang sorot mata tajam.


"Ini aneh, aku tidak mengenal orang ini."

"Wae?" tanya Yoo Ra.

"Orang ini ingin bertemu denganku. Dia mengatakan, ada yang ingin dikatakannya secara pribadi. Dia bilang sesuatu yang penting tapi aku tidak tahu itu apa."

Yoo Ra sedikit tersenyum sinis mendengarnya.


Yoon Jae dan Yoon Hee melihat ayah mereka. Nyonya Jang menguap, dan mengaku bahwa ia terjaga sepanjang malam.

Nyonya Jang : Ayah kalian sudah lebih baik setelah meninum obatnya.

Yoon Jae menyuruh ayahnya ke rumah sakit. Tapi sang ayah menolak dan menyuruh kedua anaknya pergi kerja.


Yoon Hee lantas berkata, bahwa ia akan memperkenalkan pacarnya pada sang ayah. Sang ayah senang mendengarnya tapi tidak dengan Yoon Jae.

Yoon Jae yang kesal, meminta Yoon Hee fokus terhadap produk baru mereka yang akan segera dirilis.

Yoon Hee : Ayah akan menyukainya. Dia punya ambisi sama seperti ayah.


Keluar dari kamar sang ayah, Yoon Jae memarahi Yoon Hee. Yoon Hee berusaha meyakinkan Yoon Jae, bahwa Tae Il sudah berubah tapi Yoon Jae tetap tidak rela adiknya jatuh ke pelukan Tae Il.


Yeon Hwa menemui asisten Kepala Tim Park di sebuah kafe. Yeon Hwa bertanya, ada urusan apa mereka mengajaknya bertemu.

Asisten Kepala Tim Park pun berusaha mengingatkan Yeon Hwa akan email Yeon Hwa semalam.

Sontak, Yeon Hwa yang tidak tahu apa-apa itu pun kebingungan.

"Sekarang kau berubah pikiran?" tanya Asisten Kepala Tim Park, membuat Yeon Hwa makin bingung.


Yoon Hee tiba-tiba muncul. Melihat kedatangan Yoon Hee, asisten Kepala Tim Park langsung pergi.

Yeon Hwa berteriak, ibayo! Ibayo!

Teriakan Yeon Hwa membuat Yoon Hee menoleh padanya. Yoon Hee juga sempat melihat pria itu pergi. Yoon Hee mendekati Yeon Hwa.

"Nuguyo?"

"Aku tidak tahu, aku baru pertama kali melihatnya hari ini." jawab Yeon Hwa.

Yeon Hwa menggumam, orang aneh.

"Mwo?" tanya Yoon Hee.

"Bukan apa-apa. Kau disini untuk kopi?"

"Kau juga mau?"

Yeon Hwa mengangguk.


Yeon Hwa dan Yoon Hee meninggalkan kafe bersama.

Di mobil, dua orang dari Charming Cosmetic melihat mereka. Mereka salah paham. Mereka pikir, Yeon Hwa bermuka dua.


Sambil berjalan menuju lift, Yoon Hee menanyakan tugas yang ia berikan pada Yeon Hwa.

Yeon Hwa : Meski penuh lubang, aku akan berusaha mengerahkan kemampuanku.

Yoon Hee : Kalau begitu orang-orang harus berhenti mengataimu wanita polos. Semua tertulis di wajahmu. Kalau kau mudah tertipu.


Di depan lift, mereka bertemu Yoo Ra.  Yeon Hwa dan Yoo Ra saling menyapa, seolah mereka baru pertama kali bertemu hari itu.

Di lift, Yoo Ra kesal melihat keakraban Yeon Hwa dan Yoon Hee.

Yoon Hee : Kau sudah punya pacar?

Yeon Hwa mengangguk, mengiyakan.

Yoo Ra makin kesal mendengarnya.


Tiba di ruangannya, Supervisor Go memberitahu Yoon Hee bahwa Kang Wook sudah bekerja semalaman.

Kang Wook menyapa Yoon Hee.

Yoon Hee yang masih kesal, menyuruh Kang Wook pindah ke divisi lain.

Yoon Hee : Kau bilang tujuanmu menjadi CEO, kan?Tim Pengembangan bukan tempat dimana kau bisa meraih tujuanmu. Ini adalah tempat kau mengembangkan produk. Kau ditugaskan di divisi yang salah.

Mendengar itu, Kang Wook berdiri. Ia mengambil kopi Yoon Hee dan memberikan proposalnya yang berisi 6 idenya.

Yeon Hwa juga memberikan proposalnya.


Yoon Hee senang membaca laporan Yeon Hwa.

Yoon Hee : Aku hanya memberikanmu sedikit informasi tapi kau mengerti garis besarnya.

Yeon Hwa pun langsung melirik Supervisor Go dan berterima kasih. Supervisor Go membalasnya dengan senyuman.


Kang Wook lantas menanyakan idenya. Yoon Hee : Kau bilang, idemu datang disaat kau bosan jadi aku akan membaca idemu disaat aku bosan.

Yoon Hee lantas berencana mempertimbangkan ide Yeon Hwa. Ia juga meminta Yeon Hwa men-submit ide kedua hari ini.

Yeon Hwa terkejut, hari ini?


"Kenapa kau kaget? Dulu saat aku melakukannya, ide datang begitu saja." ucap Jin Sang.

"Kau butuh waktu lebih dari seminggu melakukannya." jawab Supervisor Go.

Rekan yang satunya menambahkan, bahwa ia sempat mendengar isu plagiat yang dilakukan Jin Sang. Jin Sang pun malu dan yang lain tertawa melihat ekspresi Jin Sang.

Kang Wook kemudian merengek, meminta Yoon Hee melihat idenya juga. Ia berkata, tidak mau diusir dari Tim Pengembangan. Kang Wook juga menyebut mereka akan menjadi keluarga.

Yoon Hee tersenyum geli mendengarnya.


Di mobilnya, kedua pria dari Tim Pengembang Charming Cosmetic sedang membahas Yeon Hwa yang tidak tahu apa-apa soal email semalam.

Ketua Tim Park : Kenapa kita harus membayarnya? Kau mau berakhir di penjara? Kita akan meluncurkan produk anti kerut yang sama seperti J. Yang perlu kita lakukan hanyalah menghentikan perilisan produk terbaru J.

"Kau memang yang terbaik seperti biasa. Wanita itu, Seol Yeon Hwa, masuk ke dalam perangkapnya sendiri." puji asistennya.


Di mejanya, Yoo Ra sedang memikirkan keakraban Yeon Hwa dan Yoon Hee.

Yoo Ra : Kau bahkan memiliki Yoon Hee di sisimu sekarang. Aku kenal orang sepertimu yang berbakat menarik perhatian orang."

Yoo Ra terlihat kesal.


Nyonya Jo makan siang dengan kedua temannya. Salah seorang temannya memberi saran, agar Tuan Choi segera menikah lagi. Temannya itu berkata, Nyonya Jo mungkin tidak butuh menantu, tapi Yoo Ra butuh seorang ibu.

Temannya lalu menyodorkan foto seorang wanita.

"Dia pemilik 10 restoran di Gangnam. Suaminya meninggal 3 bulan lalu. Orang tuanya pensiuan professor. Lihat, dia cantik seperti aktris. Segera nikahkan anakmu dengan dia sebelum popularitasnya memudar."

Nyonya Jo menghela nafas kecewa mendengarnya. Ia ingin menjadikan wanita itu menantunya tapi tak bisa lantaran dirinya sudah memiliki menantu.


Soo Ae asyik menulis sesuatu di meja Tuan Choi. Sementara Tuan Choi lagi makan ditemani sang istri.

Nyonya Han sengaja mengunjungi Tuan Choi, sekalian membawakan makan siang.

Tuan Choi berkata, bahwa ia tidak bisa makan nasi putih lagi karena di rumah mereka selalu makan nasi merah.

"Aku setuju, beras merah memiliki tekstur yang terlalu banyak tapi karena sudah terbiasa, aku jadi menyukainya. Tekanan darahmu juga jadi lebih baik, begitu pun dengan pencernaan Soo Ae." jawab Nyonya Han.

Di belakang, Soo Ae senyum-senyum melihat ibunya dan ayah tirinya.


"Bagaimana ibuku?" tanya Tuan Choi.

"Dia bertemu temannya. Nanti aku akan menjemputnya. Aku ingin memberikan mereka tumpangan. Saat aku melihat Yoo Ra dan Yeon Hwa pergi ke kantor bersama pagi ini, aku sangat bersyukur. Ibu juga menjadi lebih tenang dari sebelumnya. Aku selalu bersyukur setiap harinya." jawab Nyonya Han.

"Geurom, akan aneh jika semuanya tetap sama setelah kau berusaha keras." ucap Tuan Choi.

"Yeon Hwa dan Yoo Ra akan menjadi teman karena mereka bekerja di perusahaan yang sama, kan?" tanya Nyonya Han.

"Mereka akan sering berhubungan." jawab Tuan Choi.


"Ngomong-ngomong, bagaimana buku yang kau tulis?" tanya Nyonya Han.

"Berkat makan siang buatanmu, aku hampir selesai menulisnya." jawab Tuan Choi.

"Kau benar-benar pekerja keras. Siang hari kau bekerja dan menulis buku malam harinya." ucap Nyonya Han.

Nyonya Han lalu melirik Soo Ae.

"Soo Ae-ya, ayah sangat hebat kan?" tanyanya.

Soo Ae pun langsung berlari memeluk Tuan Choi. Ia juga mencium pipi Tuan Choi. Tuan Choi tertawa senang.

Nyonya Han lantas pamit untuk menjemput Nyonya Jo.


Sampai di restoran, Nyonya Jo langsung menunduk begitu Nyonya Han dan Soo Ae datang. Dan benar saja, kedua teman Nyonya Jo tidak tahu bahwa Tuan Choi sudah menikah lagi. Mereka ingat pernah melihat Nyonya Han di perayaan ulang tahun Nyonya Han waktu itu.

Nyonya Jo yang malu mengakui Nyonya Han sebagai menantu pun, mengatakan bahwa Nyonya Han adalah keponakan dari kerabat jauhnya.

Nyonya Jo sontak terkejut.

"Keponakanmu sangat baik. Kau disini untuk menjemputnya?"


Di mobil, Nyonya Han berniat meminta penjelasan Nyonya Jo, tapi Nyonya Jo malah tersenyum sinis dan melarang Nyonya Han kecewa.

Nyonya Jo: Daftarkan dulu pernikahanmu sebelum menjadi menantuku. Aku mengizinkan kalian menikah karena kau berhasi meyakinkan Yoo Ra." ucap Nyonya Jo dingin.

Nyonya Han kecewa.


Yeon Hwa kembali dihubungi Kepala Tim Park. Yeon Hwa menanyakan alasan mereka menghubunginya.

"Jangan tanyakan kenapa padaku. Kau sudah tahu alasannya."

"Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan." jawab Yeon Hwa.


Supervisor Go dan staf cewek satunya lagi langsung melirik Yeon Hwa.

Ya, Yeon Hwa lagi ada di ruangannya.

Yeon Hwa : Kurasa kau salah orang.

"Kau tidak seharusnya memperlakukanku seperti ini. Haruskah aku menemui dan berbicara dengan atasanmu, Seol Yeon Hwa-ssi? Haruskah aku pergi ke tim pengembanganmu sekarang dan bicara dengan Ha Yoon Hee? Haruskah aku memberitahunya bahwa kau adalah mata-mata?"

Yeon Hwa kaget dan langsung mengajak pria itu bertemu.


Yeon Hwa kaget saat pria itu mengatakan, menerima kiriman email darinya.

Yeon Hwa : Bagaimana aku bisa mengirim email padamu, namamu saja aku tidak tahu. Kapan kau menerimanya?

"Jangan konyol. Kau mengirimiku email, meminta uangku atas rencana pengembangan produk perusahaanmu."

Yeon Hwa kaget.

"Wae? Kau takut sekarang? Kau yang memulai dan sekarang kau ketakutan? Kau satu-satunya orang yang meminta uang dan sekarang kau ingin berubah pikiran?"

"Aku bersumpah tidak melakukannya."

"Kau ingin bermain-main denganku?"


"Aku bersumpah tidak melakukannya. Aku bersumpah atas namaku. Aku bersumpah atas nama orang tuaku."

"Tadinya kupikir, aku bisa memaafkanmu jika kau berkata jujur dan meminta maaf."

Pria itu berdiri dan mengancam akan memberitahu Yoon Hee sekarang sebagai balasan karena Yeon Hwa berani mempermainkannya.

Pria itu kemudian pergi.


Bersamaan dengan itu, Kang Wook dan Supervisor Go datang. Yeon Hwa tidak melihat mereka dan berlari mengejar pria itu.

Supervisor Go dan Kang Wook terkejut melihatnya. Kang Wook penasaran siapa pria yang dikejar Yeon Hwa sementara Supervisor Go merasa pernah melihat pria yang dikejar Yeon Hwa tapi lupa dimana.

Bersambung ke part 2...........

The Promise Ep 22 Part 2

Sebelumnya...


Hwi Kyung dan Do Hee bertemu di restoran iga bakar.

Do Hee menyuruh Hwi Kyung memegang sepotong iga, lalu mengambil foto Hwi Kyung.

Setelah itu, ia mengambil foto mereka lagi makan iga.

Hwi Kyung : Haruskah kita melakukannya?

Do Hee : Sudah kubilang aku butuh bukti untuk kencanku.

Hwi Kyung : Haruskah kau mengambil fotoku makan iga?

Do Hee : Aku tidak bisa duduk disamping orang yang kubenci dan makan tanpa mereka. Iga adalah makanan favoritku. Sekarang kau mengerti kenapa aku butuh foto ini kan?

Hwi Kyung meminta Do Hee mengatakan yang sebenarnya. Ia berjanji, akan menolong Do Hee sebisanya.


Sambil menyantap iganya, Do Hee mengaku senang karena mereka bisa saling memahami satu sama lain.

Do Hee : Aku tidak tertarik untuk menikah, tapi ayahku memaksaku. Dia mengancamku. Dia bilang, 'kau mau pergi berkencan atau keluar dari pekerjaanmu sebagai reporter?', jadi jelas aku memilih kencan buta. Kau adalah pria ketujuh.

Hwi Kyung : Kenapa kau sangat membenci pernikahan?

Do Hee : Bagaimana denganmu? Bukankah kau juga membenci pernikahan sehingga kau mau melakukan sandiwara ini? Atau rumor itu benar, tidak ada wanita yang memuaskanmu? Itulah kenapa pernikahanmu gagal? Wanita seperti apa yang kau sukai?


Kesal dengan pertanyaan-pertanyaan Do Hee, Hwi Kyung mengajak Do Hee.

Hwi Kyung berdiri duluan.

Do Hee mengaku, bahwa ia juga sama seperti Hwi Kyung. Dua kali dikecewakan pasangannya.

Hwi Kyung menatap Do Hee.

Do Hee berkata, rencana pernikahannya berantakan.

Do Hee menatap Hwi Kyung. Ia kesal melihat tatapan Hwi Kyung padanya yang seolah mengasihaninya.

Hwi Kyung : Kau bertindak sebagai korban, tidak seperti dirimu.

Do Hee : Aku tahu ini tidak seperti diriku, tapi seperti itulah masa laluku.

Do Hee lantas menyuruh Hwi Kyung duduk lagi. Ia berkata, tidak bisa menghabiskan iganya sendirian.


Hwi Kyung kembali duduk. Do Hee menanyakan rumor Hwi Kyung.

Do Hee : Rumor itu salah, kan? Kebanyakan orang lugu pura-pura sebagai pemain, mengatakan hal seperti itu. Jangan cemas. Aku yakin, aku tidak akan menyukaimu.

Do Hee lalu mengajak Hwi Kyung bertemu 3 kali seminggu agar tidak lagi diganggu orang tua mereka.

Ia mengulurkan tangannya, menyuruh Hwi Kyung berjanji. Tapi Hwi Kyung diam saja.

Do Hee yang greget, akhirnya meletakkan tangan Hwi Kyung di atas tangannya.

Do Hee : Aja! Aja! Fighting!

*Ingat Seol Yeon Hwa, ini kalimat andalannya Yeon Hwa.

Hwi Kyung : Oke.


Mal Sook masih kesal. Ia tidak menyangka Tae Joon bisa sekejam itu mencampakkan Na Yeon setelah semua yang dilakukan Na Yeon.

Tak lama, Geum Bong datang membawakannya makanan. Tapi Mal Sook tidak mau makan.

Geum Bong pun jadi kesal.

Mal Sook lantas menanyakan Na Yeon. Geum Bong bilang, Na Yeon pergi jalan-jalan dengan Sae Byeol.


Geum Bong keluar dari kamar sang ibu. Tak lama kemudian, Na Yeon pulang.

Geum Bong : Kenapa kau begitu lama?

Na Yeon : Ibu di rumah?

Geum Bong : Suasana hatinya sedang buruk.


Na Yeon ingin ke kamar tapi Geum Bong mengajaknya bicara.

Geum Bong : Aku tidak berpikir Tae Joon akan kembali! Tae Joon bukan Tae Joon yang kita kenal dulu! Eonni, lepaskan saja dia! Kau dan Sae Byeol bisa hidup tanpa dia! Kalian bisa hidup seperti ini, aku akan membantumu!

Na Yeon : Aku akan mengurus masalah ini, jangan khawatir.

Geum Bong : Kenapa kau jadi menyedihkan, menangis dan menempel pada pria yang tidak menginginkanmu! Ludahi wajahnya dan mintalah putus!

Na Yeon : Bagaimana bisa kau mengatakannya semudah itu?

Geum Bong : Eonni-ya, kau pikir mudah bagiku mengatakannya? Kau tidak pernah bercermin? Kau tahu seperti apa dirimu belakangan ini? Kau terlihat seperti pahlawan dalam film sedih! Aku tidak bisa melihatmu begini!

Na Yeon pun berkata, ia juga ingin melepaskan Tae Joon tapi tidak bisa.

Tangis Na Yeon pecah.

Geum Bong pun mendekati Na Yeon.

Geum Bong : Eonni, uljima.


Mal Sook datang dan memarahi Geum Bong yang sudah membuat Na Yeon menangis. Mal Sook lalu menyeret Geum Bong keluar.


Tangis Na Yeon baru berhenti saat Tae Joon menghubunginya.

Tae Joon : Aku menuju ke rumahmu jadi keluarlah.


Di kamarnya, Se Jin lagi melihat barang-barang bayinya.

Tak lama kemudian, Yoo Kyung datang membawakannya tonic.

Tapi baru mencium bau tonicnya, Se Jin sudah muntah.

Yoo Kyung menepuk-nepuk punggung Se Jin.

Tuan Jang datang dan kasihan melihat Se Jin muntah-muntah seperti itu.


Yoo Kyung lalu membantu Se Jin berbaring.

Se Jin : Apa aku juga seperti ini saat masih di kandunganmu?

Yoo Kyung : Aku sangat menderita saat hamil dirimu, jadi aku bersumpah tidak mau punya bayi lagi. Saat aku ingin hamil lagi, aku tidak pernah bisa.

Se Jin : Itu artinya aku mirip denganmu

Yoo Kyung : Mwo?

Se Jin : Jika aku mirip ayah, aku akan menjadi anak yang baik.


Keluar dari kamar Se Jin, Yoo Kyung langsung tegang karena kata-kata Se Jin tadi.


Tae Joon dan Na Yeon bertemu di taman.

Tae Joon : Bawa Sae Byeol keluar.

Sontak Na Yeon kaget.


Bersambung.......