• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Blessing of the Sea Ep 2 Part 2

Sebelumnya...


Paginya, Ritual Yongwang-ri dilangsungkan di tepi laut. Ritual ini dimaksudkan agar tangkapan ikan para nelayan berlimpah.


Di rumah sakit, Deok Hee mengomel sambil mengurus Ji Na lantaran ayahnya Ji Na belum kembali juga.

"Apa orang bodoh itu mabuk sampai pingsan di suatu tempat? Jika tidak bisa mendapatkan uangnya, seharusnya dia kemari dan membantu. Aku pernah sial dan sekarang sial lagi." ucapnya.

Deok Hee lantas kepikiran untuk meninggalkan Hak Kyu.

Ji Na yang sebal mendengar ocehan sang ibu pun meminta sang ibu diam.

"Ibu hanya kesal. Aku tidak boleh bicara dengan mulutku sendiri?" jawab Deok Hee.

"Jika ibu bercerai dan menikah lagi, aku akan punya tiga ayah. Ara? Aku muak orang-orang memanggilku anak dukun. Kenapa ibu melakukan ini padaku?"

"Apa ibu bilang mau menikah lagi? Jika bercerai kali ini, ibu akan hidup bahagia saja bersama Ji Na. Ibu hanya lelah dan muak dengan pria."

"Ibu bilang begitu saat kali pertama cerai."

Deok Hee pun langsung mendengus kesal mendengarnya dan mengaku lebih takut pada putrinya daripada Raja Naga.


Ponsel Deok Hee kemudian berdering. Telepon dari seseorang yang memintanya memimpin ritual para nelayan.

Deok Hee pun kesal karena suaminya belum datang juga sementara ia harus memimpin ritual dan tidak ada yang menjaga Ji Na jika ia pergi.


Hak Kyu mulai siuman. Ia pun teringat apa yang terjadi semalam. Tak lama kemudian, ia menemukan jam tangan Pil Doo yang terjatuh.

"Benar, bedebah itu menjatuhkan ini. Apa tulisannya? MJS? Apa ini? Tunggu sampai aku menemukanmu." ucap Hak Kyu.

Hak Kyu kemudian melihat gulungan lukisan Potret Kecantikan yang dicurinya dan bingung bagaimana cara mengembalikannya pada Ji Hwan.


Polisi mulai menyelidiki kecelakaan Sung Jae dan Ji Hwan. Mereka menanyai orang-orang di kuil.

Tak lama, Hak Kyu datang dan kaget melihat polisi. Ia fikir, Ji Hwan dan Sung Jae lah yang membuat laporan lukisan hilang.

Enggan berurusan dengan polisi, Hak Kyu pun menyembunyikan lukisannya di dalam jaketnya. Ia lantas berniat pergi tapi karena penasaran, ia pun mendekati mereka dan pura-pura bertanya apa yang terjadi pada orang-orang di kuil.

"Dua orang mati semalam. Tamu yang datang untuk menemui Kepala Biksu. Mereka kemari mencari lukisan atau semacamnya, lalu terbunuh."

Pil Doo pun kaget, lukisan?

"Detektif telah menyelidiki ini sejak pagi. Siapa pun pelakunya, kuharap dia tersambar petir!"


Dua orang polisi menatap Hak Kyu dengan tatapan curiga. Hak Kyu yang sadar dicurigai pun mulai gemetaran. Tak mau tertangkap sebagai pencuri lukisan, Hak Kyu pun pura-pura kebelet dan menanyakan toilet pada orang kuil.


Jae Ran menenangkan dirinya dan minum dan mendengarkan musik.

Tak lama kemudian, Pil Doo datang dan mematikan musiknya. Pil Doo menyuruh Jae Ran pergi. Jae Ran pun menanyakan kondisi anak yang ditabraknya. Pil Doo diam saja. Jae Ran pun marah, APA YANG TERJADI PADA ANAK ITU!

Pil Doo menuangkan segelas air untuk Jae Ran.

"Tenangkan dirimu dan minum ini. Kakakmu meninggal." ucap Pil Doo.


Pimpinan Ma menguatkan dirinya saat melihat jasad Sung Jae. Namun... ia tak bisa menahan dukanya. Ia jatuh terduduk dan menangis.


Poong Do siuman dan mendapati dirinya berada di RS.


Diluar, Pil Doo berlutut, minta maaf pada Pimpinan Ma lantaran tidak bisa menghentikan Ji Hwan. Pil Doo mengaku, tidak menyangka Ji Hwan akan melakukan hal semacam itu.


Tak lama kemudian, Poong Do datang dan menanyakan ayahnya. Jae Ran sontak kaget mendengar Poong Do bicara. Poong Do mengaku, ia dan ayahnya berada di rumah teman sang ayah semalam dan ada orang yang berusaha membunuh mereka. Poong Do mengatakan rumah teman ayahnya meledak dan terbakar. Poong Do juga mengaku sempat melihat mobil sang ayah.

Pil Doo yang tegang, menegur Poong Do.

"Ayah dimana?" tanya Poong Do.


Pimpinan Ma pun langsung menatap tajam Poong Do.

"Ini salahmu. Kau membunuh Sung Jae ku. Jika kau tidak mengeluh soal ibumu padanya, Sung Jae ku tidak mungkin mati. Kau pembunuhnya! Kau membunuh!"

Pimpinan Ma pun menyerang Poong Do. Jae Ran dan Pil Doo langsung menghentikannya.

"Paman, ayahku meninggal? Bibi, ayahku dimana? Aku ingin melihatnya!"

"Pergi dari hadapanku! SEKARANG!" teriak Pimpinan Ma.

Poong Do syok.


Poong Do berlari keluar RS. Di koridor luar RS, ia terjatuh.

Poong Do lalu mendongak ke langit. Pandangannya mulai berkunang-kunang.

Tak lama, Poong Do muntah-muntah lagi. Lalu, tangis Poong Do pun pecah.


Ritual Yongwang-ri dimulai. Deok Hee yang udah memakai hanbok ritual pun pura-pura batuk dan mengaku sakit. Deok Hee : Jika aku melayani Raja Naga dengan kondisi seperti ini, nasib buruk akan terjadi.

Tapi para nelayan tidak mau mengerti dan meminta Deok Hee mengembalikan uang mereka jika tidak mau memimpin ritual.

Deok Hee : Aku hanya bercanda! Kau tidak ingat menangkap banyak ikan di Yongwang-ri setelah aku lakukan ritual? Pastikan kau mengasah pemotong jerami dengan benar.


Pil Doo berjalan menyusuri lorong RS. Sambil berjalan menyusuri lorong, Pil Doo ingat ketika dirinya berusaha merebut lukisan Potret Kecantikan tapi kepergok Ji Hwan. Pil Doo mengaku, menghabiskan masa mudanya demi lukisan itu dan marah Ji Hwan memperlakukannya seperti pelayan.

Pil Doo lantas mengambil pisaunya dan berusaha membunuh Ji Hwan, tapi Ji Hwan berhasil menghindar dan merebut lukisan itu. Ji Hwan lalu beranjak pergi membawa lukisan itu. Sementara Pil Doo terduduk lemas di tangga dengan tangan luka terkena goresan pisaunya sendiri.


Sekarang, Pil Doo sedang menatap bekas lukanya. Ia lalu teringat jam tangannya yang jatuh saat sedang baku hantam dengan Hak Kyu.


Pil Doo lantas menghubungi seseorang.

"Bagaimana lukisannya?" tanya Pil Doo. Mendapat jawaban yang kurang enak, Pil Doo pun menyuruh orang itu mencari tahu apa ada seseorang mencurigakan yang datang ke kuil. Ia juga menyuruh orangnya menyingkirkan detektif yang bekerja sama dengan Jae Ran.


Pil Doo lalu membetulkan letak kacamatanya dan berkata, kalau Ji Hwan harus menyerahkan lukisan itu sebelum menemui ajal.


Setelah jauh dari kuil, Hak Kyu berhenti berlari dan menatap lukisannya.

"Dua orang mati karena lukisan ini? Karena aku?" tanyanya.

Ia lalu menatap jam tangan Pil Doo.

"Lalu punya siapa ini? Aku yakin dia melakukan sesuatu pada mobilnya." ucap Hak Kyu lagi.

Lantas dimana kah Hong Joo? Apakah dia selamat?

Bersambung ke part 3....

Unknown Woman Ep 14 Part 2

Sebelumnya...


Ji Won meminta So Ra bersikap sopan padanya. So Ra minta maaf, lalu melepas kacamatanya. Ji Won langsung ke intinya. Ia menanyakan perkembangan hubungan So Ra dan

Do Chi. So Ra berkata, ia terus memaksa Do Chi menikahinya tapi Do Chi masih belum setuju. Ji Won malas mendengarnya dan menyebut So Ra tidak bisa melakukan tugasnya dengan benar.

So Ra : Aniyo, aku bisa melakukannya. Percaya lah padaku, aku tidak akan mengecewakanmu.

Ji Won : Kau harus melakukannya. Jika kau gagal melakukannya atau dia mengetahui soal kita....

So Ra : Aku akan pergi. Aku akan meninggalkan Korea dan mencurahkan semuanya untuk pernikahan ini.


Di belakang Ji Won, Mal Nyeon duduk dan berhasil merekam pembicaraannya dengan So Ra.


Mal Nyeon pun langsung memberitahu Yeo Ri soal itu. Yeo Ri tidak menyangka Ji Won akan melakukan itu untuk mengawasi Do Chi yang tak lain adalah pewaris asli Grup Wid.

Mal Nyeon yakin, Ji Won menempatkan So Ra di sisi Do Chi agar bisa mengendalikan Do Chi.

Yeo Ri : Dengan begini, kita tidak perlu merasa bersalah lagi pada Han So Ra. Aku hanya takut orang lain akan terluka atas perbuatan kita.

Yeo Ri lalu teringat kata-kata terakhir Do Chi saat mereka batal bertemu di restoran lantaran kehadiran Ji Won. Sadar hati Yeo Ri mulai melemah lagi, Mal Nyeon pun mengingatkan Yeo Ri tentang Do Chi yang memberitahukan keberadaan Yeo Ri pada Ji Won saat itu.

Yeo Ri : Ibu benar, aku tidak boleh mengasihaninya. Ibu sudah mengirimi dia undangannya?


Sekarang kita pindah ke Hae Joo yang mengunjungi Moo Yeol di kantor. Moo Yeol terkejut Hae Joo mendadak datang. Hae Joo berkata, ia mampir saat dalam perjalanan pulangsehabis perawatan muka di salon.

"Kau tidak senang melihatku?" tanya Hae Joo.

Hae Joo ngambek dan ingin pergi tapi Moo Yeol menahannya.

Hae Joo lantas merangkul Moo Yeol dan meminta Moo Yeol menciumnya tapi Moo Yeol menolak karena mereka lagi ada di kantor. Hae Joo pun berkata, hanya ada mereka berdua di sana. Hae Joo lalu mencium pipi Moo Yeol dan Moo Yeol balas mencium bibir Hae Joo.

Hae Joo kemudian mengajak Moo Yeol pergi ke suatu tempat agar mereka bisa berduaan tapi Moo Yeol menolak dengan alasan pekerjaan.


Moo Yeol pun kembali duduk di mejanya. Hae Joo terus menatap Moo Yeol.

Hae Joo : Kau terlihat tampan. Akhirnya kau terlihat seperti prianya Goo Hae Joo. Kau terlihat paling seksi saat memakai kemeja dan konsentrasi bekerja.

Moo Yeol : Tidak ada waktu untuk ini. Aku harus kerja. Akan kuantar kau sampai ke mobil.


Tapi sampai di lobby, mereka mendengar dua karyawan mereka menggosipkan Moo Yeol yang mencampakkan Yeo Ri demi Hae Joo. Mereka juga menyebut Moo Yeol 'Namja Cinderella'.

Hae Joo yang kesal langsung melabrak mereka.

"Lee Sang Woo dari Perencanaan. Park Sang Jin dari Pemasaran." ucap Hae Joo membaca satu per satu tanda pengenal mereka.

"... kalian berdua dipecat hari ini juga!" ucap Hae Joo.

Sontak, dua karyawan itu kaget.

"Wae? Kalian mau bilang aku tidak pantas memecat kalian karena merebut kekasih orang lain? Aku pemegang saham terbesar Grup Wid. Grup Wid tidak butuh orang seperti kalian."

Moo Yeol pun langsung menyuruh dua karyawannya kembali bekerja dan menarik Hae Joo keluar.


Diluar, Moo Yeol memarahi Hae Joo. Hae Joo membela diri. Ia berkata, sikap Moo Yeol yang diam saja membuatnya tampak semakin menyedihkan. Hae Joo kemudian mengingatkan Moo Yeol bahwa mereka sudah sepuluh tahun menikah dan membesarkan dua anak. Moo Yeol berkata, wajar para karyawan menjelekkan bos mereka.

"Aku benci mendengar orang yang membahas latar belakangmu! Tidak akan kubiarkan suamiku dikucilkan!"

"Tunggu lah. Tidak akan kubiarkan orang-orang itu mengatakan jabatanku dinaikkan karena istriku. Aku akan menanjak ke puncak sendiri. Kau bisa menungguku, kan?"


Do Chi senang mendapatkan kiriman paket buku-buku Charlie Chaplin dan undangan pertunjukan Charlie Chaplin. Ia langsung teringat masa kecilnya, saat dirinya menirukan gaya Charlie Chaplin.

Do Chi : Sudah kubilang, Charlie Chaplin adalah orang tuaku. Melihatnya membuatku ingat masa kecilku yang bahagia. Saat aku bermain dengan orang tuaku dan tertawa bersama. Meski tidak lama, tapi itulah masa-masa paling membahagiakan dalam hidupku.

Jang Goo lantas melihat kembali undangan itu dan berkata, filmnya akan diputar hari itu.


Yeo Ri menemui Tuan Yoon di restoran. Ia minta maaf pada Tuan Yoon dan mengaku mencemaskan Tuan Yoon tadi pagi.

Tuan Yoon memegang tangan Yeo Ri dan berkata, Yeo Ri tidak perlu minta maaf pada ayah sendiri. Tuan Yoon lalu mengajak Yeo Ri minum bir dingin dengannya.

Mal Nyeon tiba-tiba muncul dan berkata, tidak ada waktu untuk minum bir karena Do Chi sedang bertindak.


Do Chi sendiri sudah berada di gedung pertunjukan Charlie Chaplin.

Sesekali ia mengusap air matanya karena teringat masa kecilnya yang bahagia. Tapi kemudian, ia tertawa terbahak-bahak.

Do Chi lantas berhenti tertawa dan melihat sekelilingnya. Ia terkejut saat melihat sosok wanita berdiri dan meninggalkan bangku penonton.

"Yoon Seol? Yoon Seol Byeonhosa?" ucapnya kaget.


Do Chi pun langsung mengejar Yeo Ri dan teringat kata-kata Yeo Ri tentang takdir jika mereka bertemu lagi.

Yeo Ri pura-pura kaget melihat Do Chi. Do Chi berkata, mereka tidak sengaja bertemu lagi. Yeo Ri yang ingat kata-katanya soal takdir, mengajak Do Chi ke restoran temannya dan berkata, akan mentraktir Do Chi. Do Chi tentu saja senang mendengarnya.


Hae Joo masuk ke rumahnya sambil marah-marah soal Moo Yeol yang dipanggil namja cinderella tadi di kantor.

Tak lama kemudian, Ji Won datang. Hae Joo pun meminta ibunya tidak pilih kasih terhadap Ga Ya dan Ma Ya di depan Moo Yeol. Ji Won membela diri, ia berkata marah karena Ma Ya memang salah.


Ponsel Hae Joo kemudian berdering. Telepon dari sekolah yang mengabari soal Ga Ya dan Ma Ya. Hae Joo sontak kaget.


Hae Joo dan Ji Won langsung ke sekolah dan mendapati Ga Ya terbaring lemah di ruang UKS. Guru menjelaskan, kalau Ga Ya pingsan setelah terlibat pertengkaran bersama Ma Ya dengan dua murid.

Guru : Dan murid giginya patah dua.

Hae Joo langsung menggendong Ga Ya di punggungnya dan membawa Ga Ya pergi.

Ma Ya menunduk, ia sedih karena diabaikan ibu dan neneknya.


Di kantor, Moo Yeol lagi membahas produk baru dengan karyawannya. Karyawannya menunjukkan katalog produk padanya dan mengaku ingin menjadikan bajunya sebagai produk utama mereka.

Melihat model yang mengenakan baju tersebut, Moo Yeol teringat pada Yeo Ri.


Ponsel Moo Yeol berdering, membuat Moo Yeol tersadar dari lamunannya. Moo Yeol pun bergegas menjawabnya.

"Appa..." ucap Ma Ya sambil menangis.

"Ma Ya-ya, wae geurae?"


Do Chi terkejut Yeo Ri mengajaknya ke perpustakaan yang dipenuhi tentang Charlie Chaplin. Ia fikir, Yeo Ri mau mengajaknya makan. Yeo Ri berkata, tempat itu adalah restoran.

Do Chi kebingungan mencari pintu masuknya.

Tak lama kemudian, Do Chi melihat ada buku Charlie Chaplin di rak. Do Chi pun berniat mengambilnya tapi raknya malah terbuka. Ternyata rak itu adalah pintu masuk ke restoran dan buku Charlin Chaplin nya harus ditekan agar pintunya terbuka.

Tentu saja, Do Chi takjub melihatnya.


Oliver pun memperkenalkan dirinya pada Do Chi. Yeo Ri berkata, Oliver adalah temannya.

Setelah memperkenalkan diri, Oliver bergegas menyiapkan makanan untuk mereka.


Do Chi dengan semangat memberitahu Yeo Ri bahwa ia sangat menyukai Charlie Chaplin dan dialog Charlie Chaplin adalah mottonya.

Yeo Ri : Hidup adalah tragedi jika dilihat dari dekat tapi sebuah komedi dari jarak jauh." ucap Yeo Ri.

Do Chi tertawa, ia tidak menyangka Yeo Ri dan dirinya memiliki hobi yang sama.


Tak lama kemudian, Oliver datang membawakan makanan.

Tapi baru mau mulai makan, Yeo Ri dihubungi seseorang yang dipanggilnya 'Sonsaengnim'.

Yeo Ri terkejut dan berkata, akan langsung datang.

Do Chi : Ada apa?

Yeo Ri : Ada sekolah dasar yang menyewa jasaku dan terjadi perkelahian disana.

Do Chi : Makanannnya sudah datang dan ada Chaplin bersamaku jadi pergilah. Aku akan menunggumu.

Yeo Ri : Gomawoyo.


Ma Ya langsung memeluk Moo Yeol begitu Moo Yeol datang. Pihak sekolah menjelaskan tentang Ma Ya dan Ga Ya yang berkelahi di sekolah sampai membuat gigi murid lain patah. Guru menyarankan Moo Yeol untuk meminta maaf pada orang tua murid itu agar masalah itu tidak dibawa ke komite kekerasan sekolah.

Moo Yeol menanyakan yang terjadi pada Ma Ya. Tapi Ma Ya menolak bicara.


Moo Yeol pun membawa Ma Ya keluar. Moo Yeol menasihati Ma Ya memakai kekerasaan tidak akan menyelesaikan masalah.

Tak lama kemudian, Yeo Ri datang. Moo Yeol sontak terkejut melihat Yeo Ri. Yeo Ri menyuruh Moo Yeol pergi karena orang tua murid yang giginya patah tidak mau menemui Moo Yeol dan Ma Ya sekarang.

Melihat Yeo Ri, Moo Yeol langsung emosi.

"Kenapa kau disini dan kenapa kau terlibat masalah Ma Ya?"

"Aku? Aku pengacara korban, Yoon Seol."

Moo Yeol sontak kaget mengetahui Yoon Seol seorang pengacara.


Bersambung..............