• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Different Dreams Ep 3-4 Part 2

Sebelumnya...

Lanjut gaes.....


Won Bong dan Nam Ok ada di depan kepolisian Jongno. Nam Ok mengeluar granat dari tasnya. Won Bong menyuruh Nam Ok melakukan perintahnya, jika ia tidak keluar dalam satu jam.

Nam Ok tanya, apa Won Bong mau menemui dokter itu. Won Bong bilang, dokter itu mungkin punya petunjuk tentang Tae Joon.

Nam Ok tak yakin Young Jin bisa dipercaya karena Young Jin putri angkat Hiroshi.

Won Bong : Dia punya sesuatu.


Fukuda menyudahi introgasinya. Lalu ia berkata, foto Young Jin bersama Esther dan Tae Joon tidak cukup kuat dijadikan bukti kalau Young Jin tidak bersalah. Fukuda antas mengatakan, akan mencari bukti lain.

Young Jin : Jaksa Fukuda, bagaimana menurutmu? Apa menurutmu aku sudah tahu sebelumnya dan bergabung dalam kegiatan kriminal?

Fukuda : Instingku mengatakan tidak. Kau tidak punya motif. Dan ini rahasia. Aku punya kekuatan khusus ini. Aku bisa langsung tahu apa matamu mengatakan yang sebenarnya atau berbohong.

Young Jin tersenyum mendengarnya.

Fukuda kemudian pamit. Ia tersenyum dan pergi meninggalkan Young Jin.


Won Bong keluar dari ruang ganti. Ia menyamar sebagai polisi.

Won Bong terus berjalan dan masuk ke ruang interogasi. Sampai disana, ia berpapasan dengan salah satu anggota kepolisian.


Won Bong kemudian masuk ke ruang interogasi tempat Heok berada.

Heok terkejut melihat Won Bong.

Heok : Seseorang bisa masuk kapan pun.

Won Bong : Aku siap untuk itu.

Won Bong lalu tanya alasan Heok mengkhianati mereka.

Heok dengan mata berkilat2, tanya, apa mereka punya negara sendiri?

Heok : Aku menderita kelaparan dan penganiayaan karena Joseon. Apa yang Joseon lakukan untukku? Joseon memanggil militer Jepang untuk membunuh rakyatnya. Pejabat tinggi hidup enak, memanfaatkan situasi ini. Aku bahkan tidak bisa menyebutnya negara asalku.

Won Bong : Kita bekerja bersama untuk memperbaikinya.

Heok : Tidak. Tidak akan ada perubahan. Keluarga kerajaan sudah tiada, tapi tidak ada yang berubah. Orang kaya mewariskan harta mereka, tapi orang miskin hanya mewariskan kemiskinan.

Won Bong : Heok-ah.

Heok : Aku tidak menginginkannya lagi. Selama sisa hidupku, aku ingin makan makanan hangat, tidur di tempat hangat, dan pakai baju hangat, meski hanya sebentar. Aku akan hidup seperti itu sampai mati. Jika kau keberatan, tembak aku sekarang juga.


Won Bong terdiam. Tak lama tangisnya keluar.

Lalu, Won Bong melemparkan kain putih itu ke atas meja.

Won Bong : Saat kau tidur, aku pergi ke rumah sakit. Aku tidak bisa menggunakannya saat itu. Tapi kini, membunuhmu dengan tanganku sendiri tidak layak. Itu menyedihkan.


Won Bong kemudian berdiri.

Won Bong : Kami tidak mau ada pembangkang dalam Korps Pahlawan. Berhenti membahayakan rekan-rekanmu.

Won Bong beranjak pergi.


Setelah kepergian Won Bong, Heok menangis menatap namanya dan nama rekan2nya yang mereka tulis di kain itu.


Won Bong ke ruang interogasi Young Jin. Young Jin ingat, Won Bong pria yang waktu itu membekapnya dan ingin membunuh Heok.

Won Bong mengajak Young Jin pergi.


Young Jin berdiri dan menatap Won Bong dengan angkuh.

Bersambung ke part 3..........

Different Dreams Ep 3-4 Part 1

Sebelumnya...


Di sebuah gedung tak terpakai dan hanya diterangi lampu remang2, Won Bong dan para aktivis lainnya berkumpul.

Won Bong kemudian menuangkan arak ke dalam beberapa gelas. Setelah itu, mereka mengambil dan  mengangkat gelas mereka tinggi2.

Won Bong lalu menyebutkan Deklarasi Revolusi Joseon oleh Shin Chae Ho dengan lantang.

Won Bong : Kita jadikan Joseon tempat yang bebas penindasan, tempat yang masyarakatnya  tidak saling memanfaatkan dan mengubahnya  menjadi negara yang ideal.


Ada Heok juga disana dan si tukang daging, Yoon Se Joo.


Lalu, Won Bong membentangkan sehelai kain panjang berwarna putih dan mereka mulai menuliskan nama mereka masing2 di atas kain itu.


Setelah itu, mereka semua tersenyum. Won Bong terlihat merangkul Nam Ok dan Heok.


-Different Dreams, Episode 3-4, Blue Bird-


Young Jin tak sadarkan diri di ranjang rumah sakit.

Ia terbangun setelah teringat bagaimana orang tuanya tewas dibunuh tentara Jepang.

Young Jin kecil yang ketakutan, ditemukan oleh Hiroshi. Hiroshi menggenggam tangan Young Jin dan mengadopsi Young Jin.


Fukuda ada di lokasi penembakan Esther. Ia membayangkan, bagaimana kejadian itu terjadi.

Daiki datang.

Daiki : Kau jaksa?

Fukuda : Aku Fukuda dari Polisi Rahasia. Kudengar ada satu dokter lain saat kejadian itu.

Daiki : Dokter itu bekerja di sini. Dia dibius di kamarnya.

Fukuda : Apa dia terluka?

Daiki : Dia menyaksikan kejadian itu, jadi, dia pasti syok. Tapi tidak ada tanda-tanda luka.

Fukuda : Aku ingin menginterogasi saksi. Kau punya informasi tentangnya?


Young Jin berjalan gontai meninggalkan rumah sakit. Para perawat tanya, apa dia baik2 saja. Young Jin berkata, kalau ia baik2 saja.

Tapi sampai diluar, ia malah bertemu Matsuura yang berniat menangkapnya atas tuduhan pembunuhan Nagumo.

Young Jin tanya, apa salahnya.

Matsuura : Kami menemukan bukti di penginapan tempat Kim Esther menginap. Bukti bahwa Anda mengetahui rencana pembunuhan itu.

Young Jin : Aku tidak ada kaitannya dengan masalah ini.

Matsuura : Kita lihat saja Anda terlibat atau tidak.


Fukuda datang bersama Daiki. Daiki membisikkan pada Matsuura siapa Fukuda.


Fukuda lalu memperkenalkan dirinya pada Young Jin. Fukuda : Aku ingin menginterogasi Anda.

Matsuura : Tentu saja. Sudah seharusnya.

Fukuda : Aku tidak bertanya padamu.

Fukuda lalu bicara lagi pada Young Jin.

"Ini tentang rencana pembunuhan Mayor Jenderal Nagumo. Ini kasus serius."


Matsuura kesal. Ia memegang lengan Fukuda.

"Aku tahu ini kasus yang serius. Semua ada urutannya. Kau tidak bisa menyelak seperti ini, Jaksa."

"Lepaskan lenganku."

"Begini kesepakatannya. Kami punya bukti tidak langsung yang kuat, jadi, aku akan mengirimnya ke kejaksaan dalam 48 jam. Namun, selama 48 jam, aku akan menangani tersangka."

Matsuura lalu menyuruh anak buahnya memborgol dan membawa Young Jin.


Won Bong melihat Young Jin dibawa pergi.

Setelah Young Jin pergi, ia melihat Fukuda beranjak pergi.


Di lingkungannya, Nam Ok memperhatikan gisaeng yang mengantarkan pria mabuk keluar dari rumah bordil.

Setelah itu, Nam Ok menyapa gisaeng itu. Gisaeng itu awalnya tersenyum pada Nam Ok, tapi kemudian ia memasang wajah kesal dan pergi meninggalkan Nam Ok.


Se Joo tertawa melihatnya. Se Joo lantas keluar dari rumahnya dan duduk disamping Nam Ok. Se Joo tanya, kenapa Nam Ok tidak menikah saja dan berumah tangga.

Nam Ok pun berkata, kakaknya masih lajang jadi ia tidak bisa menikah sebelum kakaknya menikah.

Se Joo : Dia memang lahir lebih dahulu, tapi kau tidak bisa menyuruhnya menikah dan mati lebih dahulu.

Nam Ok : Mengurus diriku sendiri saja sudah cukup sulit.


Won Bong datang dan langsung masuk ke dalam rumah Se Joo. Se Joo dan Nam Ok bergegas menyusul Won Bong. Won Bong tanya, apa yang Nam Ok temukan.

Nam Ok : Sasarannya Mayor Jenderal Nagumo dari polisi militer. Kalian tahu siapa dia? Kalian tahu Jeam-ri?

Se Joo : Maksudmu Pembantaian Jeam-ri?

Nam Ok : Dia yang memerintahkan untuk membantai seluruh penduduk. Mengoyaknya sampai mati pun belum cukup.

Won Bong : Kau yakin dia beraksi sendiri?

Nam Ok : Itu agak aneh. Jika dia mata-mata Kim Gu, dia pasti punya asisten. Tapi menurut bukti tidak langsung, dia sendiri. Dendam pribadi. Bagaimana denganmu? Kau menemukan sesuatu?

Won Bong : Ada seorang dokter wanita. Dia ditangkap polisi. Menurutku, dia dibawa ke tempat Heok ditahan.

Nam Ok : Kita masih punya satu bom lagi. Kau mau aku melemparnya?

Won Bong : Di mana Nagumo?

Nam Ok : Kenapa menanyakannya? Kau ingin membereskan dia?

Won Bong : Kita baru kehilangan satu orang, jadi, kita harus membalasnya.


Fukuda bicara dengan Oda, Gubernur Joseon. Oda berkata, ia dan Hiroshi sudah saling mengenal lebih dari 30 tahun.

Fukuda meminta Oda menyelidiki Young Jin. Ia berkata, Young Jin satu kampus dengan Esther dan berteman dekat hingga kini.

Oda : Aku tidak bisa memeriksa anak angkat temanku atas dasar curiga. Itu bisa mengancam posisiku. Dan Hiroshi sedang menuju kemari sekarang.

Fukuda : Aku mengerti maksud Anda.

Fukuda pamit, tapi Oda menahannya. Oda bilang, bahwa dia tidak melarang Fukuda memeriksa Young Jin dan jika Fukuda memiliki bukti kuat, ia akan terhindar dari rasa malu.


Matsuura menginterogasi Young Jin. Ia tanya, kapan Young Jin mengetahui tentang rencana pembunuhan itu.

Young Jin : Aku tidak tahu.

Matsuura : Kau tahu dia merencanakannya, tapi tidak tahu kapan terjadinya?

Young Jin : Berhentilah main-main denganku. Apa kau tahu siapa aku?

Matsuura : Aku tahu benar. Putri angkat Wakil Direktur Hiroshi. Jadi, seperti apa sifat aslimu? Kau ingin menusuk ayah angkatmu dari belakang?

Young Jin : Aku minta pengacara.

Matsuura : Yang benar saja. Ini Polisi Rahasia, dan kau tersangka politik.

Young Jin : Aku tidak begitu bodoh atau gegabah mempertaruhka karierku sebagai dokter.


Matsuura lantas bangkit dari duduknya. Ia berdiri disamping Young Jin dan menunjukkan sesuatu, seperti foto.

Matsuura : Mereka semua dokter. Yoo Tae Joon dan Kim Esther. Dan Lee Young Jin. Satu mengumpulkan dana dan mengirimkan senjata. Satu lagi mencoba membunuh kepala polisi militer Jepang. Dan aku penasaran apa peranmu. Jika kau berpikir ayah angkatmu punya koneksi, lupakan saja. Jika ternyata dia mengabaikan anak angkatnya, bekerja sama dalam gerakan kemerdekaan, kepalanya akan dipenggal.

Matsuura pergi.


Young Jin melihat foto dirinya, bersama Esther dan Tae Joon.

Young Jin kemudian meremas foto itu.


Hiroshi menemui Oda.

Oda berkata, akan lebih baik jika Hiroshi bisa mengendalikan Young Jin. Oda juga menegaskan bahwa Young Jin bukan putri kandung Hiroshi.

Hiroshi menatap Oda dengan tatapan kesal.

Hiroshi : Young Jin tidak bersalah. Aku tidak mendidiknya seperti itu. Revolusi dan pertempuran? Begitulah perbuatan rakyat negara bobrok yang sudah kehilangan segalanya. Itu seperti upaya terpaksa. Untuk apa Young Jin melakukan hal seperti itu?

Oda : Benar. Aku mengerti. Dia baru saja ditangkap oknum Biro Kepolisian yang kotor. Aku sudah bilang ini perselisihan faksi. Tujuan Biro Kepolisian yaitu merusak citra polisi militer. Kau target mereka, bukan Young Jin. Kau lah targetnya. Hiroshi, kita teman. Aku sangat mengkhawatirkanmu. Jika kau terus berusaha melindungi gadis Joseon, kariermu mungkin akan terancam.


Pembicaraan mereka terputus karena Fukuda datang.

Oda memperkenalkan Hiroshi pada Fukuda.

Fukuda menyapa Hiroshi.

Tapi Hiroshi langsung bangkit dan pamit.


Setelah Hiroshi pergi, Oda menyuruh Fukuda ke kantor polisi Jongno.

Oda : Pergilah ke sana dan interogasi dia tanpa membawanya.

Fukuda : Anda akan baik-baik saja?

Oda : Apa maksudmu?

Fukuda : Jika ternyata dia pelakunya, terlepas dari hubungan Anda dengan Jenderal Hiroshi, Lee Young Jin akan ditangkap dan didakwa.

Oda : Inilah yang aku sukai darimu. Kau membedakan masalah publik dan pribadi.


Matsuura menginterogasi Heok. Heok sekarang berada di ruang interogasi Kepolisian Jongno.

Matsuura : Kau hanya tahu dokter itu mata-mata Kim Gu dan dia datang ke Gyeongseong untuk membunuh Nagumo?

Heok : Ya. Hanya itu yang aku tahu.

Matsuura : Apa hubungannya dengan Korps Pahlawan?

Heok : Dia tidak ada hubungannya dengan Korps Pahlawan. Pemerintahan Sementara bermusuhan dengan Korps Pahlawan.

Matsuura lalu menanyakan Young Jin. Ia yakin, Young Jin juga komplotan mereka.

Heok tanya, apa Matsuura punya bukti.

Matsuura : Sepertinya begitu. Itu buktinya.

Matsuura kemudian tanya, apa Heok masih berminat ke Jepang? Ia janji, akan membantu Heok jika Heok menandatangani sebuah laporan untuknya. Ia menyuruh Heok memilih. Matsuura lalu pergi meninggalkan Heok.


Fukuda menemui Young Jin. Ia memberitahu Young Jin, kalau tadi ia bertemu dengan Hiroshi.

Young Jin tanya keadaan ayahnya dengan kepala menunduk.

Fukuda : Dia sangat cemas.

Young Jin lalu mengangkat kepalanya dan menatap Fukuda dengan wajah sedikit angkuh.

Young Jin : Jadi, kau jaksa? Aku sudah memberi tahu polisi. Jika kau ingin mengajukan pertanyaan serupa, lebih baik keluar.

Fukuda tertawa. Young Jin tanya, apa yang lucu.

Fukuda : Maafkan aku. Kau terlihat agak angkuh. Orang-orang ketakutan di sini.

Young Jin : Aku tidak bersalah, jadi, tidak ada yang aku takutkan.

Fukuda : Kau benar.


Fukuda lalu melihat foto di genggaman Young Jin. Ia tanya, apa itu. Tidak bolehkah ia melihatnya. Young Jin langsung menatap Fukuda kesal.


Kenta kesal.

"Polisi militer sialan. Mereka mengklaim Biro Kepolisian tidak kompeten untuk mencegahnya. Mereka tidak mati, tapi berpikiran mereka hampir terbunuh. Mereka mencoba membesar-besarkan masalah itu untuk merebut kekuasaan polisi."

Kenta lalu masuk ke ruangannya. Matsuura mengikutinya.

Matsuura berkata, bahwa ia tidak akan diam saja. Ia berkata, ada seorang dokter wanita yang selamat di tempat kejadian. Anggota Korps Pahlawan yang membelot bilang seorang dokter wanita dari Joseon merencanakan pembunuhan itu tapi tidak tahu nama dan wajahnya.

Kenta tanya, hubungan wanita itu dengan si pelaku.

Matsuura : Mereka kuliah di kampus yang sama dan sudah lama berteman. Untuk melaporkannya kepada gubernur, lebih baik kita menangkap kaki tangannya.


Kenta : Jika tidak ada kaki tangan, kita rekayasa.

Matsuura : Aku sudah menulis laporan. Begitu kau menyetujuinya, dia akan mendatangani laporannya.

Kenta : Kau tidak perlu persetujuanku. Lakukan saja.

Matsuura lantas memberitahu, kalau dokter itu adalah Lee Young Jin, putri angkat Hiroshi. Kenta kaget.

Bersambung ke part 2.....