Different Dreams Ep 1-2 Part 4

Sebelumnya...


Habis dari kamar mandi, polisi meminta minuman pada seorang perawat. Ia berkata, akan luar biasa kalau bisa mendapatkan secangkir kopi.

Si perawat berkata, mereka hanya punya teh barley.

"Setidaknya bukan air mineral." jawab si polisi.

Si perawat pun langsung pergi dengan wajah kesal.


Sementara Won Bong berencana menembak Heok. Young Jin mencegah. Won Bong bilang, Heok hanya lah seorang pengkhianat.

Young Jin mengancam akan menjerit. Won Bong berkata, Young Jin akan mati jika melakukannya.

Lalu Won Bong bersiap menarik pelatuknya. Tapi Young Jin mencegahnya dengan memegang ujung pistolnya.

Won Bong : Kau tidak takut padaku dan pistol di genggamanku?

Young Jin : Aku takut. Kalau aku menjerit dan berusaha kabur, kau pasti menembakku. Ini pilihan yang harus kuambil untuk hidup. Kalau mau membunuhnya, lakukan saat dia sadar dan keluar dari rumah sakit ini. Lakukanlah saat itu.


Tepat saat itu, si polisi kembali dan siap menembak Won Bong.

Tapi dihalangi Young Jin. Young Jin berkata, ada pasien di kamar itu.

Si polisi memberi instruksi agar Young Jin keluar secara perlahan.

Young Jin mengerti dan perlahan2 menuju pintu keluar.

"Cepat!" si polisi memberi aba2. Dan Young Jin yang hampir mencapai pintu, langsung keluar.


Namun begitu Young Jin keluar, Won Bong menghilang. Sepertinya ia kabur lewat jendela.

Young Jin balik ke dalam. Si polisi kesal karena kehilangan jejak Won Bong.


Daiki melapor pada Matsuura, kalau ia tidak bisa menemukan dokter wanita Joseon di RSU Pemerintah.

Daiki : Di Universitas Kekaisaran Keijo juga. Di antara alumni Rumah Sakit Severance, aku menemukan satu orang. Namun, aku tidak bisa melacak keberadaannya usai kelulusannya.

Matsuura : Siapa wanita di Klinik Jahye itu? Benar. Lee Young Jin. Dia juga orang Korea.

Daiki : Begini... Dia terdaftar sebagai orang Jepang. Juga, ayah angkatnya Jenderal Hiroshi dari kepolisian militer.

Matsuura kaget, Hiroshi? Dia juga wakil direktur Rumah Sakit Umum Pemerintah.

Daiki : Benar.

Matsuura : Untuk jaga-jaga saja, cari di semua rumah sakit skala kecil. Cari pegawai baru yang cocok dengan kriteria itu.


Telepon di ruangan Matsuura berbunyi. Daiki yang menjawabnya.

Daiki kaget dan langsung memberitahu Matsuura tentang seseorang yang berusaha membunuh Heok.

Matsuura kaget.


Nam Ok dan Won Bong membahas Heok. Nam Ok tak mengerti, bagaimana bisa Won Bong gagal membunuh Heok saat Heok berada tepat di depannya.

Nam Ok lalu tanya, apa sekarang Won Bong sudah mengerti perasaannya.

"Dia mengkhianati negara dan rekan-rekannya, tapi karena menyayanginya, kita tidak bisa membunuhnya. Tidak mudah membunuh seseorang." ucap Nam Ok.

"Heok tidak sadarkan diri. Aku ingin menanyainya kenapa dia melakukannya. Dia bahkan bertahan saat orang tuanya meninggal. Bahkan saat kita berlari tanpa alas kaki. Lalu kenapa? Kenapa dia berkhianat?" jawab Won Bong.

"Hyung, biar kutanyakan sesuatu. Kenapa kau memperjuangkan kemerdekaan negara kita? Alasan besar apa yang kau miliki hingga kau rela mengorbankan diri sendiri?" tanya Nam Ok.


Won Bong emosi.

"Memangnya kau tidak malu? Kita disiksa seolah kita ini binatang. Memang aku perlu alasan apa lagi untuk merebut kembali negaraku sendiri? Biar kuulangi lagi. Aku tidak akan pernah memaafkan mereka. Mereka yang merampas negara ini dari kita dan orang-orang rendahan yang memihak mereka. Aku tidak akan pernah memaafkan mereka. Kau paham?"

"Aku mengerti. Mulai sekarang, aku tidak akan mencoba menghalangimu."

Nam Ok lantas menuangkan air ke gelas Won Bong.

Nam Ok lalu tanya soal Young Jin yang melihat wajah Won Bong.


Dan Won Bong langsung teringat kata-kata Young Jin saat ia tanya apa yang dikatakan Heok saat sempat sadar.

Young Jin : Dia bilang seseorang berusaha membunuhnya. Mata-mata. Dokter wanita Joseon.

Lalu ia teringat Esther.


Won Bong pun berkata pada Nam Ok, kalau mereka harus mengecek latar belakangnya. Nam Ok tanya latar belakang siapa.

Won Bong : Seorang dokter wanita berkebangsaan Korea.


Seung Jin tanya ke Esther.

Seung Jin : Kau sudah menghubungi pasien ini?

Esther : Sudah.

Seung Jin : Dia Ketua Nagumo dari kepolisian militer. Dia lakukan pemeriksaan tahunan di rumah sakit ini. Tidak ada yang aneh dari pemeriksaan terakhirnya.

Esther : Mungkin kita melewatkannya. Hasil rontgen paru-paru berbeda setiap kali dilakukan. Untuk pencegahan, aku akan lakukan pemeriksaan darah dan rontgen.


Young Jin datang. Ia yang masih kesal, melewati Esther begitu saja.

Seung Jin : Kudengar kemarin kau terlibat keadaan bahaya.

Young Jin : Aku tidak apa.

Seung Jin : Pasien itu sadar subuh tadi, polisi sudah membawanya.

Young Jin marah, siapa yang memberi izin!

Seung Jin : Tempat ini tidak aman. Direktur yang mengizinkan.

Esther berkata, bahwa ia yang akan mengurus Nagumo dan meminta Seung Jin memindahkan mesin X-ray ke ruang pemeriksaan.

Seung Jin mengerti dan langsung pergi.


Begitu Seung Jin pergi, Esther meminta maaf atas kejadian kemarin. Esther : Kau benar, kau hanya Lee Young Jin.

Young Jin masih diam. Ia mengenakan jas dokternya lalu duduk di mejanya.

Esther mendekati Young Jin.

Young Jin : Tinggalkan rumah sakit ini. Aku tidak perlu dengar apa pun lagi.

Esther : Maafkan aku. Kau tidak perlu memahaminya. Besok... dalam beberapa jam lagi aku akan pergi. Aku tidak akan kembali lagi.

Young Jin : Pastikan saja tidak melibatkanku. Terlebih lagi, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi di rumah sakit ini.


Seorang pria, sepertinya dia ini si Nagumo Junichi, memasuki Klinik Jahye, ditemani dua pengawalnya dan seorang dokter.


Won Bong nongkrong di toko daging. Pria gendut yang ditemuinya waktu itu, adalah si pemilik toko. Sambil memotong daging, pria itu menyuruh Won Bong meninggalkan Gyeongseong.

Won Bong : Kau takut mereka akan merazia tempat ini?

Si pria gendut, Berandal ini sama sekali tidak bisa bersyukur. Hya! Memangnya ada persembunyian lain selain tempat ini bagi kalian?

Won Bong : Aku bersyukur, karena itu biarkan aku tinggal lebih lama di sini.

Si pria gendut, kamu akan membayarnya, ya?


Pria gendut itu minum. Tapi Nam Ok tiba2 datang dan menubruknya dari belakang.

Pria itu sewot, apa masalahmu!

Nam Ok tidak menjawab dan memberitahu Won Bong kalau ia sudah tahu siapa mata2 itu.

Namm Ok : Dia bekerja sebagai dokter untuk Ji Cheong Cheon. Kau tahu, kepala sekolah kita. Wanita itu si mata-mata. Dia Bluebird.

Mendengar itu, Won Bong langsung pergi. Nam Ok menyusulnya.


Esther membawa alat2 medisnya menuju kamar Nagumo.

Sampai disana, ia memperkenalkan dirinya sebagai dokter yang akan menangangi Nagumo.

Nagumo : Jadi kau yang menghubungiku soal sesuatu di paru-paruku?

Esther : Ya. Sangat kecil, tapi Anda tidak boleh sepelekan apa pun yang ada di paru-paru.

Nagumo : Benar. Lebih baik berantas saat dini.


Esther lantas melihat suntikan yang sudah berisi cairan kuning yang dibawanya.


Young Jin melihat polisi yang membawa Heok di meja informasi.

Polisi itu berkata, ada yang perlu dia periksa jadi ia datang lagi.

Lalu perawat datang membawakan data2 Esther..

Si polisi bertanya, apa mereka yakin Esther ini orang Korea?

Si polisi kemudian menggunakan telepon klinik.

Young Jin teringat kata2 Esther tadi saat Esther bilang akan pergi besok dan tidak akan kembali lagi.

Menyadari sesuatu, Young Jin langsung pergi.


Won Bong dan Nam Ok menuju suatu tempat.

Won Bong : Dia petunjuk kita untuk menemukan Yoo Tae Jun. Bukannya katamu dia akan membunuh seseorang? Katamu dia bahkan membawa bom! Kalau dia terbunuh atau tertangkap, tamat sudah. Kita harus menghentikannya.


Young Jin berusaha masuk ke kamar Nagumo tapi dihentikan para pengawal.

Di dalam, Esther dan Nagumo mendengar suara Young Jin. Nagumo mau mengecek keluar, tapi ditahan Esther.


Esther kemudian mengambil suntikan yang berisi cairan berwarna kuning.

Namun saat hendak menyuntikkannya,  terdengar suara Young Jin yang berteriak menyuruh Esther membuka pintu.

Nagumo pun seketika tersadar. Ia tanya, cairan apa itu dan siapa Esther.

Esther : Nagumo Chuichi. Ini untuk keluargaku yang mati karena kau!

Esther berhasil mencucukkan sebagian jarum ke tubuh Nagumo.

Nagumo mendorong Esther dan jarum suntik itu hancur.

Nagumo kemudian berteriak memanggil pengawalnya.


Esther lantas mengambil pisau bedah. Ia berusah menusuk Nagumo.

Tapi Nagumo berhasil melemparkannya.

Diluar, para pengawal menembak pintu. Setelah itu, ia mendobrak pintu dengan gagang senjata dan langsung menembak Esther.

Young Jin membeku melihatnya.


Polisi yang membawa Heok datang dan mengarahkan pistolnya ke dalam ruangan.


Esther bertahan. Ia merangkak ke arah Nagumo. Nagumo mengambil pistolnya dan menembak kepala Esther.


Won Bong dan Nam Ok tiba di klinik Jahye. Mereka terkejut mendengar letusan tembakan.


Nagumo menembak Esther berkali2.

Diluar, Won Bong menggumamkan nama Esther.

Esther tewas seketika.

Tangis Young Jin keluar.

Bersambung.....

0 Comments:

Post a Comment