• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Different Dreams Ep 25-26 Part 3

Sebelumnya...

Sebelum mulai gaes,, liat yg manis2 dulu...
Inget ya gaes, jgn dishiperin, Mbak Yo Won bini org.. 
Astaga, kenapa mereka bisa manis banget. Tahan diri, tahan diri buat gk nge-ship mereka...


Jung Im langsung hotel.

Karena Jung Im sudah datang, Nam Ok menyuruh Majar pulang. Tapi Majar menolak. Nam Ok mendengus kesal.

Jung Im : Jangan bermain-main. Petugas kepolisian membuntuti Murai. Mereka ada di hotel dan kelab.


Nam Ok : Wae?

Jung Im : Mereka berlomba menangkap pemimpin kita.

Nam Ok : Dia sangat populer.


Murai duduk di kelab Hotel Gyeongseong.

Tak jauh dari Murai, Matsuura dan Daiki mengawasinya. Daiki tanya, apa Matsuura yakin Murai menginap di hotel itu. Daiki berusaha melihat Murai lebih jelas tapi Matsuura langsung menegurnya.

Matsuura : Jangan lihat.

Daiki : Jika dia punya informasinya, apa yang dia tunggu?

Matsuura : Dia mungkin memasang perangkap dan menunggu Kim Won Bong.

Daiki : Bagaimana jika Korps Pahlawan membunuhnya? Kita tidak akan rugi.

Matsuura : Jika ada yang datang membunuhnya, dia anggota Korps. Kita hanya perlu menunggu dan menangkapnya.

Murai kemudian beranjak pergi dan berjalan melewati Matsuura.

Matsuura langsung menyuruh Daiki mengikuti Murai. Daiki mengerti dan bergegas pergi.


Matsuura lalu beranjak pergi. Di lobbi, dia bertemu Fukuda yang baru datang. Matsuura melapor, bahwa Murai baru saja masuk ke kamar dan tidak bertemu atau dihubungi siapa pun.


Fukuda ke meja resepsionis dan menunjukkan kartu bahwa ia seorang jaksa dan bertanya pada resepsionis.

Fukuda : Apa panggilan telepon langsung tersambung ke kamar?

"Tidak. Resepsionis menerima telepon dan menghubungkannya secara internal."

"Apa kamar di sebelah Jenderal Murai kosong?"

"Tunggu sebentar." Resepsionis mengecek. Tak lama kemudian, ia mengatakan bahwa kamar itu terisi.

Telepon di meja resepsionis berbunyi. Resepsionis langsung menyambungkan telepon dari kelab Gyeongseong ke kamar 701 yang tak lain adalah kamar Murai.

Fukuda : Apa itu telepon untuk Jenderal Murai?

Resepsionis mengiyakan.

Fukuda : Bisakah kami mendengarkannya?

"Tidak. Meski Anda jaksa penuntut, itu tidak mungkin."


Telepon dari kelab Gyeongseong tersambung ke Murai. Murai menegaskan, bahwa Nyonya Yoo tidak boleh membuka barang yang ia titipkan.

Nyonya Yoo : Tenang, tapi Anda harus bayar biaya penyimpanan yang mahal.

Murai : Tentu saja. Aku akan menelepon kembali besok.

Nyonya Yoo menutup teleponnya.


Nam Ok kaget mendengar percakapan mereka.

Nam Ok pun memberitahu Jung Im dan Majar Nyonya Yoo yang menyimpan barangnya.


Dan mereka pun bergegas membereskan peralatan sadap mereka dan bergegas pergi tapi pas sampai di depan pintu, seseorang yang mengaku dari Kepolisian Jongno mengetuk pintu kamar mereka. Nam Ok pun menyuruh Majar dan Jung Im sembunyi.


Diluar, Daiki minta penghuni kamar di sebelah kamar Murai, mengosongkan kamar.

Daiki : Jika kau tidak keberatan, bisakah kita bertukar kamar?

Pintu terbuka. Daiki bersama seorang pria (mungkin resepsionis, karena Daiki kn hanya bertiga dengan Matsuura dan Fukuda) masuk. Tapi tiba2, Nam Ok menyerang Daiki. Daiki pingsan. Pria yang bersama Daiki diam saja melihat Daiki diserang (resepsionis lah ini, kalo polisi kok diem aja rekannya diserang). Nam Ok juga membuat pria itu pingsan. Setelah mereka pingsan, Nam Ok menyuruh Jung Im dan Majar keluar. Setelah Jung Im dan Majar keluar, Nam Ok menutup pintu dan mereka langsung pergi.


Young Jin pulang ke rumah. Hye Ok yang sudah menunggunya sejak tadi di halaman, langsung menghampirinya.

Young Jin yang lesu, langsung tersenyum pada Hye Ok.

Hye Ok mau mengatakan sesuatu tapi tak jadi dan mengajak Young Jin masuk.


Matsuura menjewer Daiki di kamar yang tadinya dipakai Nam Ok, Jung Im dan Majar. Daiki sontak mengerang. Matsuura tambah sewot.

Matsuura: Beraninya kau mengerang! Kau menyebut dirimu polisi?  Kenapa kau dipukuli setiap kali datang ke hotel?

Fukuda : Apa kau melihat wajahnya?

Daiki : Itu.. Dia meninjuku begitu membuka pintu. Aku tidak sempat melihatnya.

Matsuura : Staf hotel bilang dia meninjumu saat kau bilang kau detektif.

Daiki : Benar. Sepertinya aku mengalami gegar otak.

*Ngakak liat Daiki dijewer plus diomelin gitu, cem anak lagi kena omel bapaknya.

Matsuura yakin, itu Korps Pahlawan. Fukuda berkata, lebih dari itu. Fukuda lalu bertanya2, apa yang mereka lakukan di kamar itu.


Paginya, Hye Ok disidang Hiroshi di depan Maru! Hye Ok terkejut saat Hiroshi menunjukkan sisa bendera Korea yang tidak habis terbakar.

Hiroshi tanya, apa Hye Ok menemukan itu di kamar Young Jin.

Hye Ok terdiam sejenak.


Young Jin kemudian lewat dan melihat ayahnya menginterogasi Hye Ok.

Hye Ok melindungi Young Jin. Ia mengaku, bendera itu miliknya.


Hiroshi lalu menunjukkan kertas memonya. Hiroshi bilang, ia temukan itu di mejanya di RS.

Hye Ok membacanya dan mengakui itu tulisannya.

Sontak, Young Jin terkejut.

Hiroshi melihat Young Jin.


Hiroshi kemudian berdiri dan membentak Hye Ok.


Hye Ok dibawa pergi polisi militer. Young Jin menghalangi mereka dan meyakinkan ayahnya kalau itu salah paham.

"Young Jin-ah." ucap Hye Ok sembari menatap Young Jin.

Young Jin terdiam. Hye Ok dibawa pergi. Young Jin masih berusaha menghalangi. Tapi Maru menarik Young Jin dan bergegas pergi.


Hiroshi lalu memberitahu Young Jin bahwa Murai memberitahunya, ada mata2 di dekatnya.

Hiroshi : Orang itu mata-mata Kim Goo.

Young Jin : Menyimpan satu Taegeukgi tidak menjadikanmu pengkhianat.

Hiroshi : Dia menggeledah mejaku. Dia tahu tentang rute arak-arakan Kaisar dan jadwalnya. Yang penting ini terjadi di rumahku sendiri. Jika rumor tentang ini menyebar, kita berdua akan terancam. Siapa pun yang membocorkan informasi akan ditemukan dan dibunuh.

Hiroshi pun beranjak pergi.

Bersambung ke part 4...

Different Dreams Ep 25-26 Part 2

Sebelumnya...


Nam Ok dan Majar menyelinap ke kamar Murai. Mereka berdua memasang alat penyadap.


Setelah itu, mereka pun bergegas keluar dan menuju ke kamar sebelah.

Nam Ok mengetuk pintu. Won Bong pun keluar dari dalam pintu dan menyuruh mereka masuk.


Di kamar itu, mereka pun mulai menyiapkan alat pendengarnya.

Won Bong : Kalian bergantian untuk merekam semua lawan bicara mereka.

Nam Ok : Baiklah. Bagaimana denganmu?


Won Bong : Aku akan ke Kelab dengan Jung Im. Aku harus mencari tahu apa Nyonya Yoo tahu sesuatu.

Nam Ok : Hati-hati. Dan jangan mencolok.

Won Bong : Bukankah aku yang harusnya bilang begitu?

Nam Ok : Aku lupa.

Won Bong beranjak pergi.


Nam Ok lantas mengaku mendengar sesuatu.

Nam Ok pun memberikan headphone nya pada Majar. Majar memakainya, tapi ia tak mendengar apapun.

Nam Ok menjentik kening Majar. Setelah itu, ia duduk manis di sofa.


Sambil melepas jas dokternya, Hiroshi bilang pada Maru, kalau ia merasa seseorang memasuki ruangannya. Lalu ia tanya, apa Maru melihat sesuatu.

Maru : Apa ada yang hilang?

Hiroshi : Tidak. Aku hanya berjaga-jaga.

Maru lalu membantu Hiroshi memakai jas militer.

Maru : Setahuku, hanya ada dua orang yang memiliki akses ke ruangan ini. Nona Kim yang membawakan pakaian bersih Anda dan Wakil Direktur Lee yang membawa rekam medis.

Hiroshi tampak sedikit kecewa.

Setelah itu, ia mengajak Maru pergi.


Won Bong ke kelab bersama Jung Im.

Kelab sedang ramai hari itu.

Miki melihat Won Bong.

Won Bong juga melihat ke arah Miki.


Won Bong dan Jung Im menunggu Nyonya Yoo di sebuah ruangan.

Tak lama kemudian, Nyonya Yoo datang.

"Senang bertemu denganmu lagi." ucap Nyonya Yoo, lalu menyuruh mereka duduk.

"Kenapa kau ingin bertemu denganku hari ini?" tanya Nyonya Yoo.

"Inilah yang aku tanyakan pada Pangeran Noda sebelumnya. Aku ingin membuka usaha baru di Manchuria, dan aku membutuhkan bantuannya. Aku berencana mendistribusikan persediaan medis." jawab Won Bong.

"Persediaan medis di Manchuria? Instingmu memang bagus atau kau memang pintar?" tanya Nyonya Yoo.

"Aku dengar semua rumor di Gyeongseong beredar tempat ini." jawab Jung Im.


Hiroshi dan Maru ke kelab.

Miki yang melihat Hiroshi langsung berdiri.

"Kau mau ke mana? Menyanyi?"

"Kita kedatangan banyak tamu penting hari ini." jawab Miki, lalu pergi.


Hiroshi menemui Murai di ruangan lain.

Hiroshi lalu menyuruh pelayan memanggil Nyonya Yoo.

Tapi Miki tiba2 masuk dan mengatakan ia akan menggantikan Nyonya Yoo.

Miki lantas memperkenalkan diri sebagai pemilik baru kelab.


Fukuda sendiri tampak menunggu di sebuah tempat bersama Matsuura.

Tak lama, Daiki datang, memberitahu mereka, kalau Murai ada di kelab Gyeongseong bersama Hiroshi sekarang.

Mereka kaget. Matsuura yakin, Murai berusaha memberikan informasi pada Hiroshi.

Fukuda : Tidak akan. Biro Urusan Hukum punya kekuasaan eksekutif. Pasti ada hal lain.


Fukuda lalu beranjak keluar dan menatap lurus ke depan.

Ternyata yang ditatapnya adalah kelab Gyeongseong. Mereka ada di depan kelab Gyeongseong rupanya.


Won Bong menanyakan soal mata2 Kim Goo pada Nyonya Yoo. Ia bilang, jika Nyonya Yoo memang punya informasi soal mata2 Kim Goo, ia mau membeli informasi itu.

Nyonya Yoo merasa aneh. Ia tanya, kenapa pengusaha seperti mereka ingin tahu soal mata2.

Won Bong menatap Jung Im.


Jung Im menjelaskan, itu karena imbalannya cukup besar.

Jung Im : Sebagian besar produk kami diimpor melalui Cheongbang di Shanghai. Menurut informasi yang kami dengar dari mereka, mata-mata Kim Goo ada di Gyeongseong.

Nyonya Yoo : Begitu rupanya. Jadi, Anda akan melakukan apa saja demi menghasilkan uang?

Won Bong : Pengusaha pasti ingin menghasilkan uang.

Nyonya Yoo : Aku dengar rumor, tapi aku tidak punya informasi yang bisa kujual.


Murai menyuruh Miki meninggalkan mereka jika tidak keberatan.

Miki : Tentu saja tidak. Silakan pangggil aku jika Anda membutuhkan sesuatu.

Miki beranjak pergi.


Bersamaan dengan itu, Nyonya Yoo keluar bersama Won Bong dan Jung Im.

Nyonya Yoo : Kau mengurus tamu di ruang VIP dengan baik?

Miki : Ya. Mereka sepertinya tidak ramah.

Nyonya Yoo : Tidak ramah? Hanya Direktur Hiroshi dan Jenderal Murai, bukan?

Miki : Ya.

Nyonya Yoo : Baiklah, pastikan kau mengantar mereka.


Nyonya Yoo masuk ke ruangan Hiroshi.

Saat itulah, Won Bong melihat Murai yang tengah minum liquor.

Murai tidak melihat Won Bong karena Nyonya Yoo keburu menutup pintunya.


Miki mengajak mereka pergi.

Sampai diluar, Miki berbisik pada Won Bong.

Miki : Sebaiknya kau tidak datang ke sini lagi. Young Jin dan aku punya rahasia. Aku tahu kau bukan sekadar pengusaha.

Won Bong dan Jung Im beranjak pergi.

Setelah mereka pergi, Miki masuk.


Tanpa mereka sadari, Fukuda mengawasi mereka.


Fukuda mengejar Miki ke dalam.

Miki yang berjalan di koridor, terkejut saat Fukuda menarik tangannya.

Miki : Kau mengagetkanku.

Fukuda : Pria yang baru saja pergi. Sedang apa dia di sini?

Miki : Rahasia.

Miki lalu tertawa. Sementara Fukuda terlihat putus asa.

Miki pun berkata, kalau pria itu hanya datang untuk minum dan ia bertemu pria itu saat ke butik.

Miki lantas merangkul Fukuda dan mengajak Fukuda minum.

Fukuda memohon, minta Miki membantunya.


Nyonya Yoo keluar dari ruangan Hiroshi.

Miki langsung menghampiri Nyonya Yoo.

Miki : Eonni, mereka bicara apa?

Nyonya Yoo : Hal yang tidak boleh kita dengar. Ayo.

Nyonya Yoo membawa Miki pergi.


Hiroshi dan Murai melanjutkan pembicaraan mereka.

Hiroshi tanya, sampai dimana pembicaraan mereka tadi

Murai : Imbalan yang diberikan Kantor Gubernur Joseon. Aku punya informasi tentang dia. Aku akan pensiun setelah menangkapnya.

Hiroshi : Itu mengejutkan. Aku pikir kau suka bertugas di militer.

Murai : Aku tahu perang akan segera meletus. Dan Jepang pada akhirnya akan kalah dalam perang yang gegabah.

Hiroshi : Kau meremehkan kami.

Murai : Tidak masalah, daripada mati konyol dalam perang, aku memutuskan mengejar nilai uang.

Hiroshi : Baiklah. Entah kau bertahan atau pensiun, aku menghormati keputusanmu. Tapi, aku kira ada alasan kenapa kau mengatakan semua ini padaku.

Murai : Aku memberikan informasi kepada Nyonya Yoo. Dua orang yang menembakkan peluru ke perutku. Ini informasi tentang pejuang kemerdekaan dan pengkhianat dan yang diburu dengan imbalan. Aku akan membunuhnya sendiri. Dan tentang pengkhianat. Jika aku pergi membawa uang itu atau mati, kau akan mendapatkan informasi tentang mereka. Terserah kau ingin berbuat apa pada mereka. Ini hadiahku untuk seseorang yang aku kagumi.


Hiroshi lantas ingat kata2 Fukuda kalau mata2 Kim Goo memiliki hubungan dekat dengan Kantor Gubernur Joseon.


Lalu ia ingat Young Jin yang ingin bekerja di RS Pemerintah.


Ia lalu kembali mengingat kata2 Fukuda.

Fukuda : Jika orang itu orang Jepang, kami tidak akan bisa berbuat apa pun terkait dengan itu tanpa bukti.


Lalu ia ingat pertanyaan Young Jin padanya.

Young Jin : Ayah bertemu gubernur?


Ia juga ingat kata2 Maru, tentang dua orang yang punya akses masuk ke ruangannya.

Kemudian ia ingat kertas bekas tulisan itu.


Terakhir, ia ingat saat melihat Young Jin meninggalkan ruangannya malam itu.


Hiroshi marah.


Hiroshi dan Murai beranjak keluar.

Fukuda, Matsuura dan Daiki mengawasi mereka. Begitu mereka pergi, Fukuda langsung menyuruh Matsuura dan Daiki membuntuti Murai.

Matsuura mengerti dan langsung pergi bersama Daiki.

Won Bong dan Jung Im mengawasi Fukuda dari kejauhan.

Won Bong : Situasi menjadi rumit. Minta Nam Ok untuk berhati-hati. Petugas dari Kantor Kepolisian mengawasi Murai.


Fukuda kembali ke dalam, menemui Miki.

Fukuda : Kau dapat informasi?

Miki : Tidak, kurasa itu sesuatu yang penting. Aku bahkan tidak bisa masuk ke ruangan itu.

Fukuda sedikit kecewa.

Miki : Tapi lelaki itu bernama Jenderal Murai. Dia datang ke kelab beberapa hari lalu. Kurasa dia memberikan sesuatu kepada Nyonya Yoo.


Sontak, Fukuda teringat kata2 Oda soal Murai yang punya informasi soal mata2 Kim Goo.


Miki tanya, apa yang Fukuda cari?

Fukuda : Jika Jenderal Murai memberikan sesuatu kepada Nyonya Yoo, adakah cara untuk mengetahuinya?

Miki : Entahlah. Nyonya Yoo tidak memercayai aku sepenuhnya. Jika itu penting, dia mungkin menyimpannya secara terpisah.


Dalam perjalanan, Hiroshi mengatakan pepatah Joseon pada Maru.

Hirosi : Binatang buas berambut hitam membalas kebaikan dengan kejahatan. Binatang buas berambut hitam berarti manusia. Tidak seperti binatang buas, manusia bisa mengkhianati penyelamat mereka yang memungut, memberi makan, dan membesarkan mereka.

Hiroshi lalu tanya, apa Maru pernah bertemu orang seperti itu.

Maru pun sadar Hiroshi mencurigai Young Jin sekarang.

Maru : Saat aku berada di panti asuhan, ada teman yang sangat aku sukai. Dia sudah besar, jadi tidak ada yang mau mengadopsi dia Suatu hari, direktur panti asuhan bertanya padanya. Akankah kau menganggap tempat ini sebagai rumahmu dan bekerja di sini? Dia menerimanya. Dia bahkan menangis saat mengatakan terima kasih. Malam itu, temanku masuk ke kamar Direktur saat dia tidur dan kabur membawa semua uang. Dia tersandung tungku minyak, dan Direktur dan istrinya meninggal dalam kebakaran. Aku masih tidak mengerti kenapa dia melakukan hal seperti itu.

Hiroshi : Tidak semua keputusan yang diambil orang punya alasan.


Hiroshi lalu ingat saat menemukan Young Jin di medan perang, ketika ia dan rekan2nya membantai penduduk Joseon.

Hiroshi : Saat aku menemukan Young Jin di medan perang dan memutuskan untuk membawanya, Aku tidak punya alasan khusus. Aku bahkan mencoba mencari sebuah alasan beberapa kali. Tapi aku masih belum tahu kenapa aku melakukannya. Aku hanya berjongkok di depannya dan mengulurkan tanganku. Itu saja. Mungkin itulah yang dilakukan orang. Mereka menerima seseorang, menyayangi seseorang, mengkhianati seseorang, atau dikhianati oleh seseorang tanpa alasan khusus. Dan mungkin aku salah satunya.


Hiroshi memandang keluar jendela dengan wajah sedih. Maru menatap Hiroshi.


Won Bong memberitahu Young Jin kalau ia tidak dapat apapun dari Nyonya Yoo.

Won Bong : Di saat bersamaan, Hiroshi dan Murai bertemu di kelab.

Young Jin : Kau berpapasan dengan mereka?

Won Bong : Untungnya tidak.

Young Jin : Dia bilang akan beri informasi pada Hiroshi dan Kantor Gubernur Joseon. Bagaimana jika dia sudah memberikannya?

Won Bong : Kurasa dia belum memberikannya. Jaksa Fukuda dan para petugas membuntuti Murai. Menurutku, mereka juga mencari informasi itu.


Young Jin : Kita harus bagaimana sekarang? Aku tidak keberatan. Aku siap membunuh Murai dan meninggalkan Gyeongseong.

Won Bong : Apa kau akan baik-baik saja? Kau mungkin tidak bisa kembali lagi. Seperti yang aku bilang, kariermu sebagai dokter akan sirna.

Young Jin terdiam sejenak.

Tapi setelahnya, ia bilang, Gyeongseong bukan satu2nya tempat yang membutuhkan dokter.

Young Jin : Mungkin ada baiknya pergi ke Manchuria seperti Tae Joon.

Won Bong : Kita punya waktu satu hari lagi. Aku akan memikirkan rencana tentang apa yang harus dilakukan terhadap Murai. Tapi kau harus siap untuk pergi kapan saja.

Young Jin mengerti. Won Bong menyalakan mesin mobilnya. Mereka beranjak pergi.


Hye Ok membakar Bendera Korea di halaman rumah.


Hiroshi datang bersama Maru. Hye Ok berkata, ia sedang membakar pakaian dan lap lama.

Hiroshi masuk. Hye Ok bergegas menyusulnya..


Maru melihat ke arah tong, tempat Hye Ok membakar bendera.

Bersambung ke part 3...