Di ruangannya, Hiroshi terlihat marah!
Dan di ruangannya pula, air mata Young Jin mengalir deras.
Ep 25-26, Musuh Dari Segala Penjuru
Hwa So sudah kembali ke Namdaemun. Ia sedang bicara dengan Won Bong.
Hwa So berkata, tidak tahu harus mengatakan apa.
Won Bong : Jangan bilang begitu.
Hwa So : Aku hanya menyesal tidak bisa membantu kalian lagi.
Se Joo datang membawa makanan.
Nam Ok yang tadinya duduk di depan, langsung menghampiri mereka begitu Se Joo datang.
Hwa So protes melihat makanannya. Ia bilang, Se Joo harusnya memakai mangkuk yang terbuat dari tanah liat saja, bukan mangkuk kuningan.
Se Joo : Aku ingin mekanannya tetap hangat. Silakan makan.
Won Bong memasukkan nasi ke mangkuk yang berisi sup, lalu menyuruh Hwa Soo memakannya.
Hwa Soo pun bergegas menikmati nasi supnya.
Hwa Soo : Pria bernama Kim Seung Jin. Apa dia berhasil kabur?
Won Bong : Ya. Kami berutang budi padamu.
Hwa Soo : Aku tidak melakukan apa-apa.
Hwa So kembali menyendok nasinya.
Hwa So : Masalahnya, tentang peralatan kuningan ini. Aku sudah menyimpannya untuk nanti ketika ada hari besar. Aku hanya bisa menyediakan makanan hangat untuk kalian. Jaga diri kalian baik-baik. Entah itu untuk kemerdekaan atau kebebasan, tidak ada artinya jika kalian mati.
Mereka terdiam. Nam Ok mencairkan suasana. Ia menuangkan air ke gelas Hwa So dan menyuruh Hwa So minum.
Di RS, Dokter Sung dan dua perawat di meja resepsionis sedang membahas soal bom yang meledak di kantor gubernur.
"Mereka yang bertugas dipecat karena gagal menghentikan bom. Dan penduduk di Gyeongseong dipulangkan." ucap seorang suster. Suster itu kemudian menanyakan pendapat Dokter Sung.
"Apa menurutmu rakyat Joseon menginginkan perang melawan Jepang?" tanya suster itu lagi.
"Kenapa kau menanyakan itu padaku? Aku juga subjek Kekaisaran Jepang. Kalian ingin lihat KTP-ku?" jawab Dokter Sung.
"Kau bukan orang Jepang asli." ucap suster itu.
"Itu rasis." protes Dokter Sung.
Young Jin datang dan meminta mereka berhenti membahas itu.
Suster : Dokter Lee, kau juga dengar itu?
Young Jin pun pergi begitu saja.
Kedua suster pun mengubah topic pembicaraan. Mereka membahas suasana hati Young Jin yang lagi buruk.
Sekarang, Young Jin ketemuan dengan Won Bong dengan apotek.
Young Jin terlihat murung. Melihat wajah murung Young Jin, Won Bong tanya, ada apa.
Young Jin : Saat aku pergi ke KPG untuk kali pertama, tidak ada yang percaya padaku. Aku dibesarkan orang Jepang. Mereka pasti mengira aku tidak akan berpihak pada Joseon. Untuk mengubah keadaan, aku memberikan informasi tentang Kantor Gubernur Joseon yang aku dapat dari Hiroshi ke KPG, dan aku mendapat kepercayaan mereka. Di hari aku mendapatkan nama kode Bluebird, Kim Goo bertanya padaku untuk yang terakhir kalinya. Bahwa aku bisa kehilangan semua yang telah kucapai selama ini. Bahwa begitu aku memutuskan, itu tidak bisa diubah. Jika... Bagaimana jika Direktur Hiroshi mengetahui siapa aku? Pilihan apa yang kumiliki? Aku tahu dia orang Jepang, tapi itu tidak mengubah fakta bahwa dia penyelamat yang membesarkanku. Lalu aku harus menodongkan pistol kepadanya? Apa itu satu-satunya pilihan yang aku punya untuk menyembunyikan jati diriku? Tepatkah itu?
Won Bong memeluk Young Jin.
Young Jin terdiam sejenak dipelukan Won Bong.
Setelah itu, ia memberitahu Won Bong soal Murai yang masih hidup. Won Bong heran Young Jin tiba2 membahas Murai.
Young Jin pun berkata, semalam Murai mendatangi kediamannya, menemui ayahnya.
Won Bong : Dia mengenalimu?
Young Jin : Bukan hanya aku. Dia juga tahu tentangmu. Dan imbalan untuk menemukanmu. Jika aku tidak menyerahkanmu, dia akan memberi tahu Hiroshi dan Kantor Gubernur Joseon siapa aku.
Won Bong : Di mana dia sekarang?
Young Jin : Jika kita membunuhnya, seseorang yang dia kenal akan mengirim informasi tentang kita ke Kantor Gubernur Joseon.
Murai mendatangi Kantor Gubernur Joseon.
Won Bong : Kita cari tahu kepada siapa dia menyampaikan informasi itu.
Young Jin : Dia mengenali wajahmu. Kau harus berhati-hati.
Won Bong : Jika aku gagal mencari tahu, aku harus meninggalkan Gyeongseong. Begitu juga denganmu.
Young Jin : Aku siap untuk itu.
Murai menemui Oda. Oda : Aku terkejut mendengar kabar darimu. Apa aku melakukan sesuatu hingga tentara Kwantung mendatangiku?
Mereka lalu tertawa.
Murai : Aku datang untuk mengajukan beberapa pertanyaan.
Oda : Baiklah.
Murai : Imbalan untuk kepala Kim Won Bong. Apa mayatnya juga bisa diterima?
Oda : Kau tahu sesuatu?
Murai : Apa boleh menangkapnya dalam keadaan mati? Dan bisakah tentara yang aktif bertugas dapat imbalan juga? Aku hanya perlu tahu dua hal itu.
Murai sudah pergi sekarang. Dan Oda sedang bicara dengan Fukuda.
Oda : Jenderal Murai dari pasukan Kwantung baru saja datang. Dia punya informasi tentang mata-mata di Gyeongseong.
Fukuda : Anda yakin?
Oda : Dia membicarakan imbalan. Aku yakin dia punya informasi.
Fukuda : Imbalan?
Oda : Untuk Kim Won Bong. Mata-mata Kim Goo dan Kim Won Bong. Mereka berada di Gyeongseong. Tapi si bedebah itu sedang memikirkan trik murahan. Kurasa dia tahu siapa mata-mata itu, tapi dia tidak tahu keberadaan Kim Won Bong. Dia hanya berusaha menangkap Kim Won Bong dan telah dibutakan oleh uang.
Oda lalu memperingatkan Fukuda, kalau semua upaya mereka akan berakhir jika Murai menangkap mata2 Kim Goo dan Won Bong sekaligus.
Bersambung ke part 2....
Kasihan sy ama Young Jin , Hiroshi dan Fukuda...
Keluarga Young Jin dibantai Tentara Jepang. Dan Hiroshi yang ikut dalam pembantaian, menyelamatkan Young Jin. Gimana pun juga, Hiroshi menyelamatkan Young Jin. Hiroshi juga menyayangi Young Jin dengan tulus. Begitu pun Young Jin. Sanggupkah keduanya saling menodongkan pistol?
Hal yang sama berlalu untuk Fukuda.. Fukuda mencintai Young Jin.. apa dia sanggup menodongkan pistolnya pada Young Jin yang dia cintai?
0 Comments:
Post a Comment