Skip to main content

Different Dreams Ep 25-26 Part 3

Sebelumnya...

Sebelum mulai gaes,, liat yg manis2 dulu...
Inget ya gaes, jgn dishiperin, Mbak Yo Won bini org.. 
Astaga, kenapa mereka bisa manis banget. Tahan diri, tahan diri buat gk nge-ship mereka...


Jung Im langsung hotel.

Karena Jung Im sudah datang, Nam Ok menyuruh Majar pulang. Tapi Majar menolak. Nam Ok mendengus kesal.

Jung Im : Jangan bermain-main. Petugas kepolisian membuntuti Murai. Mereka ada di hotel dan kelab.


Nam Ok : Wae?

Jung Im : Mereka berlomba menangkap pemimpin kita.

Nam Ok : Dia sangat populer.


Murai duduk di kelab Hotel Gyeongseong.

Tak jauh dari Murai, Matsuura dan Daiki mengawasinya. Daiki tanya, apa Matsuura yakin Murai menginap di hotel itu. Daiki berusaha melihat Murai lebih jelas tapi Matsuura langsung menegurnya.

Matsuura : Jangan lihat.

Daiki : Jika dia punya informasinya, apa yang dia tunggu?

Matsuura : Dia mungkin memasang perangkap dan menunggu Kim Won Bong.

Daiki : Bagaimana jika Korps Pahlawan membunuhnya? Kita tidak akan rugi.

Matsuura : Jika ada yang datang membunuhnya, dia anggota Korps. Kita hanya perlu menunggu dan menangkapnya.

Murai kemudian beranjak pergi dan berjalan melewati Matsuura.

Matsuura langsung menyuruh Daiki mengikuti Murai. Daiki mengerti dan bergegas pergi.


Matsuura lalu beranjak pergi. Di lobbi, dia bertemu Fukuda yang baru datang. Matsuura melapor, bahwa Murai baru saja masuk ke kamar dan tidak bertemu atau dihubungi siapa pun.


Fukuda ke meja resepsionis dan menunjukkan kartu bahwa ia seorang jaksa dan bertanya pada resepsionis.

Fukuda : Apa panggilan telepon langsung tersambung ke kamar?

"Tidak. Resepsionis menerima telepon dan menghubungkannya secara internal."

"Apa kamar di sebelah Jenderal Murai kosong?"

"Tunggu sebentar." Resepsionis mengecek. Tak lama kemudian, ia mengatakan bahwa kamar itu terisi.

Telepon di meja resepsionis berbunyi. Resepsionis langsung menyambungkan telepon dari kelab Gyeongseong ke kamar 701 yang tak lain adalah kamar Murai.

Fukuda : Apa itu telepon untuk Jenderal Murai?

Resepsionis mengiyakan.

Fukuda : Bisakah kami mendengarkannya?

"Tidak. Meski Anda jaksa penuntut, itu tidak mungkin."


Telepon dari kelab Gyeongseong tersambung ke Murai. Murai menegaskan, bahwa Nyonya Yoo tidak boleh membuka barang yang ia titipkan.

Nyonya Yoo : Tenang, tapi Anda harus bayar biaya penyimpanan yang mahal.

Murai : Tentu saja. Aku akan menelepon kembali besok.

Nyonya Yoo menutup teleponnya.


Nam Ok kaget mendengar percakapan mereka.

Nam Ok pun memberitahu Jung Im dan Majar Nyonya Yoo yang menyimpan barangnya.


Dan mereka pun bergegas membereskan peralatan sadap mereka dan bergegas pergi tapi pas sampai di depan pintu, seseorang yang mengaku dari Kepolisian Jongno mengetuk pintu kamar mereka. Nam Ok pun menyuruh Majar dan Jung Im sembunyi.


Diluar, Daiki minta penghuni kamar di sebelah kamar Murai, mengosongkan kamar.

Daiki : Jika kau tidak keberatan, bisakah kita bertukar kamar?

Pintu terbuka. Daiki bersama seorang pria (mungkin resepsionis, karena Daiki kn hanya bertiga dengan Matsuura dan Fukuda) masuk. Tapi tiba2, Nam Ok menyerang Daiki. Daiki pingsan. Pria yang bersama Daiki diam saja melihat Daiki diserang (resepsionis lah ini, kalo polisi kok diem aja rekannya diserang). Nam Ok juga membuat pria itu pingsan. Setelah mereka pingsan, Nam Ok menyuruh Jung Im dan Majar keluar. Setelah Jung Im dan Majar keluar, Nam Ok menutup pintu dan mereka langsung pergi.


Young Jin pulang ke rumah. Hye Ok yang sudah menunggunya sejak tadi di halaman, langsung menghampirinya.

Young Jin yang lesu, langsung tersenyum pada Hye Ok.

Hye Ok mau mengatakan sesuatu tapi tak jadi dan mengajak Young Jin masuk.


Matsuura menjewer Daiki di kamar yang tadinya dipakai Nam Ok, Jung Im dan Majar. Daiki sontak mengerang. Matsuura tambah sewot.

Matsuura: Beraninya kau mengerang! Kau menyebut dirimu polisi?  Kenapa kau dipukuli setiap kali datang ke hotel?

Fukuda : Apa kau melihat wajahnya?

Daiki : Itu.. Dia meninjuku begitu membuka pintu. Aku tidak sempat melihatnya.

Matsuura : Staf hotel bilang dia meninjumu saat kau bilang kau detektif.

Daiki : Benar. Sepertinya aku mengalami gegar otak.

*Ngakak liat Daiki dijewer plus diomelin gitu, cem anak lagi kena omel bapaknya.

Matsuura yakin, itu Korps Pahlawan. Fukuda berkata, lebih dari itu. Fukuda lalu bertanya2, apa yang mereka lakukan di kamar itu.


Paginya, Hye Ok disidang Hiroshi di depan Maru! Hye Ok terkejut saat Hiroshi menunjukkan sisa bendera Korea yang tidak habis terbakar.

Hiroshi tanya, apa Hye Ok menemukan itu di kamar Young Jin.

Hye Ok terdiam sejenak.


Young Jin kemudian lewat dan melihat ayahnya menginterogasi Hye Ok.

Hye Ok melindungi Young Jin. Ia mengaku, bendera itu miliknya.


Hiroshi lalu menunjukkan kertas memonya. Hiroshi bilang, ia temukan itu di mejanya di RS.

Hye Ok membacanya dan mengakui itu tulisannya.

Sontak, Young Jin terkejut.

Hiroshi melihat Young Jin.


Hiroshi kemudian berdiri dan membentak Hye Ok.


Hye Ok dibawa pergi polisi militer. Young Jin menghalangi mereka dan meyakinkan ayahnya kalau itu salah paham.

"Young Jin-ah." ucap Hye Ok sembari menatap Young Jin.

Young Jin terdiam. Hye Ok dibawa pergi. Young Jin masih berusaha menghalangi. Tapi Maru menarik Young Jin dan bergegas pergi.


Hiroshi lalu memberitahu Young Jin bahwa Murai memberitahunya, ada mata2 di dekatnya.

Hiroshi : Orang itu mata-mata Kim Goo.

Young Jin : Menyimpan satu Taegeukgi tidak menjadikanmu pengkhianat.

Hiroshi : Dia menggeledah mejaku. Dia tahu tentang rute arak-arakan Kaisar dan jadwalnya. Yang penting ini terjadi di rumahku sendiri. Jika rumor tentang ini menyebar, kita berdua akan terancam. Siapa pun yang membocorkan informasi akan ditemukan dan dibunuh.

Hiroshi pun beranjak pergi.

Bersambung ke part 4...

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...