• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Dan, Only Love Ep 4 Part 1

Sebelumnya...


Dan yang tidur di taman, akhirnya terbangun.

Lalu dia ingat kelakuannya semalam ke Yeon Seo.

Dan langsung panic dan malu juga.

Dan : Astaga, minuman beralkohol. Akar dari segala kejahatan.


Detektif yang kemarin memeriksa rumah Yeon Seo atas permintaan Kang Woo pun datang lagi dan menangkap Dan.


Dan protes.

"Kau tahu aku! Aku pegawai disini!"

"Kudengar kau dipecat." balas detektif.

"Meski begitu, jangan menangkapku seperti ini!"

"Karena ada telepon penyusupan, kami tidak punya pilihan.

"Lepaskan aku!"

Yeon Seo muncul di belakang mereka.

Dan menoleh ke Yeon Seo.

Dan : Lee Yeon Seo! Benarkah kau yang melakukan ini?

Yeon Seo mengajak Dan bicara.

Detektif mengizinkan mereka bicara.


Yeon Seo membawa Dan menjauhi detektif.

Dan : Penyusupan? Melaporkan aku? Aku juga tahu betapa bertekad dan putus asanya dirimu.  Aku tidak berniat melakukan apa pun. Aku hendak pergi sendiri dari sini! Aku tetap percaya meski perasaan kita tidak sama, setidaknya kau tahu perasaanku. Kupikir kau akan tahu aku datang karena cemas dan merasa bersalah.

Yeon Seo : Penipu.


 Dan langsung tanya, apa maksudmu?

Yeon Seo : Pengkhianat.

Dan : Kau bilang aku orang mesum dan sekarang aku penipu?

Yeon Seo : Kau menipuku! Jika kau mengatakan yang sebenarnya sekarang, aku akan membatalkan pemecatan, pengajuan gugatan kerugian, penyelidikan polisi, dan dakwaan penuntutanmu.

Dan : Aku selalu tulus. Aku tidak pernah berbohong sekali pun. Aku serius.

Yeon Seo : Kita pernah bertemu, bukan? Sebelum kau datang untuk wawancara. Saat aku tidak bisa melihat.

Dan terdiam seketika.

Yeon Seo : Jawab dan jangan berbohong.


Yeon Seo pun teringat saat ia menyelimuti Dan yang tertidur di taman.

Yeon Seo menatap Dan dan bertanya2 siapa Dan.

Tapi Dan tiba2 memegang tangannya. Sontak Yeon Seo langsung menarik tangannya dan menjauh dari Dan.

Yeon Seo lalu melihat saputangan Dan yang melilit pergelangan tangannya.

Yeon Seo : Kenapa kau melakukan ini padaku?

Dan meracau.

Dan : Jangan cemas. Aku pasti akan mewujudkannya. Misi Yeon Seo pasti akan selesai. Maksudku, kau tidak boleh bersikap begitu sekalipun pernah mengalami tragedi.


Sontak Yeon Seo kaget dan teringat kata2 Dan saat mereka bertemu di taman ketika ia masih buta.

Dan : Tidak semua orang bersikap sepertimu setelah mengalami tragedi.


Lalu Yeon Seo juga ingat saat ia menginterogasi para pegawai soal kecelakaannya semalam.

Dan : Kurasa ini kecelakaan.


Ia juga ingat tingkah Dan saat ia mencoba mencari tahu pelaku yang memecahkan jendelanya serta menjatuhkan lampunya lewat CCTV tapi CCTVnya rusak.

Flashback end...


Dan : Jawab, Kim Dan! Kau sudah tahu aku sebelum kemari.

Dan pun terpaksa mengakuinya.

Yeon Seo : Di bawah pohon saat turun hujan.

Dan : Itu kebetulan. Tentu. Dia merencanakan segalanya sejak awal.

Yeon Seo : Kau hanya menuruti perintah?

Dan : Aku juga terkejut melihatmu.

Yeon Seo : Siapa yang mengutusmu?

Dan : Yang di Atas.


Yeon Seo : Rupanya kau hanya menuruti perintah.

Dan : Yeon Seo, itu...

Yeon Seo : Itulah sebabnya kau bilang aku tujuan hidupmu. Itulah sebabnya kau bilang kau ada karena aku. Sepertinya kau tidak bohong. Kupikir ini juga bisa menguntungkanmu. Bagaimana? Selalu merasa gelisah karena kau menakutiku dengan memecahkan jendela?

Dan : Apa maksudmu?

Yeon Seo : Mereka juga cukup bodoh. Bagaimana mereka bisa mengutus mata-mata sebodoh ini?

Dan : Mata-mata?

Yeon Seo : Tapi kau cukup menyegarkan. Aku sudah selesai.

Dan : Mata-mata?


Dan pun dibawa polisi dan Yeon Seo beranjak pergi.

Detektif menginterogasi Dan. Ia tanya, apa yang Dan pakai untuk memecahkan kaca jendela.

"Kau memutus lampunya lebih dahulu? Dengan pisau? Gergaji?"

"Aku akan berkata jujur." jawab Dan.

Si detektif langsung memasang muka serius. *Sumpah, ini bagian terngakak, lihat tampang seriusnya si detektif dan cara Dan menjelaskan kejadian malam itu.

"Pada malam itu, aku yang menyelamatkan dia. Jendela itu pecah dan pecahan kaca mulai berjatuhan." cerita Dan berapi2.

".... aku membentangkan..." Dan pun lemas. Ia bingung gimana caranya ngejelasin cara dia menyelamatkan Yeon Seo.

Detektif : Kau merekayasa kecelakaan itu guna mendapatkan kepercayaannya?


Yeon Seo dan Bu Jung di kamar Dan.

Yeon Seo memasukkan baju2 Dan ke dalam kardus, tapi Bu Jung malah mengeluarkan baju2 itu lagi. Gitu aja terus-terusan sampai Yeon Seo akhirnya protes. Bu Jung lantas membujuk Yeon Seo membebaskan Dan dan mempekerjakan Dan lagi. Tapi Yeon Seo bilang, Dan sudah menipunya. Bu Jung membela Dan. Bu Jung bilang, Dan hanya tidak memberitahu Yeon Seo, bukan menipu Yeon Seo.

Bu Jung : Dia menjawab semua pertanyaanmu. Andai berniat merahasiakannya, dia tidak mungkin menjawab. Kau mencurigai semua orang, bukan? Lantas, bagaimana kau memercayaiku?

Yeon Seo : Karena kau tidak baik padaku.

Bu Jung gemes dengan keras kepalanya Yeon Seo. *Sama, sy pun gemes.


Bu Jung lantas menunjukkan banyak cokelat di meja Dan.

Bu Jung : Lihat ini. Mata-mata macam apa yang makan banyak cokelat?

Bu Jung juga memperlihat kalender yang tanggalnya sudah dilingkari Dan.

Bu Jung : Dia menantikan hari ulang tahunnya seperti anak kecil.

Yeon Seo : Dia mungkin harus membunuhku pada tanggal itu.

Bu Jung memperlihatkan dokumen tentang Yeon Seo.

Bu Jung : Dia begitu serius mempelajari soal kamu.

Lalu keduanya terkejut melihat tulisan Dan.

Bu Jung : Apa ini? Cinta, berkencan, perasaan dan hati?


Flashback.... saat Dan menulis tulisan itu.


Bu Jung pun menggoda Yeon Seo.

Bu Jung : Astaga.... tidak mungkin, kan?

Yeon Seo : Apa. Wajah Yeon Seo sangat serius.

Bu Jung : Jatuh cinta kepadamu pada pandangan pertama. Dia mendekatimu dengan hati-hati. Untuk sesaat, dia ingin menghirup udara yang sama denganmu dan menghargai momen itu.

Yeon Seo : Omong kosong! Dia bilang diutus oleh Yang di Atas.

Bu Jung : Ya. Yang ada di Atas. Mungkin ini takdir. Kau sangat tidak ingin pindah kemari? Kau bilang dia memelukmu. Dia membaca kontrak dengan teliti, tapi melanggar pasal soal melakukan kontak fisik.


Yeon Seo : Itu karena kacanya pecah...

Bu Jung : Mungkin dia bersumpah untuk mendampingimu hanya sebagai sekretaris dan pembantumu, tapi dia tidak bisa mengendalikan perasaannya.

Yeon Seo kesal. Ia merebut dokumen itu dari tangan Bu Jung, lalu memasukkannya ke kardus dan menyuruh Bu Jung mengembalikan kardus itu pada Dan.


Yeon Seo pun beranjak pergi.

Bu Jung tak menyerah. Dia terus membujuk Yeon Seo menerima Dan, tapi gagal.


Dan sudah berada di depan gereja sekarang.

Hoo berdiri di depannya, menjaga pintu.

Dan mau masuk, tapi Hoo langsung melempar Dan dengan menggerakkan satu jarinya.

Dan pun bangun dan mendekati Hoo.

Hoo : Ini bukan rumahmu.

Dan : Satu malam saja. Polisi menyuruhku pulang, tapi aku tidak punya tempat tujuan.

Hoo : Aku melarangmu kembali sebelum menyelesaikan misimu.

Dan : Aku akan segera memulai. Aku menemukan pria yang merupakan takdirnya. Aku hanya perlu menyatukan mereka.


Hoo : Lantas, kenapa kau diusir? Aku menyiapkan situasinya dan membereskan masalahmu. Tugasku sudah selesai.

Dan : Kurasa tubuhku adalah masalahnya. Saat aku mendengar kritiknya, tekanan darahku langsung naik. Tapi saat aku merasa lebih dekat dengannya, wajahku terasa gatal.

Hoo : Astaga. Kau pasti bangga karena dipecat setelah merasa emosional seperti manusia.

Dan : Aku dipecat dari pekerjaanku, tapi misiku masih berlanjut. Aku tidak perlu mendampingi dia saat dia jatuh cinta, bukan?

Hoo : Kau akan diam-diam menjodohkan dia?

Dan : Ide bagus. Bagaimana jika aku muncul dalam mimpinya?

Hoo kaget.

Dan : Jangan kaget. Cinta akan mekar di hati Yeon Seo yang gersang. Menakjubkan, bukan?


Hoo pun kembali melempar Dan. Setelah itu, ia masuk ke dalam, ninggalin Dan. Dan menggedor2 pintu, tapi Hoo cuek.

Dan : Setidaknya berilah aku uang! 10 dolar saja! Atau 5 dolar! Yang benar saja, aku ditelantarkan dengan tangan kosong oleh dewa dan manusia.


Sekarang, Dan berlari ke stan yang menjual hotdog. Dan kelaparan tapi dia tak punya uang membeli hotdog.

Lalu balerina cilik menyerbu stan itu bersama dua balerina dewasa.

"Aku beli 20 hotdog dibungkus." ucap si balerina dewasa.


Kedua balerina itu lalu menggosipkan Yeon Seo. Salah satu dari mereka bilang, medsosnya Ni Na ramai.

"Soal Lee Yeon Seo? Dia wanita yang kejam. Dia terkenal jahat. Kata temanku yang ada di Fantasia, dia sangat mengerikan. Dia membuat orang lain menangis, bahkan memukul mereka. Kariernya tidak akan bertahan selamanya. Tapi kekayaannya akan bertahan selamanya. Begitulah dia mendapatkan donasi kornea dan itu sangat menyebalkan." jawab balerina satunya.

"Aku iri padanya."

"Dari semua orang yang bisa membuatmu iri, kau harus iri padanya yang dibenci semua orang? Dia pasti kehilangan penglihatannya karena karma."

Dan mencoba menguping. Kedua balerina itu kaget melihat Dan dan bergegas pergi.

Dan : Lee Yeon Seo bodoh.


Di ruang latihan, seluruh balerina Fantasia membaca artikel soal sikap mengerikan Yeon Seo ke Ni Na dan Pak Geum saat mereka datang memberi kejutan ultah untuk Yeon Seo.


Kang Woo datang tak lama kemudian.

Kang Woo : Apa yang kalian lakukan!

Para penari pun langsung berbaris.

Kang Woo : Tidak ada harapan bagi teater balet yang tidak bermartabat. Bersiaplah untuk berlatih.

Si penari utama laki2 pun bertanya, kapan Yeon Seo akan datang latihan dan jika Yeon Seo tak datang, dengan siapa dia akan menari.

Para penari lain ikut bertanya.

"Pengumuman resmi pemilihan penari belum diumumkan. Anda yakin dia menjadi penari utama?"

"Kami belum pernah menampilkan "Giselle". Sampai kapan kami harus melakukan ini tanpa penari utama?"

"Tidak punya keterampilan, tapi serakah. Tidak punya kemampuan, tapi hanya menyalahkan orang lain. Orang yang melakukan itu disebut berandal. Benar, bukan?" jawab Kang Woo.

Para penari terdiam.

Kang Woo lalu berdiri.

"Urus masalah kalian sendiri. Aku akan membawa dia kemari."


Para penari mulai latihan, tapi lagu pengiringnya berubah, diganti oleh Roo Na.

Kang Woo marah.

Kang Woo : Siapa yang menyuruhmu mengganti lagu latihannya!

Roo Na : Aku memang hendak menemuimu. Mari masuk ke ruang rapat.

Bersambung ke part 2...

Unknown Woman Ep 25 Part 2

Sebelumnya..


Paginya, Hae Joo yang berniat mencuci kemeja yang dipakai Moo Yeol semalam, menemukan noda lipstick Yeo Ri.

Sontak Hae Joo meradang dan langsung mencecar Moo Yeol yang baru selesai mandi.

Moo Yeol sendiri kaget melihat lipstick itu. Ia ingat saat memeluk Yeo Ri semalam dan yakin lipstick itu lipstick Yeo Ri yang tidak sengaja tertempel saat ia memeluk Yeo Ri.

Moo Yeol berbohong. Ia berkata, pasti menempel padanya saat makan malam perusahaan.

Hae Joo : Makan malam perusahaan? Kau marah kepadaku dan kembali ke kantor hanya untuk makan malam perusahaan? Agar ini menempel padamu?

Moo Yeol : Aku direktur perencanaan strategis. Bagaimana citraku jika tidak menghadiri makan malam penyambutan anggota baru departemen kami?

Hae Joo : Wanita yang menjawab ponselmu saat kutelepon... Dia pasti ada di sana juga. Ini lipstiknya, bukan? Bilang saja kepadaku. Aku pasti akan mengetahuinya.

Moo Yeol : Bagaimana aku tahu itu punya siapa? Kenapa kau mengomeliku sepagi ini?

Hae Joo : Apa? Mengomelimu?

Moo Yeol : Maksudku, jangan terlalu sensitif. Aku harus pergi bekerja, jadi, tolong pilihkan baju untukku, Nyonya.

Moo Yeol beranjak ke meja rias. Hae Joo membuang napas kesal.


Yeo Ri pamit pada Tuan Yoon. Tuan Yoon tanya, apa Yeo Ri tidak mau sarapan dulu.

Yeo Ri berkata, ia sengaja berangkat lebih pagi karena mobilnya ia tinggalkan di kantor.

Tuan Yoon : Setidaknya minumlah susu. Kau akan sakit jika tidak makan.

Yeo Ri : Aku harus pergi sebelum jam sibuk. Jika tidak, nanti sulit mendapatkan taksi. Sampai jumpa.

Tuan Yoon : Baiklah.


Tapi sampai diluar, seorang mengklaksonnya. Yeo Ri menoleh dan terkejut melihat sosok Do Chi.

Yeo Ri yang merasa dirinya tidak pantas untuk Do Chi pun mengabaikan Do Chi. Ia pergi begitu saja.

Yeo Ri : Kenapa tidak ada taksi? Aku akan terlambat jika begini.


Do Chi menyusul Yeo Ri dan menyuruh Yeo Ri masuk mobilnya tapi Yeo Ri tidak mau.

Do Chi : Aku tidak akan membuatmu kesal. Aku tidak akan bicara. Aku hanya akan mengantarkanmu.

Yeo Ri tetap keras kepala. Ia berusaha pergi tapi Do Chi malah memaksanya masuk ke mobil.


Sepanjang perjalanan, Do Chi menepati janjinya. Ia tidak bicara sama sekali.

Mobil Do Chi berhenti di lampu merah.

Do Chi mengetuk2 bahu Yeo Ri. Yeo Ri menoleh. Do Chi lalu menunjuk ke arah laci dashboard, maksudnya menyuruh Yeo Ri membuka laci itu.

Yeo Ri membuka lacinya dan terkejut menemukan sekotak makanan disana dengan pesan yang tertempel di atasnya.

Kau belum makan, bukan? Makanlah dalam perjalanan.


Yeo Ri menatap Do Chi. Do Chi tersenyum.


Mereka akhirnya tiba di Wid. Do Chi mau turun, membukakan pintu untuk Yeo Ri tapi Yeo Ri melarang. Yeo Ri berterima kasih karena sudah diantar.

Yeo Ri pun turun, tapi langkahnya langsung terhenti karena ponselnya berbunyi. Pesan dari Do Chi.

Semoga harimu menyenangkan, Seol!

Yeo Ri langsung menoleh ke Do Chi. Do Chi tersenyum menatap Yeo Ri.


Tepat saat itu, Moo Yeol datang dan melihat Do Chi turun dari mobil yang diparkir di depan Yeo Ri.


Do Chi menghampiri Yeo Ri dan mau mengetik pesan lagi tapi Yeo Ri menyuruhnya bicara.

Do Chi : Syukurlah. Aku hampir gila. Biarkan aku menarik napas dulu. Aku tahu kau terkejut kemarin malam saat kuungkapkan perasaanku. Aku seharusnya menginjak rem sekaligus gas. Aku terlalu terburu-buru. Tapi aku tidak bisa menyerah denganmu. Karena kau takdir dan ombakku.


Moo Yeol menunggu Yeo Ri di ruangannya. Tak lama kemudian, Yeo Ri datang dan dia langsung minta penjelasan kenapa Yeo Ri datang dengan Do Chi.

Yeo Ri : Aku mau pergi bekerja dan dia menunggu di depan rumah.

Moo Yeol : Itu bukan alasan.

Yeo Ri : Apa boleh buat, dia membuat kemacetan. Aku bisa apa? Semua orang mengklakson.

Moo Yeol : Apa pun alasannya, aku tidak suka melihatmu dengan pria lain.

Yeo Ri lantas mendekati Moo Yeol.

Yeo Ri mengaku ia juga tidak suka melihat Moo Yeol dengan wanita lain.

Yeo Ri : Tapi aku tidak bisa menunjukkannya, karena keadaan kita akan menjadi lebih sulit nanti.

Moo Yeol terdiam. Ia kaget dengan pengakuan Yeo Ri.


 Ji Won di kamarnya, lagi mikirin Seol yang mirip Yeo Ri.

Ji Won : Aku tidak peduli Nona Yoon dan Yuh Ri kembar atau tidak. Potensi masalah apa pun harus disingkirkan.

Ji Won lantas menghubungi Pengacara Kim dan mengajaknya bertemu.


Yeo Ri yang kebetulan sedang menunggu lift, mendengar suara Pengacara Kim menyebut kata 'Samonim'.

Yeo Ri : Samonim?

Yeo Ri bergegas mengikutinya.


Pengacara Kim menemui Ji Won. Ji Won minta Pengacara Kim mengeluarkan Yeo Ri dari perusahaan apapun caranya.

Pengacara Kim : Tapi kenapa? Aku dengar Anda sangat merekomendasikannya. Pimpinan juga amat menyanjungnya sedari awal.

Ji Won : Tahukah kau Grup Wid sedang mengerjakan proyek rahasia?

Pengacara Kim : Apa? Itu mustahil.

Ji Won : Bagaimana bisa ada proyek yang tidak diketahui kepala bagian legal? Kau sungguh lugu. Tapi sekali lagi, Nona Yoon sudah merampas sesuatu yang seharusnya kau kerjakan. Bisakah kau menghadapi rasa malu karena tersingkirkan oleh seseorang yang baru? Kau harus meraih mimpimu menjadi politisi. Serta di belakangmu akan ada Wid dan aku. Jadi, buat Nona Yoon keluar dari perusahaan. Jangan gagal.

Tanpa mereka sadari, Yeo Ri menguping mereka di belakang.


Yeo Ri lalu beranjak pergi dan menelpon Tuan Yoon.

Yeo Ri : Bisakah Ayah melakukan sesuatu untukku? Selidiki seseorang untukku.

Tuan Yoon : Tentu. Siapa namanya?


Ae Nok lagi duduk sambil main kartu sendirian. Kakinya, ia angkat satu ke meja.

Sementara Yeol Mae, sibuk kacaan di depannya.

Ae Nok : Melihat wajah putraku lebih sulit daripada melihat bokong semut.

Ae Nok lalu menatap sebal Yeol Mae.

Ae Nok : Putriku menginjak-injakku dan mencuri pekerjaanku. Menantuku satu-satunya tidak pernah berkunjung.


Ae Nok lantas meraih ponselnya yang ia tarok di dekat Yeol Mae.

Sementara Hae Joo lagi sibuk di tokonya. Ia menghela nafas sebelum menjawab telepon Ae Nok.

Hae Joo : Ya, ibu...

Ae Nok : Kau tidak peduli entah mertuamu makan atau kelaparan, bukan?

Hae Joo : Aku belakangan amat sibuk karena baru membuka toko perlengkapan kasur baru.

Ae Nok kaget, kau membuka toko perlengkapan kasur? Kau presdir perusahaan itu?


 Ae Nok langsung ke tokonya Hae Joo dan melihat2 kasur.

Ae Nok : Ini sempurna untuk Yeol Mae saat dia menikah nanti.

Ae Nok melihat kasur yang lain. Dia bahkan tiduran di atas kasur.

Ae Nok : Astaga. Ini mewah sekali. Jika aku tidur di atas dan di bawahnya, tubuhku akan meleleh.

Hae Joo yang takut Ae Nok merusak kasur dan bed cover nya pun memutuskan memberikan satu untuk Ae Nok.

Ae Nok langsung senang.


Lalu Ae Nok tanya, kenapa putri keluarga konglomerat bekerja?

Hae Joo : Ini pelatihan manajemen bisnis. Pada akhirnya, aku akan mewarisi Grup Wid.

Ae Nok : Kau akan mewarisi Grup Wid? Bagaimana dengan Moo Yeol?

Hae Joo : Aku mewarisinya sama seperti Moo Yeol mewarisinya.

Ae Nok : Benar. Posisi pasangan harus sama. Moo Yeol memilih gadis yang tepat. Jika dia menikahi Yeo Ri...

Hae Joo kesal nama Yeo Ri disebut.


Ae Nok pun menjelaskan, itu karena dia baru2 ini melihat gadis yang mirip Yeo Ri.

Hae Joo kaget, ibu melihat seseorang yang mirip dengan Yeo Ri?

Ae Nok pun langsung sadar sudah keceplosan.

Ae Nok lalu meminta Hae Joo merahasiakannya dari Moo Yeol.

Ae Nok : Jangan bilang ibu memberitahumu. Jika tidak, Moo Yeol akan marah lagi karena ibu bermulut besar.

Setelah mendapatkan bed covernya, Ae Nok langsung pergi. Hae Joo marah.


Di kantor, Moo Yeol mengajak Yeo Ri makan malam dengan alasan untuk merayakan bergabungnya Yeo Ri di Wid.


Hae Joo ingat saat melihat wajah Yeo Ri di layar intercom ketika Yeo Ri mengantar Moo Yeol yang mabuk pulang.

Lalu ia ingat lipstick di kemeja Moo Yeol.

Hae Joo : Mereka bersekongkol. Mereka menipu dan menusukku dari belakang!


Hae Joo langsung pergi.

Hae Joo : Aku tidak akan memaafkanmu.


Moo Yeol menyuruh Yeo Ri siap2.

Moo Yeol : Aku butuh mendapatkan persetujuan Pimpinan untuk sesuatu.

Yeo Ri : Baik. Akan kuselesaikan daftar reorganisasi tahap pertama dan bersiap pergi. Cepatlah kembali.

Moo Yeol keluar dari ruangannya.


Ponsel Moo Yeol yang ketinggalan di meja berdering. Yeo Ri yang mendengar itu, langsung memeriksanya. Sebuah pesan masuk, dari Hae Joo.

Hae Joo : Kau di mana? Aku dalam perjalanan ke kantor, jadi, jangan ke mana-mana.


Hae Joo sampai di kantor. Baru sampai dia dapat sms dari Moo Yeol.

Moo Yeol : Aku sudah pulang. Datanglah ke bar anggur di depan kantor.

Hae Joo : Bar anggur? Kim Moo Yeol, aku akan membunuhmu dan menguburmu di sana.


Moo Yeol balik ke ruangannya dan heran tidak melihat Yeo Ri.

Moo Yeol ke mejanya dan menemukan pesan dari Yeo Ri di layar laptopnya. Di pesannya, Yeo Ri bilang menunggu Moo Yeol di bar anggur di seberang jalan.

Moo Yeol tersenyum. Lalu ia menyemprotkan parfumnya dan bergegas pergi.


Moo Yeol sampai di bar.

Moo Yeol : Kau sudah lama menunggu?

Yeo Ri : Tidak apa-apa. Senang menunggumu.

Yeo Ri lalu melihat kedatangan Hae Joo.


Yeo Ri yang tahu watak Hae Joo pun langsung pamit mau ke toilet untuk memperbaiki riasannya.

Yeo Ri berdiri dan sengaja berjalan di depan Hae Joo.

Hae Joo kaget melihat Yeo Ri.

Moo Yeol melihat Hae Joo, ia kaget.


Hae Joo menyusul Yeo Ri ke toilet.

Hae Joo : Son Yeo Ri, kau sungguh masih hidup?

Yeo Ri menoleh ke Hae Joo.

Yeo Ri : Kau siapa?

Hae Joo : Siapa aku...?

Yeo Ri : Kau salah orang.  Aku bukan orang yang kau...

Hae Joo : Diam!

Yeo Ri : Hei! Siapa kau dan kenapa kau kasar sekali?


Hae Joo : Sudah kubilang diam! Kau yang mengirimkan lukisan itu ke rumah kami. Kau yang memencet bel. Serta kau yang mencium Moo Yeol Selagi menciumnya, kau menatapku dan tersenyum. Kau juga yang menempelkan lipstik di kemejanya kemarin malam. Kau sengaja melakukannya agar aku melihatnya. Kau seharusnya hidup bersembunyi. Apa ini? Kau malah berkeliaran di sekitar suamiku?

Yeo Ri : Apa maksudmu, suamimu? Seseorang tidak bisa dimiliki orang lain. Tidak ada pemilik.

Yeo Ri beranjak pergi. Hae Joo seketika ingat kata2 yang ia ucapkan pada Yeo Ri dulu.

Hae Joo : Tidak ada yang bisa memiliki cinta seseorang. Tidak ada pemilik.


Hae Joo menyusul Yeo Ri.

Ia menampar Yeo Ri.

Yeo Ri pun balas menampar Hae Joo.

Hae Joo mau nampar Yeo Ri lagi tapi kali ini Yeo Ri menahan tangannya.


Lalu Yeo Ri melihat kedatangan Moo Yeol dan membiarkan Hae Joo menamparnya.

Sontak, Moo Yeol memarahi Hae Joo.

Hae Joo menatap tajam keduanya.

Sementara Yeo Ri tersenyum puas pada Hae Joo.


Bersambung....