Unknown Woman Ep 25 Part 2

Sebelumnya..


Paginya, Hae Joo yang berniat mencuci kemeja yang dipakai Moo Yeol semalam, menemukan noda lipstick Yeo Ri.

Sontak Hae Joo meradang dan langsung mencecar Moo Yeol yang baru selesai mandi.

Moo Yeol sendiri kaget melihat lipstick itu. Ia ingat saat memeluk Yeo Ri semalam dan yakin lipstick itu lipstick Yeo Ri yang tidak sengaja tertempel saat ia memeluk Yeo Ri.

Moo Yeol berbohong. Ia berkata, pasti menempel padanya saat makan malam perusahaan.

Hae Joo : Makan malam perusahaan? Kau marah kepadaku dan kembali ke kantor hanya untuk makan malam perusahaan? Agar ini menempel padamu?

Moo Yeol : Aku direktur perencanaan strategis. Bagaimana citraku jika tidak menghadiri makan malam penyambutan anggota baru departemen kami?

Hae Joo : Wanita yang menjawab ponselmu saat kutelepon... Dia pasti ada di sana juga. Ini lipstiknya, bukan? Bilang saja kepadaku. Aku pasti akan mengetahuinya.

Moo Yeol : Bagaimana aku tahu itu punya siapa? Kenapa kau mengomeliku sepagi ini?

Hae Joo : Apa? Mengomelimu?

Moo Yeol : Maksudku, jangan terlalu sensitif. Aku harus pergi bekerja, jadi, tolong pilihkan baju untukku, Nyonya.

Moo Yeol beranjak ke meja rias. Hae Joo membuang napas kesal.


Yeo Ri pamit pada Tuan Yoon. Tuan Yoon tanya, apa Yeo Ri tidak mau sarapan dulu.

Yeo Ri berkata, ia sengaja berangkat lebih pagi karena mobilnya ia tinggalkan di kantor.

Tuan Yoon : Setidaknya minumlah susu. Kau akan sakit jika tidak makan.

Yeo Ri : Aku harus pergi sebelum jam sibuk. Jika tidak, nanti sulit mendapatkan taksi. Sampai jumpa.

Tuan Yoon : Baiklah.


Tapi sampai diluar, seorang mengklaksonnya. Yeo Ri menoleh dan terkejut melihat sosok Do Chi.

Yeo Ri yang merasa dirinya tidak pantas untuk Do Chi pun mengabaikan Do Chi. Ia pergi begitu saja.

Yeo Ri : Kenapa tidak ada taksi? Aku akan terlambat jika begini.


Do Chi menyusul Yeo Ri dan menyuruh Yeo Ri masuk mobilnya tapi Yeo Ri tidak mau.

Do Chi : Aku tidak akan membuatmu kesal. Aku tidak akan bicara. Aku hanya akan mengantarkanmu.

Yeo Ri tetap keras kepala. Ia berusaha pergi tapi Do Chi malah memaksanya masuk ke mobil.


Sepanjang perjalanan, Do Chi menepati janjinya. Ia tidak bicara sama sekali.

Mobil Do Chi berhenti di lampu merah.

Do Chi mengetuk2 bahu Yeo Ri. Yeo Ri menoleh. Do Chi lalu menunjuk ke arah laci dashboard, maksudnya menyuruh Yeo Ri membuka laci itu.

Yeo Ri membuka lacinya dan terkejut menemukan sekotak makanan disana dengan pesan yang tertempel di atasnya.

Kau belum makan, bukan? Makanlah dalam perjalanan.


Yeo Ri menatap Do Chi. Do Chi tersenyum.


Mereka akhirnya tiba di Wid. Do Chi mau turun, membukakan pintu untuk Yeo Ri tapi Yeo Ri melarang. Yeo Ri berterima kasih karena sudah diantar.

Yeo Ri pun turun, tapi langkahnya langsung terhenti karena ponselnya berbunyi. Pesan dari Do Chi.

Semoga harimu menyenangkan, Seol!

Yeo Ri langsung menoleh ke Do Chi. Do Chi tersenyum menatap Yeo Ri.


Tepat saat itu, Moo Yeol datang dan melihat Do Chi turun dari mobil yang diparkir di depan Yeo Ri.


Do Chi menghampiri Yeo Ri dan mau mengetik pesan lagi tapi Yeo Ri menyuruhnya bicara.

Do Chi : Syukurlah. Aku hampir gila. Biarkan aku menarik napas dulu. Aku tahu kau terkejut kemarin malam saat kuungkapkan perasaanku. Aku seharusnya menginjak rem sekaligus gas. Aku terlalu terburu-buru. Tapi aku tidak bisa menyerah denganmu. Karena kau takdir dan ombakku.


Moo Yeol menunggu Yeo Ri di ruangannya. Tak lama kemudian, Yeo Ri datang dan dia langsung minta penjelasan kenapa Yeo Ri datang dengan Do Chi.

Yeo Ri : Aku mau pergi bekerja dan dia menunggu di depan rumah.

Moo Yeol : Itu bukan alasan.

Yeo Ri : Apa boleh buat, dia membuat kemacetan. Aku bisa apa? Semua orang mengklakson.

Moo Yeol : Apa pun alasannya, aku tidak suka melihatmu dengan pria lain.

Yeo Ri lantas mendekati Moo Yeol.

Yeo Ri mengaku ia juga tidak suka melihat Moo Yeol dengan wanita lain.

Yeo Ri : Tapi aku tidak bisa menunjukkannya, karena keadaan kita akan menjadi lebih sulit nanti.

Moo Yeol terdiam. Ia kaget dengan pengakuan Yeo Ri.


 Ji Won di kamarnya, lagi mikirin Seol yang mirip Yeo Ri.

Ji Won : Aku tidak peduli Nona Yoon dan Yuh Ri kembar atau tidak. Potensi masalah apa pun harus disingkirkan.

Ji Won lantas menghubungi Pengacara Kim dan mengajaknya bertemu.


Yeo Ri yang kebetulan sedang menunggu lift, mendengar suara Pengacara Kim menyebut kata 'Samonim'.

Yeo Ri : Samonim?

Yeo Ri bergegas mengikutinya.


Pengacara Kim menemui Ji Won. Ji Won minta Pengacara Kim mengeluarkan Yeo Ri dari perusahaan apapun caranya.

Pengacara Kim : Tapi kenapa? Aku dengar Anda sangat merekomendasikannya. Pimpinan juga amat menyanjungnya sedari awal.

Ji Won : Tahukah kau Grup Wid sedang mengerjakan proyek rahasia?

Pengacara Kim : Apa? Itu mustahil.

Ji Won : Bagaimana bisa ada proyek yang tidak diketahui kepala bagian legal? Kau sungguh lugu. Tapi sekali lagi, Nona Yoon sudah merampas sesuatu yang seharusnya kau kerjakan. Bisakah kau menghadapi rasa malu karena tersingkirkan oleh seseorang yang baru? Kau harus meraih mimpimu menjadi politisi. Serta di belakangmu akan ada Wid dan aku. Jadi, buat Nona Yoon keluar dari perusahaan. Jangan gagal.

Tanpa mereka sadari, Yeo Ri menguping mereka di belakang.


Yeo Ri lalu beranjak pergi dan menelpon Tuan Yoon.

Yeo Ri : Bisakah Ayah melakukan sesuatu untukku? Selidiki seseorang untukku.

Tuan Yoon : Tentu. Siapa namanya?


Ae Nok lagi duduk sambil main kartu sendirian. Kakinya, ia angkat satu ke meja.

Sementara Yeol Mae, sibuk kacaan di depannya.

Ae Nok : Melihat wajah putraku lebih sulit daripada melihat bokong semut.

Ae Nok lalu menatap sebal Yeol Mae.

Ae Nok : Putriku menginjak-injakku dan mencuri pekerjaanku. Menantuku satu-satunya tidak pernah berkunjung.


Ae Nok lantas meraih ponselnya yang ia tarok di dekat Yeol Mae.

Sementara Hae Joo lagi sibuk di tokonya. Ia menghela nafas sebelum menjawab telepon Ae Nok.

Hae Joo : Ya, ibu...

Ae Nok : Kau tidak peduli entah mertuamu makan atau kelaparan, bukan?

Hae Joo : Aku belakangan amat sibuk karena baru membuka toko perlengkapan kasur baru.

Ae Nok kaget, kau membuka toko perlengkapan kasur? Kau presdir perusahaan itu?


 Ae Nok langsung ke tokonya Hae Joo dan melihat2 kasur.

Ae Nok : Ini sempurna untuk Yeol Mae saat dia menikah nanti.

Ae Nok melihat kasur yang lain. Dia bahkan tiduran di atas kasur.

Ae Nok : Astaga. Ini mewah sekali. Jika aku tidur di atas dan di bawahnya, tubuhku akan meleleh.

Hae Joo yang takut Ae Nok merusak kasur dan bed cover nya pun memutuskan memberikan satu untuk Ae Nok.

Ae Nok langsung senang.


Lalu Ae Nok tanya, kenapa putri keluarga konglomerat bekerja?

Hae Joo : Ini pelatihan manajemen bisnis. Pada akhirnya, aku akan mewarisi Grup Wid.

Ae Nok : Kau akan mewarisi Grup Wid? Bagaimana dengan Moo Yeol?

Hae Joo : Aku mewarisinya sama seperti Moo Yeol mewarisinya.

Ae Nok : Benar. Posisi pasangan harus sama. Moo Yeol memilih gadis yang tepat. Jika dia menikahi Yeo Ri...

Hae Joo kesal nama Yeo Ri disebut.


Ae Nok pun menjelaskan, itu karena dia baru2 ini melihat gadis yang mirip Yeo Ri.

Hae Joo kaget, ibu melihat seseorang yang mirip dengan Yeo Ri?

Ae Nok pun langsung sadar sudah keceplosan.

Ae Nok lalu meminta Hae Joo merahasiakannya dari Moo Yeol.

Ae Nok : Jangan bilang ibu memberitahumu. Jika tidak, Moo Yeol akan marah lagi karena ibu bermulut besar.

Setelah mendapatkan bed covernya, Ae Nok langsung pergi. Hae Joo marah.


Di kantor, Moo Yeol mengajak Yeo Ri makan malam dengan alasan untuk merayakan bergabungnya Yeo Ri di Wid.


Hae Joo ingat saat melihat wajah Yeo Ri di layar intercom ketika Yeo Ri mengantar Moo Yeol yang mabuk pulang.

Lalu ia ingat lipstick di kemeja Moo Yeol.

Hae Joo : Mereka bersekongkol. Mereka menipu dan menusukku dari belakang!


Hae Joo langsung pergi.

Hae Joo : Aku tidak akan memaafkanmu.


Moo Yeol menyuruh Yeo Ri siap2.

Moo Yeol : Aku butuh mendapatkan persetujuan Pimpinan untuk sesuatu.

Yeo Ri : Baik. Akan kuselesaikan daftar reorganisasi tahap pertama dan bersiap pergi. Cepatlah kembali.

Moo Yeol keluar dari ruangannya.


Ponsel Moo Yeol yang ketinggalan di meja berdering. Yeo Ri yang mendengar itu, langsung memeriksanya. Sebuah pesan masuk, dari Hae Joo.

Hae Joo : Kau di mana? Aku dalam perjalanan ke kantor, jadi, jangan ke mana-mana.


Hae Joo sampai di kantor. Baru sampai dia dapat sms dari Moo Yeol.

Moo Yeol : Aku sudah pulang. Datanglah ke bar anggur di depan kantor.

Hae Joo : Bar anggur? Kim Moo Yeol, aku akan membunuhmu dan menguburmu di sana.


Moo Yeol balik ke ruangannya dan heran tidak melihat Yeo Ri.

Moo Yeol ke mejanya dan menemukan pesan dari Yeo Ri di layar laptopnya. Di pesannya, Yeo Ri bilang menunggu Moo Yeol di bar anggur di seberang jalan.

Moo Yeol tersenyum. Lalu ia menyemprotkan parfumnya dan bergegas pergi.


Moo Yeol sampai di bar.

Moo Yeol : Kau sudah lama menunggu?

Yeo Ri : Tidak apa-apa. Senang menunggumu.

Yeo Ri lalu melihat kedatangan Hae Joo.


Yeo Ri yang tahu watak Hae Joo pun langsung pamit mau ke toilet untuk memperbaiki riasannya.

Yeo Ri berdiri dan sengaja berjalan di depan Hae Joo.

Hae Joo kaget melihat Yeo Ri.

Moo Yeol melihat Hae Joo, ia kaget.


Hae Joo menyusul Yeo Ri ke toilet.

Hae Joo : Son Yeo Ri, kau sungguh masih hidup?

Yeo Ri menoleh ke Hae Joo.

Yeo Ri : Kau siapa?

Hae Joo : Siapa aku...?

Yeo Ri : Kau salah orang.  Aku bukan orang yang kau...

Hae Joo : Diam!

Yeo Ri : Hei! Siapa kau dan kenapa kau kasar sekali?


Hae Joo : Sudah kubilang diam! Kau yang mengirimkan lukisan itu ke rumah kami. Kau yang memencet bel. Serta kau yang mencium Moo Yeol Selagi menciumnya, kau menatapku dan tersenyum. Kau juga yang menempelkan lipstik di kemejanya kemarin malam. Kau sengaja melakukannya agar aku melihatnya. Kau seharusnya hidup bersembunyi. Apa ini? Kau malah berkeliaran di sekitar suamiku?

Yeo Ri : Apa maksudmu, suamimu? Seseorang tidak bisa dimiliki orang lain. Tidak ada pemilik.

Yeo Ri beranjak pergi. Hae Joo seketika ingat kata2 yang ia ucapkan pada Yeo Ri dulu.

Hae Joo : Tidak ada yang bisa memiliki cinta seseorang. Tidak ada pemilik.


Hae Joo menyusul Yeo Ri.

Ia menampar Yeo Ri.

Yeo Ri pun balas menampar Hae Joo.

Hae Joo mau nampar Yeo Ri lagi tapi kali ini Yeo Ri menahan tangannya.


Lalu Yeo Ri melihat kedatangan Moo Yeol dan membiarkan Hae Joo menamparnya.

Sontak, Moo Yeol memarahi Hae Joo.

Hae Joo menatap tajam keduanya.

Sementara Yeo Ri tersenyum puas pada Hae Joo.


Bersambung....

0 Comments:

Post a Comment