• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Dan, Only Love Ep 5 Part 2

Sebelumnya...


Dan duduk sendirian di taman, memikirkan misinya.

Dan : Dia anak anjing atau anak kucing. Dia pohon pinus atau rumput. Yeon Seo cuma klien. Setelah membuat Yeon Seo jatuh cinta, aku harus kembali ke atas sana.


Kang Woo kembali ke apartemennya. Ia duduk di depan video Seol Hee.

Kang Woo memberi penjelasan kepada Seol Hee, seolah2 Seol Hee adalah Yeon Seo.

Kang Woo : Aku tak marah. Tidak. Sebenarnya, aku marah. Aku marah besar. Karena balet. Aku hampir... berhasil membawamu sejauh ini. Aku tinggal membuatmu naik panggung. Maka aku bisa menepati janjiku padamu. Tapi kenapa kau mencium seorang sekretaris!


Paginya, Bu Jung yang baru datang, heran melihat semua tirai tertutup.

Bu Jung menyibakkan tirai dan menikmati sinar matahari pagi yang masuk melalui celah jendela.


Lalu ia berbalik dan melonjak kaget melihat Yeon Seo yang tahu2 sudah duduk di depan jendela dengan wajah kesal.

Bu Jung pun mendekati Yeon Seo.

Bu Jung : Nona, sedang apa disini? Kau begadang?

Yeon Seo : Absen tanpa izin, meninggalkan tempat kerja... bisa jadi alasan pemecatan, kan?

Bu Jung awalnya bingung tapi tak lama ia mengerti Yeon Seo lagi membicarakan Dan.

Bu Jung : Semalam terjadi sesuatu?

Yeon Seo lalu ingat ciumannya dengan Dan semalam.


Yeon Seo marah, karena mendengarkanmu...

Bu Jung : Apa salahku?

Yeon Seo : Maksudnya Dan?

Bu Jung : Dia suka padamu?

Yeon Seo : Tidak.

Bu Jung : Kau tanya langsung padanya? Tentu dia menyangkal.

Yeon Seo : Aku tak begitu. Tolong jangan menyebar dan menciptakan rumor yang tak benar lagi.

Bu Jung : Naluriku tak mungkin salah.

Yeon Seo : Selain itu, pecat berengsek itu. Kali ini untuk selamanya.


Tak lama, Dan pun datang. Yeon Seo tambah sewot melihat Dan yang biasa aja setelah menciumnya semalam.

Yeon Seo : Bu Jung, katakan bahwa di luar semalaman bisa jadi alasan pemecatan.

Bu Jung mau mengatakan yang dibilang Yeon Seo ke Dan, tapi Dan langsung menjawab kalau ada urusan mendesak semalam dan minta maaf.

Yeon Seo tambah sewot Dan bersikap sopan padanya.

Dan : Aku melewati batas. Mulai sekarang aku akan fokus pada pekerjaanku.

Yeon Seo : Aku senang mendengarnya. Aku mau berlatih di studio.


Dan pun langsung berlari ke sebelah Yeon Seo dan menyiapkan lengannya untuk dipegang Yeon Seo.

Yeon Seo makin sewot melihat Dan.

Yeon Seo yang sebal, hanya memegang jaket Dan dengan ujung jarinya.


Sampai diluar, Dan  bilang mau mengatakan sesuatu. Yeon Seo pun langsung menurunkan tangannya. Yeon Seo menanti respon Dan soal ciuman mereka semalam, tapi Dan malah minta Yeon Seo melupakan kejadian itu.

Yeon Seo kesal, semalam tak terjadi apa-apa. Kau dan aku... Benar. Tak ada apa-apa. Sama sekali tak ada.

Dan : Ada sesuatu.

Yeon Seo : Tak ada.

Dan : Ada.

Yeon Seo : Apa maksudmu, berengsek? Kau bilang lupakan. Aku coba berpura-pura tak terjadi apa-apa. Kau tak mengerti? Tak bisa kerja sama?

Dan : Aku tak bisa bohong tak ada padahal ada. Berpura-pura....


Yeon Seo : Berhenti.

Dan : Itu yang kumaksud.

Yeon Seo : Aku akan bicara lebih dulu. Aku tak punya waktu untuk apapun selain... berlatih dan mempersiapkan diri. Semalam tak terjadi apa-apa. Anggap kita pertama bertemu pada hari ini. Mengerti?

Dan : Syukurlah kita... satu pendapat.

Yeon Seo : Baiklah.

Kesal, Yeon Seo pun beranjak meninggalkan Dan dan masuk ke studio nya.


Dan : Katakan kalau butuh sesuatu.

Yeon Seo yang terlanjur kesal, diam saja.

Dan : Nona, semangat!

Di dalam, Yeon Seo ngomel2.

Yeon Seo : Semangat? Syukurlah kita satu pendapat? Sepertinya dia pemain yang merasa ciuman tak ada artinya. Karena sering melakukannya? Terserah. Aku juga tak butuh dia.


Dan kembali ke kamarnya. Ia terduduk lemas di ranjangnya. Lalu, Dan beranjak ke mejanya dan membaca dokumen tentang hal yang disukai dan tidak disukai Yeon Seo. Tapi Dan gak bisa fokus gara2 teringat ciuman itu.

Dan pun akhirnya mencoba membaca komik. Tapi isi komiknya menampilkan pria dan wanita lagi ciuman.


Dan lagi2 ingat ciumannya dengan Yeon Seo semalam. Akhirnya ia menutup komiknya dan berdiri menjauhi meja sambil memegangi kepalanya.

Dan : Fokus pada misi. Pikirkan pekerjaan. Ada misi yang harus kuselesaikan. Cintamu dan kepulanganku... tak bisa ditunda lagi!


Yeon Seo membuka lemarinya dan menatap sepatu balet serta baju2 baletnya.

Yeon Seo lantas mengambil salah satu sepatu baletnya dan mulai mengenakannya.


Setelah itu, Yeon Seo memegang barre dan mulai melakukan pemanasan.

Dan datang tapi ia hanya melihat Yeon Seo dari luar jendela.


Di dinding, terpajang foto besar Yeon Seo saat berada di pentas.


Yeon Seo lalu ingat kata2 Pak Jo, malam sebelum Pak Jo tewas.

Pak Jo : Aku tahu kau sebenarnya. Kau anak yang cemerlang.


Lalu Yeon Seo ingat kata2 Bu Jung setelah ia menerima donor mata dari Pak Jo.

Bu Jung : Mendapat mata dari orang seperti dia, jangan kau sia-siakan.


Dan terus memperhatikan Yeon Seo.


Yeon Seo pun melakukan gerakan memutar, tapi seketika, ia teringat kecelakaannya di panggung yang membuatnya buta.


Lalu ia juga ingat ciumannya dengan Dan semalam.


Kemudian ia ingat saat datang ke konferensi pers.


Yeon Seo pun jatuh.

Melihat Yeon Seo jatuh, Dan pun langsung berlari ke Yeon Seo.

Dan cemas, Nona, kau baik2 saja? Kau terluka? Pergelangan kakimu terkilir?

Yeon Seo yang masih kesal menatap tajam Dan dan melarang Dan menyentuh kakinya.

Dan pun bingung, apa?

Yeon Seo : Singkirkan tanganmu, dasar penipu cabul idiot psiko! Kalau kau sentuh aku lagi, kau akan langsung kupecat.

Dan : Ya, aku paham. Aku akan berhati-hati.

Yeon Seo : Kalau paham, keluar. Jangan masuk sebelum kupanggil.


Dan mengerti dan beranjak keluar. Tepat saat itu, ponselnya berdering.

Dan : Ya, Ni Na-ya.

Yeon Seo pun kesal tahu itu telepon dari Ni Na.


Dan menjawab telepon Ni Na diluar. Yeon Seo menyusul Dan dan merebut ponsel Dan.

Yeon Seo : Apa ini? Kenapa menelepon sekretarisku?

Ni Na : Ini Yeon Seo? Begini, Yeon Seo... Aku menelepon Dan karena tak tahu nomormu. Kau bisa keluar sebentar?

Yeon Seo : Aku tak mau.

Ni Na : Aku ingin bertemu denganmu, tapi kau tak mau menemuiku.

Yeon Seo : Ya. Dan tak ada rencana ingin bertemu denganmu. Jadi jangan hubungi sekretarisku.


Yeon Seo menutup teleponnya dan menatap Dan dengan tatapan cemburu.

Yeon Seo : Bagaimana kau bisa kenal? Kalian dekat?

Dan : Aku beberapa kali tak sengaja bertemu dengannya.

Yeon Seo : Kau berkeliaran mendekati wanita. Bertemu beberapa kali lagi, mungkin yang tak terjadi bisa jadi kenyataan.

Yeon Seo mengajak Gureum jalan2.


Dan menyusul Yeon Seo.

Yeon Seo keluar dan kaget melihat Ni Na di depan rumahnya.

Yeon Seo : Kenapa bertingkah menyedihkan di rumahku?

Ni Na pun memberikan Yeon Seo hadiah. Karena Yeon Seo diam saja, Ni Na memberikan hadiahnya ke Dan, lalu membukanya. Isinya sepatu balet.

Ni Na : Ucapan selamat atas kepulihanmu dan dukunganku. Sebenarnya ini tantangan untuk bersaing. Tiga tahun ini aku juga maju pesat. Aku ingin secara resmi bersaing denganmu.

Yeon Seo : Kenapa kau bersikeras? Menyebut ini perang dan persaingan.

Ni Na : Kuharap kau bisa seperti sediakala. Aku baru bisa diakui kalau kau sudah sembuh. Bersiaplah, Yeon Seo. Aku juga akan berjuang.


Ni Na beranjak pergi. Dan tersenyum dan memuji Ni Na orang baik.

Mendengar itu, Yeon Seo kembali menatap galak Dan.

Yeon Seo : Naneun?

Dan yang sadar sudah salah bicara, langsung mengalihkan topik pembicaraan dengan bertanya harus tarok dimana hadiah dari Ni Na.

Yeon Seo : Buang saja.


Di Fantasia, Bu Choi dan dewan direksi sedang membahas Yeon Seo.

Roo Na menjelaskan, setelah konferensi pers kemarin, total 14 artikel menjadi berita teratas dari harian dan surat kabar luring. Lebih dari 200 artikel dirilis daring dalam sehari dan komentar negatif soal Yeon Seo berubah menjadi dukungan.


Bu Choi : Ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Ishikawa Seiji dari Jepang... diam-diam menghubungi kita.

"Orang yang bernilai lebih dari triliunan?" tanya direktur perempuan.

Bu Choi : Sponsor terbesar Balet Bolshoi. Generasi kedua keluarga Jepang Korea, sehingga tertarik dengan balet Korea. Bagi Fantasia... ini peluang untuk dikenal dunia.

"Jadi... kapan kalian akan selesai? Maksudku Dirut Choi dan Ketua Geum. Kapan kalian akan berhenti?" tanya Direktur laki2.

"Apa maksudmu?" tanya Bu Choi.

"Rumornya sudah beredar. Dia minta Fantasia kembali." jawab direktur perempuan.

"Aku tak yakin sebaiknya membahas masalah penting ini dengan orang yang akan segera melepas jabatan." ucap direktur laki2.


Roo Na mau membela sang ibu tapi langsung dihentikan sang ibu.

Bu Choi : Pikirkan saja. Proyek tahunan berubah total... pada saat direktur artistik diganti. Banyak yang harus dilakukan sebelum... Kalau harus... aku bisa melepaskan semua dan pergi besok. Tapi aku tak bisa. Tidak, aku tak mau. Selama tiga tahun terakhir... cinta dan hasrat yang kucurahkan untuk Fantasia... kalian semua mengetahuinya. Kulakukan semua... karena cintaku pada Yeon Seo. Ketika keponakanku muncul kembali dalam kondisi sehat aku ingin mengembalikan teater balet yang solid. Tapi saat ini Yeon Seo tak sehat secara fisik dan pikiran.

"Penari paling tahu kondisi mereka aku pernah mendengarnya. Apa dia mengumumkan tanpa memikirkan hal tersebut?" tanya direktur laki2.

"Kau harus lihat agar percaya? Aku berpikir untuk mempercepat Fantasia's Night. Kalian bisa melihatnya selama acara. Tentu, yang menginginkan dia sembuh total... adakah aku." jawab Bu Choi.


Kang Woo kaget mendengar malam fantasia dimajukan.

Roo Na : Acara sponsor akhir tahun. Bagi beberapa tim, membuat pementasan, mengadakan pesta dan menyapa orang-orang. Kau tahu, kan?

Kang Woo : Aku tahu. Tapi biasanya digelar akhir tahun, setelah pertunjukan besar.

Bu Choi : Karena kau dan Yeon Seo mengundang malapetaka di teater balet, semua jadwal kami jadi kacau. Jadi kalian harus bersiap untuk datang.

Kang Woo : Yeon Seo juga?

Bu Choi : Dia pemilik. Tentu dia harus menyambut tamu. Kita menantikan tamu istimewa dari Jepang. Ishikawa Seiji. Kau tahu, kan?

Kang Woo : Tentu aku tahu. Sponsor besar dalam dunia balet, lelaki tua dengan tangan kotor.

Bu Choi : Semua seni membutuhkan uang. Untuk mengkoreksi ucapanmu, Tn. Seiji terkenal memberi... tak terbilang jumlah uang kotornya... ketika suka yang dilihatnya.


Kang Woo : Membuat para balerina berdiri... di samping sponsor seolah mereka bunga? Aku tak bisa. Aku takkan menyuruh balerinaku melakukannya.

Kang Woo beranjak pergi.


Roo Na kesal.

Roo Na : Dia menyebut mereka balerinaku hanya di saat seperti ini. Dia cuma peduli pada Yeon Seo.

Bu Choi : Dia pemeran utama. Dia memang pemeran utama kita.

Bu Choi lalu tersenyum.


Kang Woo sedang mengawasi balerinanya latihan.


Setelah itu, ia membahas soal persiapan malam Fantasia. Kang Woo berkata, mereka tidak perlu menyuguhkan tarian istimewa. Yang biasa saja, kata Kang Woo.


Ni Na dan si pemeran utama laki2nya mulai latihan.


Namun ketika Ni Na dan pemeran utama laki2nya sampai pada adegan ciuman, Kang Woo teringat ciuman Dan dan Yeon Seo semalam.


Kang Woo pun marah.

Ni Na dan pasangannya bingung.

"Apa ada masalah? Barusan kami sangat selaras." ucap pasangan Ni Na.

Kang Woo terdiam. Tak lama kemudian, ia menyuruh Ni Na memimpin sisa latihan dan beranjak pergi.


Yeon Seo masih latihan. Ia berkali2 terjatuh saat melakukan adegan memutar.


Di kamarnya, Dan memikirkan Yeon Seo sambil menatap nomor kontak Yeon Seo di ponselnya.

Dan : Tulang Rusuk. Ini latihan pertamanya. Kenapa sangat tenang? Waktu itu marah besar seolah akan memakanku. Dia bisa atasi. Iya, kan?


Tiba2, alarm ayam Dan berbunyi. Dan terkejut. Panggilan dari Yeon Seo.

Bersambung ke part 3....

Dan, Only Love Ep 5 Part 1

Sebelumnya...

Huaa,, ada dua drama bagus bulan ini... Designated Survivor : 60 Days (sudah tayang) dan Watcher yang akan tayang besok...

Tapi belum bisa nulis sinopsisnya skrng.... Kayaknya baru bisa nulis sinopsisnya setelah Different Dreams dan drama ini (Dan, Only Love) selesai... kedua drama ini sama2 akan berakhir minggu depan... Dan setelah Different Dreams berakhir, sy fokus nyelesein drama ini dulu ya gaes sama The Promise yang juga lagi seru2nya... Utk drama yg lain sy cancel dulu....

So, bulan ini cuma dua drama yang akan sy posting di blog sy (setelah Different Dream berakhir) yaitu, Dan, Only Love dan The Promise...


Di episode sebelumnya, Kang Woo marah melihat Dan dan Yeon Seo ciuman.

Kamera lalu menyorot bayangan Kang Woo yang mengeluarkan sayap.

Namun anehnya, sayap itu hanya terlihat di bayangannya saja.

Kemudian, sayap di bayangan Kang Woo menghilang setelah petir menggelegar dan Kang Woo pun beranjak pergi.


Petir menggelegar sekali lagi, membuat Dan berhenti mencium Yeon Seo. Dan terkejut dengan apa yang ia lakukan tadi.

Dan berusaha menjelaskan kelakuannya barusan, tapi Yeon Seo juga berusaha menjelaskannya.

Yeon Seo kemudian tertawa.

Dan hujan turun.

Dan yang tak mau sayapnya keluar tiba2, langsung berdiri.

Yeon Seo pun bingung melihat sikap Dan.

Dan : Lee Yeon Seo, mian.

Dan pun pergi.


Ia mencari tempat berteduh tapi tidak menemukannya.

Dan semakin panic saat ia dikepung sejumlah anak2 yang keluar dari Fantasia.

Tiba2 saja, seseorang menariknya ke atas gedung di tengah kepanikannya.

Dan meringis sakit saat seseorang melemparnya ke atas gedung.

Dan mendongak dan melihat Hoo di depannya. Ya, Hoo lah yang menarik Dan ke atap itu.

Dan pun menarik napas lega.

Hoo : Ya ampun, saudaraku. Tolong sadarlah.


Sementara itu, Yeon Seo marah-marah karena Dan meninggalkannya begitu saja di tengah hujan deras.

Kang Woo datang memayungi Yeon Seo.

Kang Woo ingin mengusap bibir Yeon Seo tapi Yeon Seo langsung mengalihkan wajahnya.

Kang Woo : Sekretaris Kim di mana?

Yeon Seo tidak menjawab dan mengajak Kang Woo pergi.


Yeon Seo naik ke mobil Kang Woo.

Kang Woo menyelimuti Yeon Seo dengan selimut.

Yeon Seo : Aku tak apa.

Kang Woo : Hujan musim panas juga dapat menyebabkan flu. Kalau flu kau akan demam.

Yeo Seo : Aku? Tidak.

Kang Woo pun tersadar setelah mendengar jawaban Yeon Seo.


Ia lantas teringat pada Seol Hee, kekasihnya.

Mereka duduk di tepi laut dan Kang Woo melilitkan syal ke leher Seol Hee karena takut Seol Hee sakit.

Tapi Seol Hee tak suka memakai syal.

Kang Woo tidak peduli. Ia hanya tak mau Seol Hee sakit.

Flashback end...


Ke Yeon Seo, Kang Woo beralasan kalau ia hanya tak mau Yeon Seo sakit.

Kang Woo : Mulai sekarang, jangan pernah sakit atau terluka. Jangan sendirian juga.

Kang Woo menutup pintu mobilnya.


Mobil Kang Woo pun mulai melaju.

Kang Woo : Instruktur pilates akan datang besok pagi. Periksa kondisimu. Pagi latihan kardio dan beban setelah itu peregangan. Kau akan bugar kembali. Tarik nafas.

Yeon Seo : Kenapa terburu-buru?

Kang Woo : Kau harus bersiap untuk perang. Mulai besok... Tidak, mulai sekarang, sudah perang.

Yeon Seo : Aku bisa urus diriku.

Kang Woo : Lalu kenapa basah kuyup?

Yeon Seo terdiam.

Kang Woo : Kau yang menjatuhkan bom. Kau mengumumkan akan muncul kembali.


Yeon Seo pun teringat pidatonya tadi di depan seluruh reporter.

Yeon Seo : Penari berkomunikasi dengan tubuhnya. Aku mendapatkan penglihatanku kembali dan tak ada masalah dengan tubuh dan pikiranku. Aku akan bicara lebih detail dengan tarianku dalam pertunjukanku.

Kang Woo lantas bertanya, apa Yeon Seo yakin sudah sehat secara fisik dan mental?


Yeon Seo pun teringat Dan, saat Dan mengajarinya jalan di taman.

Dan : Lihat aku saja. Bayangkan di dunia ini hanya ada kau dan aku.

Yeon Seo juga ingat saat Dan menciumnya tadi.


Yeon Seo : Kondisiku baik.

Kang Woo : Orang lebih antusias mendengar kegagalan daripada kesuksesan orang lain. Mereka yang mengelukan kemunculanmu kembali akan jadi yang pertama yang mengkritik jika kau gagal. Saat ini kau berada di tepi jurang.

Yeon Seo : Jurang atau lubang api, yang di sana aku, bukan kau.

Kang Woo : Yang bertanggung jawab atas pertunjukanmu adalah aku. Jika kau gagal, aku juga akan dipermalukan. Dua minggu. Kuberi dua minggu. Persiapkan dirimu... dan dapatkan persetujuanku lebih dulu. Jika kau gagal, Geum Ni Na akan menjadi balerina utama Fantasia.

Yeon Seo : Satu minggu.



Roo Na berteriak mencari Ni Na.

Tak lama, dia menemukan Ni Na duduk gemetaran di tangga dengan tubuh basah kuyub.

Roo Na mendekati Ni Na.

Roo Na : Ni Na-ya, kenapa kau disini?

Ni Na menangis, eonni....

Ni Na lalu mengadu pada kakaknya kalau tadi dia menyatakan cintanya pada Kang Woo.

Flashback....


Kang Woo pergi dengan terburu-buru. Ia mau menyusul Yeon Seo yang ditinggalkan Dan di tengah hujan deras. Tapi Ni Na menghampiri nya. Ni Na mengaku ingin mengatakan sesuatu. Tapi Kang Woo bilang nanti saja karena ia sedang buru-buru.

Ni Na : Kau akan bertemu Yeon Seo?

Kang Woo : Itu bukan urusanmu.

Ni Na memegang lengan Kang Woo dan melarang Kang Woo pergi.

Ni Na : Kau menyuruhku egois. Aku menyukaimu. Sangat menyukaimu.

Kang Woo : Aku akan pura-pura tak mendengarnya.

Kang Woo beranjak pergi tapi Ni Na menghentikan langkahnya.


Ni Na : Dimulai sejak malam itu, saat kau memegang pergelangan kakiku.....

Ni Na : Batu besar terjatuh dari hatiku.


Kang Woo : Kenapa hari ini? Saingan terberatmu mengumumkan. akan muncul kembali setelah jeda tiga tahun. Tapi kau justru, mendengarkan emosimu yang tak berguna dan menyatakan perasaanmu padaku. Aku kecewa padamu.

Ni Na : Tak berguna?

Kang Woo : Jangan buang waktu lagi. Aku bukan pangeran tampan yang kau bayangkan.

Ni Na : Kalau begitu katakan. Yang paling ingin kuketahui kau orang seperti apa?

Kang Woo : Aku orang jahat. Melampaui bayangan dan kemampuanmu. Sangat jahat.

Flashback end...


Ni Na : Seharusnya tak kukatakan. Aku terlalu gegabah. Setelah Yeon Seo kembali, aku hanya akan kembali menjadi bayangan lagi. Pada saat itu, dia takkan memandangku lebih baik dari saat ini.

Roo Na pun kesal mendengarnya.

Roo Na : Aku setuju dengannya. Sikapmu seperti bayangan, siapa yang akan memperhatikanmu?

Ni Na : Kau kenapa? Membuatku takut.

Roo Na : Di mana harga dirimu? Kau tak marah? Kau diremehkan sebagai balerina... dan juga sebagai wanita. Itu membuatku marah. Tapi kau cuma menangis seperti anak kecil. Jangan seperti anak kecil. Takkan ada yang membantumu menyelesaikan masalah ini.


Hujan sudah berhenti. Tapi Dan terus saja mengikuti Hoo.

Saat Hoo menatapnya dengan galak, Dan pun langsung berbalik membelakanginya.

"Pergilah, tolong pergi.  Tak ada yang darurat. Hujan sudah berhenti. Malam makin larut, cepat pergi. Jangan diusir lagi." ucap Hoo.

Hoo kemudian beranjak pergi.


Dan Dan, dia teringat saat mencium Yeon Seo tadi.

Dan : Rasanya aku telah berbuat salah. Apa malaikat mungkin merasa bersalah?

Lalu Dan menutup mukanya.


Hoo langsung berpindah secepat kilat ke samping Dan.

Dan menurunkan tangannya dan terkejut melihat Hoo sudah menatapnya dengan galak.

Hoo : Malaikat bisa berbuat dosa? Jawab aku. Kau siapa?

Dan : Aku Kim Dan.

Hoo : Bukan nama manusiamu. Nama aslimu. Siapa kau?

Dan : Aku malaikat, Dan.

Hoo : Benar. Maka kau tahu bagaimana kalau malaikat... menyerah dalam misinya dan berbuat dosa.

Dan : Aku tak berbuat dosa. Hanya rasanya seperti itu.


Hoo sewot, rasanya? Kau tak mau naik, kan? Kau ingin jadi debu di sini?

Lalu Hoo mengarahkan jarinya ke Dan.

Dan : Kau Kau mengancamku? Dasar preman!


Hoo pun mengepalkan tangannya. Seketika, Dan tidak bisa menggerakkan kakinya. Hahaha...

Lantas Hoo menarik Dan ke dekatnya. Setelah itu, ia mendudukkan Dan dengan paksa dan memegang kepala Dan.

Dan ketakutan.

Dan : Aku masih punya waktu!

Hoo : Malaikat harus patuh. Kalau punya niat lain, maka akan celaka. Seperti bisa membedakan kudus dan duniawi, orang baik dan orang jahat, ingat siapa yang di hadapanmu. Kau bisa mengantar kucing dan anjing ke surga. Wanita itu juga sama, paham?

Hoo beranjak pergi.


Dan pun lemas.


Yeon Seo berdiri di depan jendela kamarnya, memandangi bulan.

Lalu ia meraih ponselnya, mau menghubungi Dan, tapi tak jadi.


Dan sendiri sudah berdiri di depan rumah Yeon Seo.

Dan mau masuk tapi tak jadi memencet bel.


Sementara Yeon Seo kini duduk di ranjangnya dan terus menatap ke arah jendela.

Dan pun berbalik, memunggungi pagar. Ia beranjak pergi.


Dan terus menyusuri jalanan, hingga akhirnya langkahnya berhenti di depan sebuah bar.

Dan duduk di belakang Kang Woo yang sedang minum wine.

Dan memesan sebotol soju.

Mendengar suara Dan, Kang Woo pun kesal. Kang Woo pun menuangkan wine ke gelasnya. Lalu ia berbalik dan menatap kesal Dan.

Dan juga berbalik dan terkejut melihat Dan.

Dan : Kenapa tiba-tiba di sini?

Kang Woo : Lalu kau sendiri? Semalam ini kenapa di sini?

Dan : Ada yang bilang ini obat paling mujarab ketika hati terbakar.

Kang Woo : Ya, baiklah.


Kang Woo pun kembali memunggungi Dan.

Kang Woo kesal, hatimu terbakar?

Pesanan Dan datang.

Dan pun kebingungan membuka botol sojunya.

Kang Woo menenggak winenya dan menyuruh Dan berhenti menjadi seketaris Yeon Seo.

Kang Woo : Kucarikan pekerjaan baru. Yang gajinya lebih besar. Yang bisa mengakomodasi kebutuhanmu.

Dan : Kalau aku tak mau?

Kang Woo : Bukan tak bisa, tapi tak mau? Alasannya apa?

Dan : Walau dipecat, aku akan membuat Yeon Seo memecatku. Ini bukan urusan yang bisa kau campuri.

Kang Woo : Kau bilang akan membantuku. Kau sudah lupa tugasmu? Atau... hatimu berubah?

Dan : Aku menepati janjiku. Yeon Seo dan kau... aku akan mencomblangi kalian.


Kang Woo pun berdiri, Nona!

Kang Woo lalu menatap Dan kesal.

Kang Woo : Sejak awal, Yeon Seo, Yeon Seo... Hal itu sangat menggangguku. Melihat kau banmal pada bosmu, aku ragu kau bekerja dengan baik.

Dan : Kenapa marah padaku?

Kang Woo : Dia sendirian di bawah hujan... sudah dua kali kulihat.

Dan : Karena Yeon Seo sendirian kau merasa khawatir. Makanya marah?

Kang Woo : Aku tanya kenapa kerjamu payah.


Dan pun berdiri dan meletakkan tangannya di kening Kang Woo.

Kang Woo kaget, apa  yang kau lakukan?

Dan : Kau demam.

Dan juga memeriksa mata Kang Woo.

Dan : Pupilmu juga bergetar dan kau juga gugup.


Dan : Benar. Kau marah. Aku juga mengkhawatirkan nona tapi pekerjaanku kuurus sendiri.

Dan beranjak pergi.

Kang Woo heran sendiri dengan tingkah Dan tadi padanya. Ia bahkan sampe memeriksa suhu tubuh dan matanya sendiri.

Bersambung ke part 2....