Dan, Only Love Ep 5 Part 2

Sebelumnya...


Dan duduk sendirian di taman, memikirkan misinya.

Dan : Dia anak anjing atau anak kucing. Dia pohon pinus atau rumput. Yeon Seo cuma klien. Setelah membuat Yeon Seo jatuh cinta, aku harus kembali ke atas sana.


Kang Woo kembali ke apartemennya. Ia duduk di depan video Seol Hee.

Kang Woo memberi penjelasan kepada Seol Hee, seolah2 Seol Hee adalah Yeon Seo.

Kang Woo : Aku tak marah. Tidak. Sebenarnya, aku marah. Aku marah besar. Karena balet. Aku hampir... berhasil membawamu sejauh ini. Aku tinggal membuatmu naik panggung. Maka aku bisa menepati janjiku padamu. Tapi kenapa kau mencium seorang sekretaris!


Paginya, Bu Jung yang baru datang, heran melihat semua tirai tertutup.

Bu Jung menyibakkan tirai dan menikmati sinar matahari pagi yang masuk melalui celah jendela.


Lalu ia berbalik dan melonjak kaget melihat Yeon Seo yang tahu2 sudah duduk di depan jendela dengan wajah kesal.

Bu Jung pun mendekati Yeon Seo.

Bu Jung : Nona, sedang apa disini? Kau begadang?

Yeon Seo : Absen tanpa izin, meninggalkan tempat kerja... bisa jadi alasan pemecatan, kan?

Bu Jung awalnya bingung tapi tak lama ia mengerti Yeon Seo lagi membicarakan Dan.

Bu Jung : Semalam terjadi sesuatu?

Yeon Seo lalu ingat ciumannya dengan Dan semalam.


Yeon Seo marah, karena mendengarkanmu...

Bu Jung : Apa salahku?

Yeon Seo : Maksudnya Dan?

Bu Jung : Dia suka padamu?

Yeon Seo : Tidak.

Bu Jung : Kau tanya langsung padanya? Tentu dia menyangkal.

Yeon Seo : Aku tak begitu. Tolong jangan menyebar dan menciptakan rumor yang tak benar lagi.

Bu Jung : Naluriku tak mungkin salah.

Yeon Seo : Selain itu, pecat berengsek itu. Kali ini untuk selamanya.


Tak lama, Dan pun datang. Yeon Seo tambah sewot melihat Dan yang biasa aja setelah menciumnya semalam.

Yeon Seo : Bu Jung, katakan bahwa di luar semalaman bisa jadi alasan pemecatan.

Bu Jung mau mengatakan yang dibilang Yeon Seo ke Dan, tapi Dan langsung menjawab kalau ada urusan mendesak semalam dan minta maaf.

Yeon Seo tambah sewot Dan bersikap sopan padanya.

Dan : Aku melewati batas. Mulai sekarang aku akan fokus pada pekerjaanku.

Yeon Seo : Aku senang mendengarnya. Aku mau berlatih di studio.


Dan pun langsung berlari ke sebelah Yeon Seo dan menyiapkan lengannya untuk dipegang Yeon Seo.

Yeon Seo makin sewot melihat Dan.

Yeon Seo yang sebal, hanya memegang jaket Dan dengan ujung jarinya.


Sampai diluar, Dan  bilang mau mengatakan sesuatu. Yeon Seo pun langsung menurunkan tangannya. Yeon Seo menanti respon Dan soal ciuman mereka semalam, tapi Dan malah minta Yeon Seo melupakan kejadian itu.

Yeon Seo kesal, semalam tak terjadi apa-apa. Kau dan aku... Benar. Tak ada apa-apa. Sama sekali tak ada.

Dan : Ada sesuatu.

Yeon Seo : Tak ada.

Dan : Ada.

Yeon Seo : Apa maksudmu, berengsek? Kau bilang lupakan. Aku coba berpura-pura tak terjadi apa-apa. Kau tak mengerti? Tak bisa kerja sama?

Dan : Aku tak bisa bohong tak ada padahal ada. Berpura-pura....


Yeon Seo : Berhenti.

Dan : Itu yang kumaksud.

Yeon Seo : Aku akan bicara lebih dulu. Aku tak punya waktu untuk apapun selain... berlatih dan mempersiapkan diri. Semalam tak terjadi apa-apa. Anggap kita pertama bertemu pada hari ini. Mengerti?

Dan : Syukurlah kita... satu pendapat.

Yeon Seo : Baiklah.

Kesal, Yeon Seo pun beranjak meninggalkan Dan dan masuk ke studio nya.


Dan : Katakan kalau butuh sesuatu.

Yeon Seo yang terlanjur kesal, diam saja.

Dan : Nona, semangat!

Di dalam, Yeon Seo ngomel2.

Yeon Seo : Semangat? Syukurlah kita satu pendapat? Sepertinya dia pemain yang merasa ciuman tak ada artinya. Karena sering melakukannya? Terserah. Aku juga tak butuh dia.


Dan kembali ke kamarnya. Ia terduduk lemas di ranjangnya. Lalu, Dan beranjak ke mejanya dan membaca dokumen tentang hal yang disukai dan tidak disukai Yeon Seo. Tapi Dan gak bisa fokus gara2 teringat ciuman itu.

Dan pun akhirnya mencoba membaca komik. Tapi isi komiknya menampilkan pria dan wanita lagi ciuman.


Dan lagi2 ingat ciumannya dengan Yeon Seo semalam. Akhirnya ia menutup komiknya dan berdiri menjauhi meja sambil memegangi kepalanya.

Dan : Fokus pada misi. Pikirkan pekerjaan. Ada misi yang harus kuselesaikan. Cintamu dan kepulanganku... tak bisa ditunda lagi!


Yeon Seo membuka lemarinya dan menatap sepatu balet serta baju2 baletnya.

Yeon Seo lantas mengambil salah satu sepatu baletnya dan mulai mengenakannya.


Setelah itu, Yeon Seo memegang barre dan mulai melakukan pemanasan.

Dan datang tapi ia hanya melihat Yeon Seo dari luar jendela.


Di dinding, terpajang foto besar Yeon Seo saat berada di pentas.


Yeon Seo lalu ingat kata2 Pak Jo, malam sebelum Pak Jo tewas.

Pak Jo : Aku tahu kau sebenarnya. Kau anak yang cemerlang.


Lalu Yeon Seo ingat kata2 Bu Jung setelah ia menerima donor mata dari Pak Jo.

Bu Jung : Mendapat mata dari orang seperti dia, jangan kau sia-siakan.


Dan terus memperhatikan Yeon Seo.


Yeon Seo pun melakukan gerakan memutar, tapi seketika, ia teringat kecelakaannya di panggung yang membuatnya buta.


Lalu ia juga ingat ciumannya dengan Dan semalam.


Kemudian ia ingat saat datang ke konferensi pers.


Yeon Seo pun jatuh.

Melihat Yeon Seo jatuh, Dan pun langsung berlari ke Yeon Seo.

Dan cemas, Nona, kau baik2 saja? Kau terluka? Pergelangan kakimu terkilir?

Yeon Seo yang masih kesal menatap tajam Dan dan melarang Dan menyentuh kakinya.

Dan pun bingung, apa?

Yeon Seo : Singkirkan tanganmu, dasar penipu cabul idiot psiko! Kalau kau sentuh aku lagi, kau akan langsung kupecat.

Dan : Ya, aku paham. Aku akan berhati-hati.

Yeon Seo : Kalau paham, keluar. Jangan masuk sebelum kupanggil.


Dan mengerti dan beranjak keluar. Tepat saat itu, ponselnya berdering.

Dan : Ya, Ni Na-ya.

Yeon Seo pun kesal tahu itu telepon dari Ni Na.


Dan menjawab telepon Ni Na diluar. Yeon Seo menyusul Dan dan merebut ponsel Dan.

Yeon Seo : Apa ini? Kenapa menelepon sekretarisku?

Ni Na : Ini Yeon Seo? Begini, Yeon Seo... Aku menelepon Dan karena tak tahu nomormu. Kau bisa keluar sebentar?

Yeon Seo : Aku tak mau.

Ni Na : Aku ingin bertemu denganmu, tapi kau tak mau menemuiku.

Yeon Seo : Ya. Dan tak ada rencana ingin bertemu denganmu. Jadi jangan hubungi sekretarisku.


Yeon Seo menutup teleponnya dan menatap Dan dengan tatapan cemburu.

Yeon Seo : Bagaimana kau bisa kenal? Kalian dekat?

Dan : Aku beberapa kali tak sengaja bertemu dengannya.

Yeon Seo : Kau berkeliaran mendekati wanita. Bertemu beberapa kali lagi, mungkin yang tak terjadi bisa jadi kenyataan.

Yeon Seo mengajak Gureum jalan2.


Dan menyusul Yeon Seo.

Yeon Seo keluar dan kaget melihat Ni Na di depan rumahnya.

Yeon Seo : Kenapa bertingkah menyedihkan di rumahku?

Ni Na pun memberikan Yeon Seo hadiah. Karena Yeon Seo diam saja, Ni Na memberikan hadiahnya ke Dan, lalu membukanya. Isinya sepatu balet.

Ni Na : Ucapan selamat atas kepulihanmu dan dukunganku. Sebenarnya ini tantangan untuk bersaing. Tiga tahun ini aku juga maju pesat. Aku ingin secara resmi bersaing denganmu.

Yeon Seo : Kenapa kau bersikeras? Menyebut ini perang dan persaingan.

Ni Na : Kuharap kau bisa seperti sediakala. Aku baru bisa diakui kalau kau sudah sembuh. Bersiaplah, Yeon Seo. Aku juga akan berjuang.


Ni Na beranjak pergi. Dan tersenyum dan memuji Ni Na orang baik.

Mendengar itu, Yeon Seo kembali menatap galak Dan.

Yeon Seo : Naneun?

Dan yang sadar sudah salah bicara, langsung mengalihkan topik pembicaraan dengan bertanya harus tarok dimana hadiah dari Ni Na.

Yeon Seo : Buang saja.


Di Fantasia, Bu Choi dan dewan direksi sedang membahas Yeon Seo.

Roo Na menjelaskan, setelah konferensi pers kemarin, total 14 artikel menjadi berita teratas dari harian dan surat kabar luring. Lebih dari 200 artikel dirilis daring dalam sehari dan komentar negatif soal Yeon Seo berubah menjadi dukungan.


Bu Choi : Ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Ishikawa Seiji dari Jepang... diam-diam menghubungi kita.

"Orang yang bernilai lebih dari triliunan?" tanya direktur perempuan.

Bu Choi : Sponsor terbesar Balet Bolshoi. Generasi kedua keluarga Jepang Korea, sehingga tertarik dengan balet Korea. Bagi Fantasia... ini peluang untuk dikenal dunia.

"Jadi... kapan kalian akan selesai? Maksudku Dirut Choi dan Ketua Geum. Kapan kalian akan berhenti?" tanya Direktur laki2.

"Apa maksudmu?" tanya Bu Choi.

"Rumornya sudah beredar. Dia minta Fantasia kembali." jawab direktur perempuan.

"Aku tak yakin sebaiknya membahas masalah penting ini dengan orang yang akan segera melepas jabatan." ucap direktur laki2.


Roo Na mau membela sang ibu tapi langsung dihentikan sang ibu.

Bu Choi : Pikirkan saja. Proyek tahunan berubah total... pada saat direktur artistik diganti. Banyak yang harus dilakukan sebelum... Kalau harus... aku bisa melepaskan semua dan pergi besok. Tapi aku tak bisa. Tidak, aku tak mau. Selama tiga tahun terakhir... cinta dan hasrat yang kucurahkan untuk Fantasia... kalian semua mengetahuinya. Kulakukan semua... karena cintaku pada Yeon Seo. Ketika keponakanku muncul kembali dalam kondisi sehat aku ingin mengembalikan teater balet yang solid. Tapi saat ini Yeon Seo tak sehat secara fisik dan pikiran.

"Penari paling tahu kondisi mereka aku pernah mendengarnya. Apa dia mengumumkan tanpa memikirkan hal tersebut?" tanya direktur laki2.

"Kau harus lihat agar percaya? Aku berpikir untuk mempercepat Fantasia's Night. Kalian bisa melihatnya selama acara. Tentu, yang menginginkan dia sembuh total... adakah aku." jawab Bu Choi.


Kang Woo kaget mendengar malam fantasia dimajukan.

Roo Na : Acara sponsor akhir tahun. Bagi beberapa tim, membuat pementasan, mengadakan pesta dan menyapa orang-orang. Kau tahu, kan?

Kang Woo : Aku tahu. Tapi biasanya digelar akhir tahun, setelah pertunjukan besar.

Bu Choi : Karena kau dan Yeon Seo mengundang malapetaka di teater balet, semua jadwal kami jadi kacau. Jadi kalian harus bersiap untuk datang.

Kang Woo : Yeon Seo juga?

Bu Choi : Dia pemilik. Tentu dia harus menyambut tamu. Kita menantikan tamu istimewa dari Jepang. Ishikawa Seiji. Kau tahu, kan?

Kang Woo : Tentu aku tahu. Sponsor besar dalam dunia balet, lelaki tua dengan tangan kotor.

Bu Choi : Semua seni membutuhkan uang. Untuk mengkoreksi ucapanmu, Tn. Seiji terkenal memberi... tak terbilang jumlah uang kotornya... ketika suka yang dilihatnya.


Kang Woo : Membuat para balerina berdiri... di samping sponsor seolah mereka bunga? Aku tak bisa. Aku takkan menyuruh balerinaku melakukannya.

Kang Woo beranjak pergi.


Roo Na kesal.

Roo Na : Dia menyebut mereka balerinaku hanya di saat seperti ini. Dia cuma peduli pada Yeon Seo.

Bu Choi : Dia pemeran utama. Dia memang pemeran utama kita.

Bu Choi lalu tersenyum.


Kang Woo sedang mengawasi balerinanya latihan.


Setelah itu, ia membahas soal persiapan malam Fantasia. Kang Woo berkata, mereka tidak perlu menyuguhkan tarian istimewa. Yang biasa saja, kata Kang Woo.


Ni Na dan si pemeran utama laki2nya mulai latihan.


Namun ketika Ni Na dan pemeran utama laki2nya sampai pada adegan ciuman, Kang Woo teringat ciuman Dan dan Yeon Seo semalam.


Kang Woo pun marah.

Ni Na dan pasangannya bingung.

"Apa ada masalah? Barusan kami sangat selaras." ucap pasangan Ni Na.

Kang Woo terdiam. Tak lama kemudian, ia menyuruh Ni Na memimpin sisa latihan dan beranjak pergi.


Yeon Seo masih latihan. Ia berkali2 terjatuh saat melakukan adegan memutar.


Di kamarnya, Dan memikirkan Yeon Seo sambil menatap nomor kontak Yeon Seo di ponselnya.

Dan : Tulang Rusuk. Ini latihan pertamanya. Kenapa sangat tenang? Waktu itu marah besar seolah akan memakanku. Dia bisa atasi. Iya, kan?


Tiba2, alarm ayam Dan berbunyi. Dan terkejut. Panggilan dari Yeon Seo.

Bersambung ke part 3....

0 Comments:

Post a Comment