• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Watcher Ep 2 Part 1

Sebelumnya...

Episode ini dibuka dengan secuil adegan masa lalu Chi Gwang.

Flashback...


Malam itu, petir menggelegar, ditambah dengan derasnya hujan yang turun.

Seorang pria tiba2 terlihat, padahal hujan lagi deras2nya dan petir lagi kencang2nya. Pria itu tak peduli dan masuk ke telepon umum. Pria itu melakukan panggilan dan menatap ke apartemen yang ada di seberangnya.

Pria itu Do Chi Gwang.

Chi Gwang : Aku tahu kau di situ. Padahal aku memercayaimu, tapi malah banyak yang celaka. Akan kupastikan kau menebus dosamu.

Chi Gwang menutup teleponnya dan beranjak pergi.


Chi Gwang ternyata pergi ke apartemen Young Koon. Ia mengeluarkan pistolnya dan terus berjalan menuju apartemen Young Koon, tapi sampai disana, ia terheran-heran dengan pintu apartemen yang sudah terbuka.


Chi Gwang masuk dan mengarahkan pistolnya ke depan. Tak lama, ia menemukan tubuh ibu Young Koon.

Chi Gwang memeriksanya, ibu Young Koon sudah tewas.


Chi Gwang lalu melirik pintu kamar mandi yang terbuka. Ia pun bergegas memeriksanya sambil terus mengarahkan pistolnya ke depan.

Chi Gwang lantas melihat tirai bathup yang tertutup. Ia menyibak tirainya dan mengarahkan pistol ke depannya. Namun betapa terkejutnya ia melihat sosok di depannya. Sosok anak kecil, Young Koon!

Flashback end...


Kembali ke RS Seyang dimana Tae Joo memberitahu Chi Gwang, Young Koon dan Soo Yeon bahwa Pak Son menculik putra CEO Kim.

Tae Joo : Son Byung Gil berkeras bahwa polisi mendalangi penculikan itu. Kim Cha Hoon, usianya delapan tahun. Periksa saja.

Chi Gwang : Kapan dia menculiknya?

Tae Joo : Tiga hari lalu.

Chi Gwang : Orang tuanya melaporkannya?

Tae Joo : Pak Kim Sang Joon berniat merahasiakannya. Kau pasti paham perasaan orang tua, bukan? Dia tidak mau anaknya terancam karena melibatkan polisi.

Chi Gwang : Apa dia mengatakan lokasi anak itu?

Tae Joo : Belum.

Chi Gwang : Akan kutanyakan.


Chi Gwang mau ke dalam, tapi langsung dihalangi Tae Joo.

Tae Joo : Kau bahkan baru tahu soal penculikan itu. Sebagai pengacaranya, aku harus mendampingi jika dia diinterogasi. Tapi aku perlu memeriksa faktanya dahulu. Pasti akan memakan waktu.

Chi Gwang : Kabari kami setelah tahu faktanya.


Chi Gwang lantas menyuruh Young Koon berjaga. Young Koon protes : Aku bukan pemeriksa.

Chi Gwang pun menatap tajam Young Koon dan langsung menariknya.

Chi Gwang :  Aku menyuruhmu mengawasi, bukan memeriksa mereka.


Chi Gwang lalu memanggil Soo Yeon dan beranjak pergi. Chi Gwang menyuruh Soo Yeon menghubungi forensik dan minta forensik membandingkan darah di mobil Pak Son dengan DNA CEO Kim.

Chi Gwang : Lalu periksa ulang GPS mobil itu.

Soo Yeon bergegas pergi tapi Chi Gwang memanggilnya lagi.


Chi Gwang : Jo Soo Yeon-ssi, apa kata sandi laptopmu?

Soo Yeon : Ulang tahunku, 020...

Chi Gwang sudah melengos pergi sebelum Soo Yeon selesai bicara.

Soo Yeon : Enter...


Young Koon terus menatap Tae Joo. Tae Joo juga menatap Young Koon penuh arti.

Young Koon : Sonsaengnim, bagaimana kau membujuk mereka? Dengan uang atau peringanan hukuman?

Tae Joo : Semacam itu. Kami saling menyebut kemauan kami, lalu bernegosiasi dari situ.


Tae Joo lantas hendak masuk ke kamar Pak Son tapi Young Koon lagi2 menghalanginya.

Jae Sik pun beranjak ke pintu, mau membantu Tae Joo mengusir Young Koon, tapi Young langsung menyuruhnya berhenti dengan isyarat tangan.

Tae Joo : Ada apa?

Young Koon : Beri aku waktu lima menit. Tidak perlu bernegosiasi. Lima menit saja cukup.


Chi Gwang sedang mengawasi CCTV. Ia melihat Young Koon masuk ke kamar Pak Son.

Chi Gwang lantas menenggak kopinya. Setelah itu, ia memasang earphone nya untuk mendengarkan percakapan Young Koon dan Pak Soon, sambil mengudap kue nya.

Pak Son : Karena inilah aku sulit memercayai orang lain.


Young Koon lantas bertanya, dimana anak itu? Apa dia masih hidup?

Pak Son tertawa.

"Kau pikir bisa menemukan dia tanpaku?" jawabnya.

Young Koon marah dan mencengkram Pak Son.

Young Koon berusaha meredam emosinya dan bicara baik2 dengan Pak Son.

Young Koon : Kau ingin Ah Reum hidup sebagai anak pembunuh? Itu bukan ide bagus. Kau lah yang harus menebus dosamu. Jangan hancurkan hidup anak-anak. Di mana dia?


Pak Son pun menarik Young Koon. Dia membisikkan sesuatu ke telinga Young Koon.

Young Koon marah lagi.

Young Koon : Apa yang kau ocehkan!


Tepat saat itu, Tae Joo dan Jae Sik masuk. Tae Joo menyuruh Jae Sik membawa Young Koon keluar. Jae Sik mengerti dan bergegas melaksanakan perintah, tapi Young Koon marah dan mengajak Tae Joo berunding lagi. Tae Joo pun meminta Young Koon menepati janji mereka. Terpaksalah Young Koon keluar.


Setelah Young Koon keluar, Pak Son bertanya, apa begini cara Tae Joo bernegosiasi.

Tae Joo menyuruh Pak Son diam.


Tae Joo pun menyalakan hidden camera detector di ponselnya.

Setelah itu, ia mulai mengarahkan ponselnya ke beberapa lukisan yang tergantung di dinding. Tak lama, ia pun menemukan kamera pengintai yang dipasang Soo Yeon.


Tae Joo melambai ke kamera pengintai Chi Gwang.

Tae Joo : Pak Do, kau mengawasi kami, ya? Matikan kameranya. Jika mau menjadikan ini bukti, perlihatkan juga penyerangan yang baru saja terjadi.


Setelah itu, Tae Joo membuka sesuatu di bawahnya, lalu mulai duduk di kursi.

Ia bilang mau bicara empat mata dengan Pak Son.

Chi Gwang melepaskan earphone nya.


Diluar, Jae Sik menyampaikan pesan Tae Joo pada Young Koon.

Jae Sik : Berkat kau, kami bisa bernegosiasi dengan Son Byung Gil dengan mudah. Terima kasih. Dia memintaku menyampaikan pesan ini. Tunggulah di sini.

Ponsel Young Koon berdering. Telepon dari Chi Gwang yang memintanya datang.


Tae Joo menyalakan sebuah alat dan ia meletakkan alat itu di kasur Pak Son.

Di jempol Tae Joo, tersemat sebuah cincin.

*Sejak awal, sy ngerasa aneh ngeliat Tae Joo make cincinnya di jempol. Apa style dia memang begitu? Atau ada sesuatu di jempolnya yang berusaha dia tutupi?

Tae Joo : Aku tahu kau khawatir keluargamu disakiti. Aku bisa melindungi kalian.


Young Koon menghampiri Chi Gwang. Dan ia sewot saat tahu Chi Gwang sudah memasang kamera pengawas di kamar Pak Son.

Young Koon : Kau menontonnya sejak awal, tapi masih menyuruhku berjaga karena tahu aku akan masuk?

Chi Gwang : Aku menyuruhmu mengawasi, bukan memeriksa. Lagi pula, kau sungguh berharap dia memberimu informasi?

Young Koon : Lalu kenapa aku disuruh berjaga?

Chi Gwang : Karena jika dia buka mulut, itu akan membantu kita.

Young Koon menarik kursi dan duduk disamping Chi Gwang.

Young Koon : Jadi, apa yang mereka bahas?


Chi Gwang mencabut earphone nya dari laptop Soo Yeon. Terdengar bunyi mendenging.

Chi Gwang : Dia memakai antisadap. Bunyinya tidak terdengar oleh telinga, tapi perangkatnya mengeluarkan white noise.

Young Koon : Dia membawa perangkat itu sehari-hari?

Chi Gwang : Dia terkenal suka memakai tipu daya, negosiasi, dan berkomplot dengan kliennya. Setelah mundur sebagai jaksa, dia menghilang. Lalu dia muncul sebagai pengacara kasus pidana. Dia lawan yang memusingkan.

Young Koon : Kenapa?

Chi Gwang : Dia suka merunyamkan masalah. Seolah-olah dia ingin semua orang celaka.

Mereka lalu melihat Tae Joo selesai bernegosiasi dengan Pak Son.

Chi Gwang berdiri dan membaca kartu nama Tae Joo.

Setelah itu dia beranjak pergi.


Tae Joo dan Jae Sik keluar dari kamar Pak Son.

Ponsel Tae Joo berdering, telepon dari Chi Gwang yang menanyakan negosiasinya.

Tae Joo : Ya, dia menunjukkan penyesalan mendalam dan ingin memulangkan anak itu. Tapi ada kendala.

Chi Gwang : Aku sudah menduganya.

Chi Gwang dan Young Koon pun muncul di hadapan Tae Joo.

Chi Gwang tanya, apa kendalanya?


Kembali ke Kepolisian Seyang. Tae Joo dan Chi Gwang menemui Jin Woo.

Jin Woo sedang melihat foto2 Cha Hoon.

Jin Woo : Penculikan terjadi tiga hari lalu dan Son Byung Gil ditangkap kemarin. Apa keselamatan anak itu terjamin? Kau tahu 70 persen anak korban penculikan dibunuh dalam 24 jam, bukan?

Tae Joo : Memang kenapa jika anaknya mati? Kalian batal mencari Cha Hoon?

Jin Woo agak terkejut dengan kata2 Tae Joo.

Jin Woo lalu tanya, apa mereka berdua yakin ini penculikan?


Chi Gwang : Ya. Darah yang ditemukan di mobilnya terbukti darah Cha Hoon. Keluarganya juga membenarkan itu sepatunya.

Jin Woo : Dia tinggal katakan lokasinya. Untuk apa dia ikut?

Tae Joo : Son Byung Gil sakit kanker pankreas. Usianya paling lama tiga bulan lagi. Kasus ini dipicu oleh kecemasannya terhadap keluarganya.

Jin Woo : Maksudmu, kita harus memakluminya?

Tae Joo : Son Byung Gil juga sangat menyesal. Karena itu akhirnya dia ingin Cha Hoon selamat.


Jin Woo : Dia enggan mengungkap polisi yang terlibat kasus ini?

Tae Joo : Dia belum bisa mengungkapnya. Kita selamatkan dahulu anak itu.

Jin Woo : Dia sakit keras, tapi tuntutannya banyak.

Tae Joo : Justru karena itu tuntutannya banyak.

Jin Woo dan Chi Gwang saling melirik.

Tae Joo : Kalian semua juga ingin menyelamatkan Cha Hoon. Keinginanku pun sama. Mari kita anggap anak itu masih hidup dan berusaha semampunya.


Jin Woo mengikuti Chi Gwang ke ruangan Chi Gwang.

Diluar, dia bertemu Soo Yeon dan Young Koon.

Jin Woo pun tanya siapa Young Koon?

Chi Gwang : Petugas Kim Young Goon yang menangkap Son Byung Gil.

Jin Woo : Si penembak, ya. Kenapa kau dibantu polisi yang sedang diusut?

Jin Woo beranjak pergi. Chi Gwang mengikutinya.


Jin Woo : Butuh bantuan dari SWAT?

Chi Gwang : Itu tidak perlu. Kami akan mencari sendiri.

Jin Woo : Jangan sampai kehilangan Son Byung Gil. Jika media tahu kita dipermainkan oleh penculik, habislah kita semua.

Chi Gwang : Ya.

Jin Woo : Apa polisi yang mendalanginya Jang Hae Ryong?

Chi Gwang : Akan kutemukan bukti tegasnya.

Jin Woo : Temukanlah.


Jin Woo hendak pergi tapi kemudian dia teringat pada Tae Joo.

Jin Woo : Mengenai Han Tae Joo...

Chi Gwang : Katanya dia muncul sebagai pengacara tahun lalu, dan kini sudah cukup sukses. Dia hanya menerima perkara pidana. Konon dia hanya menangani kasus yang melibatkan tokoh ternama.

Jin Woo :  Bukan soal itu.

Chi Gwang : Apa?

Jin Woo : Kabarnya kondisinya kacau, tapi dia tampak baik saja. Bahkan lebih baik dari saat menjadi jaksa.

Chi Gwang : Mungkin dia menjalani perawatan kulit.

Jin Woo : Bukan itu maksudku. Rumornya, dia masih menjalani perawatan kejiwaan. Dia takut disentuh oleh orang lain.

Jin Woo beranjak pergi. Chi Gwang terkejut.

Bersambung ke part 2...

*Semakin menarik... Tae Joo menjalani perawatan jiwa? Wae? Tae Joo juga tiba2 berhenti menjadi jaksa dan menjadi pengacara. Ada apa sama Tae Joo?

Different Dreams Ep 37-38 Part 4

Sebelumnya...


Fukuda berusaha membujuk Nam Ok.

Fukuda : Aku Jaksa Fukuda dari Biro Urusan Hukum. Aku datang dengan tangan kosong! Mari kita bicara! Pertama, keluarlah dari sini dengan selamat. Tolong ikut aku.

Nam Ok pun membalasnya dengan tembakan.

Nam Ok : Berhentilah mengatakan omong kosong seperti itu!


Fukuda : Seperti yang mungkin kau sadari, kau sudah dikepung! Kau tidak bisa keluar dari sini sendirian.

Nam Ok : Detektif yang membunuh Jung Im! Bawa keparat itu kemari lebih dahulu.

Fukuda : Kita bisa bicara setelah itu.

Nam Ok kembali menembak ke bawah.

Matsuuda kesal dan langsung membalas Nam Ok.

Matsuuda : Aku di sini, Tikus! Ayo tangkap aku!

Nam Ok : Jatuhkan senjatamu dan naik kemari, Keparat.

Matsuuda ingin menembak Nam Ok lagi, tapi Fukuda menghentikannya.

Fukuda : Berhenti! Mundurlah jika kau berencana melakukan hal yang berbahaya.


Matsuura yang menunggu diluar, memutuskan untuk masuk.

Sementara Won Bong yang menunggu diluar pun berharap Nam Ok menyerah dan keluar hidup2.


Matsuura masuk. Matsuuda melapor kalau Nam Ok masih belum mau menyerah.

Matsuura pun berusaha membujuk Nam Ok.

Matsuura : Aku Inspektur Kepala Matsuura dari Biro Kepolisian. Teman-temanmu sedang diinterogasi di Kantor Polisi Jongno sekarang. Bersikap kooperatiflah dalam penyelidikan. Maka kau akan dihukum sesuai sikapmu, yaitu paling lama beberapa tahun. Jangan sia-siakan hidupmu yang berharga seperti ini. Menyerahlah!

Nam Ok diam saja.

Matsuuda : Kurasa dia kini kehabisan peluru, Pak.

Fukuda pun memutar otaknya, memikirkan cara melindungi Nam Ok.


Matsuura : Aku akan menghitung sampai sepuluh dan naik ke sana. Sebaiknya jatuhkan pistolmu dan menyerah!

Matsuura mulai menghitung. Saat tiba di hitungan keempat, ia mau naik tapi dihalangi Fukuda.

Nam Ok pun kembali menembaki mereka.

Nam Ok : Naiklah jika kau ingin mati! Aku akan menembak kepalamu!


Fukuda : Jika kau menyerah, aku akan membantumu mendapatkan pengurangan hukuman!

Matsuura marah mendengar itu.

Matsuura : Apa maksudmu?

Matsuura lalu menembaki Nam Ok.


Won Bong masih menunggu Nam Ok dengan cemas.

Won Bong : Kumohon jangan mati. Menyerahlah dan keluar. Aku akan menyelamatkanmu, Bodoh!


Nam Ok membuang sisa pelurunya dan mengambil peluru terakhirnya.

Matanya seketika berkaca-kaca melihat tulisan hero di peluru terakhirnya.


Nam Ok pun teringat saat Won Bong mendekatinya saat ia sedang mengukir tulisan hero di peluru itu.

Nam Ok lalu berkata pada Won Bong bahwa peluru itu akan menyelamatkan hidupnya suatu hari nanti.

Flashback end...


Tangis Nam Ok berjatuhan.

Nam Ok : Aku sudah bilang kau akan menyelamatkan hidupku suatu hari nanti.


Matsuura berniat ke atas karena tidak lagi mendengar suara Nam Ok.


Nam Ok teringat kebersamaannya dengan rekan2 seperjuangannya.

Nam Ok : Menyerah pada Kantor Gubernur Joseon berarti mati selamanya, sedangkan kematian karena bunuh diri berarti hidup selamanya. Namun, satu hal yang membuatku sedih yaitu aku tidak akan mati sampai negaraku meraih kemerdekaan. Andai aku bisa melihat wajah kalian semua sekali lagi saja sebelum aku mengakhiri hidupku.


Diluar, Won Bong menunggu Nam Ok dengan cemas.


Nam Ok : Mianata, Hyung.

Dan Nam Ok pun bunuh diri. Ia mengarahkan pistolnya ke dagunya.

Won Bong yang mendengar itu diluar, sontak terkejut.


Di dalam, Fukuda juga terkejut.


Sementara Matsuura tersenyum senang.

*Babik lah si Matsuura ini.... mudah2an endingnya dia ke alam baka...


Tangis Won Bong langsung keluar mendengar suara tembakan. Ia sadar dengan apa yang dilakukan Nam Ok.

Won Bong : Bersorak untuk kemerdekaan Korea.


Fukuda dan Matsuura melihat jasad Nam Ok.

Fukuda menyesalkan kematikan Nam Ok.


Polisi membawa jasad Nam Ok keluar.

Won Bong terpukul melihatnya.


Tak lama, Won Bong melihat Matsuura keluar.

Won Bong mau menembak Matsuura tapi tidak sanggup karena ia sangat terpukul atas kematian Nam Ok.


Malam sesudah kematian Nam Ok, Daiki dan Matsuuda pergi minum2.

Selesai minum2, mereka berpisah dan pergi ke arah berlawanan.

Saat Matsuuda sendiri, Won Bong datang menculiknya.

Won Bong membawa Matsuuda ke sebuah ruangan.

Matsuuda yang baru sadar, terkejut melihat Won Bong.

Matsuuda : Aku melihatmu di Shanghai. Kau anggota Korps Pahlawan, bukan? Apa hanya kau yang tersisa? Yang ditangkap di restoran dan si bodoh yang datang ke stasiun semuanya sudah mati. Tentang wanita yang aku temui di Shanghai, aku membunuhnya.

Won Bong : Kim Nam Ok, kawanku yang tewas di gereja hari ini. Bagaimana dia mati?

Matsuuda : Si bodoh itu bunuh diri. Kami memeriksa senjatanya, dan itu peluru terakhir yang dia punya.


Won Bong : Apa penyelidikan itu dipimpin Inspektur Matsuura?

Matsuuda : Jika aku bekerja sama, kau akan mengampuniku, bukan?

Matsuuda kemudian berdiri dan berusaha menyerang Won Bong tapi Won Bong mencengkramnya dan membantingnya ke dinding.

Won Bong kemudian mendekatinya.

Won Bong : Penyelidikan dipimpin oleh Inspektur Kepala Matsuura, bukan?

Matsuuda : Benar.


Won Bong lantas mencengkram wajah Matsuuda.

Won Bong : Lalu apa yang kalian lakukan terhadap jasadnya?

Matsuuda tersenyum menyeringai.

Matsuuda : Kami membakarnya hingga menjadi abu. Jika kami menguburnya, kalian aktivis kemerdekaan akan berziarah ke tempat itu.

Won Bong : Setahuku, Jaksa Fukuda juga ada di dalam gereja. Apa yang dia lakukan? Apa Jaksa Fukuda terlibat atas kematian rekan-rekanku?

Matsuuda : Jaksa Fukuda menyarankan agar dia menyerah. Sampai saat-saat terakhirnya.


Won Bong lantas memasukkan ujung pistolnya ke mulut Matsuuda.

Barulah si kampret Matsuuda ketakutan dan minta Won Bong tidak membunuhnya.

Won Bong : Paman kami, Majar, Cha Jung Im, dan Kim Nam Ok. Aku akan mengukir empat nama ini di kepalamu selamanya. Kau sebaiknya mengingat mereka bahkan setelah mati.

Won Bong pun meletuskan senjatanya berkali2. Matsuuda tewas seketika.


Tangis Won Bong kembali pecah.

Bersambung....

Next ep, ep terakhir, Young Jin tertembak gaes...