Different Dreams Ep 37-38 Part 3

Sebelumnya...


Wanita itu meninggalkan rumahnya di larut malam.

Saat mau pergi, wanita itu dihentikan anak buah Matsuura.

Wanita sontak tegang. Perlahan2, dia menoleh dan menatap ke arah mereka. Mereka pun akhirnya membiarkan wanita itu pergi.


Fukuda menemui Oda..

Oda : Harus kuakui, insiden Kantor Polisi Jongno sangat membantu kita. Aku khawatir kematian Hiroshi akan menyebabkan masalah di militer. Pepatah lama tidak pernah salah. Suatu insiden paling baik ditutupi dengan insiden lain, bukan?

Oda lalu tanya pada Fukuda, apa Fukuda tidak mau istirahat dulu.

Fukuda : Kurasa aku harus membantu mengingat situasi saat ini.

Oda : Kalau begitu, apa kau akan kembali ke Polisi Rahasia?

Fukuda : Jika Anda mengizinkanku, Pak.

Oda : Bagus!


Oda berdiri. Fukuda ikut berdiri. Oda menjabat tangan Fukuda.

Oda : Aku akan menelepon Kenta untuk memberitahunya, jadi, bergabunglah segera dengan operasi pencarian.

Fukuda : Baik, Pak.

Fukuda lantas mengembangkan senyum yang penuh arti.


Habis menemui Oda, Fukuda menghubungi Young Jin.

Fukuda : Polisi mengepung daerah sekitar Sampantong. Begitu matahari terbit, mereka akan mulai memeriksa semua rumah di daerah tersebut.

Young Jin : Pemimpin Kim sudah pergi. Sepertinya dia pergi mencari Nam Ok.

Fukuda pun menenangkan Young Jin. Ia berkata, akan segera ke lokasi kejadian.


Wanita itu mengambil sesuatu di bawah kendi.

Namun sial, dia dipergokin dua tentara Jepang.

Tentara Jepang berniat memeriksa bungkusan kain putih yang diambil wanita itu dibawah kendi tadi. Tapi syukurlah Won Bong datang tepat waktu dan melumpuhkan dua tentara itu dari belakang.

Wanita itu sontak histeris. Ia fikir Won Bong adalah polisi.

Won Bong : Aku bukan polisi atau detektif. Tolong jangan khawatir.

Won Bong membawa wanita itu pergi.


Won Bong memeriksa bungkusan yang diambil wanita itu dibawah kendi. Wanita itu kaget mengetahui isinya adalah peluru.

Won Bong : Kau tahu dari mana ini ada di dalam kendi?

Wanita itu diam saja.

Won Bong : Di mana temanku yang memintamu untuk melakukan ini?

Wanita itu pun memberitahu Won Bong kalau Nam Ok ada di rumahnya.

Won Bong lantas memasukkan peluru2 itu ke dalam bungkusan dan memberikannya kepada wanita itu.

Won Bong : Jika petugas polisi mencegatmu dan ingin melihat ini, buang saja dan lari. Kau mengerti?


Won Bong lantas berniat pergi tapi wanita itu mengatakan, bahwa saudaranya dulunya pejuang kemerdekaan.

"Aku menentang hal itu dan berusaha keras menghentikannya." ucap wanita itu.

"Di mana dia sekarang?" tanya Won Bong.

"Dia tewas di Penjara Seodaemun." jawab wanita itu.

Wanita itu lantas berjanji pada Won Bong bahwa ia akan memberikan peluru itu pada Nam Ok.

Wanita itu lalu bertanya, apa Won Bong ingin menyampaikan pesan untuk Nam Ok.

Won Bong terharu dan mengucapkan terima kasih.


Wanita itu beranjak pergi. Saat dia berjalan melalui kelompok Daiki, rekan2 Daiki menghentikannya dan ingin melihat bungkusan di tangan wanita itu.

Tapi tepat saat itu, terdengar suara kendi pecah. *Ini pasti ulah Won Bong untuk ngalihin perhatian Daiki cs.

Mendengar suara kendi pecah, Daiki cs pun bergegas memeriksanya.

Wanita itu langsung pergi.


Dan memang benar, Won Bong lah yang memecahkan kendi itu untuk mengalihkan perhatian Daiki cs.


Saat fajar, wanita itu baru menemui Nam Ok dan memberikan peluru itu ke Nam Ok.

Nam Ok berterima kasih.

Wanita itu lalu mengatakan, bahwa ia bertemu dengan pemimpin Nam Ok.

Nam Ok terkejut.

"Dia bilang apa?" tanya Nam Ok.

"Dia bilang dia tidak akan pernah memaafkanmu jika kau mati lebih dahulu." jawab wanita itu.

Nam Ok pun menangis.


Namun sial, suami wanita itu datang dan memergoki mereka.

Suami wanita itu langung menghajar wanita itu.

"Jika mereka tahu dia ada di sini, kita semua akan mati! Dasar wanita sinting!" teriaknya.

Nam Ok menenangkan suami wanita itu dengan berkata akan segera pergi.

Tapi suami wanita itu malah memanggil polisi.

Wanita itu sontak menyuruh Nam Ok lari.


Nam Ok lari. Namun ia sempat tertembak oleh polisi yang mengepungnya. Nam Ok masih bertahan dan balas menembak.

Setelah itu, Nam Ok lari dan menembak setiap anggota polisi yang ditemuinya.

Won Bong yang melihat itu dari kejauhan, langsung membantu Nam Ok dengan menembaki polisi2 itu.

Nam Ok terkejut.


Sadar kalau Won Bong lah yang membantunya, Nam Ok langung lari. Nam Ok berhenti sejenak untuk mengganti pelurunya dan ia berharap Won Bong tidak akan pernah menyusulnya karena tak mau Won Bong terluka.

Pasukan Matsuura memburu Nam Ok.

Won Bong bergegas menyusul Nam Ok.


Nam Ok berlarian di atap rumah warga.

Para polisi menembakinya dari bawah.


Won Bong ikut berlarian di atap, mengejar Nam Ok.


Nam Ok tertembak lagi saat ia turun ke bawah. Peluru yang dibawa Nam Ok berhamburan ke bawah.

Nam Ok balas menembak polisi2 itu dan langsung lari. Polisi lain berdatangan mengejar Nam Ok, tapi langsung dihadiahi peluru oleh Won Bong.


Para polisi semakin beringas memburu Nam Ok.


Nam Ok pun bersembunyi di gereja, namun bodohnya, dia ninggalin jejak darahnya di meja yang penuh lilin di depan gereja.


Tak lama, polisi berhamburan di sekitaran gereja. Matsuura menemukan jejak darah Nam Ok.


Nam Ok yang sembunyi di atap gereja, melongok ke bawah dan melihat pasukan Matsuura sudah mengepungnya.

Matsuura menyuruh rekannya masuk ke dalam.


Pasukan polisi langsung masuk ke dalam.

Sementara polisi lainnya berlarian di atap.

Nam Ok yang mendengar langkah polisi di atap, pun menyiapkan pistolnya.

Ia lalu mengintip keluar dan langsung dihadiahi peluru petugas. Nam Ok membalas, menembaki polisi yang ada di atap.


Dibawah, Matsuura dan Daiki terkejut Nam Ok melakukan pembalasan.


Para polisi tampak menyusul Nam Ok ke atap.

Tak lama kemudian, Nam Ok ditembaki dari bawah. Nam Ok balas menembaki polisi yang dibawah.


Won Bong menyusup diam2 dan berhasil melumpuhkan dua polisi yang berjaga di halaman belakang gereja.

Won Bong lalu melihat Matsuura cs yang mengepung Nam Ok di halaman gereja.


Matsuura : Kim Nam Ok! Kau sudah dikepung! Menyerahlah! Jika kau menyerah, kami tidak akan membunuhmu!

Nam Ok : Tutup mulutmu, Bedebah!

Nam Ok menghadiahi Matsuura tembakan.


Won Bong cemas melihat itu.

Won Bong : Nam Ok, jangan meninggal. Awas kalau kau meninggal.


Won Bong pun kembali ke halaman belakang hanya untuk mengambil senapan dari polisi yang sudah ia lumpuhkan.

Won Bong berlari mencari tempat yang pas untuk menembaki mereka.

Sementara Nam Ok melihat peluru di dalam pistolnya yang hanya tinggal 3.


Won Bong bersiap menembak kerumunan Matsuura tapi tidak jadi karena dia melihat kedatangan Fukuda.


Fukuda : Bagaimana situasinya?

Matsuura : Kurasa dia hampir kehabisan peluru, Pak. Dia kini seperti tikus yang masuk perangkap. Omong-omong, ada apa kau datang kemari?

Fukuda : Aku sudah kembali bekerja. Aku bertemu dengan Direktur Oda.

Matsuura : Tentu, itu bukan urusanku. Tapi aku yang bertanggung jawab di sini.

Fukuda : Bukankah lebih baik menangkapnya hidup-hidup?

Matsuura : Itu...

Fukuda : Aku akan masuk dan melihat.


Matsuura pun menyuruh Matsuuda menemani Fukuda.

Won Bong melihat Fukuda masuk ke dalam.

Bersambung ke part 4....

Ntar Won Bong salah paham kek nya ni ama Fukuda. Yang tahu Fukuda kembali ke tim Matsuura kan cuma Young Jin.

0 Comments:

Post a Comment