• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Watcher Ep 8 Part 3

Sebelumnya...


Hae Ryong baru saja keluar dari sekolah putrinya. Dia menjemput putri kecilnya. Lalu mereka melihat Chan Hee datang.

Hae Ryong : Bisa tunggu ayah di mobil?

"Ayah akan kembali beberapa hari lagi?" tanya putrinya sedih.

"Tidak." jawab Hae Ryong, lalu membawa putrinya ke mobilnya.


Setelah itu, Hae Ryong menghampiri Chan Hee.

Hae Ryong : Sudah kubilang, tunggu aku mengantarnya. Tidak bisa ditunda? Dia tidak menyukaimu. Setiap kau datang, ayahnya tidak kunjung pulang.

Chan Hee tertawa. Chan Hee lantas menunjukkan temuannya soal Jae Sik di ponselnya. Dia menunjukkan daftar buronan polisi.

Chan Hee : Ini hasil penyelidikan yang kau minta. Hong Jae Sik. Mungkin kau melihatnya di situ. Dia lintah darat. Julukannya tenggiling karena dia ahli menagih utang Sejak bebas, dia bekerja untuk Han Tae Joo.

Hae Ryong : Pasti mahal sekali merekrut orang sepertinya. Apa bayarannya tinggi?

Chan Hee : Putranya berada di tahanan anak karena kekerasan khusus. Han Tae Joo menjadi pengacaranya cuma-cuma dan membantu mendapat izin kunjungan dua pekan sekali. Hong Jae Sik bertobat demi anaknya. Hong Jae Sik bersiap masuk sekolah hukum untuk membantu membela anaknya.

Hae Ryong : Tapi hampir mustahil dia lulus. Di tahanan anak, pasti ada pengelolanya. Suruh dia meneleponku.


Young Koon yang baru selesai mandi terdiam melihat ayahnya sudah memasak.

Jae Myung : Aku memasak, sebab makananmu lebih sedikit dari makanan lapas. Kau tidak mencuci penanak nasi karena saluran airnya macet? Kau ingat? Telur kukus. Aku mengajari ibumu...

Jae Myung meralat ucapannya.

Jae Myung : Sebenarnya, yang terpenting pengolahan kaldunya. Nanti kuberi tahu kiatnya jika penasaran.

Young Koon : Berikan saja nasinya.


Jae Myung pun bergegas mengambil dua mangkuk nasi.

Young Koon makan dengan lahap.

Jae Myung : Makanlah dagingnya.

Young Koon : Telur kukus saja.

Sukaaak scene mereka,, tapi sayang, entar Jae Myung terbunuh.. moga ada plot twist, kalo Jae Myung cuma pura2 mati,, dia kerja sama sama Chi Gwang gitu buat ngejebak si polisi korup.... Gk rela kalo Jae Myung dibikin tewas juga.... dan sy juga gk rela kalo Chi Gwang si polisi korup itu...


Jae Myung memanggil Young Koon saat Young Koon sudah mau berangkat. Dia tanya, bagaimana caranya mengecek nomor kontak.

Young Koon memberitahunya.

Young Koon : Beri tahu aku jika mau menyimpan nomor.

Jae Myung : Tidak. Biar aku saja.


Young Koon beranjak ke pintu. Dia terdiam dan menoleh pada ayahnya saat melihat tali sepatunya sudah terikat dengan rapi.

Jae Myung : Aku mempelajari simpul itu dari pelaut yang kutangkap. Jika talinya diikat seperti itu, tidak akan terlepas. Jika terlepas, artinya ada masalah dengan sepatunya. Jadi, perhatikanlah.

Young Koon : Bagaimana cara mengikatnya?


Young Koon keluar dengan ayahnya. Ayahnya tampak membawa kantong sampah. Satpam yang sedang mengecek kotak surat, heran sendiri melihat mereka.


Young Koon : Masuklah. Tidak perlu mengantarku keluar.

Young Koon menoleh ke ayahnya. Dan sang ayah menunjukkan kantong sampah yang dibawanya.

Young Koon : Aku pergi. Selalu angkat teleponmu. Hanya aku yang tahu nomor itu. Cuma akan ada telepon dariku.

Jae Myung : Baiklah. Pasti kuangkat.

Young Koon beranjak pergi. Jae Myung tertawa melihat Young Koon.


Young Koon mampir ke Tae Joo.

Young Koon : Sonsaengnim, 15 tahun lalu, kau yakin Kim Jae Myung pembunuhnya. Kenapa kau berubah pikiran?

Tae Joo : Ada dua bukti penting dalam kasus ibumu.

Young Koon : Kesaksianku dan jaket Kim Jae Myung.

Tae Joo : Benar. Jaket yang Kim Jae Myung pakai untuk bekerja ada di mesin cuci di kamar mandi. Jaket itu terkena darah ibumu. Tapi Kim Jae Myung bilang tidak tahu di mana melepasnya. Ada kemungkinan barang buktinya dipalsukan.

*Omo, sy inget di epi awal, Chi Gwang lah yang memasukkan jaket itu ke mesin cuci... Artinya, Chi Gwang memalsukan barang bukti??

Young Koon : Lalu?

Tae Joo : Kepala Kejaksaan saat itu adalah kepala Kejaksaan Negeri Seyang saat ini. Saat itu aku baru mulai berkarier dan Kepala Kejaksaan memimpin kasusnya. Wakil Komisaris Park adalah kepala divisi inspeksi saat itu. Kupikir mungkin mereka semua terlibat.

Young Koon : Kemungkinannya dua. Antara Kim Jae Myung difitnah atau dia masih beraksi bersama mereka.

Tae Joo : Sudah kubilang ada hal-hal yang sebaiknya tidak diketahui. Kurasa kau pun tidak ingin mengetahui kebenarannya.


Young Koon lantas menunjukkan ponselnya, kalau Si Young menghubunginya.

Young Koon : Aku dihubungi Park Si Young. Dia tidak bisa bersaksi secara resmi, tapi dia mau memberitahukan yang dia tahu.

Tae Joo : Apa imbalan yang dimintanya?

Young Koon : Uang. Aku mencoba menyelesaikan sendiri tapi jumlahnya terlalu besar.

Tae Joo : Kau yakin tidak butuh Pak Do?

Young Koon : Pak Do tidak mengabariku saat menemukan Jang Hyung Koo. Dia menyembunyikan sesuatu terkait kasus Kim Jae Myung. Park Si Young mungkin punya petunjuk.

Tae Joo : Persiapan kita harus matang sebelum menemuinya.

Tae Joo lantas memanggil Jae Sik.

*Klu nya mengarah ke Chi Gwang.... Jgn ampe beneran si Chi Gwang ni pembunuhnya. Atau pembunuhnya Jin Woo? Tapi ngapain Chi Gwang pake malsuin barang bukti?


Jae Myung lagi memasak saat ponselnya berdering. Ia senang Young Koon menelponnya tapi senyumnya langsung hilang pas mendengar suara Jin Woo.

Jin Woo : Bagaimana rasanya bersama putramu? Kau sudah memutuskan? Bawa catatan itu ke kantor Tim Investigasi Korupsi. Hari ini kosong karena tutup.

Jae Myung : Syarat dariku?

Jin Woo : Orang yang kau cari akan mengambil catatannya.

*Wait, Jae Myung ini kan lagi nyari pembunuh istrinya. Dia cuma ngajuin syarat itu. Dan skrng Jin Woo bilang, orang yang Jae Myung cari akan mengambil catatannya. Ntar yg datang Chi Gwang.. Kalo bener Chi Gwang, ini jebakan Jin Woo atau emang Chi Gwang pelakunya?


Jae Myung membuka kulkas dan mengambil bungkusan hitam dari sana.

Lalu ia duduk di sofa dan menyingkap serbet yang menutupi pistolnya.


Setelah itu, Jae Myung meletakkan pistolnya di meja dan menghubungi Young Koon.

Kemudian, dia mengambil pistolnya dan beranjak pergi.

Entah isi plastik itu pistol atau catatan suap, gk dilihatin gaes... dan apakah dia jadi menghubungi Young Koon, juga gak dilihatin.


Jae Sik sedang mengerjakan soal hukum ketika Hae Ryong datang. Hae Ryong pura2 mencari Tae Joo.

Jae Sik : Dia sedang keluar.

Hae Ryong : Seharusnya aku menelepon lebih dahulu.

Hae Ryong duduk di depan Jae Sik. Jae Sik beranjak dari mejanya dan mendekati Hae Ryong.

Hae Ryong : Kurasa dia masih lama. Datang lain kali saja.


Hae Ryong memberikan ponselnya pada Jae Sik, menunjukkan foto putra Jae Sik dengan wajah lebam2.

Hae Ryong :  Sepertinya dia dirisak di tahanan. Kau juga berandalan saat remaja. Pasti tahu anak-anak bisa senakal apa.


Jae Sik marah dan mencengkram Hae Ryong.

Hae Ryong : Setelah tua, kau menyesal dan menganggap anakmu kacau karena salahmu. Kau bekerja seperti ini demi melindungi anakmu, tapi bukankah tidak adil jika anakmu terluka karena sifat keras kepalamu?

Jae Sik : Aku tidak akan mengkhianati Bu Han.

Hae Ryong : Jangan khawatir. Aku tidak sebodoh itu sampai mencelakai pengacara. Di mana Han Tae Joo?

Terpaksalah Jae Sik memberitahunya.


 Tae Joo dan Young Koon ada di apotik temannya Jae Sik.

Tae Joo : Hong Jae Sik merekomendasikan tempat ini.

"Aku tahu. Tapi dia polisi..."

"Aku sedang tidak bertugas."


Si apoteker pun langsung menurunkan tirai pintunya dan mengambilkan mereka sebuah koper.

"Ini sulit dipakai orang bodoh." ucapnya.

"Kau menjual obat dan koper? Kau pasti pintar." jawab Young Koon.

"Bagaimana kau bisa kenal Jae Sik?" tanya pria itu.

"Dia stafku." jawab Tae Joo.

"Kau yang membayarkan pajak?" tanya pria itu lagi.


Tae Joo lantas memberi pria itu uang. Pria itu senang.

"Jumlahnya sudah kulebihkan. Tidak masalah membukanya, tapi hati-hati menutupnya. Dalam lima detik, ada tegangan listrik 30.000 volt. Aku tidak tanggung jawab jika kalian terluka."

"Harus hati-hati setelah ditutup?" tanya Young Koon.

"Benar."

Young Koon pun mengambil kopernya dan bergegas pergi bersama Tae Joo.


Young Koon : Tapi bagaimana jika Park Si Young mati karena serangan jantung saat kita tanyai?

Tae Joo : Dia tidak akan mati.

Young Koon : Mungkin dia terserang hiperlipidemia atau hipertensi.

Tae Joo : Uangnya bisa dibawa kabur. Kita harus berhati-hati. Jika dia menutup koper sebelum negosiasi usai, itu salah dia.

Keduanya bergegas pergi dari Apotik Seil.

Bersambung ke part 4...

Watcher Ep 8 Part 2

Sebelumnya...

Watcher Ep 8

"Dua gula dan tanpa krim, ya? Karena dahulu aku selalu menyeduhkanmu kopi, kini aku masih ingat." ucap Jin Woo sembari menyeduhkan kopi untuk Jae Myung.

Lalu Jin Woo beranjak ke meja dan meletakkan dua cangkir kopi disana.

Jin Woo : Padahal dahulu kau populer. Lihat sekarang. Hidup memang sulit diprediksi.

Jae Myung : Situasinya bisa berbalik. Katanya mayat Hyung Koo ditemukan.

Jae Myung meminum kopinya.

Jin Woo : Ya. Mayat yang masih berpakaian dan jarinya utuh hanya Hyung Koo. Aneh, bukan? Apa karena dia juga polisi? Kau dekat dengan Park Si Young, bukan? Kalian pernah satu tim. Tim Investigasi Korupsi curiga kau dan Park Si Young bersekongkol.

Jae Myung : Bukan kau?

Jin Woo : Konon manusia bisa berubah. Kau berubah drastis setelah bebas dari lapas.

Jae Myung meletakkan cangkir kopinya.

Watcher Ep 8

Jae Myung : Akan kuserahkan catatannya. Tapi dengan satu syarat.

Jin Woo : Semua tuntutanmu sudah kupenuhi. Masih ada lagi?

Jae Myung : Pembunuh istriku.

Jin Woo kaget mendengar permintaan Jae Myung.

Jin Woo : Butuh cermin? Kau pembunuhnya.

Jae Myung : Ini juga akan menguntungkanmu. Aku yakin situasinya juga kini merugikanmu. Katanya ada mayat-mayat lain selain Hyung Koo. Pembunuhnya jadi ketagihan membunuh, bukan? Pembunuh yang memotong jari para kriminal. Bahkan rumornya tersebar sampai lapas. Bisa ada masalah besar jika sampai bocor. Kau harus mencegahnya. Selama pembunuhnya masih berkeliaran, percuma saja menangkap Park Si Young. Aku akan bertanggung jawab dan menyudahi ini.

Jin Woo : Bukankah tanggung jawab dilakukan oleh yang terlibat?

Jae Myung : Polisi yang dipenjara secara tidak adil selama 15 tahun menangkap pembunuh berantai setelah dibebaskan secara bersyarat. Terkesan menarik, bukan? Kau bisa membentuk LSM hingga terjun ke politik. Aku akan melindungimu seperti dahulu. Tahun ini kau pensiun.

Jin Woo : Aku tidak paham maksudmu.

Watcher Ep 8

Jae Myung lantas berdiri.

Jae Myung : Selain itu, aku cuma pakai satu gula dadu.

Watcher Ep 8

Jae Myung beranjak keluar. Tapi belum membuka pintu, pintunya sudah dibuka duluan oleh Bu Yeom. Bu Yeom kaget melihat Jae Myung.

Bu Yeom : Kau, Kim Jae Myung Sunbaenim?

Bu Yeom mengulurkan tangannya dan memperkenalkan dirinya. Jae Myung diam saja.

Bu Yeom : Entah kau ingat atau tidak. Aku pernah ikut kuliah khusus olah TKP saat masih di Akpol.

Jae Myung : Ya, aku ingat. Dahulu suaramu lantang dan selalu duduk di depan. Aku memberimu nilai A, bukan?

Bu Yeom : Bukan, nilai B... Bahkan malah nilai C plus. Kehadiran dan nilai ujianku bagus. Entah kenapa kau memberikan nilai itu.

Jae Myung : Pasti ada masalah lain.

Watcher Ep 8

Bu Yeom mendekati Jin Woo.

Bu Yeom : Wakil Komisaris Park. Seharusnya kau mengabariku jika ada senior berkunjung.

Jin Woo : Dia sekadar mampir.

Jae Myung : Kami kawan lama.

Bu Yeom memberikan ponselnya ke Jin Woo dan menyuruh Jin Woo memfoto mereka.

Jae Myung menghela nafas dan beranjak menuju Bu Yeom.

Watcher Ep 8Watcher Ep 8

Bu Yeom merapikan jas Jae Myung.

"Aku bisa membayar lebih mahal daripada Wakil Komisaris Park." bisiknya.

Bu Yeom menjabat tangan Jae Myung dan Jin Woo mulai memfoto mereka.


Di lobi, Jae Myung bertemu Tae Joo. Jae Myung kesal melihat Tae Joo belum pergi.


Lalu, Jae Myung dan Tae Joo bicara di taman.

Jae Myung : Kenapa kau menjadikan Young Koon polisi?

Tae Joo : Dia menjadi polisi karena mengikuti ujiannya.

Jae Myung : Terlepas dari hasil ujiannya, mustahil dia bisa menjadi polisi. Catatan kriminal keluarga pelamar diperiksa secara tidak resmi. Jika ada catatan hitam, pelamar diberi nilai wawancara yang rendah agar gagal. Kau pasti tahu soal ini.

Tae Joo : Aku pernah kuliah di Akademi Kepolisian.  Memang putus di pertengahan, tapi aku punya teman di sana. Aku meminta bantuan mereka.

Jae Myung : Kenapa?

Tae Joo : Sebab itu impian Young Koon. Young Koon menjadi polisi karena khawatir salah menilai. Bukan karena ingin berbeda dari ayahnya atau ingin menangkap para polisi korup. Dia ingin tahu faktanya. Tapi dia malah ragu saat ada kesempatan. Jika ternyata salah menilai, berarti dia anak yang menghancurkan ayahnya.

Jae Myung : Kabarnya kau sudah lama menjalani terapi kejiwaan. Sekalian saja menjadi dokter.

Tae Joo : Apa pun hasilnya nanti, dia harus menemukan sendiri jawabannya. Dia harus tahu seperti apa ayahnya dan apakah dia benar atau salah. Itu harus dia lakukan agar lepas dari masa lalunya.

Jae Myung : Aku tidak mencemaskan Young Koon. Dia menjadi orang dewasa yang matang.

Tae Joo : Kau ingin bebas untuk melindungi Young Koon, bukan?

Jae Myung : Aku orang yang egois. Anakku sudah besar dan aku sudah lama dipenjara. Aku harus menangkap pelaku yang menghancurkan hidupku.

Tae Joo : Do Chi Gwang. Pernah curiga dia pembunuhnya?

Jae Myung : Kita lihat saja nanti.


Jae Myung lantas minta dipinjamin ponsel. Ia mengaku, mau menghubungi Song Yi.

Jae Myung : Aku ikut bersalah atas kematian kakaknya.

Tae Joo : Mau nomornya juga?

Jae Myung : Jangan ponselmu. Aku mau meminjam ponsel teman yang tepercaya itu. Aku dipantau ketat. Jangan sampai menambah kesalahpahaman.

Tae Joo pun memanggil Jae Sik.


Jin Woo melihat foto Bu Yeom dan Jae Myung di akun IG Bu Yeom. Hae Ryong menemuinya, melaporkan soal Jae Myung.

Hae Ryong : Timku bilang dia pergi dengan setelan rapi.

Jin Woo : Apa ada celah waktu?


Hae Ryong : Dia langsung menuju rumah abu. Pengemudi taksinya bilang dia hanya memandang keluar selama perjalanan.

Jin Woo : Di mana dia?

Hae Ryong : Dia bicara dengan Han Tae Joo di depan, lalu pulang. Dia menemui orang-orang yang terkait kasus 15 tahun lalu. Tidak apakah membiarkannya?

Jin Woo : Berhenti saja. Berhenti mengikutinya.

Hae Ryong : Bukankah kau mencari catatan itu?

Jin Woo : Biar kutangani. Usut saja pembunuhan itu dengan Komisaris Yeom.

Hae Ryong : Kabarnya mayat Hyung Koo ditemukan. Bolehkah kupanggil dan kuselidiki orang-orang terkait?

Jin Woo : Tidak usah. Yang tewas polisi. Itu tugas Chi Gwang. Limpahkan ke Tim Investigasi Korupsi.

Hae Ryong mengerti dan langsung pergi.


*Yg ngincer catatan suap itu Chi Gwang, Hae Ryong, Bu Yeom dan Jin Woo.. Sampai saat ini sy masih berusaha mempercayai Chi Gwang. Karena misi Chi Gwang sejak awal kn nangkap polisi korup.. kalo yg lain, mereka lebih kelihatan cemas, mungkin nama mereka ada disana.. Tapi bisa juga nama Chi Gwang juga tercantum disana..

Hae Ryong keluar dari ruangan Jin Woo. Diluar, Chan Hee sudah menunggunya. Mereka langsung pergi. Hae Ryong minta Chan Hee berhenti mengikuti Jae Myung.

Hae Ryong : Ingat asisten Han Tae Joo? Yang berwajah galak itu? Periksa identitasnya. Aku yakin pernah melihatnya.


Young Koon mengunjungi ibunya. Petugas sedang membukakan kaca lemari tempat abu ibunya disimpan.

Setelah petugas pergi, Young Koon melihat sebuket bunga kecil. Ia lalu mengambil bunga itu dan melihat kotak kecil berisi sepasang cincin diatasnya.

Young Koon membuka kotak itu dan melihat cincin pernikahan ayah ibunya.


Lalu ia membuka surat kecil yang juga terselip di bunga itu.

"Terima kasih karena selalu mendampingiku." isi surat itu.


Setelah itu, Young Koon mengambil foto ibunya.

Ia menatap foto ibunya sejenak, lalu meletakkan kembali foto itu di dalam dan beranjak pergi.


Kemudian kamera menyoroti foto itu. Young Koon akhirnya memutuskan mempercayai ayahnya gaes... Terlihat dari foto itu. Di foto itu, ternyata bukan foto ibunya sendiri tapi foto keluarganya. Foto ia bersama ayah ibunya yang sengaja ia lipat, hingga hanya menampilkan foto ibunya saja dan ia bingkai. Kini, foto itu ia buka kembali.


Tae Joo dan Jae Sik menuju ruangan tim Chi Gwang. Dalam perjalanan kesana, Tae Joo tanya, apa benar Jae Myung menghubungi Song Yi.

Jae Sik : Ya, mereka bertelepon sekitar lima menit. Tapi benarkah tujuannya meminta maaf?

Tae Joo : Mungkin. Atau mungkin dia berniat mengalihkan perhatianku. Pantau Baek Song Yi.

Jae Sik : Apa? Katamu itu untuk mengalihkan perhatian?

Tae Joo : Jangan percaya orang lain.


Soo Yeon keluar dari ruangannya dan bertemu Tae Joo di depan. Tae Joo menanyakan Chi Gwang.

Soo Yeon : Sepertinya Pak Do sedang tidak enak badan.

Tae Joo : Tidak apa. Aku juga.

Tae Joo beranjak masuk ke dalam.

Soo Yeon : Dia dingin sekali.


"Ternyata kau sering menemui Kim Jae Myung, ya? Kau mengancamnya untuk membantu investigasimu." ucap Tae Joo sambil beranjak ke meja Young Koon.

Tae Joo bersender di meja Young Koon dan menatap curiga Chi Gwang.

Chi Gwang : Kau pasti juga curiga pembunuhnya tidak sendiri. Ada dalang lain. Ada polisi yang mengatur para preman dan dia membunuh yang membangkangnya. Dari mayat- mayat yang dikubur itu, kurasa dimulai sejak 15 tahun lalu.

Tae Joo : Tepat saat Kim Jae Myung mulai diselidiki.

Chi Gwang : Ya, sekitar itu.


Kamera menyoroti mejanya Soo Yeon.


Satpam memanggil Young Koon yang baru pulang.

"Kulihat ada yang datang ke rumahmu tadi. Siapa itu? Dia membersihkan lantai, jendela, dan bahkan menjemur semua selimutmu."

"Dia kenalanku." jawab Young Koon.

"Bukan kerabatmu? Kukira kerabatmu. Wajah kalian mirip. Kata wanita tua di lantai enam pernah ada pembunuhan di rumahmu. Katanya pelakunya mirip dia! Astaga, menakutkan sekali."

Lalu kemudian, si satpam menyesal sudah mengatakan itu karena takut harga rumahnya Young Koon jadi turun.

"Kejadiannya pasti jauh sebelum kau tinggal di sini. Beritanya masuk koran juga." ucapnya lagi.

"Aku agak mengantuk. Aku masuk dahulu." jawab Young Koon.

"Maaf, ya. Aku tidak bermaksud mengganggumu."

*Sy penasaran kenapa mejanya Soo Yeon disorot ya... jd mikir pelakunya pacarnya Soo Yeon...


Sampai di depan pintu apartemennya, dia melihat selimutnya yang dijemur di balkon.

Dia pun menghela nafas dan membawa selimutnya masuk dengan wajah kesal.


Sampai di dalam, dia melihat ayahnya tidur lantai, hanya memakai singlet.

Dia lantas mendekati ayahnya. Sang ayah nampak ketakutan dalam tidurnya.


Young Koon menendang kaki ayahnya.

Sontak, sang ayah bangun dan langsung mendorongnya, serta mencekik nya.

Young Koon : Kau sedang apa?

Jae Myung : Kebiasaan. Di lapas, bahaya mengancam saat kita tidur.

Jae Myung mengulurkan tangannya, tapi Young Koon bangun sendiri tanpa menerima uluran tangan Jae Myung.


Young Koon : Kuakui, kamu memang gigih. Sampai menunggu 15 tahun. Jika rumah ini kujual, kau akan dituntut karena masuk tanpa izin.


Young Koon beranjak ke dapur. Dia membuka kulkas dan melihat kulkasnya sudah penuh dengan makanan. Young Koon kesal dan mengambil sebotol air.


Young Koon juga melihat dapurnya sudah bersih.


Ada beras dan sayuran juga di meja.

Young Koon :  Ke mana saja tadi?

Jae Myung : Aku tersesat karena daerah ini sudah berubah.

Young Koon : Apa yang kau sembunyikan di ventilasi?

Jae Myung : Hadiah ulang tahun pernikahan. Sehari setelah kejadian itu.

Young Koon : Kau menyembunyikannya?


Jae Myung : Ibumu jeli. Dia pasti bisa menyadarinya, jadi, kusembunyikan di sana. Aku mengeceknya, ternyata masih ada. Jadi, kukembalikan.

Young Koon : Kenapa ponselmu ditinggal?

Jae Myung : Di depan ibumu, aku tidak mau membohongimu.


Young Koon lantas masuk ke kamarnya dan membawa selimut yang dicuci ayahnya tadi. Setelah itu, ia keluar lagi dan melemparkan selimut lain ke kursi.

Young Koon : Di sini aman, tidurlah yang nyenyak.

Young Koon beranjak ke pintu.


Jae Myung : Kuharap kau bisa melupakan semuanya dan memulai lembaran baru. Tidak kusangka itu menghambatmu.

Young Koon beranjak keluar tanpa mengatakan apapun lagi.

Jae Myung : Akan kupecahkan kasus ini.


Young Koon berdiri di balkonnya. Kekesalan tampak di wajahnya. Tak lama kemudian, nomor tak dikenal kembali menghubunginya.

Young Koon : Ini Park Si Young? Aku tidak punya uang. Turunkan jumlahnya.


Chi Gwang ke pusat transportasi Seyang dan menemui supir yang mengantarkan Jae Myung tadi.

"Siapa kau?"

Chi Gwang pun menunjukkan tanda pengenalnya.

"Mau menanyakan soal pria yang tadi pagi? Aku mengantarkannya ke rumah abu."

"Sudah kuperiksa di Pusat Lalu Lintas. Kau berputar-putar di daerah itu cukup lama lalu mendekat saat Kim Jae Myung muncul. Padahal dia tidak memanggil taksi. Kau pernah satu lapas dengan Kim Jae Myung?"

"Aku menunggunya. Dia sudah banyak membantuku di lapas. Tugasku hanya mengantarkan benda. Jika itu ilegal, jelas tidak kubantu."


Chi Gwang menunjukkan foto Sang Do.

"Ya, dia orangnya. Dia memberiku kotak dan tugasku menyerahkannya."

"Apa isi kotak itu?"

"Aku tidak tahu. Langsung kuberikan kepadanya. Jae Myung itu orang baik. Tapi dia juga menakutkan. Paham maksudku?"

"Nanti kita bicara di kantor polisi."

"Aku melihat dia membukanya. Isinya kecil sekali. Bisa digenggam satu tangan."

Flashback....


Pria itu memberikan kotak ke Jae Myung. Dia melihat Jae Myung membukanya, lalu menggenggam isi di dalam kotak itu dan memasukkannya ke dalam saku.

Flashback end...


Chi Gwang ingat saat menggeledah Jae Myung tadi, Jae Myung mengepalkan tangannya.

Bersambung ke part 3...