Watcher Ep 8 Part 2

Sebelumnya...

Watcher Ep 8

"Dua gula dan tanpa krim, ya? Karena dahulu aku selalu menyeduhkanmu kopi, kini aku masih ingat." ucap Jin Woo sembari menyeduhkan kopi untuk Jae Myung.

Lalu Jin Woo beranjak ke meja dan meletakkan dua cangkir kopi disana.

Jin Woo : Padahal dahulu kau populer. Lihat sekarang. Hidup memang sulit diprediksi.

Jae Myung : Situasinya bisa berbalik. Katanya mayat Hyung Koo ditemukan.

Jae Myung meminum kopinya.

Jin Woo : Ya. Mayat yang masih berpakaian dan jarinya utuh hanya Hyung Koo. Aneh, bukan? Apa karena dia juga polisi? Kau dekat dengan Park Si Young, bukan? Kalian pernah satu tim. Tim Investigasi Korupsi curiga kau dan Park Si Young bersekongkol.

Jae Myung : Bukan kau?

Jin Woo : Konon manusia bisa berubah. Kau berubah drastis setelah bebas dari lapas.

Jae Myung meletakkan cangkir kopinya.

Watcher Ep 8

Jae Myung : Akan kuserahkan catatannya. Tapi dengan satu syarat.

Jin Woo : Semua tuntutanmu sudah kupenuhi. Masih ada lagi?

Jae Myung : Pembunuh istriku.

Jin Woo kaget mendengar permintaan Jae Myung.

Jin Woo : Butuh cermin? Kau pembunuhnya.

Jae Myung : Ini juga akan menguntungkanmu. Aku yakin situasinya juga kini merugikanmu. Katanya ada mayat-mayat lain selain Hyung Koo. Pembunuhnya jadi ketagihan membunuh, bukan? Pembunuh yang memotong jari para kriminal. Bahkan rumornya tersebar sampai lapas. Bisa ada masalah besar jika sampai bocor. Kau harus mencegahnya. Selama pembunuhnya masih berkeliaran, percuma saja menangkap Park Si Young. Aku akan bertanggung jawab dan menyudahi ini.

Jin Woo : Bukankah tanggung jawab dilakukan oleh yang terlibat?

Jae Myung : Polisi yang dipenjara secara tidak adil selama 15 tahun menangkap pembunuh berantai setelah dibebaskan secara bersyarat. Terkesan menarik, bukan? Kau bisa membentuk LSM hingga terjun ke politik. Aku akan melindungimu seperti dahulu. Tahun ini kau pensiun.

Jin Woo : Aku tidak paham maksudmu.

Watcher Ep 8

Jae Myung lantas berdiri.

Jae Myung : Selain itu, aku cuma pakai satu gula dadu.

Watcher Ep 8

Jae Myung beranjak keluar. Tapi belum membuka pintu, pintunya sudah dibuka duluan oleh Bu Yeom. Bu Yeom kaget melihat Jae Myung.

Bu Yeom : Kau, Kim Jae Myung Sunbaenim?

Bu Yeom mengulurkan tangannya dan memperkenalkan dirinya. Jae Myung diam saja.

Bu Yeom : Entah kau ingat atau tidak. Aku pernah ikut kuliah khusus olah TKP saat masih di Akpol.

Jae Myung : Ya, aku ingat. Dahulu suaramu lantang dan selalu duduk di depan. Aku memberimu nilai A, bukan?

Bu Yeom : Bukan, nilai B... Bahkan malah nilai C plus. Kehadiran dan nilai ujianku bagus. Entah kenapa kau memberikan nilai itu.

Jae Myung : Pasti ada masalah lain.

Watcher Ep 8

Bu Yeom mendekati Jin Woo.

Bu Yeom : Wakil Komisaris Park. Seharusnya kau mengabariku jika ada senior berkunjung.

Jin Woo : Dia sekadar mampir.

Jae Myung : Kami kawan lama.

Bu Yeom memberikan ponselnya ke Jin Woo dan menyuruh Jin Woo memfoto mereka.

Jae Myung menghela nafas dan beranjak menuju Bu Yeom.

Watcher Ep 8Watcher Ep 8

Bu Yeom merapikan jas Jae Myung.

"Aku bisa membayar lebih mahal daripada Wakil Komisaris Park." bisiknya.

Bu Yeom menjabat tangan Jae Myung dan Jin Woo mulai memfoto mereka.


Di lobi, Jae Myung bertemu Tae Joo. Jae Myung kesal melihat Tae Joo belum pergi.


Lalu, Jae Myung dan Tae Joo bicara di taman.

Jae Myung : Kenapa kau menjadikan Young Koon polisi?

Tae Joo : Dia menjadi polisi karena mengikuti ujiannya.

Jae Myung : Terlepas dari hasil ujiannya, mustahil dia bisa menjadi polisi. Catatan kriminal keluarga pelamar diperiksa secara tidak resmi. Jika ada catatan hitam, pelamar diberi nilai wawancara yang rendah agar gagal. Kau pasti tahu soal ini.

Tae Joo : Aku pernah kuliah di Akademi Kepolisian.  Memang putus di pertengahan, tapi aku punya teman di sana. Aku meminta bantuan mereka.

Jae Myung : Kenapa?

Tae Joo : Sebab itu impian Young Koon. Young Koon menjadi polisi karena khawatir salah menilai. Bukan karena ingin berbeda dari ayahnya atau ingin menangkap para polisi korup. Dia ingin tahu faktanya. Tapi dia malah ragu saat ada kesempatan. Jika ternyata salah menilai, berarti dia anak yang menghancurkan ayahnya.

Jae Myung : Kabarnya kau sudah lama menjalani terapi kejiwaan. Sekalian saja menjadi dokter.

Tae Joo : Apa pun hasilnya nanti, dia harus menemukan sendiri jawabannya. Dia harus tahu seperti apa ayahnya dan apakah dia benar atau salah. Itu harus dia lakukan agar lepas dari masa lalunya.

Jae Myung : Aku tidak mencemaskan Young Koon. Dia menjadi orang dewasa yang matang.

Tae Joo : Kau ingin bebas untuk melindungi Young Koon, bukan?

Jae Myung : Aku orang yang egois. Anakku sudah besar dan aku sudah lama dipenjara. Aku harus menangkap pelaku yang menghancurkan hidupku.

Tae Joo : Do Chi Gwang. Pernah curiga dia pembunuhnya?

Jae Myung : Kita lihat saja nanti.


Jae Myung lantas minta dipinjamin ponsel. Ia mengaku, mau menghubungi Song Yi.

Jae Myung : Aku ikut bersalah atas kematian kakaknya.

Tae Joo : Mau nomornya juga?

Jae Myung : Jangan ponselmu. Aku mau meminjam ponsel teman yang tepercaya itu. Aku dipantau ketat. Jangan sampai menambah kesalahpahaman.

Tae Joo pun memanggil Jae Sik.


Jin Woo melihat foto Bu Yeom dan Jae Myung di akun IG Bu Yeom. Hae Ryong menemuinya, melaporkan soal Jae Myung.

Hae Ryong : Timku bilang dia pergi dengan setelan rapi.

Jin Woo : Apa ada celah waktu?


Hae Ryong : Dia langsung menuju rumah abu. Pengemudi taksinya bilang dia hanya memandang keluar selama perjalanan.

Jin Woo : Di mana dia?

Hae Ryong : Dia bicara dengan Han Tae Joo di depan, lalu pulang. Dia menemui orang-orang yang terkait kasus 15 tahun lalu. Tidak apakah membiarkannya?

Jin Woo : Berhenti saja. Berhenti mengikutinya.

Hae Ryong : Bukankah kau mencari catatan itu?

Jin Woo : Biar kutangani. Usut saja pembunuhan itu dengan Komisaris Yeom.

Hae Ryong : Kabarnya mayat Hyung Koo ditemukan. Bolehkah kupanggil dan kuselidiki orang-orang terkait?

Jin Woo : Tidak usah. Yang tewas polisi. Itu tugas Chi Gwang. Limpahkan ke Tim Investigasi Korupsi.

Hae Ryong mengerti dan langsung pergi.


*Yg ngincer catatan suap itu Chi Gwang, Hae Ryong, Bu Yeom dan Jin Woo.. Sampai saat ini sy masih berusaha mempercayai Chi Gwang. Karena misi Chi Gwang sejak awal kn nangkap polisi korup.. kalo yg lain, mereka lebih kelihatan cemas, mungkin nama mereka ada disana.. Tapi bisa juga nama Chi Gwang juga tercantum disana..

Hae Ryong keluar dari ruangan Jin Woo. Diluar, Chan Hee sudah menunggunya. Mereka langsung pergi. Hae Ryong minta Chan Hee berhenti mengikuti Jae Myung.

Hae Ryong : Ingat asisten Han Tae Joo? Yang berwajah galak itu? Periksa identitasnya. Aku yakin pernah melihatnya.


Young Koon mengunjungi ibunya. Petugas sedang membukakan kaca lemari tempat abu ibunya disimpan.

Setelah petugas pergi, Young Koon melihat sebuket bunga kecil. Ia lalu mengambil bunga itu dan melihat kotak kecil berisi sepasang cincin diatasnya.

Young Koon membuka kotak itu dan melihat cincin pernikahan ayah ibunya.


Lalu ia membuka surat kecil yang juga terselip di bunga itu.

"Terima kasih karena selalu mendampingiku." isi surat itu.


Setelah itu, Young Koon mengambil foto ibunya.

Ia menatap foto ibunya sejenak, lalu meletakkan kembali foto itu di dalam dan beranjak pergi.


Kemudian kamera menyoroti foto itu. Young Koon akhirnya memutuskan mempercayai ayahnya gaes... Terlihat dari foto itu. Di foto itu, ternyata bukan foto ibunya sendiri tapi foto keluarganya. Foto ia bersama ayah ibunya yang sengaja ia lipat, hingga hanya menampilkan foto ibunya saja dan ia bingkai. Kini, foto itu ia buka kembali.


Tae Joo dan Jae Sik menuju ruangan tim Chi Gwang. Dalam perjalanan kesana, Tae Joo tanya, apa benar Jae Myung menghubungi Song Yi.

Jae Sik : Ya, mereka bertelepon sekitar lima menit. Tapi benarkah tujuannya meminta maaf?

Tae Joo : Mungkin. Atau mungkin dia berniat mengalihkan perhatianku. Pantau Baek Song Yi.

Jae Sik : Apa? Katamu itu untuk mengalihkan perhatian?

Tae Joo : Jangan percaya orang lain.


Soo Yeon keluar dari ruangannya dan bertemu Tae Joo di depan. Tae Joo menanyakan Chi Gwang.

Soo Yeon : Sepertinya Pak Do sedang tidak enak badan.

Tae Joo : Tidak apa. Aku juga.

Tae Joo beranjak masuk ke dalam.

Soo Yeon : Dia dingin sekali.


"Ternyata kau sering menemui Kim Jae Myung, ya? Kau mengancamnya untuk membantu investigasimu." ucap Tae Joo sambil beranjak ke meja Young Koon.

Tae Joo bersender di meja Young Koon dan menatap curiga Chi Gwang.

Chi Gwang : Kau pasti juga curiga pembunuhnya tidak sendiri. Ada dalang lain. Ada polisi yang mengatur para preman dan dia membunuh yang membangkangnya. Dari mayat- mayat yang dikubur itu, kurasa dimulai sejak 15 tahun lalu.

Tae Joo : Tepat saat Kim Jae Myung mulai diselidiki.

Chi Gwang : Ya, sekitar itu.


Kamera menyoroti mejanya Soo Yeon.


Satpam memanggil Young Koon yang baru pulang.

"Kulihat ada yang datang ke rumahmu tadi. Siapa itu? Dia membersihkan lantai, jendela, dan bahkan menjemur semua selimutmu."

"Dia kenalanku." jawab Young Koon.

"Bukan kerabatmu? Kukira kerabatmu. Wajah kalian mirip. Kata wanita tua di lantai enam pernah ada pembunuhan di rumahmu. Katanya pelakunya mirip dia! Astaga, menakutkan sekali."

Lalu kemudian, si satpam menyesal sudah mengatakan itu karena takut harga rumahnya Young Koon jadi turun.

"Kejadiannya pasti jauh sebelum kau tinggal di sini. Beritanya masuk koran juga." ucapnya lagi.

"Aku agak mengantuk. Aku masuk dahulu." jawab Young Koon.

"Maaf, ya. Aku tidak bermaksud mengganggumu."

*Sy penasaran kenapa mejanya Soo Yeon disorot ya... jd mikir pelakunya pacarnya Soo Yeon...


Sampai di depan pintu apartemennya, dia melihat selimutnya yang dijemur di balkon.

Dia pun menghela nafas dan membawa selimutnya masuk dengan wajah kesal.


Sampai di dalam, dia melihat ayahnya tidur lantai, hanya memakai singlet.

Dia lantas mendekati ayahnya. Sang ayah nampak ketakutan dalam tidurnya.


Young Koon menendang kaki ayahnya.

Sontak, sang ayah bangun dan langsung mendorongnya, serta mencekik nya.

Young Koon : Kau sedang apa?

Jae Myung : Kebiasaan. Di lapas, bahaya mengancam saat kita tidur.

Jae Myung mengulurkan tangannya, tapi Young Koon bangun sendiri tanpa menerima uluran tangan Jae Myung.


Young Koon : Kuakui, kamu memang gigih. Sampai menunggu 15 tahun. Jika rumah ini kujual, kau akan dituntut karena masuk tanpa izin.


Young Koon beranjak ke dapur. Dia membuka kulkas dan melihat kulkasnya sudah penuh dengan makanan. Young Koon kesal dan mengambil sebotol air.


Young Koon juga melihat dapurnya sudah bersih.


Ada beras dan sayuran juga di meja.

Young Koon :  Ke mana saja tadi?

Jae Myung : Aku tersesat karena daerah ini sudah berubah.

Young Koon : Apa yang kau sembunyikan di ventilasi?

Jae Myung : Hadiah ulang tahun pernikahan. Sehari setelah kejadian itu.

Young Koon : Kau menyembunyikannya?


Jae Myung : Ibumu jeli. Dia pasti bisa menyadarinya, jadi, kusembunyikan di sana. Aku mengeceknya, ternyata masih ada. Jadi, kukembalikan.

Young Koon : Kenapa ponselmu ditinggal?

Jae Myung : Di depan ibumu, aku tidak mau membohongimu.


Young Koon lantas masuk ke kamarnya dan membawa selimut yang dicuci ayahnya tadi. Setelah itu, ia keluar lagi dan melemparkan selimut lain ke kursi.

Young Koon : Di sini aman, tidurlah yang nyenyak.

Young Koon beranjak ke pintu.


Jae Myung : Kuharap kau bisa melupakan semuanya dan memulai lembaran baru. Tidak kusangka itu menghambatmu.

Young Koon beranjak keluar tanpa mengatakan apapun lagi.

Jae Myung : Akan kupecahkan kasus ini.


Young Koon berdiri di balkonnya. Kekesalan tampak di wajahnya. Tak lama kemudian, nomor tak dikenal kembali menghubunginya.

Young Koon : Ini Park Si Young? Aku tidak punya uang. Turunkan jumlahnya.


Chi Gwang ke pusat transportasi Seyang dan menemui supir yang mengantarkan Jae Myung tadi.

"Siapa kau?"

Chi Gwang pun menunjukkan tanda pengenalnya.

"Mau menanyakan soal pria yang tadi pagi? Aku mengantarkannya ke rumah abu."

"Sudah kuperiksa di Pusat Lalu Lintas. Kau berputar-putar di daerah itu cukup lama lalu mendekat saat Kim Jae Myung muncul. Padahal dia tidak memanggil taksi. Kau pernah satu lapas dengan Kim Jae Myung?"

"Aku menunggunya. Dia sudah banyak membantuku di lapas. Tugasku hanya mengantarkan benda. Jika itu ilegal, jelas tidak kubantu."


Chi Gwang menunjukkan foto Sang Do.

"Ya, dia orangnya. Dia memberiku kotak dan tugasku menyerahkannya."

"Apa isi kotak itu?"

"Aku tidak tahu. Langsung kuberikan kepadanya. Jae Myung itu orang baik. Tapi dia juga menakutkan. Paham maksudku?"

"Nanti kita bicara di kantor polisi."

"Aku melihat dia membukanya. Isinya kecil sekali. Bisa digenggam satu tangan."

Flashback....


Pria itu memberikan kotak ke Jae Myung. Dia melihat Jae Myung membukanya, lalu menggenggam isi di dalam kotak itu dan memasukkannya ke dalam saku.

Flashback end...


Chi Gwang ingat saat menggeledah Jae Myung tadi, Jae Myung mengepalkan tangannya.

Bersambung ke part 3...

0 Comments:

Post a Comment