• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Dan, Only Love Ep 8 Part 2

Sebelumnya...


Dan pergi ke pantai, mungkin pantai tempat ia dan Yeon Seo ketemu dulu pas kecil.


Sementara Hoo cemas. Ia takut Dan tidak bisa mengatasi perasaannya.


Yeon Seo berdiri di depan gedung Fantasia, menatap gedung Fantasia. Tak lama kemudian, Kang Woo datang.

Kang Woo : Bisakah aku mengatakan "akhirnya"? Kita bisa berdiri bersebelahan dan menghadapi Fantasia.

Yeon Seo : Akhirnya.

Kang Woo : Ya.

Yeon Seo : Kupikir hari ini tidak akan tiba.

Kang Woo : Selamat atas kembalimu secara resmi.

Yeon Seo : Terima kasih, secara resmi.


Yeon Seo tiba di ruang ganti dan mendengar ocehan teman2nya yang curiga bahwa audisi Giselle hanyalah kamuflase.

Yeon Seo kemudian masuk. Mereka yang bergosip tadi langsung diam begitu melihat Yeon Seo.

"Kau punya ruang ganti pribadi." ucap salah satu dari mereka.

"Aku tidak akan memakainya. Kita masih harus ikut audisi. Aku tidak mengharapkan perlakuan khusus." jawab Yeon Seo.


Mereka lantas menuduh Yeon Seo ingin merebut loker mereka dan mulai melindungi loker mereka.

Yeon Seo celingukan mencari loker yang nganggur. Tak lama, ia menemukan loker tak bertuan. Yeon Seo membukanya, alat2 kebersihan langsung jatuh keluar.

Yeon Seo kemudian menatap teman2nya dan memutuskan memakai loker itu. Ia juga mengucapkan terima kasih karena teman2nya sudah mau kembali dan meminta kerjasama mereka.


Yeon Seo lalu mulai membereskan lokernya. Ni Na menatapnya dengan iba.

*Pada dasarnya, Ni Na ini baik. Cuma karena dia minder dan gak pengen jadi 'bayangan' Yeon Seo lagi, makanya dia ketus ke Yeon Seo.


Di ruang latihan, para penari masih saja memusuhi Yeon Seo. Salah satu dari mereka mengambil matras yang mau di duduki Yeon Seo.

Penari lain tertawa melihatnya.

Yeon Seo menyabarkan diri. Dia akhirnya memutuskan latihan tanpa menggunakan matras.


Kang Woo masuk. Ia menyuruh para penari melakukan pemanasan dengan benar sebelum memulai latihan.

Kang Woo lantas melirik ke Yeon Seo. Ia mengangguk pada Yeon Seo. Yeon Seo balas mengangguk.

Melihat itu, para penari langsung menatap curiga pada Yeon Seo. Dan Ni Na melihat mereka dengan tatapan cemburu.


Bu Choi dan Roo Na tiba2 datang. Kang Woo tanya, mereka mau apa.

Bu Choi : Sebelum kalian mulai berlatih untuk "Giselle", aku ingin menemui para penari yang bertubuh lentur. Rehatnya menyenangkan? Bagaimanapun, kalian tidak bersalah. Aku memihak kalian. Kalian tahu itu, bukan? Karena itu, direktur asosiasi kita akan memberi pengumuman penting.

Roo Na : Demi kebaikan kalian. Audisi untuk memilih pemimpin dalam "Giselle" akan berlangsung selama dua pekan di teater utama. Staf artistik seperti direktur umum dan direktur asosiasi akan menilai kalian. Selain itu, Direktur Artistik Ji Kang Woo tidak akan menjadi juri.

Kang Woo sewot, apa maksudmu? Aku tidak bisa memilih pemimpin pertunjukan yang kuarahkan?

Bu Choi : Seperti yang kau tahu, kau tidak mampu bersikap adil.


Bu Choi menatap Yeon Seo.

Bu Choi : Kau menginginkan audisi yang setara dan adil. Kau keberatan, Lee Yeon Seo?

Yeon Seo terdiam.


Kang Woo akhirnya setuju tidak ikut ambil bagian dalam penilaian. Tapi denga syarat, kalau Bu Choi juga tidak ikut ambil bagian dalam penilaian. Kang Woo bilang, Bu Choi juga tidak bisa bersikap adil. Kang Woo lalu menyarankan agar mereka membiarkan para penari yang menjadi juri.

Bu Choi : Audisi macam apa yang membiarkan para penari saling menilai?

Kang Woo : Kenapa tidak? Ini transparan dan adil. Semua penari bisa memilih. Kau bilang memihak mereka.


Sontak para penari senang mendengarnya. Sudah dipastikan, mereka akan memilih Ni Na dan tidak akan memilih Yeon Seo yang mereka benci.


Bu Choi menatap kesal Kang Woo. Lalu ia menatap Roo Na, minta pendapat Roo Na. Roo Na mengangguk, tanda setuju.

Bu Choi : Baiklah. Ini akan menjadi audisi yang menarik. Ini pasti akan tercatat dalam sejarah Fantasia.


Bu Choi dan Roo Na beranjak pergi. Kang Woo mengejar mereka.

Kang Woo : Jangan mengumumkan hal semacam itu tanpa membahasnya lebih dahulu denganku.

Bu Choi : Kau dan Yeon Seo yang diam-diam bersiasat terhadap aku. Fantasia bukanlah toserba yang bisa kau temukan di pasar. Dialah yang menyarankan audisi tanpa membahasnya denganku.

Kang Woo : Dia meyakinkan para penari dengan cara yang paling logis. Apa ada masalah? Atau kau ingin terjadi masalah?

Roo Na : Jaga ucapanmu. Karena kau bersikeras tidak mau mendengarkan kami, konferensi pers dan Malam Fantasi benar-benar kacau. Kau sudah lupa? Direktur Umum Choi harus bersusah payah membereskan kekacauan itu.

Bu Choi : Direktur Asosiasi Geum, cukup.

Kang Woo : Entahlah. Sebenarnya, aku hanya ingat dia memperburuk situasi dan memojokkan Yeon Seo. Aku akan memercayaimu sedikit lagi karena kami berdua memiliki tujuan yang sama. Nantikan pertunjukan itu.

Kang Woo beranjak pergi.


Bu Choi tanya rencana Roo Na.

Rroo Na : Sepopuler apa pun dia, dia hanya direktur artistik. Aku tidak tahan dengan sikapnya kepada kita.

Roo Na beranjak pergi.


Yeon Seo dan teman2nya melakukan pemanasan. Saat melakukan pemanasan, Yeon Seo lagi dibully oleh dua penari yang ada di depan dan di belakangnya. Mereka mendorong Yeon Seo kesana kemari. Kang Woo melihat itu. Dia kesal, tapi diam saja karena tak mau menyulitkan Yeon Seo.


Usai melakukan pemanasan, Kang Woo pun mulai memberitahu darimana cerita Giselle akan mereka mulai.

Kang Woo : Babak Satu, kita akan memulai dari pertemuan yang tidak disengaja antara Giselle si Gadis Desa dan Adipati Albrecht....


Yeon Seo tidak mendengarkan Kang Woo dan mengingat setiap momennya bersama Dan.

Terdengar narasi Yeon Seo : Saat saling mengenali, mereka jatuh cinta. Seperti itulah sejak awal.


Dan sendiri duduk di bus. Terdengar narasi Dan : Perasaannya sangat intens hingga mereka ingin menyebutnya takdir.

Lalu kita mendengar narasi Kang Woo : Namun, saat mengetahui identitas asli pria itu, Giselle meninggal karena serangan jantung dengan rasa pengkhianatan.

Terdengar kembali narasi Dan : Meski begitu, mereka saling mencintai bahkan dalam kematian.


Narasi Yeon Seo : Lalu mereka bertemu lagi. Bagaikan takdir.


Kang Woo yang merasa Yeon Seo tidak mendengarnya, menegur Yeon Seo dan meminta Yeon Seo mengulangi perkataannya. Yeon Seo diam saja dan melirik teman2nya. Teman2nya sontak membuang muka darinya.


Ni Na : Aku belum pernah mendengar "Giselle" saat dia mengalami akhir tragis. Dia dikenal sebagai simbol pengampunan.

Kang Woo : Inti ceritanya, dia menyelamatkan Albrecht bahkan dalam maut. Aku tidak mungkin memulai proyek ini andai ceritanya mudah ditebak. Untuk apa dia memaafkan pria yang menipu dia dan meembuatnya meninggal?


Yeon Seo : Cerita itu terlalu kuno. Dalam Babak Dua "Giselle" kita, roh Giselle akan membunuh pria yang membuat dia meninggal. Saat mereka menari berdua di dunia kematian abadi, pertunjukan berakhir. Bagus. Pria itu menipu Giselle, tapi Giselle bertindak bodoh hingga akhir. Aku tidak suka bagian itu. Aku suka akhir ceritanya.

Kang Woo puas mendengar jawaban Yeon Seo, lalu ia berkata mereka akan mulai dari adegan dasar.


Di jalan, orang suruhan Roo Na mengambil tas Kwang Il.

Kwang Il kaget dan berteriak tapi percuma.


Di kafe, Bu Jung menunggu Kwang Il. Karena Kwang Il tak kunjung datang, Bu Jung menghubungi Kwang Il, tapi tak lama dia melihat Kwang Il sudah berdiri di depan kafe.


Bu Jung menyusul Kwang Il tapi Kwang Il nya malah mencoba kabur.

Bu Jung menangkap Kwang Il. Kwang Il : Maafkan aku. Bu Jung memasang wajah heran.


Kwang Il lalu menarik Bu Jung ke tempat lain.

Bu Jung : Jadi, orang itu mengambil tas berisi semua bukti yang kau kumpulkan selama ini? Kau ingin aku percaya?

Kwang Il : Aku sungguh menyesal.

Bu Jung : Bagaimana dengan cadangannya? Kau pasti menyimpan berkas aslinya di tempat lain.

Kwang Il : Seseorang pasti mengawasiku. Mereka tidak akan melepasku.

Kwang Il pun bergegas pergi.


Pria itu memberikan isi tas Kwang Il pada Roo Na. Isinya, dokumen surat pernyataan.

Roo Na : Sekarang dia tidak akan berani.

"Aku akan mengawasi dia." jawab pria itu.

Roo Na :  Saat terjadi gempa bumi dan tanah bergetar, menutupi kepalamu dan bersembunyi di bawah meja adalah tindakan yang tepat. Tetap saja, dia seharusnya tetap di bawah meja Dengan begitu dia tidak perlu menghadapi bahaya.

Pria itu lalu pergi.


Dan yang tidak tahu harus kemana, pergi Sanatorium. Dia menjenguk Mi Ok.

Wanita yang menjaga Mi Ok pun berkata tidak percaya Dan akan datang lagi.

Dan : Aku ingin bertemu dengannya untuk yang terakhir. Aku mungkin akan pergi jauh.

"Kau baik sekali. Aku memang hendak meneleponmu. Situasi tempo hari sibuk. Aku bisa berterima kasih dengan pantas. Andai bukan karenamu, situasinya pasti mengerikan. Kau tahu Pak Kim Soo? Kurasa mungkin dia sudah meninggal, tapi kami tidak bisa menemukan jasad atau jejak. Kau melihat sesuatu pada hari itu?"

Dan : Dia mungkin pergi ke tempat yang jauh.

"Begitukah? Dia juga mendadak kembali setahun lalu."

Dan kaget, Bukan 30 tahun lalu?


Dan ingat saat memasak dengan Noel ketika dia dan Yeon Seo masih menjadi sukaralewan disana.

Dan : Anda pasti sering melakukan ini. Anda hebat.

Noel : Saat melihat Mi Ok menyantap makanan lezat dan mengunyah dengan mulut kecilnya, aku merasa sangat senang. Aku bisa membayangkannya. Mencintai seseorang seumur hidupmu. Tidak butuh waktu lama agar menjadi cinta sejati. Kau cukup memberinya cinta yang sepadan dengan cinta selama 1.000 tahun.

Flashback end....


Mesin pendeteksi detak jantung berbunyi nyaring. Wanita itu langsung memanggil dokter.

Dan memegang tangan Mi Ok yang masih menggenggam saputangan Noel.

Dan pun teringat kata2 Yeon Seo ke Mi Ok saat itu.

Yeon Seo : Anda bisa baik-baik saja meski buta. Aku akan membantu Anda.


Dokter lalu datang memeriksa Mi Ok.

Dan terdiam menatap saputangan itu.

Bersambung ke part 3....

Dan, Only Love Ep 8 Part 1

Sebelumnya..


Yeon Seo berjalan di taman rumahnya sambil celingukan mencari Dan.

Tak lama, terdengar suara Dan memanggil namanya.

Yeon Seo menoleh dan menemukan Dan berdiri di depannya. Dan melambaikan satu tangannya ke Yeon Seo sembari tersenyum. Tangan satunya lagi memegang balon.

Yeon Seo tersenyum pada Dan.


Dan dan Yeon Seo duduk di bangku taman.

"Ini mimpi, bukan?" tanya Yeon Seo.

"Ya." jawab Dan.

"Kalau begitu, dalam mimpi ini, mari berfoto hingga kita menua. Lihat ke depan." ucap Yeon Seo, lalu mengarahkan wajah Dan ke kamera.

"Potretlah." ucap Yeon Seo lagi pada Dan. Dan pun mengarahkan remotenya ke kamera dan mulai menekan tombolnya.


Dan dan Yeon Seo juga berfoto dalam balutan busana pengantin.


Setelah itu, mereka mengambi foto dengan dandanan kakek nenek.


Mereka kemudian berciuman.


Tepat saat itu, Yeon Seo terbangun.

Yeon Seo pun mencoba tidur lagi agar mimpinya berlanjut, tapi ia tak bisa tidur lagi. Ia pun jadi kesal dan bangun dari tidurnya.

"Seharusnya aku tidur sebentar lagi." ucapnya menyesal. Lalu tiba2, ia tersadar.

"Ada apa denganku? Lee Yeon Seo, kau pasti sudah gila." ucapnya.


Yeon Seo sudah mandi dan sedang memasak sekarang. Ia mengikuti catatan yang ada di resep dan membuat sandwich.

Yeon Seo : Aku memasak lagi karena masih ada sisa bahan. Aku tidak bisa membuangnya. Dia akan tahu, bukan?

Lalu, Yeon Seo membawa dua piring sandwich itu ke meja makan.


Tak lama kemudian, Dan datang. Yeon Seo mengajak Dan sarapan. Ia bilang, masakanna lebih baik dari yang tadi malam. Dan memasang wajah serius dan mengajak Yeon Seo bicara. Ia bilang mau mengatakan sesuatu yang penting.

Yeon Seo bingung, ada apa?

Dan : Aku ingin mengundurkan diri. Aku ingin pindah dari sini.


Dan lantas beranjak keluar dari ruang makan. Yeon Seo mengejarnya, minta penjelasan.

Dan : Terima kasih atas segalanya.

Yeon Seo : Kenapa? Kau harus punya alasan. Kenapa mendadak melakukan ini? Ini tidak masuk akal. Kau bilang tidak akan meninggalkanku sendirian apa pun keputusan dan tindakanku. Kau tidak suka melihatku menderita. Semua itu bohong? Kau berubah pikiran secepat itu? Kenapa menjauh? Apa yang kau takuti?

Dan menjawab dalam hati.

Dan : Nae maeumi, neon maeumi.

Dan lalu berkata, kalau Yeon Seo tidak sendirian. Yeon Seo punya Bu Jung dan Kang Woo jadi Yeon Seo akan baik2 saja tanpanya.

Yeon Seo :  Aku mendengarmu! Kau bilang menyukaiku. Kau bilang, "Bagaimana bisa aku tidak menyukaimu?"


Flashback... saat Dan mengakui perasaannya malam itu. Ia fikir Yeon Seo benar2 sudah tertidur. Setelah mengatakan perasaannya, ia keluar dari kamar Yeon Seo dan memadamkan lampu. Setelah Dan keluar, Yeon Seo membuka matanya. Ya, ia mendengar pengakuan Dan.

Flashback end...


Yeon Seo : Kenapa kau tidak bisa menyukaiku? Aku bukan masalah besar. Kau manusia dan aku pun manusia. Kupikir kau akan memberanikan diri. Aku berusaha tidak merengek atau bersikap tidak sabar. Meski kau bilang tidak menyukaiku, tindakan terlihat lebih nyata daripada ucapan. Kau selalu...


Yeon Seo mengingat saat Dan mabuk dan mengajaknya menari. Ia juga ingat kata2 Dan saat itu yang mengatakan ia cantik saat menari.


Lalu ia ingat sikap Dan kepadanya setelah muncul di depan wartawan untuk yang pertama kalinya, mengumumkan kembalinya.


Yeon Seo juga ingat saat Dan menguatkannya setelah ia rapat dengan dewan asosiasi.


Yeon Seo : Sikapmu hangat kepadaku.

Mata Yeon Seo mulai berkaca-kaca.

Dan : Aku menyukaimu? Ya, aku menyukaimu. Tapi bagiku, itu salah. Seperti mencari udara segar. Kau tahu berapa lamakah selamanya itu? Dibandingkan selamanya, ini hanya satu atau dua bulan. Bahkan tidak layak disebutkan.

Yeon Seo : Lantas, kenapa kau bilang ini sulit bagimu? Kamu bilang ini sulit karena tidak bisa menyukaiku, tapi kau menyukaiku.

Dan : Lupakan. Saat itu aku mabuk. Ucapanku saat mabuk tidak ada artinya.

Yeon Seo : Apa?

Dan : Aku bertugas membantumu bergerak, tapi kau sudah bisa berjalan dan bahkan menari. Sekarang kau  sudah tidak membutuhkanku.

Yeon Seo : Kau  sudah selesai?

Dan : Ya.


Bu Jung datang dan terheran-heran melihat Yeon Seo marah2.

Yeon Seo : Selama ini kau tidak berguna. Aku pasti mengalami delusi. Baik, berhentilah. Selagi membahasnya, kemasi barangmu dan pergi sekarang juga!

Dan pamit dan segera pergi.


Bu Jung minta penjelasan Yeon Seo.

Yeon Seo : Terima pengunduran dirinya dan biarkan dia pergi. Hitung jumlah jam kerjanya dan berikan gajinya, termasuk jam lemburnya. Pastikan kita tidak berutang apa pun agar aku tidak perlu bertemu lagi dengannya!

Setelah Dan pergi, Yeon Seo pun masuk ke dalam.


Bu Jung memarahi Dan yang sedang membereskan pakaiannya. Bu Jung juga mengeluarkan kembali pakaian2 yang dimasukkan Dan ke dalam tas.

Bu Jung : Apa yang terjadi di antara kalian? Kalian bahkan tidak berpacaran, tapi bertengkar secara berkala. Ini kali kedua di kamar ini.

Dan pun berkata, kalau kali ini dia tidak akan kembali.

Bu Jung merentangkan kedua tangannya, menghalangi Dan pergi.

Bu Jung : Kau boleh berhenti, tapi serahkan tugasmu. Dalam kontrak tertulis kau harus melapor sebulan sebelum berhenti serta memastikan kau menyerahkan tugas kepada penggantimu.

Dan : Nona menyuruhku pergi sekarang juga.

Bu Jung : Sejak kapan kau menuruti perintahnya?


Di dapur, Yeon Seo membuang sandwichnya ke tempat sampah. Dia kemudian menangis.

Setelah itu, ia keluar dari dapur dan bertemu Dan dan Bu Jung diluar. Yeon Seo menatap kesal Dan, lalu naik ke atas. Dan mau mengejar Yeon Seo tapi dilarang Bu Jung.


Di rumahnya, Kang Woo teringat kata2 Dan saat ia melabrak Dan berkata, bahwa Dan dan Yeon Seo ada di dunia yang berbeda.

Dan : Aku sangat memahami itu.

Kang Woo tersenyum sinis.


Ia lalu berdiri dan menghubungi Dan. Ia yakin, Dan tidak akan bisa berbohong. Begitu dijawab, Kang Woo langsung mengajaknya ketemuan Kang Woo pun kaget yang menjawabnya Bu Jung, bukan Dan.

Bu Jung : Dan mengundurkan diri. Ponsel, radio panggil, dan semua pemberian kami dikembalikan.

Kang Woo : Hari ini? Begitu saja?

Bu Jung : Mereka bertengkar dan membahas pemecatan kemudian kembali, tapi sepertinya kali ini sungguhan. Dia bergegas pergi tanpa menyerahkan tanggung jawabnya, seakan-akan sedang dikejar. Entah apa yang terjadi di antara mereka.


Usai bicara dengan Bu Jung, Kang Woo bicara sendiri. Bicara sinis soal Dan.

Kang Woo : Dia membahas kebahagiaan dan bersikap seolah akan selalu ada. Lalu dia berhenti?

Kang Woo lalu memakan cokelatnya dan menghela nafas.

*Si Kang Woo ini maunya apa sih? Kemaren2 dia yg ngotot nyuruh Dan ngilang dari hidupnya Yeon Seo. Sekarang, Dan benar2 pergi dia sewot juga.


Dan pergi ke gerejanya. Tapi dia hanya berdiri diluar. Tak lama, ia beranjak pergi.

Hoo melihat Dan dari atap.

Hoo : Dikatakan bahwa api akan membakar hutan dan menjadi kobaran api yang menelan gunung. Kau harus berlindung hingga api padam.


Lalu kemudian, Hoo melihat kedatangan Kang Woo. Tak mau Kang Woo dan Dan bertemu, Hoo pun bergegas mengalihkan perhatian Kang Woo. Ia menjentikkan jarinya, lalu menghilang dari atap seketika dan muncul di belakang Kang Woo yang lagi berjalan menuju gereja.

Hoo : Halo, Saudaraku. Kau kembali...

Kang Woo menoleh.

Hoo : Kau datang saat malam dan pagi hari. Kau pasti sangat taat atau kau dipenuhi oleh kecemasan?

Dan melintas di belakang Kang Woo dan pergi. Hoo melihat Kang Woo pergi.

Kang Woo : Pendeta tidak boleh bicara seperti peramal. Aku mencari seseorang. Kim Dan. Di mana dia?

Hoo : Aku tidak tahu.

Kang Woo berbalik dan beranjak menuju gereja.

Hoo : Tung... tunggu. Saudaraku.

Hoo bergegas mengikuti Kang Woo.


Kang Woo membuka pintu gereja, tapi tidak menemukan Dan disana. Lalu dia masuk ke ruangan lain dan tetap tidak menemukan Dan juga. Ia pun kesal.

Hoo datang.

Hoo : Kenapa kau tidak percaya? Dan tidak ada di sini. Saat dipengaruhi oleh keraguan, kau tidak percaya pasta kedelai terbuat dari kedelai. Orang yang terlalu ragu hanya bisa merasa tidak bahagia.

Kang Woo : Ya. Meragukan dan menebak. Melelahkan. Aku ingin semuanya jelas.

Hoo : Kalau begitu, aku berdoa agar imanmu segera dipulihkan.

Hoo pun pamit dan berbalik.

Kang Woo : Ya. Itulah sebabnya aku akan tetap kuat dan memeriksa.


Kang Woo mengambil tempat lilin dan berniat memukul Hoo, tapi tempat lilin itu seketika berubah menjadi setangkai bunga.

Hoo berbalik dan mengambil bunga itu.

Hoo : Aku akan menerima hadiahmu ini.

Kang Woo : Aku benar. Sudah kuduga kau bukan pendeta biasa. Di toko, gereja, di mana saja. Kau sibuk menjaga malaikat juniormu. Apa yang kalian lakukan kepada Lee Yeon Seo?

Hoo : Manusia biasa tidak bisa mengatasinya.


Kang Woo mencengkram tangan Hoo.

Hoo : Kau merasa lebih spesial. Kau meremehkan manusia yang kesulitan dan memanipulasi mereka dengan jentikan jarimu. Itu membuatmu merasa menjadi dewa mahatahu dan mahakuasa. Kau keliru.


Kang Woo melepas cengkramannya.

Hoo : Kenapa kau tidak terkejut? Saat menghadapi makhluk dunia lain, manusia gemetar ketakutan dan tidak bisa melakukan kontak mata. Bukannya gemetar ketakutan, kau justru marah.

Kang Woo : Kenapa? Tanyakan kepada dewa remehmu alasan aku seperti ini. Selain itu, entah Yeon Seo atau Kim Dan, jika Dia ingin kembali menggagalkan rencanaku, beri tahu Dia untuk sadar juga.

Kang Woo beranjak pergi.


Hoo menghela nafas menatap kepergian Kang Woo. Ia bergumam, kalau Kang Woo bukan manusia biasa.

Bersambung ke part 2....