Dan, Only Love Ep 8 Part 3

Sebelumnya...


Adegan dibuka dengan Dan yang sedang bicara dengan 'Tuhannya'.

Dan : Sepertinya aku tersesat. Seakan-akan aku berada di jalan buntu. Ke mana pun pergi, aku melihat dia. Ke mana aku harus pergi?

Hoo datang dan meminta Dan tetap disana.

Dan yang masih kesal, beranjak keluar.

Hoo menyusul Dan.


Hoo : Hei, Dan. Di sini sungguh menyenangkan. Kau bisa bekerja sukarela di sini selama beberapa hari...

Dan : Jangan bicara denganku. Aku tidak ingin bicara denganmu.

Hoo : Lancang sekali. Bagaimana kau bisa kemari?


Dan menatap tajam Hoo.

Dan : Penghakiman tanpa belas kasihan akan ditunjukkan kepada siapa pun yang belum berbelaskasihan." Kau mungkin bisa memukulku. Andai ancaman, itu sangat efektif. Aku takut dan melarikan diri seperti pengecut.

Hoo : Tindakanmu tepat. Itu hal terbaik yang kau lakukan sejak mendapatkan misi. Dirimu sendiri adalah penghalang dalam misimu. Kau bilang akan mengerjakan laporanmu yang menumpuk. Betapa hebatnya ini? Inilah saatnya.

Dan : Tunggu saja laporan ini. Aku akan menyebutkan kekejaman dan kekerasanmu secara detail.

Hoo : Sesekali bekerja akan menyenangkan. Jauhi si Berisik dan bersembunyilah untuk sementara. Selain itu, jauhi Ji Kang Woo.

Dan : Baiklah. Berhenti mengomel dan pergilah. Jika kau bicara lagi, aku mungkin benar-benar ingin membalas.

Dan beranjak pergi.


Bu Choi masuk ke kamar Roo Na saat Roo Na tidak ada. Ia menggeledah kamar Roo Na.

Tepat saat ia membuka laci Roo Na yang berisi surat pernyataan Kwang Il, Roo Na masuk. Bu Choi pun pura2 mencari pita pengukur.

Roo Na membuka laci atasnya dan memberikan pita pengukur. Setelah mendapatkan pita pengukur itu, Bu Choi bergegas pergi tapi dia balik lagi hanya untuk mengajak Roo Na minum.

Setelah ibunya pergi, Roo Na menutup laci tempat ia menyimpan surat pernyataan itu.


Roo Na lalu pergi ke ruang makan dan minum2 dengan ibunya.

Bu Choi : Kau tidak pernah merepotkan bahkan saat masih kecil. Ibu sangat berterima kasih. Mengursuskan Ni Na belajar balet dan mengelola Fantasia menjauhkan ibu darimu.

Roo Na : Aku tidak pernah keberatan. Aku suka betapa Ibu tampak hebat dalam pekerjaan Ibu.

Bu Choi : Kau tidak pernah mengajak temanmu ke rumah dan selalu mengepang rambut Ni Na untuk bersenang-senang. Kau menggantikan ibu dalam menjaga dia.

Roo Na : Aku tidak memedulikan anak lain. Ni Na sangat cantik dan mendandani dia terasa seru.

Roo Na lalu heran ibunya mendadak membahas masa kecil mereka. Roo Na kemudian tanya, apa ada masalah.

Bu Choi : Apa kau  yang berusaha membunuh Yeon Seo?

Tapi Bu Choi tidak benar2 menanyakannya. Roo Na heran ibunya diam saja.
Bu Choi : Bukan apa-apa. Belakangan ini kau tampak gelisah. Ibu ingin kau melihat hal bagus dan pergi ke tempat yang indah. Biar ibu yang mengurus semuanya.

Roo Na : Ibu tahu aku tidak suka keadaan kotor.

Roo Na beranjak pergi.


Dan Bu Choi ingat kemarahan suaminya.

Flashback...

Pak Geum : Jangan! Kita tidak boleh menyakiti orang agar bisa hidup makmur!

Bu Choi : Apa maksudmu?

Pak Geum : Malam itu di kapal, kau menyuruh Pak Park membiusnya.

Bu Choi : Diam! Pak Park menumpahkan minuman itu dan dia tidak sempat meminumnya.

Pak Geum : Bagaimana dengan Pak Jo? Pak Park menceritakan semuanya. Mobil Pak Jo yang menabrak. Selang remnya terputus.

Bu Choi kaget, berarti seseorang sengaja menyebabkan kecelakaan itu? Untuk membunuh Pak Jo dan Yeon Seo?

Pak Geum : Bukan kau pelakunya?

Flashback end....


Yeon Seo diam saja di pinggir saat teman2nya sedang latihan.


Dua penari lewat dan menatap sinis Yeon Seo.


Kang Woo menatap Yeon Seo. Ia tahu Yeon Seo memikirkan Dan dan itu membuatnya agak kesal.


Bu Jung menunggu Yeon Seo di depan gedung Fantasia. Sambil menunggu Yeon Seo, dia memeriksa profil pria yang akan menggantikan Dan.

Yeon Seo lalu datang. Bu Jung langsung berdiri dan menanyai Yeon Seo suasana di dalam.

Yeon Seo : Baik-baik saja. Semua orang baik kepadaku.


"Bohong!" terdengar suara Dan. Yeon Seo kaget dan langsung mencari sumber suara. Ia menemukan Dan bersender di pegangan tangga di depannya.

Dan : Manusia sangat aneh. Kenapa kau berbohong?

Dan lalu tiba2 menghilang.


Yeon Seo pun langsung memejamkan matanya. Ia heran, kenapa ia selalu saja melihat bayangan Dan.

Bu Jung cemas, kau merasa sakit?

Yeon Seo lantas menyuruh Bu Jung pulang duluan. Ia memberikan tasnya dan mengaku mau ke suatu tempat.


Yeon Seo pun buru2 pergi. Kang Woo keluar dan melihat Yeon Seo yang pergi dengan terburu-buru. Ia tahu Yeon Seo mau kemana.


Yeon Seo pergi ke gereja Dan.

Hoo kemudian datang dan kaget melihat Yeon Seo.

Hoo : Si Bodoh itu (Dan) terus mengarahkan orang kemari.

Hoo lantas duduk disamping Yeon Seo.

Yeon Seo : Kau mengenal Kim Dan? Dia bekerja di rumahku. Ini alamat yang dia tulis di resumenya. Bagaimana dia bisa memberi alamat gereja?

Hoo : Apa yang salah? Dia lahir dan dibesarkan di sini.

Yeon Seo : Dia bilang punya ayah yang mengusir dia.

Hoo : Kau tahu yang dimaksud saat orang menyebutkan ayah?

Yeon Seo lantas paham maksud Hoo. Dia pun memaki dirinya sendiri yang tidak tahu apa2 soal Dan.

Hoo : Jangan mencari dia. Hanya saja waktunya telah tiba. Awal dan akhir. Manusia tidak akan tahu. Manusia baru menyadari bahwa waktunya sudah habis saat semuanya telah berakhir.


Yeon Seo kemudian melangkah dengan gontai keluar. Dia putus asa mencari Dan.

Kang Woo datang dan mengajak Yeon Seo ke suatu tempat.

Yeon Seo  : Kemana?

Kang Woo : Melupakan dia.


Kang Woo ternyata mengajak Yeon Seo minum.

Yeon Seo kemudian ingat malam itu, usai kejadian memalukan di kapal, ia pergi ke bar, tapi Dan tiba2 datang dan melarangnya minum.

Kang Woo menuangkan minum untuk Yeon Seo. Yeon Seo yang kesal, meminumnya.


Kang Woo : Jadikan ini hari terakhir untuk menyesal dan menengok masa lalu.

Yeon Seo marah.

Yeon Seo : Jangan asal menyimpulkan. Tidak ada yang menyesal.

Kang Woo : Aku tahu kau tidak fokus selama latihan hari ini. Saat seseorang mendadak memilih untuk pergi, kau terkejut. Aku paham, tapi ingatlah satu hal. Kim Dan mungkin tidak seperti dugaanmu.

Yeon Seo : Apa maksudmu? Apa dugaanku soal dia? Seperti apa tabiat Dan?

Kang Woo : Hal itu melampaui yang kau lihat. Mungkin dia telah menipumu. Jadi, lupakan dia dan lanjutkan hidupmu.

Yeon Seo : Kenapa kau menjelekkan dia setelah dia pergi? Benar, aku tidak tahu apa pun soal dia. Aku makin menyadarinya bahkan setelah kepergiannya. Tapi aku tahu pasti soal ini. Dan bukan pria licik yang menipu orang. Aku belum pernah bertemu orang yang sejujur dirinya. Kau pasti cemas penampilanku akan buruk dalam "Giselle". Jangan cemas. Aku tampil sebulan sepeninggal orang tuaku dan mendapat tepuk tangan meriah.

Yeon Seo meminum minumannya lagi dengan kesal, lalu beranjak pergi.


Kang Woo menghela nafas kesal karena Yeon Seo masih saja memikirkan Dan.


Yeon Seo pergi ke taman, tempat ia dan Dan dulu bertemu.

Yeon Seo : Apa yang kau harapkan? Kau pikir dia akan duduk di sini seperti hari pertama kami bertemu?

Yeon Seo lantas menangis, memanggil2 Dan.

Yeon Seo : Ke mana pun pergi, aku selalu melihatmu. Aku juga melihatmu di bar. Aku bahkan tidak bisa pulang sekarang. Karena kau sudah pergi, semuanya menjadi berantakan. Kim Dan, aku membutuhkanmu.

Tanpa Yeon Seo sadari, Dan berdiri dibalik pohon.

Yeon Seo terus menangis.


Dan lalu keluar.

Dan : Kendalikan dirimu, Lee Yeon Seo.

Yeon Seo terkejut melihat Dan. Ia fikir dirinya berhalusinasi lagi.

Yeon Seo :Benarkah, ini kau?

Dan : Kau benar. Aku yang salah. Seharusnya aku tidak bersikap baik kepadamu. Aku hanya sedikit baik kepadamu dan kau sangat terpikat. Aku tidak menyangka kau begitu mudah didapatkan. Aku fokus dalam tugasku dan waktunya hanya singkat. Aku terhanyut keadaan hanya sesaat. Karena kau keras kepala dan manja, aku hanya membantumu. Jangan bergantung kepada orang sepertiku. Carilah orang yang sungguh memihakmu. Carilah orang yang akan menemanimu hingga akhir.


Dan lantas berniat pergi tapi Yeon Seo menahannya.

Yeon Seo : Biar aku yang pergi. Aku tidak mau melihatmu pergi lagi.

Dan terkejut dan menatap balik Yeon Seo.

Yeon Seo : Selama ini kau lah yang selalu lari lebih dahulu di rumah atau taman. Tidak kali ini. Ingat ini. Aku yang meninggalkanmu. Kau lah yang akan ditinggalkan sendirian.


Yeon Seo kemudian pergi. Dia pergi sambil menangis dan meyakinkan dirinya kalau Dan tidak ada.

Sementara Dan memukul2 pohonnya. Dia marah.


Paginya, Dan merawat Mi Ok yang masih belum sadar.


Dan kemudian tertidur dan kembali memimpikan masa kecilnya.

Saat itu, Yeon Seo berusaha melihat apa yang digambarnya di tembok. Dan yang malu berusaha menutupinya. Setelah gambarnya selesai, Dan pergi.

Yeon Seo melihat gambar Dan. Dan menggambar Yeon Seo yang sedang menari balet dan ada gambar love dibawahnya.


Dan lantas terbangun. Ia heran bermimpi seperti itu lagi.

Lalu Dan menoleh ke ranjang dan kaget melihat Mi Ok tidak ada disana.


Dan pun bergegas keluar, mencari Mi Ok. Dan ia menemukan Mi Ok di halaman belakang sanatorium, tempat Noel menjadi abu.

Dibalik semak2, Mi Ok berusaha menghubungi Noel lewat ponsel yang diberikan Yeon Seo. Dan mendekati Mi Ok tapi Mi Ok mengira dirinya Noel.


Dan dan Mi Ok kemudian berjalan di tengah semak2. Mi Ok menceritakan mimpinya.

Mi Ok : Di mimpiku, aku pergi ke ladang alang-alang yang indah. Aku bergandengan tangan denganmu dan berjalan bersama. Indah sekali. Bisakah kau mengajakku ke sana?

Dan : Apa? Ke mana?

Mi Ok : Ke sana. Ladang alang-alang.

Mi Ok lalu terjatuh. Dan cemas dan langsung memegangi Mi Ok.

Mi Ok : Kau ingat hari pertama kita berjumpa? Bagaimana suasananya?

Flashback...


Mi Ok sedang berdoa di sanatorium saat itu. Noel kemudian datang, memakai pakaian putih, mirip pakaian Hoo.

Mi Ok : Kau memakai setelan putih yang kau pakai untuk pernikahan kita. Apa yang harus kulakukan? Aku sudah sangat tua. Aku tampak jelek, bukan?

Noel : Kau tampak cantik sama seperti pada hari itu.

Noel lalu memeluk Mi Ok.

Flashback end...


Mi Ok : Terima kasih karena telah berbohong. Aku bahagia setiap hari. Aku sungguh bahagia karena bisa melakukannya.

Dan : Anda baik-baik saja? Mari segera kembali ke sanatorium.

Mi Ok : Terima kasih, Anak Muda, atas bantuanmu pada hari itu dan hari ini.

Dan : Anda mengenalku? Ingatan Anda sudah kembali?

Mi Ok : Aku hanya berharap semuanya hanyalah mimpi. Kupikir aku sudah siap. Selama aku hidup 70 tahun, kami sering berpamitan. Setiap kali berpamitan rasanya sulit.


Mi Ok meraba2 tanah, tempat ia menemukan saputangan Noel.

Lalu Mi Ok mengambil saputangan Noel dan meletakkannya disana.

Mi Ok : Di sini tempatnya, bukan? Dia hanya meninggalkan saputangan bergambar bulu ini. Hanya ini yang dia tinggalkan. Tubuhnya menghilang seakan-akan tidak pernah ada. Ini begitu sia-sia. Di kehidupanmu berikutnya, datanglah ke sini sebagai manusia. Aku akan menjadi malaikat pelindungmu.

Mi Ok mendekap saputangan itu.


Dan kaget Mi Ok tahu Noel malaikat.

Mi Ok : Tidak ada monster di dunia ini yang bisa sebaik dia. Saat aku bilang dia adalah suamiku yang meninggal 30 tahun lalu, dia hanya menurut dan bilang dia memang suamiku. Setiap hari selama setahun, dia membohongiku dengan hati yang baik.


Dan teringat ucapan Noel saat mereka memasak waktu itu.

Noel : Tidak butuh waktu lama agar menjadi cinta sejati. Kau cukup memberinya cinta yang sepadan dengan cinta selama 1.000 tahun.

Flashback end...


Dan : Bagaimana kau bisa seperti itu? Aku melarikan diri. Aku takut.

Mi Ok : Soal menghilang?

Dan : Bukan. Aku takut akan begantung kepadanya Saat bersama dia, aku ingin menggenggam tangannya dan memeluknya. Tapi jika aku melakukannya, kupikir aku akan membuat Yeon Seo sedih. Kupikir dia akan menjadi tidak bahagia.

Mi Ok : Aku tidak menyesali apa pun. Aku bersedih. Perasaanku hancur. Tapi itulah takdirku. Aku orangnya. Akulah yang dia temui. Aku berterima kasih. Aku tidak membenci dia. Kau tahu, Anak Muda? Saat dua orang bertemu, tidak ada yang sia-sia. Aku percaya pada takdir. Itulah yang menuntun kita untuk bertemu.


Setelah mengatakan itu, Mi Ok menghembuskan napas terakhirnya.

Dan memeluknya.

Bersambung ke part 4...

0 Comments:

Post a Comment