Dan, Only Love Ep 7 Part 4

Sebelumnya...


Ni Na mencari Elena. Ia mendatangi tempat Elena tinggal. Tapi begitu Elena muncul, dia malah kabur karena takut.


Elena keluar dari 'kediamannya' sambil mendorong trolinya dan menari serta bersenandung kecil.

Namun, begitu melihat Ni Na ia kesal dan langsung pergi.

Ni Na : Bu Elena, aku membutuhkanmu.

Tapi Elena tidak peduli dan terus berjalan. Ketika Elena berhenti di depan sebuah mini market dan mengambil botol2 bekas secara diam2, Ni Na merasa heran. Ni Na yang heran, minta Elena mengajarinya. Elena menyuruh Ni Na diam dan terus mengambilin botol2 bekas itu Ni Na yang tak tahu apa2, pun berinisiatif membantu Elena. Dia mengambil sekotak botol bekas yang ada di sana dan memberikannya pada Elena sambil teriak minta diajarin balet.

Sontak, pria di dalam minimarket meneriaki mereka.

"Jangan mengambil semua itu!"

Elena pun kabur. Ni Na yang tak paham situasi Elena, mengikuti Elena.

Ni Na : Sonsaengnim, ajari aku. Saem, ajari aku.


Ni Na terus mengikut Elena yang keliling mengambil botol bekas. Lantaran Ni Na terus mengganggunya, Elena pun akhirna memutar Ni Na seperti gerakan balet agar Ni

Na puas. Tapi bukan itu yang Ni Na inginkan.


Elena kemudian mencuri roti di minimarket lain. Tapi ketahuan si pemilik minimarket. Si pemilik minimarket meneriaki Elena dan menyuruh Elena bayar. Ia juga mendorong Elena sampai Elena jatuh, beserta dengan roti2nya. Pemilik minimarket mau merebut rotinya lagi, tapi Ni Na membantu Elena mencuri roti itu. Mereka lalu kabur.


Elena dan Ni Na duduk di taman dengan napas ngos2an. Lalu setelah agak tenang, Ni Na memberikan roti yang diambilnya ketika Elena menjatuhkannya saat didorong tadi. Elena mengambilnya sambil mengomentari Ni Na dengan sinis, kalau Ni Na bukan orang yang suka mencuri.

Ni Na : Maksud Anda, aku gadis baik hati, berhati lembut, dan membosankan yang selalu menaati aturan?

Elena : Kau menyadarinya. Kau membosankan dan tidak seru.

Ni Na : Aku akan menghapus sisi diriku yang itu. Itulah sebabnya aku membutuhkan Anda. Jadikan aku balerina yang baru.

Elena : Kau hidup sebagai orang lemah selama 26 tahun. Kenapa begitu mendadak?

Ni Na : Aku ingin mengalahkan Yeon Seo. Aku akan melakukan cara apa pun. Aku harus mengalahkan dia.


Malam harinya, Dan pergi keluar. Begitu melihat Dan pergi, Kang Woo yang mengawasi rumah Yeon Seo sejak tadi, langsung mengikuti Dan.

Kang Woo melihat Dan ke supermarket.


Dan : Aku juga harus membeli mentimun. Mentimun ini tampak segar.

Seorang ahjumma yang berdiri disamping Dan, mendekati Dan. Dia memeriksa belanjaan Dan.

Ahjumma : Apa saja ini? Kau akan memasak untuk kekasihmu?

Dan : Tidak, dia bukan kekasihku.

Ahjumma : Berarti, untuk istrimu?

Dan : Astaga, dia bukan istriku. Dia bukan kekasih atau istriku.

Suara si ahjumma berubah galak.


"Lantas, sedang apa kau di sini? Kenapa kau tidak menulis laporan?"

Dan kaget, kau mengejutkanku!


Dan lantas kabur, menghindari Hoo. Tapi Hoo ada dimana2.

Hoo : Apa kau sudah menyerah? Di mana laporanmu? Kenapa kau melakukan ini? Kenapa?

Dan : Hidup wanita ini sulit. Apa yang bisa kulakukan? Aku melihat dia terus mendapat masalah.

Hoo : Kapan dia akan berkencan dan jatuh cinta?

Dan : Dia harus menyelesaikan masalahnya dahulu. Benar. Dua bulan.

Hoo : Kau pikir waktumu panjang, bukan?

Dan : Hoo Sunbae, ini gambaran besarku. Begitu bebas dari masalah dan sempat mengurus dirinya, dia pasti jatuh cinta kepada seseorang. Aku belum menyerah. Kau tidak tahu apa-apa soal manusia Tidak ada manusia yang jatuh cinta setelah menyiapkan segalanya. Jika benar begitu, kenapa Heungbu yang malang itu punya sepuluh anak? Bagaimanapun, aku akan fokus pada kebahagiaan Yeon Seo dahulu. Aku akan menyerahkan laporan yang belum kuselesaikan sekaligus.

Hoo : Astaga.


Dan beranjak pergi. Kang Woo terus menatap Hoo.

Hoo yang kemudian menyadari sedang diawasi Kang Woo, langsung berbalik. Kang Woo mengejar Hoo. Tapi Hoo seketika menghilang, membuatnya kaget.


Sekarang, Kang Woo ke gereja Hoo. Ia ingat kata2 Dan di Fantasia tadi.

Dan : Mereka yang menindas orang benar dan merampas orang miskin memiliki banyak kesalahan dan dosa besar. Kau tidak bisa mengalami kehancuran jika yang menghancurkanmu adalah orang yang sewenang-wenang. Aku tidak bisa menjelaskan secara detail, tapi aku bukan orang yang bisa hancur begitu saja.

Lalu Kang Woo memikirkan kata2 Dan ke Hoo di supermarket tadi.

Dan : Aku belum menyerah. Aku akan menyerahkan laporan yang belum kuselesaikan sekaligus.


Kang Woo lantas masuk dan duduk di bilik pengakuan dosa.

Kang Woo : Bapa, apa malaikat itu ada?

Hoo : Mereka pasti memenuhi tugas mereka di tempat yang tidak terlihat sebagai pelayan setia dewa.

Kang Woo : Bagaimana dengan malaikat yang bisa dilihat? Dia pasti melanggar aturan agama.

Hoo : Malaikat tidak bisa dilihat oleh manusia.

Kang Woo : Bagaimana jika seseorang melihatnya? Apa yang terjadi pada malaikat itu saat manusia mengetahui identitas aslinya?

Hoo : Kau pasti keliru, Saudaraku.

Kang Woo : Bapa, sepertinya kau tidak tahu apa-apa soal malaikat. Atau karena suatu alasan, kau harus berpura-pura tidak tahu.

Hoo : Ini tempat untuk mengaku dosa, bukan untuk mengujiku. Kembalilah.


Kang Woo beranjak pergi. Hoo yang sadar itu Kang Woo, langsung beranjak dari duduknya. Dia mau pergi tapi Kang Woo keburu membuka pintunya dan memergokinya.

Hoo : Apa-apaan ini?

Kang Woo : Bukan apa-apa. Sampai jumpa.


Yeon Seo masuk ke dapur dan melihat Dan yang kerepotan memasak.

Yeon Seo : Kau sedang apa?

Dan : Beberapa hari ini kau kesulitan. Kau jarang makan. Aku berusaha memasak, tapi semuanya kacau.


Yeon Seo menghela nafas, lalu masuk ke dapur. Dia mau membantu Dan.

Dan pun memakaikan Yeon Seo celemek.

Yeon Seo yang gugup, minta Dan berhenti.

Dan : Dasar pemarah.


Yeon Seo memotong paprika, tapi hasilnya malah lebih kacau dari Dan.

Dan : Yang benar saja. Kau juga tidak pandai memasak.

Yeon Seo menyuruh Dan mencuci sayuran.

Dan : Dicuci semuanya? Bukan hanya dua?


Yeon Seo lalu memotong wortel. Tapi karena caranya salah, Dan pun menunjukkan Yeon Seo cara memotong wortel dengan benar.

Dan : Berbahaya jika kau memotong seperti itu. Bukan begitu caranya. Seperti ini.

Yeon Seo menoleh ke panci diatas kompor yang airnya meluber keluar.

Yeon Seo : Aku mencium bau hangus.


Yeon Seo mau mengangkatnya tapi Dan langsung teriak, melarangnya.

Dan berusaha memindahkan panci tapi karena terlalu panas, dia menjatuhkannya ke bawah.

"Kau tidak apa?" tanya Yeon Seo cemas.

Yeon Seo mau mendekati Dan tapi Dan menyuruh Yeon Seo berhenti.

Dan : Jangan mendekat! Tunggu! Jangan sampai kakimu terluka.

Dan lantas menggendong Yeon Seo dan mendudukkan Yeon Seo di meja dapur.


Yeon Seo tertegun menatap Dan.

Saat Dan tiba2 mendekatkan wajahnya padanya, ia tambah kaget.

Dan : Nona, haruskah kita makan ramyeon saja?


Akhirnya, mereka hanya maken ramyeon saja. Yeon Seo makan dengan lahap.


Sekarang, Yeon Seo sudah masuk ke kamarnya. Dia duduk di ranjangnya dan senyum2 sendiri memikirkan kebersamaannya dengan Dan di dapur tadi.

Yeon Seo lalu memadamkan lampu dan mulai berbaring. Ia masih tersenyum, sampai memejamkan matanya.


Adegan tiba2 berpindah ke Dan kecil yang hendak melompat dari tebing.

Saat itu, hujan turun sangat deras. Yeon Seo kemudian datang dan meminta Dan berhenti.

Saat Dan hampir jatuh, Yeon Seo pun mencampakkan payungnya dan langsung berlari memeluk Dan.

Dan terkejut Yeon Seo menyelamatkannya.


Dan dan Yeon Seo kemudian berjalan di padang bunga.

Yeon Seo : Aku Yeon Seo. Lee Yeon Seo. Kalau kau?

Dan : Aku...


Dan pun terbangun dari tidurnya.

Dan :  Aku bermimpi lagi. Apa itu?


Dan langsung berlari ke gereja. Sampai sana, dia melihat Hoo lagi berdoa.

Dan pun mondar mandir di belakang Hoo, bikin Hoo pusing dan menoleh padanya.

Hoo : Kenapa? Ada apa?

Dan : Bisakah manusia menjadi malaikat? Maksudku mereka mungkin manusia dan sudah meninggal, bukan? Apa roh mereka terkadang menjadi malaikat?

Hoo : Kenapa kau mendadak ingin tahu soal rahasia alam itu?

Dan : Aku bermimpi. Aku melihat anak laki-laki. Dia lari, terjatuh, bahkan tenggelam di laut. Tapi aku belum pernah melihat dia di mana pun bahkan dalam foto. Dia bukan orang yang kutemui saat aku ditugaskan. Lantas, siapa dia?

Hoo : Astaga.


Hoo lalu berdiri dan merentangkan tangan Dan.

Hoo : Tubuh ini rusak parah. Kau mulai memimpikan keinginanmu. Apa keinginanmu?

Dan pun langsung menarik tangannya.

Hoo : Saat punya keinginan, manusia memikirkannya berulang kali. Lalu sel-sel otak mereka mulai bingung. Apa ini masa depan? Masa lalu? Atau hanya keinginan mereka? Itu hanya efek samping. Lupakan.

Dan : Manusia memimpikan keinginan mereka?

Hoo : Ya.

Dan : Sunbae, berarti aku ingin menjadi manusia? Apa itu pernah terjadi? Malaikat menjadi manusia?

Hoo pun menggeplak kepala Dan.

Dan : Kenapa kau memukulku!

Hoo : Ikuti aku.


Hoo membawa Dan keluar. Hari sudah pagi. Hoo berhenti di depan sebuah bangunan yang ternyata sanatorium.

Dan bingung Ho membawanya ke sanatorium.

Mi Ok dan suaminya muncul.

Dan menyapa mereka. Suami Mi Ok terkejut t melihat Hoo dan bergegas membawa Mi Ok pergi. Dan pun bingung.


Hoo mengejar mereka. Dan mengikuti Hoo.

Hoo mengejar mereka sampai ke semak2. Hoo kemudian menghilang dan muncul di depan pria itu seketika.

Hoo : Malaikat Noel, terimalah penghakimanmu.

Dan kaget mengetahui suami Mi Ok adalah malaikat.


Mi Ok yang tidak bisa melihat, minta Hoo mengampuni suaminya.

Noel memeluk Mi Ok.

Noel : Aku tidak peduli jika aku pergi seperti ini. Tapi kumohon, biarkan dia hidup.

Hoo : Kematian bukanlah hukuman. Berani sekali malaikat yang menolak membawanya ke surga membahas kehidupan dan kematian manusia?


Hoo menarik Noel dan membuat Noel berlutut padanya.

Mi Ok panic dan langsung mencari Noel.

Dan terpana melihatnya.

Noel : Kalau begitu, izinkan aku setidaknya berpamitan dengan dia. Hanya butuh waktu sebentar.

Hoo mengangguk.


Noel pun bergegas mendekati Mi Ok. Mi Ok memeluknya erat2 dan menangis.

Mi Ok : Jangan pergi. Jangan tinggalkan aku. Kau berjanji akan menemaniku.

Noel : Aku sudah lama di sini. Aku senang bertemu denganmu. Aku tidak akan menyesal, Mi Ok sayangku.


Hoo beranjak mendekati Noel. Dan pun langsung berlari ke arah mereka dan berdiri di depan Noel.

Dan : Sebentar lagi. Beri mereka waktu sebentar lagi.

Hoo pun menggerakkan jarinya. Dan seketika terlempar jauh ke samping.


Noel pun memejamkan matanya. Hoo mengarahkan tangannya. Noel pun seketika menjadi debu dan menghilang.


Saputangan Noel terlempar ke rumput. Motif gelap langsung muncul disana.


Hoo lantas beranjak ke arah Dan.

Hoo : Karena kau membantahku, aku harus menunjukkannya. Semoga kau mendapat pencerahan.

Hoo pun hilang.


Mi Ok menangis sejadi2nya.

Dan pun syok dan membayangkan kalau Yeon Seo lah yang ada di posisi Mi Ok.


Mi Ok kemudian pingsan. Dan langsung memeluknya.

Dan : Nenek, nenek!


Dan melarikan Mi Ok ke klinik. Dokter pun langsung memberikan pertolongan pada Mi Ok.

Mi Ok menggenggam saputangan Noel.

Dan yang syok melihat saputangan itu, langsung melangkah mundur dan berlari pergi.


Dan berlari menuju kediaman Yeon Seo.


Sampai di rumah, Dan melihat Yeon Seo sudah menyiapkan sarapan untuknya. Yeon Seo mengajak Dan sarapan.

Dan menatap Yeon Seo dengan wajah serius.

Dan : Ada yang ingin kukatakan. Hal ini sangat penting.

Yeon Seo : Ada apa?


Dan : Akuingin mengundurkan diri. Aku ingin pindah dari sini.

Yeon Seo sontak kaget.

Bersambung....

0 Comments:

Post a Comment