Dan, Only Love Ep 8 Part 2

Sebelumnya...


Dan pergi ke pantai, mungkin pantai tempat ia dan Yeon Seo ketemu dulu pas kecil.


Sementara Hoo cemas. Ia takut Dan tidak bisa mengatasi perasaannya.


Yeon Seo berdiri di depan gedung Fantasia, menatap gedung Fantasia. Tak lama kemudian, Kang Woo datang.

Kang Woo : Bisakah aku mengatakan "akhirnya"? Kita bisa berdiri bersebelahan dan menghadapi Fantasia.

Yeon Seo : Akhirnya.

Kang Woo : Ya.

Yeon Seo : Kupikir hari ini tidak akan tiba.

Kang Woo : Selamat atas kembalimu secara resmi.

Yeon Seo : Terima kasih, secara resmi.


Yeon Seo tiba di ruang ganti dan mendengar ocehan teman2nya yang curiga bahwa audisi Giselle hanyalah kamuflase.

Yeon Seo kemudian masuk. Mereka yang bergosip tadi langsung diam begitu melihat Yeon Seo.

"Kau punya ruang ganti pribadi." ucap salah satu dari mereka.

"Aku tidak akan memakainya. Kita masih harus ikut audisi. Aku tidak mengharapkan perlakuan khusus." jawab Yeon Seo.


Mereka lantas menuduh Yeon Seo ingin merebut loker mereka dan mulai melindungi loker mereka.

Yeon Seo celingukan mencari loker yang nganggur. Tak lama, ia menemukan loker tak bertuan. Yeon Seo membukanya, alat2 kebersihan langsung jatuh keluar.

Yeon Seo kemudian menatap teman2nya dan memutuskan memakai loker itu. Ia juga mengucapkan terima kasih karena teman2nya sudah mau kembali dan meminta kerjasama mereka.


Yeon Seo lalu mulai membereskan lokernya. Ni Na menatapnya dengan iba.

*Pada dasarnya, Ni Na ini baik. Cuma karena dia minder dan gak pengen jadi 'bayangan' Yeon Seo lagi, makanya dia ketus ke Yeon Seo.


Di ruang latihan, para penari masih saja memusuhi Yeon Seo. Salah satu dari mereka mengambil matras yang mau di duduki Yeon Seo.

Penari lain tertawa melihatnya.

Yeon Seo menyabarkan diri. Dia akhirnya memutuskan latihan tanpa menggunakan matras.


Kang Woo masuk. Ia menyuruh para penari melakukan pemanasan dengan benar sebelum memulai latihan.

Kang Woo lantas melirik ke Yeon Seo. Ia mengangguk pada Yeon Seo. Yeon Seo balas mengangguk.

Melihat itu, para penari langsung menatap curiga pada Yeon Seo. Dan Ni Na melihat mereka dengan tatapan cemburu.


Bu Choi dan Roo Na tiba2 datang. Kang Woo tanya, mereka mau apa.

Bu Choi : Sebelum kalian mulai berlatih untuk "Giselle", aku ingin menemui para penari yang bertubuh lentur. Rehatnya menyenangkan? Bagaimanapun, kalian tidak bersalah. Aku memihak kalian. Kalian tahu itu, bukan? Karena itu, direktur asosiasi kita akan memberi pengumuman penting.

Roo Na : Demi kebaikan kalian. Audisi untuk memilih pemimpin dalam "Giselle" akan berlangsung selama dua pekan di teater utama. Staf artistik seperti direktur umum dan direktur asosiasi akan menilai kalian. Selain itu, Direktur Artistik Ji Kang Woo tidak akan menjadi juri.

Kang Woo sewot, apa maksudmu? Aku tidak bisa memilih pemimpin pertunjukan yang kuarahkan?

Bu Choi : Seperti yang kau tahu, kau tidak mampu bersikap adil.


Bu Choi menatap Yeon Seo.

Bu Choi : Kau menginginkan audisi yang setara dan adil. Kau keberatan, Lee Yeon Seo?

Yeon Seo terdiam.


Kang Woo akhirnya setuju tidak ikut ambil bagian dalam penilaian. Tapi denga syarat, kalau Bu Choi juga tidak ikut ambil bagian dalam penilaian. Kang Woo bilang, Bu Choi juga tidak bisa bersikap adil. Kang Woo lalu menyarankan agar mereka membiarkan para penari yang menjadi juri.

Bu Choi : Audisi macam apa yang membiarkan para penari saling menilai?

Kang Woo : Kenapa tidak? Ini transparan dan adil. Semua penari bisa memilih. Kau bilang memihak mereka.


Sontak para penari senang mendengarnya. Sudah dipastikan, mereka akan memilih Ni Na dan tidak akan memilih Yeon Seo yang mereka benci.


Bu Choi menatap kesal Kang Woo. Lalu ia menatap Roo Na, minta pendapat Roo Na. Roo Na mengangguk, tanda setuju.

Bu Choi : Baiklah. Ini akan menjadi audisi yang menarik. Ini pasti akan tercatat dalam sejarah Fantasia.


Bu Choi dan Roo Na beranjak pergi. Kang Woo mengejar mereka.

Kang Woo : Jangan mengumumkan hal semacam itu tanpa membahasnya lebih dahulu denganku.

Bu Choi : Kau dan Yeon Seo yang diam-diam bersiasat terhadap aku. Fantasia bukanlah toserba yang bisa kau temukan di pasar. Dialah yang menyarankan audisi tanpa membahasnya denganku.

Kang Woo : Dia meyakinkan para penari dengan cara yang paling logis. Apa ada masalah? Atau kau ingin terjadi masalah?

Roo Na : Jaga ucapanmu. Karena kau bersikeras tidak mau mendengarkan kami, konferensi pers dan Malam Fantasi benar-benar kacau. Kau sudah lupa? Direktur Umum Choi harus bersusah payah membereskan kekacauan itu.

Bu Choi : Direktur Asosiasi Geum, cukup.

Kang Woo : Entahlah. Sebenarnya, aku hanya ingat dia memperburuk situasi dan memojokkan Yeon Seo. Aku akan memercayaimu sedikit lagi karena kami berdua memiliki tujuan yang sama. Nantikan pertunjukan itu.

Kang Woo beranjak pergi.


Bu Choi tanya rencana Roo Na.

Rroo Na : Sepopuler apa pun dia, dia hanya direktur artistik. Aku tidak tahan dengan sikapnya kepada kita.

Roo Na beranjak pergi.


Yeon Seo dan teman2nya melakukan pemanasan. Saat melakukan pemanasan, Yeon Seo lagi dibully oleh dua penari yang ada di depan dan di belakangnya. Mereka mendorong Yeon Seo kesana kemari. Kang Woo melihat itu. Dia kesal, tapi diam saja karena tak mau menyulitkan Yeon Seo.


Usai melakukan pemanasan, Kang Woo pun mulai memberitahu darimana cerita Giselle akan mereka mulai.

Kang Woo : Babak Satu, kita akan memulai dari pertemuan yang tidak disengaja antara Giselle si Gadis Desa dan Adipati Albrecht....


Yeon Seo tidak mendengarkan Kang Woo dan mengingat setiap momennya bersama Dan.

Terdengar narasi Yeon Seo : Saat saling mengenali, mereka jatuh cinta. Seperti itulah sejak awal.


Dan sendiri duduk di bus. Terdengar narasi Dan : Perasaannya sangat intens hingga mereka ingin menyebutnya takdir.

Lalu kita mendengar narasi Kang Woo : Namun, saat mengetahui identitas asli pria itu, Giselle meninggal karena serangan jantung dengan rasa pengkhianatan.

Terdengar kembali narasi Dan : Meski begitu, mereka saling mencintai bahkan dalam kematian.


Narasi Yeon Seo : Lalu mereka bertemu lagi. Bagaikan takdir.


Kang Woo yang merasa Yeon Seo tidak mendengarnya, menegur Yeon Seo dan meminta Yeon Seo mengulangi perkataannya. Yeon Seo diam saja dan melirik teman2nya. Teman2nya sontak membuang muka darinya.


Ni Na : Aku belum pernah mendengar "Giselle" saat dia mengalami akhir tragis. Dia dikenal sebagai simbol pengampunan.

Kang Woo : Inti ceritanya, dia menyelamatkan Albrecht bahkan dalam maut. Aku tidak mungkin memulai proyek ini andai ceritanya mudah ditebak. Untuk apa dia memaafkan pria yang menipu dia dan meembuatnya meninggal?


Yeon Seo : Cerita itu terlalu kuno. Dalam Babak Dua "Giselle" kita, roh Giselle akan membunuh pria yang membuat dia meninggal. Saat mereka menari berdua di dunia kematian abadi, pertunjukan berakhir. Bagus. Pria itu menipu Giselle, tapi Giselle bertindak bodoh hingga akhir. Aku tidak suka bagian itu. Aku suka akhir ceritanya.

Kang Woo puas mendengar jawaban Yeon Seo, lalu ia berkata mereka akan mulai dari adegan dasar.


Di jalan, orang suruhan Roo Na mengambil tas Kwang Il.

Kwang Il kaget dan berteriak tapi percuma.


Di kafe, Bu Jung menunggu Kwang Il. Karena Kwang Il tak kunjung datang, Bu Jung menghubungi Kwang Il, tapi tak lama dia melihat Kwang Il sudah berdiri di depan kafe.


Bu Jung menyusul Kwang Il tapi Kwang Il nya malah mencoba kabur.

Bu Jung menangkap Kwang Il. Kwang Il : Maafkan aku. Bu Jung memasang wajah heran.


Kwang Il lalu menarik Bu Jung ke tempat lain.

Bu Jung : Jadi, orang itu mengambil tas berisi semua bukti yang kau kumpulkan selama ini? Kau ingin aku percaya?

Kwang Il : Aku sungguh menyesal.

Bu Jung : Bagaimana dengan cadangannya? Kau pasti menyimpan berkas aslinya di tempat lain.

Kwang Il : Seseorang pasti mengawasiku. Mereka tidak akan melepasku.

Kwang Il pun bergegas pergi.


Pria itu memberikan isi tas Kwang Il pada Roo Na. Isinya, dokumen surat pernyataan.

Roo Na : Sekarang dia tidak akan berani.

"Aku akan mengawasi dia." jawab pria itu.

Roo Na :  Saat terjadi gempa bumi dan tanah bergetar, menutupi kepalamu dan bersembunyi di bawah meja adalah tindakan yang tepat. Tetap saja, dia seharusnya tetap di bawah meja Dengan begitu dia tidak perlu menghadapi bahaya.

Pria itu lalu pergi.


Dan yang tidak tahu harus kemana, pergi Sanatorium. Dia menjenguk Mi Ok.

Wanita yang menjaga Mi Ok pun berkata tidak percaya Dan akan datang lagi.

Dan : Aku ingin bertemu dengannya untuk yang terakhir. Aku mungkin akan pergi jauh.

"Kau baik sekali. Aku memang hendak meneleponmu. Situasi tempo hari sibuk. Aku bisa berterima kasih dengan pantas. Andai bukan karenamu, situasinya pasti mengerikan. Kau tahu Pak Kim Soo? Kurasa mungkin dia sudah meninggal, tapi kami tidak bisa menemukan jasad atau jejak. Kau melihat sesuatu pada hari itu?"

Dan : Dia mungkin pergi ke tempat yang jauh.

"Begitukah? Dia juga mendadak kembali setahun lalu."

Dan kaget, Bukan 30 tahun lalu?


Dan ingat saat memasak dengan Noel ketika dia dan Yeon Seo masih menjadi sukaralewan disana.

Dan : Anda pasti sering melakukan ini. Anda hebat.

Noel : Saat melihat Mi Ok menyantap makanan lezat dan mengunyah dengan mulut kecilnya, aku merasa sangat senang. Aku bisa membayangkannya. Mencintai seseorang seumur hidupmu. Tidak butuh waktu lama agar menjadi cinta sejati. Kau cukup memberinya cinta yang sepadan dengan cinta selama 1.000 tahun.

Flashback end....


Mesin pendeteksi detak jantung berbunyi nyaring. Wanita itu langsung memanggil dokter.

Dan memegang tangan Mi Ok yang masih menggenggam saputangan Noel.

Dan pun teringat kata2 Yeon Seo ke Mi Ok saat itu.

Yeon Seo : Anda bisa baik-baik saja meski buta. Aku akan membantu Anda.


Dokter lalu datang memeriksa Mi Ok.

Dan terdiam menatap saputangan itu.

Bersambung ke part 3....

0 Comments:

Post a Comment