• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Graceful Family Ep 3 Part 1

Sebelumnya...


Episode ini dibuka dengan hakim yang menjatuhkan vonis seumur hidup pada wanita yang menjadi tersangka pembunuhan Nyonya Ahn.

Sontak wanita itu kaget, seumur hidup?

Wanita itu lantas berkata pada hakim, bahwa ia tidak membunuh siapapun.


Wanita itu kemudian menoleh ke belakang, menatap Je Kook yang duduk kursi penonton.

"Nyonya Han, ini tidak benar! Ms. Han, ini tidak benar. Ini bukan apa yang kau janjikan!"


Je Kook lantas menatap Jaksa Joo yang juga sedang menatap ke arahnya. Je Kook mengangguk pada Jaksa Joo.


Yoon Do kecil menangis dan berteriak memanggil wanita itu dengan panggilan 'ibu'.

"Tae Ho-ya, bukan ibu!" teriak wanita itu pada Yoon Do yang dipegangi kakaknya.

Kemudian terdengar narasi.

"15 tahun yang lalu, seorang anak laki-laki kehilangan ibunya karena kasus pembunuhan."


Narasi kembali terdengar ketika Seok Hee berjalan menuju mobil mengikuti Je Kook.

Keluarganya yang mengantarnya keluar, hanya melihatnya dengan dingin. Seok Hee menoleh ke belakang, melihat keluarganya.

"Gadis yang kehilangan ibunya karena pembunuhan dikirim ke Amerika seolah-olah diusir oleh keluarganya."


Sekarang, Seok Hee dan Je Kook sedang di perjalanan. Seok Hee tanya, haruskah ia pergi? Je Kook berkata, kepergian Seok Hee adalah yang terbaik untuk semua orang.


Seok Hee lalu meminta Je Kook menghentikan mobil sejenak. Setelah mobil berhenti, Seok Hee langsung turun dan berlari ke pinggir jalan dan muntah.

Je Kook yang melihat itu di mobil, pun turun dari mobil dan mendekati Seok Hee. Seok Hee kemudian menangis menatap Je Kook.

Seok Hee : Tidak bisakah aku tinggal disini? Biarkan aku disini bersama kakekku.

Je Kook lantas memeluk Seok Hee. Tangis Seok Hee semakin kencang dalam pelukan Je Kook.


Kini, Je Kook dan Seo Hee sudah tiba di bandara.

Narasi kembali terdengar.

"Satu-satunya orang yang dipercayai gadis itu pada saat itu ..."

Seok Hee tanya, apa ia benar-benar bisa kembali nanti.

Je Kook mengangguk dan berjanji Seok Hee bisa pulang nanti.

Seok Hee lalu memberikan bed namanya pada Je Kook dan meminta Je Kook mengembalikannya saat ia kembali nanti.


Setelah melihat Seok Hee masuk ke ruang tunggu Je Kook pun beranjak pergi sambil bicara di telepon dengan seseorang.

Je Kook : Kirim dia ke sekolah swasta yang tidak memiliki orang Korea. Pastikan dia tidak bisa menghubungi di sini dan mengambil paspornya juga. Nona Mo Seok Hee tidak akan pernah kembali ke Korea.

Lanjutan narasi kembali terdengar.

"Tapi Han Je Kook mengingkari janjinya. Dan gadis itu sudah cukup besar untuk bertarung dengannya."

Selesai bicara di telepon, Je Kook membuang bed nama Seok Hee ke tempat sampah.


Seok Hee ditangkap orang-orang kejaksaan dengan tuduhan penggunaan narkoba. Melihat itu, Gwang Mi pun tak tinggal diam dan langsung memotret Seok Hee. Saat Seok Hee digelandang ke mobil kejaksaan, Gwang Mi mendekat dan mengambil gambarnya.


Seok Hee terus menyangkal bahwa dirinya tak menggunakan obat-obatan terlarang.

Yoon Do yang terkejut dengan penangkapan Seok Hee, akhirnya bisa menguasai diri dan langsung berlari ke mobil kejaksaan.

"Mo Seok Hee! Jangan katakan apapun! Mengerti!"

Mobil kejaksaan pun pergi.


Yoon Do lalu melihat Gwang Mi. Ia mendekati Gwang Mi.

Yoon Do : Kau siapa?

Gwang Mi : Aku dari Newspatch. Aku sedang membuat cerita tentang Nona Mo. Ada yang salah?


Mendengar itu, Yoon Do panic dan langsung pergi.

Gwang Mi terus menatap Yoon Do dan memikirkan sesuatu.


Sambil melajukan mobilnya, Yoon Do menghubungi Je Kook.

Yoon Do memberitahu bahwa Seok Hee ditangkap dan dituduh menggunakan narkoba.

Yoon Do : Dan seorang reporter dari Newspatch memotretnya.

Je Kook pura-pura terkejut.

Yoon Do lebih lanjut menjelaskan bahwa yang menangkap Seok Hee bukan polisi tapi kejaksaan.

Yoon Do : Aku sedang dalam perjalanan ke Kantor Distrik Joongang sekarang.

Je Kook : Cari tahu apa yang terjadi dan segera laporkan padaku.


Gwang Mi langsung kembali ke kantornya dan menunjukkan foto2 Seok Hee yang ditangkap pada Boo Ki.

Boo Ki senang. Ia bilang, penangkapan Seok Hee adalah cerita yang berharga.

Gwang Mi : Aku mempertaruhkan nyawaku untuk mendapatkan kesempatan ini. Aku benar-benar luar biasa jika aku mengatakannya sendiri.

Boo Ki : Luar biasa? Tidak, kau sangat, sangat, sangat, sangat luar biasa. Terus cari tahu apa yang terjadi di kejaksaan.

Gwang Mi : Kita harus mengunggah artikel terlebih dahulu.

Boo Ki : Tidak. Yang kita hadapi ini MC Group. Jika kita mengunggah artikel dan ternyata dia tidak bersalah, kita mungkin akan terkena dampaknya. Kisah Mo Seok Hee mengejutkan tapi berbahaya. Kita sudah memiliki berita eksklusif jadi mari kita rilis  setelah kita melihat bagaimana kejaksaan bergerak.


Boo Ki dan Gwang Mi lantas melakukan 'high five' mereka.

Dan Boo Ki pun kembali melihat foto itu.

Boo Ki : Nona Mo, perang akan dimulai sekarang.


Tim Top langsung menggelar rapat. Pak Yoon bilang, Tae Hyung lah yang akan menangani kasus Seok Hee seperti yang telah mereka rencanakan.

Pak Yoon : Aku pikir mereka telah memutuskan untuk menangani kasus ini saat dia ditahan.

Je Kook lalu minta Pak Yoon membungkam Newspatch dulu. Pak Yoon mengerti.

Je Kook : Tujuan Jaksa Penuntut Joo adalah untuk melemahkannya jadi tentu saja dia akan menahannya. Tapi maksimal 6 bulan. Kita hanya perlu mengurus saham sebelum itu.

Je Kook kemudian tanya, apa yang terjadi dengan ruang terbuka hijau di Yongin.

Pak Yoon : Karena itu diharapkan menjadi ibu kota, ada banyak perusahaan yang terlibat. Aku pikir kita harus mengurusnya melalui Menteri Wilayah.


Kyung A : Tapi Menteri agak pilih-pilih. Dia sangat jujur ​​sehingga tidak ada lobi kita yang melewatinya.

Je Kook : Jadi apa kesimpulannya?

Kyung A : Kami berhasil membuat rencana makan malam dengannya.

Je Kook : Kerja bagus. Tapi tempat untuk makan malam....

Pak Yoon : Biar aku yang urus.

Je Kook : Mari kita bahas itu. Aku akan makan malam dengan Menteri dan mengurus greenbelt. Kau hentikan Newspatch merilis berita.

Pak Yoon : Baik.

Je Kook : Kau dapat menghentikan Jaksa Penuntut untuk menyelidiki.

Kyung A : Baik.


Pak Yoon dan Tae Hyung bertemu di klub. Pak Yoon tanya, apa Tae Hyun akan menahan Seok Hee.

Tae Hyung : Aku harus mengikuti aturan. Buktinya terlalu jelas.

Pak Yoon : Tentu saja. Kau harus mengikuti aturan.

Pak Yoon lantas meminta imbalan atas penangkapan Seok Hee itu.

Tae Hyung : Kau memberiku Mo Seok Hee agar aku berhenti menyelidiki MC Grup?

Pak Yoon : Kenapa? Tidak cukup?

Tae Hyung : Mo Seok Hee adalah masalah besar, jadi aku harus berterima kasih padamu karena mendapatkannya.

*Gila ya, jahat banget,, cuma demi warisan gitu, supaya MC jatuh ke tangan Wan Joon dengan mulus dan supaya kejaksaan berhenti menyelidiki MC, mereka ampe ngurung Seok Hee kek gitu.... Buat yang tanya, kenapa Tae Hyung, karena Tae Hyung lah jaksa yang menyelidiki MC dan Seok Hee melukai harga diri Tae Hyung pas mereka kencan buta. Ini Hyun Woo Sung gk di Ice Adonis, gk disini, nyebelinnya sama.... Di Ice Adonis, dia oon bener,, ampe gk bisa bedain mana yang salah mana yg benar, disini jahat banget... Tapi tenang gaes,, entar si Tae Hyung ini kena batunya kok...


Tae Hyung masuk ke ruang interogasi tempat Seok Hee ditahan.

"Kerja bagus, kau bisa pergi dan jangan biarkan siapapun masuk." ucapnya pada asistennya yang menjaga Seok Hee selama ia pergi.

Seok Hee terkejut melihat Tae Hyung.

Sementara Tae Hyung tersenyum puas menatap Seok Hee.

Tae Hyung : Kau Mo Seok Hee, kan? Apa kau menerima tuduhan penggunaan obat terlarang?

Seok Hee : Apa yang kau lakukan di sini?


Tae Hyung pun mematikan alat perekam.

Tae Hyung : Tentu saja seorang jaksa penuntut berada di kantor penuntutan. Dan apa yang kau lakukan di sini? Apakah obat hanya aksesori untuk dewi kaya yang tak tersentuh dan elegan?

Seok Hee : Aku yakin kau sudah melihatnya. Kau tahu lebih baik daripada siapa pun bahwa aku tidak menggunakan narkoba. Saya ingin tahu mengapa kau dari semua orang, bertanggung jawab atas kasus ini.


Tae Hyung : Yah, akulah yang menuntut sebagian besar kejahatan narkoba dari banyak jaksa elit. Tentu saja masuk akal bahwa itu ditugaskan kepadaku. Itu mengikuti aturan. Meskipun kau mungkin tidak tahu banyak tentang itu. Aku akan menyelidikimu sesuai aturan.

Seok Hee : Tapi sayang sekali aku tidak bersalah.

Tae Hyung marah mendengarnya, Mo Seok Hee! Pengadilan mengutamakan bukti. Jaksa sudah memiliki bukti. Jika kau pikir itu salah, maka buktikan.


Tae Hyung lalu menyalakan kembali alat perekam dan berkata, mereka akan melakukan tes urin.


Yoon Do yang berdiri diluar kesal karena tidak diizinkan masuk. Ia bilang, akan mengajukan keluhan resmi soal itu.

"Jaksa mengatakan dia harus berbicara dengannya secara pribadi. Kau hanya perlu menunggu sebentar."


Tae Hyung lalu keluar dan asistennya mengenalkan Yoon Do sebagai pengacara Seok Hee.

Yoon Do hendak memberikan kartu namanya tapi Tae Hyung malah menghinanya.

Tae Hyung : Kau pasti sibuk membersihkan kekacauan untuk orang kaya. Nah, pengacara perlu mencari nafkah juga.

Tae Hyung lalu menyuruh Yoon Do masuk. Yoon Do masuk. Tae Hyung tersenyum sinis melihatnya.


Yoon Do masuk. Seok Hee sedikit tersenyum melihat Yoon Do datang.

Yoon Do : Kau tidak mengatakan apa-apa, bukan? Apakah kau mengakuinya?

Seok Hee : Akui apa?

Yoon Do : Narkoba adalah kejahatan serius di negara kita. Ini berbeda dari Amerika.

Seok Hee : Jadi  berpikir aku menggunakan narkoba?

Yoon Do : Jadi tidak?

Seok Hee marah, bisa-bisanya kau berpikir aku bersalah!


Asisten Tae Hyun datang meminta sampel urin Seok Hee.

Seok Hee berdiri. Ia menatap Yoon Do dengan kesal, lalu pergi.


Asisten Tae Hyung memberikan wadah cangkir pada Seok Hee. Seok Hee hendak masuk ke bilik toilet, tapi kemudian ia berhenti melangkah dan menatap asisten Tae Hyung.

Seok Hee : Kau tidak akan pergi?

Asisten Tae Hyung : Ini peraturannya.

Seok Hee kesal.


Seok Hee lalu minta izin mencuci muka. Asisten Tae Hyung mengangguk.

Seok Hee beranjak ke wastafel. Ia melepas pita dan mantelnya, lalu menenangkan dirinya sejenak.


Seok Hee lalu kembali ke ruang interogasi.

Yoon Do : Katakanlah kau mengatakan yang sebenarnya. Tapi mereka menemukan bukti di tempat kejadian.

Seok Hee : Sudah diatur.

Yoon Do : Diatur? Oleh siapa?

Seok Hee : Jaksa Joo?

Yoon Do : Kenapa dia melakukan itu?


Seok Hee : Karena aku melukai harga dirinya.

Yoon Do : Katakanlah itu mungkin begitu. Tapi kapan Tuan Joo memasukkan ganja ke dalam tasmu?

Seok Hee : Bagaimana jika TOP terlibat?

Yoon Do terdiam.

*Waah, Seok Hee pinter, langsung tahu itu kerjaan TOP...


Je Kook menemui Cheol Hee. Cheol Hee terkejut mendengar Seok Hee menggunakan narkoba.

Young Seo yang sedang menatap Picasso, tanya, bagaimana bisa Je Kook menghentikan gadis liar macam Seok Hee.

Cheol Hee lalu menyuruh Je Kook membebaskan Seok Hee.

Je Kook : Tidak bisa. Jaksa yang bertugas adalah Joo Tae Hyung.


Cheol Hee : Itu bagus. Apa masalahnya?

Je Kook : Aku minta maaf karena memberi tahu kau soal ini tetapi Jaksa Joo Tae Hyung sedang menyelidiki MC Group.

Cheol kaget, apa? Lalu marah, beraninya dia! Memangnya dia pikir dia siapa?


Young Seo lantas duduk, bersama mereka.

Cheol Hee lalu menyuruh Je Kook menghubungi Jaksa Distrik.

Je Kook : Kita hidup di waktu yang berbeda. Kita membutuhkan strategi baru. Aku pikir dia melukai harga diri Tuan Joo pada kencan buta mereka. Masalahnya akan teratasi jika kita mengelus egonya.

Cheol Hee kaget, jadi kau sengaja menjebak Seok Hee?

Je Kook : Dia sengaja melukai harga dirinya untuk menyerang grup kita. Ini akan menjadi pengalaman belajar yang baik baginya.

Young Seo : Aku yakin dia tidak akan masuk penjara. Nona Han akan mengurusnya sebelum itu terjadi.

Cheol Hee : Bagaimanapun, pastikan tidak ada kata-kata yang keluar tentang ini.

Je Kook mengerti, lalu beranjak pergi.


Je Kook berjalan menuju mobilnya sambil menghubungi Kyung A. Ia menyuruh Kyung A bergerak sekarang.


Kyung A yang ditemani Pak Yoon mendatangi Boo Ki yang lagi asyik menikmati jajangmyeon di restoran kecil.

Boo Ki : Lihat, siapa ini. Apa yang kau lakukan di tempat kumuh seperti ini? Kau tidak suka karena kau terlalu berkelas.

Kyung A : Aku masih tidak menyukainya. Orang tidak berubah.

Boo Ki : Seorang foodie kesepian sedang menikmati makanannya.


Kyung A melirik Pak Yoon. Dan Pak Yoon pun langsung meletakkan sebuah amplop di meja. *Hah? Oke, mereka pikir semua bisa dibeli dgn uang.

Boo Ki : Aku sudah sering melihat ini di film.

Pak Yoon menyuruh Boo Ki membuka amplop itu.


Boo Ki mengintipnya lalu tanya, apa mereka mencoba menyuapnya?

Kyung A : Tidak cukup?

Boo Ki : Maaf membuatmu salah paham.  Pergi dan beri tahu atasanmu. Katakan padanya bahwa aku akan memasang foto Mo Seok Hee yang cantik di halaman utama sehingga mereka tidak perlu khawatir.

Kyung A sontak kesal.

Boo Ki lantas melemparkan amplop itu ke meja dan beranjak pergi.


Pak Yoon mau mengejar Boo Ki tapi dihentikan Kyung A. Kyung A lantas berdiri disamping Pak Yoon.

Kyung A : Jangan terlibat. Biar aku yang mengurusnya.

Bersambung ke part 2....

Buat kemarin nanyain sinopsis Ice Adonis, sabar ya.. Sy mau fokus dulu ngerjain Unknown Woman, Graceful Family sama The Great Show...

The Promise Ep 102 (Episode Terakhir) Part 2

Sebelumnya...


Na Yeon : Tae Joon-ah, senang bertemu denganmu.

Tae Joon : Aku tahu. Bagaimana kita bisa berada di penerbangan yang sama?

Na Yeon : Perusahaanmu pasti baik, mengirim kau ke Amerika untuk pelatihan.

Tae Joon : Bukan perusahaan yang baik. Kau tahu, aku lah yang baik.

Na Yeon tertawa.


Na Yeon lalu mengulurkan tangannya, mengajak Tae Joon berjabat tangan. Tae Joon menjabat tangan Na Yeon.

Tae Joon : Sampai jumpa lagi.

Tae Joon berajak pergi.

Na Yeon juga pergi tapi langkahnya terhenti karena ponselnya berbunyi. Telepon dari Sung Joo.


Sung Joo yang tengah menyiapkan makan siang, tanya, apa Na Yeon sudah tiba.

Dong Jin kemudian datang dan tanya apa Na Yeon sudah mendarat.

Sung Joo mengangguk.

Sung Joo : Lihatlah Geum Bong dulu. Dia sudah melahirkan. Bayinya kembar.

Na Yeon senang mendengarnya.


Sementara itu, Se Jin muncul di bandara. Ia nampaknya sedang terburu-buru. Se Jin yang tengah berlari tidak sengaja menabrak Tae Joon. Se Jin minta maaf. Tae Joon terkejut melihat Se Jin.

Se Jin : Apakah kau baik-baik saja? Apakah kau terluka?

Tae Joon : Tidak, aku baik-baik saja.

Se Jin : Aku buru-buru. Maaf.


Se Jin beranjak pergi tapi langkahnya berhenti. Merasa mengenali Tae Joon, ia pun berbalik dan memanggil Tae Joon lagi.


Se Jin lalu mendekati Tae Joon.

Se Jin : Apa kita pernah bertemu?

Tae Joon : Mungkin.

Se Jin lalu berputar2, menatap Tae Joon dan senyum sendiri di belakang Tae Joon.


Se Jin : Kau mengenalku, kan?

Tae Joon : Aku mengenalmu dengan baik.

Se Jin : Aku kehilangan ingatan setelah operasi. Maafkan aku.

Tae Joon : Aku tahu.

Se Jin kemudian teringat urusannya. Tapi sebelum pergi, ia memberikan kartu namanya pada Tae Joon dan meminta Tae Joon menghubunginya.

Tae Joon membaca kartu nama Se Jin. Se Jin sekarang, Direktur Pengembangan Strategi di Baekdo.


Na Yeon menunggu jemputannya di bandara. Tak lama, Se Jin datang. Na Yeon terkejut Se Jin yang datang.

Se Jin lantas mencocokkan foto Na Yeon yang dibawanya dengan Na Yeon.

Se Jin : Kau Lee Na Yeon, kan?

Na Yeon : Iya.

Se Jin : Kudengar kau kembar, tapi kalian ternyata benar-benar identik. Aku pergi ke rumah abu Baek Do Hee dengan ayah baru-baru ini. Aku Jang Se Jin. Ayah ada di pedesaan ... dan dia ketinggalan bisnya. Dia memintaku untuk menjemputmu.

Na Yeon : Terima kasih sudah datang.


Se Jin mengambil koper Na Yeon dan mengajak Na Yeon pergi tapi Na Yeon bilang ia sedang menunggu seseorang.

Se Jin : Lalu, bolehkah aku pergi dulu? Permasalahannya adalah, aku bertemu seseorang di sini. Dia terlihat sangat akrab, tapi aku tidak ingat, jadi aku jadi gila karena penasaran.

Na Yeon yang sadar yang dimaksud Se Jin adalah Tae Joon langsung menyuruh Se Jin mengejar Tae Joon sebelum Se Jin kehilangan Tae Joon.

Se Jin mengucapkan terima kasih dan langsung pergi.


Diluar bandara, Tae Joon terkejut melihat Hwi Kyung berdiri disana.

Tae Joon : Paman, kenapa kau disini. Na Yeon mungkin menunggumu.

Hwi Kyung : Benarkah? Terima kasih, Tae Joon.

Hwi Kyung pun bergegas ke dalam.


Tae Joon hendak pergi namun ia menghentikan langkahnya saat mendengar suara Se Jin memanggilnya.

Tae Joon pun berbalik menatap Se Jin dan Se Jin mendekati Tae Joon.

Se Jin : Aku melupakan sesuatu.

Tae Joon : Apa itu?

Se Jin mengulurkan tangannya, mengajak Tae Joon berjabat tangan. Sontak Tae Joon tertawa melihatnya.


Se Jin : Aku Jang Se Jin.

Tae Joon : Aku Kang Tae Joon.


Hwi Kyung mencari2 Na Yeon tapi ia tak bisa menemukan Na Yeon. Tak lama, terdengar suara Na Yeon. Hwi Kyung berbalik menatap Na Yeon. Na Yeon mendekat.

Na Yeon marah karena Hwi Kyung datang terlambat.

Hwi Kyung tersenyum. Ia lantas mengaku, bersyukur mereka dipertemukan lagi di tempat itu.


Hwi Kyung lalu bilang, dulu mereka dipertemukan di tempat itu juga.


Hwi Kyung : Kenapa kita tidak mulai lagi di tempat ini?

Mata Na Yeon seketika berkaca-kaca mendengar kata-kata Hwi Kyung. Na Yeon lalu mengaku merindukan Hwi Kyung.


Hwi Kyung lantas merentangkan tangannya. Tangis Na Yeon akhirnya keluar. Ia lalu tersenyum pada Hwi Kyung dan menghambur ke dalam pelukan Hwi Kyung.


Tamat...

Happy ending gaes.....

Sedikit kecewa karena Se Jin lupa semuanya... Dia gak ingat perbuatan mengerikan yang udah dia lakuin ke Na Yeon. Ini Se Jin sy ngeliatnya, kayak dikasih kesempatan kedua, buat menjadi lebih baik, dengan hilangnya ingatannya.

Ada satu lagi yang tidak terungkap,, yakni Yoo Kyung yang sempat berniat menabrak Yoon Ae, sebelum Yoon Ae ditabrak ayahnya Eun Bong dan Geum Bong.... Karena Yoo Kyung berniat menabrak Yoon Ae, si Yoon Ae kaget,, tapi dia dengan cepat menghindari mobil Yoo Kyung yang mau menabraknya... Itulah alasan kenapa payung Yoo Kyung bisa terlempar ke tengah jalan. Karena Yoon Ae menghindari mobil Yoo Kyung, sampai dia jatuh ke pinggir jalan dan payungnya kecampak ke tengah jalan. Nah pas mau ngambil payungnya di tengah jalan, truk yang dikemudikan ayah Eun Bong dan Geum Bong datang dan menabraknya.... Jadi intinya, emang Yoo Kyung pembunuh Yoon Ae...

Awal nonton ini dan melihat kekejaman Yoo Kyung dan Se Jin ke Na Yeon, sy berharap Yoo Kyung berakhir di penjara dan Se Jin gila.

Kenapa sy pengen Se Jin gila? Se Jin aja udah nyakitin dirinya sejak kecil demi mendapatkan kemaunannya kan.... dan dia tidak bisa hidup kalau harus kehilangan Kyung Wan dan Tae Joon.... dan saat Kyung Wan dan Tae Joon meninggalkan dia, sy pikir dia akan jadi gila.... ternyata tidak...

Tapi sy senang hubungan Kyung Wan dan Na Yeon sudah membaik..... Hal ini terlihat dari Kyung Wan yang memberitahu Hwi Kyung soal kepulangan Na Yeon. Sy berasumsi, Na Yeon yang menghubungi Kyung Wan dan memberitahu Kyung Wan bahwa dia akan pulang.... Ditambah saat Se Jin bilang, kalau dia disuruh Kyung Wan menjemput Na Yeon karena Kyung Wan ketinggalan bus dari pedesaan.... dan lagi, Na Yeon bilang dia menunggu seseorang.... sudah jelas Hwi Kyung yang ditunggu Na Yeon... darimana Na Yeon tahu Hwi Kyung akan datang? Darimana lagi kalau bukan dari Kyung Wan. Mungkin Kyung Wan yang bilang pada Na Yeon, bahwa ia sudah memberitahu Hwi Kyung kepulangan Na Yeon.

Tapi sayang aja, gk ada scene Kyung Wan dan Na Yeon setelah baikan...

Tapi gak terlalu buruk laah endingnya, meski sy mengharapkan Se Jin berakhir gila setelah kehilangan Tae Joon dan Kyung Wan...

Pengen ada season 2....