• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Graceful Family Ep 6 Part 2

Sebelumnya...


Seok Hee berjalan di lantai atas dan mendengar suara Wan Soo di bawah. Ia pun menghentikan langkahnya dan melihat Wan Soo sedang bicara dengan Wan Joon yang lagi makan ditemani Soo Jin.


Wan Soo : Sepertinya Tuhan telah memberimu semua keberuntungan. Sekarang lawan terkuatmu, Seok Hee, keluar dari permainan, kau lah satu-satunya pewaris.

Soo Jin : Kak Wan Soo, apa kau tidak tahu dia sangat sensitif? Dia terlambat makan malam.

Wan Soo : Sudah cukup sekarang. Makan malam bukan yang penting saat ini. Filmku hampir dibatalkan.

Wan Joon : Lalu?


Wan Joon berhenti makan.

Wan Joon : Apa yang kau inginkan?

Wan Soo : Berikan aku uang. Uang! Aku hampir kehilangan seluruh kru filmku sekarang! Kau sempurna. Tapi kupikir kau kurang dalam kemanusiaan. Apa pria dingin sepertinya tidak akan berdarah? Itu sangat kuno. Pemimpin selanjutnya harus lebih sensitif! Adik, tolong bantu aku menyelamatkan reputasiku. Tolong bantu aku, Wan Joon- ah!

Wan Joon : Kau tidak punya malu?

Wan Soo : Apa maksudnya?

Wan Joon : Akui saja bahwa kau tidak memiliki bakat. Hanya dengan pengakuan itu, kau akan menunjukkan bahwa kau memiliki nilai.

Wan Soo marah, kau bajingan berhati dingin!


Wan Joon lantas berdiri dan menghina Wan Soo.

Wan Joon : Jika kau menginginkan perusahaan, silakan ambil. Dapatkanlah kemampuan untuk mengambilnya. Atau diam saja.

Wan Soo : Apa katamu? Beraninya kau...!


Wan Soo yang udah gak tahan lagi, berniat memukul Wan Joon tapi dicegah Soo Jin.

Soo Jin : Kak Wan Soo! Kenapa kau bertingkah seperti ini?

Wan Soo : Kenapa aku bertingkah seperti ini? Sekarang kalian berdua bersikap dingin. Tidak heran kalian berdua sudah menikah!


Seok Hee pun datang.

Seok Hee : Indah sekali. Pertengkaran antar saudara.

Seok Hee duduk di meja. Wan Soo memarahi Seok Hee karena tidak hati-hati.

Wan Soo : Kau harusnya berusaha sebaik mungkin! Kau harapanku satu-satunya. Filmku hampir dibatalkan! Apa yang akan kau lakukan?

Seok Hee : Aku tahu. Maafkan aku. Kau harus mengurangi minum dan menggunakan uang itu untuk membuat film anggaran rendah.

Wan Soo : Bagaimana bisa tidak ada seorang pun di keluarga ini yang mengerti seni? Jika aku tidak bisa minum-minum sekarang, aku akan berakhir di rumah sakit jiwa.


Wan Soo pergi. Wan Joon juga mau pergi, tapi Seok Hee bersuara.

Seok Hee : Kak Wan Soo mungkin bukan sainganmu. Tapi kau tidak perlu memperlakukannya seperti itu. Lagipula kalian bersaudara. Kalian berdua rukun.

Wan Joon : Kenapa kalian berdua tidak bekerja sama? Kau adalah saudara tirinya.


Seok Hee : Saat terpojok, kau bisa menggigit dan mencabik-cabik seseorang.

Wan Joon : Sungguh? Hanya memikirkannya saja membuatku takut.

Wan Joon kemudian tertawa, lalu beranjak pergi. Soo Jin menyusul Wan Joon.

Seok Hee tertawa menatap kepergian Wan Joon, tapi hanya sebentar.


Di restoran, Yoon Do sedang makan malam bersama ayahnya dan Eun Ji.

Eun Ji : Internet dipenuhi berita tentang putri tunggal keluarga konglomerat. Bukankah dia wanita yang sebelumnya?

Pak Heo : Dia tampak begitu baik dan cerdas. Bagaimana dia bisa berakhir mengemudi sambil mabuk? Mengemudi sambil mabuk itu tidak berbeda dengan pembunuhan. Jangan pernah lakukan itu! Jangan pernah!

Yoon Do : Ayah, jangan percaya semua yang ada di berita.

Pak Heo : Jika aku tidak percaya dengan berita itu, lalu siapa yang aku percayai?

Yoon Do : Ada banyak berita palsu belakangan ini.


Eun Ji : Mereka mengatakan bahwa dia minum sepanjang malam sehingga dia masih mabuk di pagi hari. Dia pasti banyak minum hingga dia gagal dalam tes kesadaran di pagi hari.

Yoon Do marah, sudah kubilang itu tidak benar!

Eun Ji dan Pak Heo pun heran melihat Yoon Do marah.

Yoon Do lalu berhenti makan dan beranjak masuk ke dalam.


Seok Hee kini di kamarnya, sedang membaca buku puisi yang diberikan Yoon Do tadi.

Seok Hee : Pengacara Heo, kau memang berbeda. Aku menyukai puisi ini.

Di kamarnya, Yoon Do tak henti menatap ponselnya. Ia menunggu telepon Seok Hee.


Tapi karena Seok Hee gak kunjung menghubunginya, ia pun akhirnya menghubungi Seok Hee.

Yoon Do : Kau sudah membaca puisi itu?

Seok Hee : Apa kau tahu pukul berapa ini? Kau meneleponku hanya untuk menanyakan itu?

Yoon Do : Ini siang hari di New York.

Seok Hee : Jadi, kau mau membalasku?

Yoon Do : Tentu saja tidak. Aku hanya penasaran apa kau sudah membaca puisinya?

Seok Hee : Aku suka puisi ini.

Yoon Do : Sungguh? Hei, kita memiliki banyak kesamaan seperti saudara kandung!


Yoon Do lalu membacakan puisinya. Lalu Seok Hee melanjutkannya.

Yoon Do : Aku memikirkan kesedihanmu di dunia yang menyedihkan.

Seok Hee : Memikirkan kesedihanmu di dunia yang menyedihkan ini, suram seperti tanah yang kehilangan rumah.

Yoon Do / Seok Hee : dan sebagai rumah yang kehilangan penghuninya."


Yoon Do lalu minta Seok Hee bernyanyi lagi.

Seok Hee : Lupakan. Jika kau melewati batas lagi, aku akan menendangmu.

Yoon Do : Aku lega.

Seok Hee : Apa?

Yoon Do : Kau masih Mo Seok Hee yang aku kenal. Selamat malam.


Seok Hee tersenyum.


Besok paginya, Yoon Do membantu Wang Pyo menyiapkan surat gugatan. Setelah gugatannya selesai, Yoon Do menunjukkannya pada Pengacara Yoon dan Pengacara Yoon menunjukkannya pada Wang Pyo.


Setelah mendapat persetujuan Wang Pyo, Yoon Do dan Pengacara Yoon langsung pergi memasukkan surat gugatan itu.


Je Kook dan tim langsung membahas gugatan Seok Hee.

Pak Yoon : Nona Seok Hee baru saja mengajukan gugatan, bahwa kami memaksa para pemegang saham menandatangani surat kuasa. Kami dituntut karena pemaksaan.

Kyung A : Ada juga klaim bahwa kami melanggar hukum pasar modal. Mereka mengatakan kami menerima surat kuasa dari pemegang saham pada tanggal yang berbeda.

Pak Yoon : Pasal 153 Undang-Undang Pasar Modal dan Investasi Pasar Saham. Pelanggaran dan pengungkapan surat kuasa dan dokumen referensi.

Kyung A : Nona Seok Hee lebih teliti daripada penampilannya.

Je Kook : Itu berarti dia bertekad untuk menjadi CEO. Kita sudah menduga ini.


Pak Kwon : Pimpinan Senior juga sedang menghubungi para direktur saat ini.

Pak Yoon : Choi Kyung Ho, Sim Ho Chul, Baek Jong Heon. Bahkan hanya dengan tiga orang ini, mereka bisa mengadakan rapat darurat.

Je Kook : Bukankah Direktur Baek ada di pihak kita? Apakah ini informasi darinya?

Pak Yoon : Ya.

Je Kook : Mereka akan mengadakan rapat dewan darurat?


Joo Young : Dia berencana meyakinkan dewan untuk menyingkirkan Pimpinan Mo sebagai CEO dan mencobanya lagi?

Pak Kwon : Haruskah kita mengirim mereka bertiga ke luar negeri sebentar?

Je Kook : Tidak, tunggu. Jika mereka menghubungi Direktur Baek, maka itu berarti mereka cukup percaya diri dan tidak peduli jika informasinya bocor pada kita. Maka itu pasti berarti dua lainnya sudah bergabung dengan mereka. Cari tahu kapan dan di mana pertemuan itu akan berlangsung.

Tim : Baik.

Je Kook : Tidak, gunakan Direktur Baek untuk mengadakan pertemuan di rumah.

Pak Yoon : Kenapa?

Je Kook : Jika sesuatu yang buruk terjadi di luar, maka itu tidak akan baik untuk kita.


Je Kook bergegas menemui Cheol Hee.

Cheol Hee : Rapat dewan direksi darurat? Keserakahannya tidak pernah berakhir. Dia begitu gigih.

Cheol Hee mulai takut.

Je Kook : Pimpinan.

Cheol Hee menatap Je Kook.


Tiba-tiba, Wang Pyo datang. Wang Pyo datang diantar Bu Jung.

Melihat Je Kook, Wang Pyo menyuruh Je Kook keluar. Je Kook mengerti dan langsung keluar.


Wang Pyo minta Cheol Hee menyerahkan posisi CEO ke Seok Hee. Cheol Hee jelas menolak. Ia beralasan, tidak bisa mundur karena dewan direksi sudah menunjuknya.

Wang Pyo : Kau akan dihukum karena keserakahanmu. Jika kau mencoba menggangguku lagi, kau akan membayarnya. Ini masih rumahku.

Wang Pyo lalu meminta Bu Jung membawanya keluar.


Diluar,, ia bertemu Je Kook yang berdiri di depan pintu.

Wang Pyo : Kau seharusnya tetap menjadi hakim. Ini kesalahanku.

Je Kook tak menjawab. Ia hanya menatap dingin Wang Pyo. Setelah Wang Pyo pergi, Je Kook langsung kembali ke dalam.


Cheol Hee : Aku...tidak bisa menerimanya lebih lama lagi. Aku muak dan lelah.

Je Kook : Ini terjadi sudah lama, tapi aku pernah beruntung. Aku mulai dengan 100 dolar untuk bersenang-senang. Tapi aku hanya menyisakan 1 dolar dalam sekejap mata. Aku berpikir untuk membuangnya. Tapi aku memasukkan koin terakhir itu dan koin itu memberiku hadiah besar. Koin 1 dolar itu mengubah hidupku. Kau tidak boleh memberi satu dolar pun kepada seorang penjudi.

Cheol Hee mengangguk-ngangguk.

Cheol Hee : Usia tua adalah penghinaan bagi keluarga.


Je Kook mengerti apa maksud Cheol Hee.

Je Kook kemudian berdiri dan beranjak pergi.

*MC Group ini kn punya Wang Pyo ya,,, so Wang Pyo dong yg punya kekuasaan penuh tapi disini yg sy lihat yg punya kekuasaan penuh tu si Je Kook......


Je Kook hendak pergi,, tapi langkahnya berhenti. Ia lantas berbalik dan mendongak dan melihat sesuatu.


Je Kook lantas masuk ke kamar Seok Hee.

Je Kook : Maaf mengganggumu saat kau sedang beristirahat.

Seok Hee : Sopan jika tidak melakukan hal-hal yang membuatmu harus meminta maaf.

Je Kook : Menurutmu kau bisa mengubah hasilnya jika kau mengadakan rapat dewan darurat?

Seok Hee : Aku tidak tertarik untuk bermain jika tidak ada peluang untuk menang.

Je Kook : Ke mana perginya Nona Seok Hee yang polos di masa lalu itu?

Seok Hee : Entahlah. Dia mungkin meninggal di New York ketika dia berusia sekitar 20 tahun. Kau harusnya tahu itu. Kau dan MC Grup membunuh Seok Hee.


Je Kook : Nona Seok Hee, menurutmu berapa lama kau bisa mengandalkan Pimpinan Senior? Jika kau tidak melepaskan keserakahanmu, Pimpinan Senior mungkin akan berada dalam situasi yang sulit.

Seok Hee : Apa itu ancaman? Selama aku bisa mendapatkan MC Grup, tidak penting apakah kakek meninggal atau tidak. Lagipula, kakek memang sudah tua.

Je Kook sedikit terkejut dengan kata-kata Seok Hee.

Seok Hee : Kau tampak terkejut. Untuk melawan kalian, aku harus bertindak dan berpikir seperti kalian. Karena inilah caramu bertarung.

Bersambung ke part 3....

Graceful Family Ep 6 Part 1

Sebelumnya...


Seok Hee dan kakeknya makan siang berdua di sebuah restoran cepat saji. Di belakang, dua pengawal berdiri, menunggui mereka.

Wang Pyo : Apa rasanya lezat?

Seok Hee : Ya, rasanya bahkan lebih enak karena aku di sini bersama Kakek.

Wang Pyo tertawa mendengarnya.

Seok Hee lalu berkata, bahwa ia tak dibolehin makan burger oleh ibunya.

Wang Pyo lantas mengatakan, bahwa Seok Hee boleh melakukan apapun yang Seok Hee mau hari itu.

Seok Hee girang, sungguh?

Wang Pyo : Tentu saja. Apa yang ingin kau lakukan?

Seok Hee : Teman-temanku pergi ke pertandingan sepak bola bersama ayah mereka.


Wang Pyo lalu mengambil sisa makanan Seok Hee yang jatuh ke nampan dan memakannya.

Seok Hee : Kakek, itu kotor.

Wang Pyo : Tidak. Sisa makananmu tidak kotor. Tidak apa-apa.

Seok Hee tertawa mendengarnya.

Wang Pyo : Apa kau ingin pergi ke lapangan sepak bola bersama Kakek?

Seok Hee : Sungguh?

Wang Pyo : Kalau begitu, ayo pergi sekarang!


Seok Hee : Baiklah! Aku akan membersihkannya.

Seok Hee berdiri, membawa peralatan bekas makannya. Melihat itu, para pengawal langsung mengambil nampan dari tangan Seok Hee.


Wang Pyo kemudian melihat tali sepatu Seok Hee yang lepas dan bergegas menalikannya.

"Biar saya saja, Pak." ucap pengawal.

"Tidak apa-apa." jawab Wang Pyo.

Terdengar narasi : Untuk seorang gadis yang tidak bisa hidup dengan ayahnya, kakeknya lebih dari sekadar figur ayah baginya.

Je Kook datang dan terkejut melihat Wang Pyo menalikan sepatu Seok Hee.


Setelah itu, Wang Pyo pergi menemui Nyonya Ahn.

Wang Pyo : Kau pasti kesulitan membesarkan Seok Hee tanpa ayahnya.

Nyonya Ahn : Seok Hee adalah anak yang sangat cerdas dan baik hati.

Wang Pyo : Kau adalah nyonya rumah yang sah. Sudah waktunya bagimu untuk pindah ke rumah utama.


Cheol Hee, Young Seo, Wan Soo dan Wan Joon sudah berkumpul di meja makan, menunggu kedatangan Wang Pyo. Dari wajah-wajah mereka yg terlihat tegang dan kesal, sepertinya mereka tahu Seok Hee dan Nyonya Ahn akan mulai tinggal bersama mereka hari itu.

Tak lama, Wang Pyo datang bersama Nyonya Ahn dan Seok Hee.

Wang Pyo : Istri sah dari Keluarga Mo adalah ibu Seok Hee. Pulanglah kembali ke rumah dengan Seok Hee sekarang.

Nyonya Ahn : Ya, Ayah.


Wang Pyo lantas memanggil Young Seo dan menyuruh Young Seo pindah.

Young Seo protes, ayah!

Nyonya Ahn justru tersenyum.


Wang Pyo kemudian menatap Seok Hee.

Wang Pyo : Seok Hee-ya, kau harus kembali ke rumah dan menerima pendidikan yang layak sebagai ahli waris.

"Kakek! Kurasa itu akan membosankan." ucap Seok Hee manja.


Cheol Hee : Ayah, kita sudah memiliki seorang putra yang merupakan pewarisnya. Jadi kenapa Seok Hee...?

Wang Pyo : Berhentilah berpikiran kuno! Gender bukan masalah! Di matamu, apakah keduanya cocok untuk menjadi ahli waris?

Cheol Hee terdiam.


Wang Pyo kemudian memanggil Seok Hee. Seok Hee menoleh. Wang Pyo tersenyum dan mengerlingkan matanya. Seok Hee balas melakukan hal yang sama.


Di depan ruang makan, Je Kook berdiri dan mendengar semuanya.

Narasi kembali terdengar.

"Mengasihi satu orang lebih dari yang lain menyebabkan kecemburuan, penghinaan, dan kemarahan."


Sekarang, Wang Pyo bicara dengan Je Kook di ruangannya.

Je Kook : Sepertinya Anda sangat menyukai Nona Seok Hee, Pak.

Wang Pyo : Dia anak yang istimewa. Dia adalah pilar Keluarga Mo. Aku akan menyiapkan Seok Hee untuk menjadi pemimpin yang akan memimpin MC Grup kita. Kau wanita, tapi kau juga hidup seperti pria, bukan?

Je Kook : MC Construction saat ini berusaha mendapatkan kontrak konstruksi besar di Timur Tengah.

Wang Pyo : Lalu?


Je Kook : Pihak lain berencana untuk menyetujui dengan syarat bahwa  Direktur Mo Cheol Hee yang menjadi CEO. Selain itu, semua orang di MC Grup percaya bahwa Direktur Mo adalah CEO berikutnya. Jadi jika Anda tiba-tiba mengumumkan bahwa Nona Seok Hee akan menjadi ahli waris, maka itu bisa menjadi pukulan bagi pertumbuhan MC Grup.

Wang Pyo : Kekhawatiran yang tidak berdasar.

Je Kook : Pimpinan!

Wang Pyo : Aku sudah memutuskan.

Je Kook kesal.

Narasi lagi : Tekad Pimpinan Senior untuk tidak kehilangan sesuatu yang berharga baginya. Dan pengkhianatan Direktur Han. Mungkin begitulah tragedi di Keluarga Mo dimulai.


Seok Hee di stop polisi yang sedang melakukan razia. Polisi bilang, akan melakukan tes kesadaran. Dan hasilnya, Seok Hee mabuk.

Seok Hee jelas kaget, ia mau menjelaskan kalau ia tidak mabuk tapi kemudian ia meyadari sesuatu dan tersenyum kesal.


Seok Hee pun berakhir di kantor polisi. Yoon Do kemudian datang dan mengenalkan dirinya sebagai pengacara Seok Hee. Yoon Do kemudian menjelaskan, bahwa Seok Hee memakai SIM sementara.

"Ya, jadi dia tidak mengemudi tanpa SIM. Tapi selagi menunggu suspensi SIM-nya karena mengemudi sambil mabuk."

Yoon Do kaget, dia mengemudi sambil mabuk lagi?

"Kau tahu itu dua kali pelanggaran, bukan?"

"Ya, aku yakin ada kesalahpahaman..."

"Tolong panggilkan dokter. Aku akan membuktikannya. Aku punya penyakit."

Mendengar itu,, Yoon Do pun langsung mengajak Seok Hee bicara empat mata.


Yoon Do dan Seok Hee bicara di ruang interogasi. Yoon Do pun mengaku, dejavu. Ia bilang, teringat saat mereka pertama kali dulu bertemu di kantor polisi dan karena kasus yang sama. Seok Hee tanya, kenapa Yoon Do tidak marah dan tidak tanya ia mabuk apa tidak?

Yoon Do : Apa kau sungguh minum?

Seok Hee : Kulihat sudah ada artikel tentang aku mengemudi sambil mabuk. Seolah-olah seseorang sedang menunggunya. Menurutmu kenapa mereka tiba-tiba mendirikan pos pemeriksaan tes kesadaran pagi ini? Dan juga tepat di depan rumahku. Bagaimana wartawan tahu soal aku mengemudi sambil mabuk sebelum kau?


Yoon Do : Jadi, maksudmu seseorang menjebakmu sehingga kau tidak dapat menghadiri pertemuan?

Seok Hee : Menurutmu siapa yang melakukan itu?

Yoon Do : TOP?


Seok Hee : Aku punya penyakit yang disebut sindrom auto-brewery.

Yoon Do : Sindrom auto-brewery?

Seok Hee : Ya. Ini adalah penyakit di mana karbohidrat yang kumakan berubah menjadi alkohol.

Yoon Do : Ada penyakit seperti itu?

Seok Hee : Itu bukan penyakit yang mematikan. Aku mulai mengetahuinya tahun lalu. Aku sempat dirawat di Amerika Serikat. Tetapi karena aku harus bergegas kembali ke Korea, aku tidak bisa membawa obatku. Aku juga tidak bisa pergi ke rumah sakit di sini karena aku takut TOP akan mengetahuinya.

Yoon Do : Lalu menyetir sambil mabuk sebelumnya... Apa itu juga karena kondisimu?

Seok Hee : Ya.

Flashback.....


Ketika Seok Hee merebut roti yang baru saja dibeli staff MC. Ia memakannya, sebelum ia menyetir dengan kencang dan menabrak mobil polisi yang hendak membawa Pak Kim Doo Man.

Flashback end....


Seok Hee juga ingat saat minum jusnya tadi pagi.

Seok Hee : Kurasa mereka memasukkan sesuatu ke dalam jus yang aku minum setiap hari. Mungkin bubuk karbohidrat.

Yoon Do : Jadi pada akhirnya, TOP mengetahuinya.

Seok Hee : Apa yang terjadi pada rapat umum pemegang saham?

Yoon Do : Penunjukanmu sebagai CEO dibatalkan.

Seok Hee : Jadi pada akhirnya, ayahku yang menjadi CEO?

Seok Hee kecewa.


Yoon Do menerima fax catatan medis Seok Hee dari Amerika.

Yoon Do : Ini adalah catatan medisnya dari Amerika Serikat. Kami akan segera mengirimkan laporan tes medis dari rumah sakit setempat.


Seok Hee sendiri duduk diam dengan wajah kesal.


Pengacara Yoon memberitahu Wang Pyo bahwa Cheol Hee telah diangkat menjadi CEO. Bu Jung cemas dan tanya bagaimana nasib Seok Hee. Pengacara Yoon mengatakan, karena alasan kenapa Seok Hee didiskualifikasi sudah diketahui publik, maka akan sulit bagi Seok Hee menjadi CEO sekarang.


Mendengar itu, jantung Wang Pyo langsung kumat.

Bu Jung dan Pengacara Yoon sontak panic.

Pengacara Yoon lantas menghubungi Dokter Hwang.


Sekarang, Wang Pyo sudah terlelap. Bu Jung pun menanyakan keadaan Wang Pyo pada Dokter Hwang.

Dokter Hwang : Beliau sudah sangat tua. Ditambah lagi, beliau juga memiliki masalah dengan arteri dan jantungnya. Kupikir beliau harus tinggal di rumah sakit dan beristirahat. Aku akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan tetapi beliau perlu beristirahat.


Dokter Hwang kemudian pergi meninggalkan kediaman MC usai memeriksa Wang Pyo.

Diam2, Kepala Pelayan memberikan pesan ke Je Kook tentang kedatangan Dokter Hwang.


Usai membaca pesan itu, Je Kook minta tim nya menunjukkan berita soal kasus DUI Seok Hee.

Joo Young pun langsung menunjukkannya.

"Pewaris MC Grup ditangkap karena mengemudi sambil mabuk"
"Kurangnya moral para konglomerat adalah masalah serius!"
"Ahli waris penyuka kelab malam dan mendukung pernikahan sesama jenis"

Begitulah judul artikel soal kasus DUI Seok Hee.

Joo Young : Media sedang menggila.

Kyung A menyindir Seok Hee : Nona Seok Hee langsung memulai debutnya sebagai bintang internasional. Tapi sayangnya bukan dalam hal baik.


Je Kook : Adakah artikel tentang perebutan perusahaan?

Joo Young : Sejauh ini belum ada.

Je Kook : Tetap lanjutkan seperti ini.

Je Kook lalu tanya ke Pak Yoon, apa yang akan dilakukan Pimpinan Senior selanjutnya?

Pak Yoon : Mereka mungkin akan mengkritik penunjukkan Pimpinan Mo sebagai CEO. Nona Seok Hee bukan CEO tapi dia pemegang saham mayoritas.

Je Kook : Dia mungkin mengajukan gugatan terhadap kita.

Pak Yoon : Ya, sangat mungkin. Mereka akan mengatakan CEO yang ditunjuk tanpa pemegang saham mayoritas adalah hal bermasalah. Mereka juga dapat mengklaim kita memaksa pemegang saham memberikan surat kuasa.

Je Kook : Solusinya?

Pak Yoon : Bahkan jika ada gugatan, itu akan memakan waktu lama. Sementara itu, kita perlu dengan cepat meningkatkan saham kita sebanyak mungkin.

Je Kook : Baik.


Pak Kwon : Direktur Han, bagaimana dengan Pengacara Heo? Magangnya sudah berakhir. Jadi apakah perlu untuk membiarkannya tetap di TOP?

Je Kook : Aku akan mengurusnya.

Pak Kwon : Baik.


Seok Hee sedang menjalani serangkaian pemeriksaan di RS.


Yoon Do yang menunggu diluar, membaca soal sindrom auto brewery di internet.


Tak lama, Seok Hee datang.

Seok Hee : Kurasa ini akan membutuhkan lebih banyak waktu. Mereka perlu mengambil lebih banyak darah. Ini adalah penyakit langka sehingga semua orang sangat tertarik. Kirim hasilnya ke kantor polisi segera setelah hasilnya keluar.

Seok Hee lalu menanyakan kakeknya. Ia tanya, apa kakeknya tahu?

Yoon Do : Aku sudah bicara dengan Pengacara Yoon. Dia bilang dia memberitahunya.

Seok Hee merasa bersalah.


Cheol Hee dan Young Seo bersulang, merayakan jabatan baru Cheol Hee sebagai CEO.

Young Seo : Selamat, CEO! Ini anggur yang kusimpan untuk hari istimewa seperti ini. Love shot!

Cheol Hee : Kau membuatku malu.

Cheol Hee lalu minta Young Seo mengurus Seok Hee dengan baik mulai sekarang.

Young Seo : Tentu saja. Bagaimanapun, dia adalah putriku. Omong-omong, kapan kau akan melakukan perubahan personel?

Cheol Hee : Direktur Han akan membawakanku konsepnya.


Young Seo : Apa maksudmu dengan Direktur Han? MC Grup adalah milikmu! Mereka bilang anggur baru harus dimasukkan ke botol yang baru. Kenapa kau tidak mempertimbangkan untuk mengganti pimpinan TOP sekarang? Aku sungguh tidak menyukai wanita itu. Dia yang terburuk!

Mendengar itu, Cheol Hee diam saja sembari melirik Young Seo.


Seo Jin sedang main game sendirian. Tak lama, Na Ri datang. Seo Jin senang melihat Na Ri.

Ternyata mereka ada di sebuah restoran.


Na Ri kemudian tanya kenapa Seo Jin tiba2 mengajaknya bertemu.

Na Ri : Apakah seseorang dalam keluarga itu mengganggumu?

Seo Jin : Tidak. Aku baik-baik saja.

Na Ri : Sungguh?


Tak lama, Wan Soo datang. Na Ri terkejut melihat kedatangan Wan Soo.

Na Ri : Kalian datang bersama?

Wan Soo : Kenapa? Apakah ada alasan kenapa kita tidak boleh bertemu? Aku datang karena aku ingin berbicara denganmu.

Na Ri : Tentang apa?

Wan Soo melirik Seo Jin. Seo Jin yang mengerti, langsung memasang earphone nya untuk menutup kupingnya.


Wan Soo : Berinvestasilah dalam filmku.

Na Ri : Investasi? Mendadak begini!

Wan Soo : Aku tidak punya uang!

Na Ri : Bahkan jika aku punya, aku akan menolaknya.

Wan Soo : Kau syuting 3 iklan baru-baru ini!

Na Ri : Wan Soo! Bagaimanapun, aku tidak punya uang.

Wan Soo : Lalu maukah kau memintakan untukku pada ayahku? Seok Hee mengatakan dia akan berinvestasi tetapi kurasa itu tidak mungkin sekarang. Hei, aku sedang terburu-buru. Tolong bicaralah dengan ayahku untukku.


Na Ri : Kenapa kau hidup seperti itu? Tidak bisakah kita hidup dengan tenang?

Wan Soo : Hei. Jika kau tidak mau membantuku, aku juga punya rencana lain. Aku akan memberitahu bahwa kita pernah berkencan...!

Na Ri sewot, apa kau gila?


Seo Jin lantas melepas earphone nya dan tanya apa yang mereka bahas.

Na Ri pun langsung mengalihkan pembicaraan dengan mengatakan bahwa ia lapar.

Pelayan datang dan memberikan buku menu. Tak mau si pelayan koar-koar kesana kemari bahwa Seo Jin putranya, Na Ri pun menyebut Seo Jin sebagai keponakannya. Mendengar itu, Seo Jin kecewa.


Yoon Do dan Seok Hee dalam perjalanan. Yoon Do menyetir mobil Seok Hee. Sepanjang perjalanan,, mereka tidak saling bicara.

Seok Hee masih syok atas kasus DUI nya. Yoon Do yang mengetahui itu, menyetel musik untuk menghibur Seok Hee. Seok Hee pun menatap Yoon Do, tapi hanya sebentar karena setelahnya ia kembali menatap keluar jendela.


Mobil Yoon Do tampak berhenti di depan Sungai Han. Seok Hee yang duduk sendiri di mobil, menatap Yoon Do yang bernyanyi keras-keras di tepi Sungai Han. Yoon Do menyanyikan lagu yang ia putar tadi.


Tak lama, Seok Hee pun turun dan menghampiri Yoon Do.

Yoon Do : Setiap kali aku stres, aku datang ke sini dan bernyanyi. Bukankah memalukan jika tidak ada orang lain yang mendengarkanku?

Seok Hee : Bagaimana kau tahu?

Yoon Do : Tahu apa?

Seok Hee : Aku suka lagu ini.

Yoon Do : Sungguh? Hei, kita memiliki kesamaan juga! Sejujurnya, aku juga menyukai lagu ini. Kurasa memang sudah ditakdirkan!

Seok Hee : Pengacara Heo, kau berusaha sangat keras.

Yoon Do : Aku tidak berusaha. Ini fakta.

Yoon Do lalu mengajak Seok Hee bernyanyi bersamanya.


Seok Hee langsung celingukan ke belakang.

Yoon Do : Kenapa tidak? Tidak ada seorang pun di sini. Tidak apa-apa. Ikuti aku.

Yoon Do mulai menyanyi. Setelah itu, ia menyuruh Seok Hee bernyanyi.

Seok Hee terdiam sejenak karena malu,, sebelum akhirnya mulai bernyanyi.

Yoon Do : Lebih keras!

Seok Hee pun akhirnya mulai bernyanyi lebih keras.


Yoon Do lantas mengantarkan Seok Hee pulang.

Seok Hee : Sampai jumpa.

Seok Hee lalu turun dari mobil.

Yoon Do : Sebentar...

Yoon Do pun mengambil sebuah buku dan memberinya ke Seok Hee.

Seok Hee : Apa ini?

Yoon Do : Lihat saja. Masuklah. Aku akan pergi setelah aku memarkir mobilnya.

Seok Hee lalu membaca judul buku yang diberikan Yoon Do.

"Koleksi Puisi Park Joon: I Took Your Name as Medicine"


Sampai di rumah, orang pertama yang ditemui Seok Hee adalah Wang Pyo. Seok Hee minta maaf pada Wang Pyo karena sudah merusak semuanya. Wang Pyo pun menenangkan Seok Hee. Ia bilang, semua belum berakhir.

Bu Jung sendiri juga kesal karena mereka sudah bekerja sangat keras untuk sampai sejauh itu.

Seok Hee : Kakek bilang ini belum berakhir.


Seok Hee lalu tanya ke Bu Jung apa kakeknya sakit keras?

Bu Jung menatap Wang Pyo. Wang Pyo menggeleng, minta Bu Jung merahasiakan penyakitnya.


Seok Hee lalu kembali menatap kakeknya.

Wang Pyo : Aku punya rencana. Jadi jangan berkecil hati dan bersiaplah.

Seok Hee mengerti.

Apakah rencana Wang Pyo???

Bersambung ke part 2...