• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Selection : The War Between Women Ep 15 Part 2

Sebelumnya...


Kepala Cenayang menemui Wangdaebi. Kepala Cenayang menjelaskan, seperti yang dikatakan Kyung, bahwa generasi berikutnya tidak akan hancur.

Kepala Cenayang : Memang benar bahwa Kuil Saman Kerajaan menyampaikan ramalan itu 20 tahun yang lalu, tapi... terserah pada cenayang saat ini untuk menafsirkan artinya.

Wangdaebi tidak percaya.

Wangdaebi : Kau mungkin bisa berbohong padaku lagi untuk menyelamatkan hidupmu. Bagaimana aku bisa mempercayaimu?

Kepala Cenayang : Aku prihatin tentang masa depan Kuil Saman Kerajaan dan memberitahu pada anda bahwa dia Ratu yang dibangkitkan dan aku pantas mati untuk itu. Tapi kali ini aku tidak akan berbohong. Aku dapat memberitahu anda bahwa dengan menempatkan hidupku, aku telah hidup dengan sebutan sebagai Cenayang.


Di kamarnya, Eun Bo memasukkan surat yang sudah selesai ditulisnya ke dalam amplop.

Tapi Kyung tiba2 datang. Eun Bo kaget. la langsung berdiri dan meletakkan amplopnya di meja.

Eun Bo : Yang Mulia, apa yang membawamu...

Kyung : Mari kita bersama sampai malam tiba. Aku ingin menjadi seorang pria, bukan Raja, hanya untuk sehari. Aku ingin menjadi pria milikmu. Jadi jika kau akan menyuruhku padaku untuk pergi...

Eun Bo : Tidak. Aku tidak akan melakukan itu. Tolong jangan pergi. Tetaplah di sisiku.


Kyung lalu melirik surat di atas meja.

Kyung : Apa yang sedang kau lakukan?

Eun Bo melirik suratnya, ah... ini bukan apa-apa.

Eun Bo bergegas menyimpan suratnya dibalik bantal.


Kyung mendekati Eun Bo.

Kyung : Apa yang kau sembunyikan dariku?

Eun Bo gelagapan : Itu bukan apa-apa. Itu tidak penting, Yang Mulia. Nanti ...

Kyung : Nanti?


Kyung mau mengambil surat itu, tapi dia malah jatuh menindih Eun Bo. Eun Bo terkejut.

Kyung : Apakah kau akan menendangku dan berlari kali ini juga?

Eun Bo bingung, ya?

Kyung : Seperti yang kau lakukan, malam itu di istana pemakaman kerajaan?

Flashback....


Ketika Eun Bo sedang mencari peluru di sekitaran kepala Kyung, Kyung siuman. Kyung pun kaget melihat Eun Bo dan langsung menindihnya. Saat Kyung mau membuka masker Eun Bo, Eun Bo mendorongnya hingga ia jatuh. Eun Bo pun bergegas melarikan diri.

Flashback end...


Eun Bo tersenyum teringat itu.

Kyung : Aku selalu ingin tahu. Soal mengapa aku bisa dibangkitkan hari itu dan mengapa aku mulai bermimpi tentangmu. Kau menghidupkan aku kembali. Jadi aku bisa menyelamatkanmu seperti yang aku janjikan di bawah matahari, bulan, dan bintang-bintang saat masih bocah dulu.


Kyung lalu memegang pipi Eun Bo. Eun Bo bahagia.

Kyung : Kita ditakdirkan untuk bersama. Jadi ini jelas bukanlah akhir.


Kyung kemudian memegang tangan Eun Bo.

Kyung : Ketika situasi rumit diselesaikan, aku akan memastikan untuk mendapatkanmu kembali. Aku belum berani berharap akan hal itu. Aku ingin kau berharap hanya untuk kita, untuk bersama mulai sekarang.


Kyung lalu mengeluarkan pisau saku perak dari dalam kantong yang dibawanya.

Eun Bo : Apakah ini pisau saku perak?

Kyung : Aku ingin kau melindungi dirimu sampai kita bertemu lagi. Aku tidak ingin kau dalam bahaya saat kau pergi.

Kyung memberikan pisaunya ke Eun Bo.

Kyung : Juga....


Kyung mengeluarkan sepasang cincin giok dari dalam kantong itu.

Kyung : Aku ingin kita memiliki simbol untuk mengingatkan kita bahwa kita terhubung. Meskipun kita akan terpisah sebentar, itu akan terasa seperti halnya kita berbagi di setiap saat karena hal ini.

Kyung menyematkan cincin itu ke jari Eun Bo.

Setelah itu, gantian Eun Bo yang menyematkan cincin itu ke jari Kyung.


Besoknya, orang2 Jae Hwa mulai menyamar sebagai tentara Direktorat Lima.

Mereka mendatangi kediaman keluarga Kim yang dijaga ketat petugas istana.

Pengawal Jae Hwa menunjukkan lencana resmi tentara Direktorat Lima.

Pengawal Jae Hwa : Aku dari istana kerajaan. Kami disuruh pindah shift setengah jam sebelumnya.

"Apakah sudah saatnya Direktorat Lima Pengawal mengambil alih? Kami tidak punya masalah dengan hal itu. Kalau begitu berjagalah." petugas istana pun pergi.


Orang2 Jae Hwa mulai berjaga di depan kediaman Kim.

Tepat saat itu, Jae Hwa datang dan ia masuk ke dalam kediaman keluarga Kim.


Hong Sik duduk di beranda rumahnya.

Ia bertanya-tanya, apakah itu mimpi atau kenyataan.

"Ini tidak mungkin akhir, kan, tuan? Kita adalah keluarga Kim!" ucap pengawalnya.


Mendengarnya, Hong Sik berdiri dan marah.

"Itulah yang aku katakan. Itu yang harus aku katakan! Kita bukanlah sembarang orang! Bagaimana bisa keluarga hancur dalam sedetik seperti ini!" ucap Hong Sik.


Hong Sik kemudian dikejutkan dengan kedatangan Jae Hwa. Jae Hwa datang bersama pengawalnya.


Man Chan kaget mendengar dari Hyung Chan, bahwa Daebi diusir dari istana.

Hyung Chan berkata, bahwa Kyung sudah kehilangan akal sehat.

Hyung Chan : Jika tidak, bagaimana dia bisa melakukan sesuatu yang tidak terpikirkan? Dia adalah ibunya sendiri! Jika itu terjadi pada ibu suri, lalu apa yang akan kita lakukan, Hyungnim?


Hong Sik masuk, sambil teriak.

Hong Sik : Ayah!

Man Chan kesal, berandal ini....!

Hong Sik masuk, bersama Jae Hwa.

Man Chan dan Hyung Chan kaget melihat Jae Hwa.


Man Chan : Pangeran.

Hyung Chan berdiri.

Jae Hwa : Kupikir kau dikejar karena pengkhianatan tingkat tinggi...

Man Chan gugup.

Jae Hwa : Jangan terlalu gugup. Aku di sini hanya untuk memberikan saran.

Hyung Chan : Sebuah saran?


Jae Hwa pun duduk dan menjelaskan alasan kedatangannya.

Hyung Chan dan Hong Sik duduk di belakang Jae Hwa, mendengarkan.

Jae Hwa : Kau bukanlah seseorang yang mundur dengan tenang seperti ini. Aku sedang memikirkan untuk memberimu pilihan lain. Kau pasti ingat kakekku. Dia dicap sebagai pengkhianat karena dia dijebak telah merencanakan konspirasi. Tapi sebagai cucunya, aku tidak akan hanya diingat sebagai pengkhianat.

Man Chan kaget, jangan bilang...

Jae Hwa : Aku sedang berpikir untuk menurunkan raja. Maukah kau bergabung denganku dalam memulai dunia baru? Kau harus tahu itu, ini adalah opsi terbaik yang kau miliki saat ini.

Man Chan berpikir sejenak, lalu berikutnya, ia tanya kapan Jae Hwa berencana melakukan itu.


Hong Sik : Ayah!

Hyung Chan : Hyungnim!

Jae Hwa tersenyum, besok malam.

Man Chan : Secepat itu?

Jae Hwa : Semakin cepat semakin baik untuk hal-hal seperti ini. Jika tertunda, lebih mungkin bagi kau untuk tertangkap.

Man Chan : Kalau begitu, apa yang anda ingin aku lakukan?


Heung Gyeon memuji ide Young Ji memanfaatkan Song Yi.

Heung Gyeon : Tunggu saja sebentar lagi. Setelah rencana ini berhasil, kehormatan kita akan dipulihkan.

Young Ji berkata, bahwa ia tak menginginkan hal-hal seperti kehormatan.

Young ji : Tolong buat wanita itu terbunuh di depanku.

Heung Gyeon diam, ia paham sakit hati putrinya.


Jae Hwa datang. Heung Gyeon langsung tanya hasilnya.

Jae Hwa : Tuan Kim Man Chan memutuskan untuk bergabung dengan kita. Selir Kim akan menerima surat malam ini dan kita akan segera pergi setelah kita mendengar bahwa mereka telah menculik wanita itu.


Young Ji : Dia akan berakhir besok.

Young Ji mengatakan itu dengan mata penuh dendam.


Man Chan memberikan surat untuk Song Yi pada pengawalnya.

Man Chan : Beri tahu Selir Kim dengan hati-hati agar Ibu Suri tidak mengetahuinya.

Pengawal Man Chan mengerti dan langsung pergi.


Hyung Chan : Hyungnim, apakah kau benar-benar berencana untuk melengserkan raja dengan sang pangeran?

Man Chan : Kenapa aku tidak bisa?


Hong Sik : Bagaimana dengan Ibu Suri?

Man Chan : Dia masih tetaplah ibunya. Dia tidak akan bergabung dengan kita untuk menyingkirkan Raja. Menjaga kerahasiaannya. Kita harus menemukan cara untuk bertahan hidup.


Salah satu pengawal istana membawa pelayan keluar.

Mereka menemui pengawal Man Chan. Pengawal Man Chan memberikan kantong uang padanya. Segera setelah mendapat uangnya, ia langsung pergi.

Pengawal Man Chan lalu memberikan surat titipan Man Chan ke si pelayan.


Si pelayan langsung memberikan surat itu pada Song Yi.

Song Yi : Paman mengirimiku ini?

Pelayan : Ya, Yang Mulia.


Song Yi membacanya. Ia kaget dan bingung.


Kyung tiduran di pangkuan Eun Bo.

Kyung lalu meletakkan tangan Eun Bo ke dadanya.

Eun Bo : Ini sudah larut malam, Yang Mulia.


Kyung pun bangun dan duduk menghadap Eun Bo.

Eun Bo : Tolong jangan melihat aku pergi besok. Aku akan pergi dengan senyum di wajahku. Karena aku akan berbagi setiap saat dalam hidupku bersamamu sekarang.


Kyung lantas memegang wajah Eun Bo. Kemudian, mereka berciuman.


Sekarang, Kyung sudah berada di depan istana Eun Bo.


Kyung teringat kata2 Eun Bo, bahwa Eun Bo hanya akan mencintainya seumur hidup.


Lalu ia ingat kata2nya saat tidur bersama Eun Bo.

Kyung : Aku mencintaimu. Selamanya.


Eun Bo menatap cincin dari Kyung.


Tangis Kyung menyeruak keluar.

Begitu juga dengan Eun Bo.


Paginya, anak buah Jae Hwa sudah bersiap.


Jae Hwa pun juga sudah siap.


Jae Hwa lalu teringat kata2 Kyung padanya.

Kyung : Karena dia adalah wanitaku. Dia adalah wanitaku sejak awal.


Lalu ia ingat kata2 Eun Bo kepadanya.

Eun Bo : Aku akan hidup sendiri atau menjadi selirnya. Sekarang, aku wanita Raja.


Terakhir, ia ingat kata2 Ja Yong kepadanya.

Ja Yong : Sejak aku bertemu denganmu sejak dulu, aku hanya punya satu Tuan.


Itu membuat Jae Hwa semakin marah.

Bersambung ke part 3.....

Graceful Family Ep 15 Part 4

Sebelumnya...


Besoknya,, Yoon Do dan Seok Hee ketemuan di taman. Seok Hee masih murung.

Yoon Do pun mencoba menghiburnya.

Yoon Do : Waktu yang kau habiskan bersama ibumu, perasaan dan cinta  yang kalian bagi, itu semua milikmu, Seok Hee. Sejarahmu tidak akan berubah hanya karena ayah kandungmu berbeda.

Seok Hee : Ya. Karena itulah aku lebih bersyukur kepada ibuku. Hanya aneh saja, usiaku sudah 30 tahun, tapi aku bersedih karena menemukan rahasia kelahiranku. Benar, bukan?


Seok Hee : Pengacara Heo, jika aku adalah putri kakekku, bagaimana dengan sahamku?

Yoon Do : Karena kau anak kandungnya, maka kau dijamin secara hukum  untuk menerima jumlah warisan yang sama seperti Pimpinan Mo.

Seok Hee : Sungguh? Maka, aku harus mendapatkan sahamku kembali.

Yoon Do : Kau ingin mendapatkan sahammu kembali?

Seok Hee : Ya. Aku harus mendapatkannya.


Sekarang,, Seok Hee dan Yoon Do bicara di restoran Pak Heo.

Yoon Do : Pertama, klaim bagian legalmu sebagai putri Pimpinan Senior. Lalu kau bisa mengklaim 25 persen dari 50 persen aset Pimpinan Mo. Kau juga bisa meminta pengembalian 25 persen dari 50 persen saham yang Pimpinan Mo berikan kepada keluarganya.

Seok Hee : Jika aku melakukannya, apa sahamku lebih banyak dari milik Mo Wan Joon?

Yoon Do : Kau akan tahu saat memeriksa struktur kepemilikan saham. Jika kau menjadi pemegang saham terbesar, kau bisa mengambil alih TOP dan menyingkirkan Direktur Han.

Seok Hee : Itulah rencana awalku. Pokoknya, itu layak dicoba lagi.


Bu Jung tiba2 datang.

Bu Jung : Nona Seok Hee, maafkan aku. Kurasa Direktur Han sudah mengambil hasil tes DNA-nya. Aku mengetahuinya saat sedang berkemas. Kukira aku menyembunyikannya dengan baik.

Seok Hee : Itu bukan salahmu. Itu sebabnya Direktur Han melepas Bu Jung dengan mudah. Dia tidak peduli bahwa aku putri Pimpinan Senior. Itu dia.


Seok Hee berdiri.

Yoon Do : Apa yang akan kau lakukan?

Seok Hee : Bahkan jika aku tidak memiliki saham, aku masih putri Kakekku. Maka, aku harus membangun kembali hubunganku dengan keluargaku. Demi kakekku... bukan. ni salah satu cara untuk menghormati ayahku.


Seok Hee lantas ke TOP, menemui Je Kook.

Je Kook :  sudah tahu siapa dirimu sebenarnya?

Seok Hee : Kau pikir aku akan menangis dan menjadi putus asa  hanya karena ayah kandungku telah berubah?

Je Kook terlihat santai. Ia menyeruput kopinya.

Seok Hee : Tapi, Direktur Han... kurasa ayahku tidak tahu bahwa aku putri Pimpinan Senior. Kurasa kau memberitahunya karena kau sangat baik.

Je Kook : Itu fakta yang perlu diketahuinya.

Seok Hee : Itu benar. Kau menghormati fakta. Tentu, ada pengecualian jika uang terlibat.

Je Kook : Bagus jika kau cepat menangkap keadaan.

Seok Hee : Kau sama sekali tidak menduga bahwa ayahku akan terkejut saat dia tahu soal itu?

Je Kook : Pimpinan Mo orang yang kuat.


Seok Hee : Oh... Itu sebabnya dia pingsan. Itu karena dia terkejut dan karena dia orang yang kuat. Bagaimanapun, aku terkejut. Setiap kali kau memenangkan sesuatu, seseorang meninggal dan seseorang yang lain pingsan.

Je Kook : Bukan aku yang memenangkannya, tapi MC Grup.

Seok Hee : Bagaimanapun, kau orang yang cakap. Kita akan melihat berapa lama kemampuanmu akan bekerja.

Je Kook : Karena kau punya harga diri yang tinggi, kau bisa hidup seperti sekarang. Demi kedamaian di keluargamu.

Seok Hee : Tidak! Itu hanya berlaku bagi mereka yang layak menikmati perdamaian. Apa keluarga MC layak mendapat itu?

Je Kook : Lantas?

Seok Hee : Aku juga menghormati fakta. Tapi, keluargaku juga harus menghargai kenyataan bahwa aku adalah putri kakekku. Benar, bukan?

Seok Hee beranjak pergi.


Di rumah, tepatnya di ruang makan, Wan Soo, Wan Joon dan Young Seo sudah berkumpul. Tak lama, Seok Hee datang dan langsung duduk kursi ayahnya. Seok Hee datang bersama Bu Jung.

Sontak, Young Seo sewot melihatnya.

Young Seo : Apa yang kau lakukan sekarang?

Seok Hee : Kurasa Direktur Han belum memberitahumu. Aku putri kakekku.

Young Seo tidak percaya.


Young Seo : Kau pasti sudah gila. Kau benar-benar berusaha mengacaukan keluarga ini.

Young Seo lalu minta penjelasan Bu Jung. Bu Jung pun mengatakan, bahwa Seok Hee benar-benar putri kandung Wang Pyo.

Young Seo, Wan Soo dan Wan Joon kaget.


Seok Hee lantas menatap Bu Jung.

Seok Hee : Bu Jung, silakan bongkar barangmu di kamar sebelah kamarku.

Bu Jung : Baik.

Bu Jung pergi.


Seok Hee : Baiklah, kurasa kita harus mengatur ulang panggilan masing-masing sekarang. Bagaimanapun juga, kita adalah keluarga terhormat.

Young Seo : Jadi, apa kau ingin aku memanggilmu Nona Seok Hee?

Seok Hee : Nona Seok Hee?  Kedengarannya bagus, Kakak Ipar.

Young Seo : Kakak Ipar?

Young Seo kesal.


Wan Soo : Tunggu sebentar, Seok Hee. Lalu bagaimana seharusnya aku memanggilmu?

Seok Hee : Bibi.

Wan Soo : Bibi Seok Hee? Astaga, keluarga MC memang luar biasa. Kau tahu apa kutukan terburuk yang Tuhan berikan kepada manusia? Manusia akhirnya beradaptasi dengan lingkungan baru. Mungkin ini aneh dan canggung untuk sementara, tapi, kita akhirnya akan terbiasa secara alami.

Seok Hee : Kakak Ipar, tidakkah menurutmu rumah ini terasa kosong? Aku ingin mengundang Seo Jin dan ibunya, lalu mengubah tempat ini menjadi rumah yang nyaman? Jika kau tidak suka rumah yang nyaman, bagaimana jika kau pindah?


Young Seok berteriak.

Wan Joon yang juga kesal, menyuruh Seok Hee diam.


Seok Hee : Keponakan, beraninya kau berbicara seperti itu kepada bibimu! Kau pintar, bukan? Biasakan itu.

Wan Soo : Kurasa Bibi Seok Hee tidak salah. Bibi, aku berpikir untuk membuat film tentang kisah keluargaku. Bukankah ini menarik? Aku bahkan tidak tahu dia adik laki-lakiku atau adik perempuanku. Kemarin kau adikku, tapi hari ini, kau bibiku. Astaga. Apa yang akan berubah besok?

Seok Hee : Aku tidak tahu. Bukankah akhir dari cerita ini adalah kita berdiri di hadapan pengadilan sebagai penggugat dan terdakwa? Terserah. Jika kau tidak suka rumah yang nyaman, kau bisa pergi ke penjara. Kurasa kau tidak perlu khawatir tentang pindah.


Setelah itu, Young Seo, Wan Soo, Wan Joon dan Je Kook berkumpul di ruangan Cheol Hee.

Wan Soo tanya, apa benar Seok Hee adalah putrinya WangPyo.

Je Kook : Ya.

Semua kaget.

Wan Soo : Kalau begitu, apa posisi Wan Joon sebagai penerus menjadi lemah?

Young Seo sewot mendengarnya, tutup mulutmu! Apa kau menikmatinya?

Wan Soo : Seok Hee pasti akan berusaha mendapatkan kembali sahamnya, bukan? Sepertinya Wan Joon bertemu lawan tangguh yang tidak terduga sebelum pelantikannya.


Young Seo : Apa solusinya?

Je Kook : Tidak akan ada yang berubah.

Young Seo : Apa?

Je Kook : Karena tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa dia putri Pimpinan Senior.

Wan Soo : Bagaimana dengan kesaksian Bu Jung?

Je Kook : Tuan Muda Wan Soo adalah putraku.

Wan Soo sontak kaget dan bingung saat Je Kook bilang, ia adalah anaknya.

Je Kook : Bagaimana aku bisa membuktikannya? Itu hanya klaim kosong jika tidak ada bukti.


Young Seo : Apa itu berarti kau sudah menyingkirkan...

Je Kook : Aku sudah menyingkirkan hasil tes DNA-nya. Pelantikan akan diadakan sesuai rencana.

Young Seo dan Wan Joon senang mendengarnya.

Young Seo : Direktur Han, terima kasih atas kerja kerasmu.

Je Kook : Kalau begitu, aku permisi.


Saat hendak bangkit dari duduknya, Je Kook menatap tajam Wan Soo. Wan Soo pun juga menatap tajam Je Kook.

Je Kook kemudian pergi.


Wan Soo : Sepertinya impian ibu akhirnya menjadi kenyataan. Selamat.

Young Seo : MC Grup adalah milik putraku sejak awal.

Wan Soo : Putraku? Lalu apa aku bukan putra ibu?

Young Seo : Kalian tidak bisa disamakan.

Wan Soo : Jadi, Era MC Grup Mo Wan Joon akan dimulai?

Young Seo pergi.


Wan Joon berdiri. Ia menatap remeh Wan Soo, lalu pergi.

Wan Soo menatap kecewa pada sang ibu.

Wan Soo yang kecewa, kemudian menghubungi Yoon Do.


Wan Soo dan Yoon Do bertemu di kafe. Wan Soo yang melihat Yoon Do sudah datang duluan, diam2 masuk dan mengejutkan Yoon Do.

Wan Soo : Kenapa kau begitu terkejut? Teman favoritku, Pengacara Heo, bagaimana jika kita berbicara tentang hukum secara profesional?

Yoon Do : Apa maksudmu?

Wan Soo : Seok Hee dan aku... Maksudku, Bibi Seok Hee dan aku sepihak dalam revolusi ini. Kau tahu, bukan? Aku berpikir untuk bersamanya memimpin perusahaan. Apa ada cara untuk membantu Bibi Seok Hee mendapatkan kembali sahamnya?

Yoon Do : Dia bisa mengajukan gugatan pembatalan. Tapi, dia setuju dan menandatangani berkasnya, jadi itu akan sulit.

Wan Soo : Sungguh? Tapi, dia masih bisa mengklaim bagian hukumnya dari warisan kakekku.

Yoon Do : Tapi, tidak ada bukti langsung yang menunjukkan bahwa dia adalah putri Pimpinan Senior.


Wan Soo : Astaga, Pengacara Heo. Kau kurang kreativitas. Apa itu karena kau terlalu jujur? Kau ingat Direktur Han pernah didakwa atas pemerasan? Pertimbangkanlah itu. Bibi Seok Hee terpaksa mentransfer sahamnya ke ayahku karena dia dipaksa dan diancam. Bagaimana jika aku membuktikannya? Bukankah itu bisa?

Yoon Do : Maksudmu, kau akan bersaksi bahwa dia dipaksa untuk menandatangani surat itu?

Wan Soo : Tepat sekali. Bukankah itu bagus untuk kita semua?

Yoon Do : Lalu?


Besoknya, Wan Soo pergi menemui Je Kook.

Wan Soo : Jika Bibi Seok Hee menuntut untuk mendapatkan kembali saham yang diambil darinya. Kurasa keadaannya akan menjadi sedikit rumit. Seperti yang kau tahu, Bibi Seok Hee dan aku sangat dekat. Kami bisa menjalankan perusahaan bersama, itu salah satu caranya.


Wan Soo lantas duduk, menghadap Je Kook.

Wan Soo : Direktur Han. Kita mungkin bisa menghasilkan hasil yang lebih baik daripada dugaanmu. Mungkin sulit untuk segera mengubah penerusnya, tapi, ada alternatif lain, yaitu jika aku memiliki 30% saham perusahaan.

Je Kook : Kau menyuruhku menunggu kesempatan.

Wan Soo : Aku siap untuk melakukan itu. Aku sangat sabar. Kalau begitu, bagaimana jika kau menyetujui 30% sahamku? Sudah kubilang, aku sangat menyukai angka tiga.


Je Kook : Tuan Muda Wan Soo, demi kebaikan MC Grup, aku tidak bisa menjadikanmu pemimpin. Meskipun aku bisa menutupi pembunuhan yang kau lakukan.

Wan Soo kaget mendengarnya, apa?

Je Kook : Ibu Nona Seok Hee... Tidak, maksudku, Nyonya Ahn Jae Rim. Kau yang membunuhnya.


Wan Soo terdiam mendengarnya.

Bersambung.....