• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

King Maker : The Change Of Destiny Ep 11 Part 3

Sebelumnya...


Paginya, Goo Cheol yang baru bangun dikejutkan dengan Pal Ryeong yang datang menyeret Man Seok. Pal Ryeong mendorong Man Seok, lalu memanggil semua orang. Pal Ryeong memberitahu semua orang bahwa Man Seok memata-matai mereka untuk Keluarga Kim. Man Seok menyangkal, pembohong!

Pal Ryeong : Bukankah kau diam-diam memeriksa barang Tuan?

Pal Ryeong bilang, Nyonya Paeng juga melihat Man Seok memeriksa barang Chun Joong.

Nyonya Paeng :  Aku tidak melihatnya langsung, tapi...


Pal Ryeong mencengkram Man Seok dan minta Man Seok mengaku.

Chun Joong  menatap Pal Ryeong, apa yang kau lakukan?

Pal Ryeong terus memaksa Man Seok mengaku.

Chun Joong : Berhenti!


Pal Ryeong : Apa maksudmu berhenti? Menjadi senaif itu membuat pria ini bisa menyelinap! Sudah kuduga dia mencurigakan.


Pal Ryeong kembali mencengkram Man Seok.

Saat itulah dia menemukan surat warisan itu.

Pal Ryeong mengambilnya, apa ini? Lihat ini!

Man Seok : Kembalikan!

Pal Ryeong membuka amplopnya.

Pal Ryeong : Lihat ini. Ayolah, apa yang kukatakan? Apa kau diberi hadiah?


Tapi saat tahu itu surat warisan untuk Chun Joong, Pal Ryeong kaget.


Man Seok mengambil surat warisan itu dan menjelaskan semuanya ke Chun Joong.

Man Seok : Saat aku tahu Chae In Gyu mengikutiku, aku segera menyembunyikan surat warisan ini. Akhirnya kudapatkan kembali tadi malam. Maaf, Tuan, seharusnya aku memberitahumu lebih awal. Tapi aku tidak mau In Gyu tahu, jadi, aku pindah diam-diam.


Man Seok berlutut dan memberikan surat itu pada Chun Joong.

Man Seok : Paman Kakekmu, Choi Hwan, menitipkan surat warisanmu padaku. Agar bisa mati dengan tenang, aku harus memberikannya kepadamu. Kupersembahkan warisan Keluarga Choi, Tuan!


Chun Joong mengambil surat itu dan membacanya.

Pal Ryeong juga membaca surat warisan salinannya.

Pal Ryeong :  Bunjaegi-myeongmun, warisan 1.200 majigi dan rumah. Tanah seluas 1.200 majigi? 1.200 majigi, sekitar 800.000 meter persegi. Yang lain ikut membaca. Semua kaget.


Chun Joong membeku. Ja Young menatap Chun Joong.

Ja Young : Tuan, kini kau kaya.

Pal Ryeong : Benarkah? Miliuner? Kita semua miliuner!

Semua senang.


Man Seok menatap sebal Pal Ryeong. Pal Ryeong minta maaf dan langsung mengembalian surat itu.

Nyonya Paeng menendang, dan menjewer Pal Ryeong.

Nyonya Paeng : Semua tindakanmu salah, Bodoh.


Setelah itu, Chun Joong bersama Man Seok melakukan ritual untuk menghormati leluhurnya.

Chun Joong : Aku akan menerima hadiah leluhurku dengan rasa hormat. Tolong maafkan keturunan yang tidak layak ini.


Hakim Lee kaget saat kakak-kakaknya bilang setuju memberikan posisi kosong Ha Jeon pada Jae Hwang. Mereka bilang itu keputusan semua orang.

Hakim Lee senang dan terus mengucapkan terima kasih.


Kedai Nyonya Paeng ramai lagi.

Goo Cheol minta Chun Joong meramal dua temannya.

Goo Cheol : Dua orang bodoh ini adalah teman-temanku dari kampung. Mereka sama sekali tidak belajar, juga tidak bekerja di kebun. Setiap hari disia-siakan dan orang tua mereka sangat khawatir.

"Tuan! Aku juga mengkhawatirkan masa depanku. Apa kami ditakdirkan dapat cukup uang untuk makan?"

"Tuan Choi, tolong beri tahu takdir kami. Tolong baca nasib kami."

Chun Joong tanya, apa yang mereka berdua lakukan.

"Kami bernyanyi."


Kedua orang itu mulai bernyanyi.

Goo Cheol sewot, diam!  Apa bernyanyi memberimu makan?

Chun Joong : Cukup bagus. Kalian berdua harus menjalani hidup dengan bernyanyi.

Goo Cheol :Tuan! Bagaimana kau bisa mengatakan hal sekejam itu?

Chun Joong : Ini tidak kejam! Mereka berdua berbakat menarik perhatian orang. Takdir seorang penghibur. Hidup sembari lakukan hal yang paling kalian nikmati, dan suatu hari kalian akan dapat imbalannya.


Kedua teman Goo Cheol senang.

"Reputasimu memang pantas untukmu."

Kedua teman Goo Cheol bernyanyi lagi. Semua terhibur dan ikut berjoget. Pal Ryeong datang dan ikut berjoget.

Pal Ryeong : Siapa mereka?

Goo Cheol : Teman-temanku dari kampung.

Pal Ryeong lalu menyerahkan surat dari Ibu Suri pada Chun Joong.

Pal Ryeong : Ibu Suri memerintahkanmu dan Tuan Heungseon-gun datang ke istana. Kenapa dia memanggil kita?


Hakim Lee masuk ke kamar Jae Hwang dan mendapati Jae Hwang sudah tidur.

Hakim Lee melihat selimut di kaki Jae Hwang terbuka.

Hakim Lee : Kakimu pasti kedinginan...

Hakim Lee memasukkan kaki Jae Hwang ke balik selimut.


Jae Hwang terbangun, ayah.

Hakim Lee : Kau sudah bangun. Ayah membangunkanmu.

Jae Hwang : Tidak, Ayah. Ayah mau tidur?

Hakim Lee : Ya. Jae Hwang-ya,  ayah punya pertanyaan untukmu. Di negeri yang jauh, pernah ada Raja muda yang seumuran denganmu. Namun ayahnya bukan raja, hanya seorang pria biasa.

Jae Hwang : Ayah sang raja bukan seorang raja?

Hakim Lee : Benar. Jadi, haruskah sang raja memperlakukan ayahnya sebagai bawahan atau tetap memperlakukannya seperti ayahnya sendiri meski dia raja?

Jae Hwang : Tapi dia tetap ayahnya... Bagaimana bisa seseorang memperlakukan ayah mereka sendiri seperti bawahan? Bahkan seorang raja harus menghormati ayahnya.

Hakim Lee :  Benar, Nak. Putra ayah Jae Hwang, kau putra yang baik.


Hakim Lee memegang kedua pipi Jae Hwang.

Hakim Lee : Ibu Suri telah memanggilmu ke istana.


Jae Hwang diam saja. Hakim Lee memeluk Jae Hwang.

Hakim Lee : Besok Jae Hwang-ah. Besok adalah harinya.


Besoknya, Hakim Lee datang ke istana bersama Jae Hwang dan Chun Joong.

Hakim Lee : Mendengar kesehatan anda sudah pulih, membawa kebahagiaan bagi kami, Ibu Suri.

Ibu Suri : Aku menerima kabar baik tidak terduga yang membantuku sembuh.



Bong Ryeon dan Chun Joong saling menatap.


"Apa yang terjadi? Kenapa dia memanggil Tuan Chun Joong dan aku?" batin Bong Ryeon.


Ibu Suri : Karena kita sudah berkumpul, ada yang ingin kutunjukkan. Dia akan menjadi aset besar untuk takhta di masa depan.

Hakim Lee : Siapa yang mau anda tunjukkan?

Ibu Suri menyuruh seseorang masuk.


Dua pria masuk. Ibu Suri langsung berdiri dan mendekati salah seorang pria.

Ibu Suri : Heungseon-gun, lihat anak ini. Bukankah dia tampak menjanjikan? Dia mengingatkanku pada Ha Jeon.

Hakim Lee tak mengerti, Dojeonggung? Apa maksudmu...

Ibu Suri : Dia mirip dengan Ha Jeon saat masih muda. Dia memiliki takdir yang sama dengan Ha Jeon, dan dia juga kerabat Raja. Dia Yeongun-gun Lee-min, putra mendiang Hoepyeong.

Hakim Lee : Hoepyeong dinyatakan mati muda tanpa anak... Siapa yang membawa anak ini dan mengeklaimnya sebagai putra Hoepyeong?

Ibu Suri : Tuan Lee Hang Ro membawa anak ini kepada kami. Seorang peramal terkenal seperti Tuan Choi juga menyatakan dia pantas menjadi raja.


Ibu Suri menyuruh pria satu lagi berbalik.

Dia Song Jin. Chun Joong kaget lihat Song Jin. Song Jin tersenyum tipis.

Ibu Suri : Pria ini adalah Song Jin, dia menemukan keturunan Hoepyeong, dan membaca takdir anak ini.

Song Jin : Suatu kehormatan bisa bertemu denganmu, Tuan Heungseon-gun.


Hakim Lee : Bagaimana anda bisa memercayai pria ini, Ibu Suri?

Ibu Suri : Dia di sini dengan restu Tuan Hang Ro! Tuan Hang Ro bukan Tuan biasa, apa lagi yang kau butuhkan? Anak ini membuatku takjub, seolah-olah Ha Jeon ku bangkit dari kematian. Aku akan menjadikan anak ini raja berikutnya menggantikan Ha Jeon!


Hakim Lee kaget luar biasa.


Bong Ryeon pun begitu.


Song Jin senang.


Chun Joong kaget.

Bersambung...

King Maker : The Change Of Destiny Ep 11 Part 2

Sebelumnya...


Raja : Berhentilah berkeliaran sendirian dan kembalilah ke Hanyang.

Ban Dal : Rajaku, aku tidak bisa melakukannya. Aku akan membahayakan Bong Ryeon.

Raja : Jika karena Keluarga Kim-moon, aku sudah mendapatkan tempat tinggal rahasia untukmu. Aku mungkin Raja tak berdaya, tapi aku akan melindungimu dan Bong Ryeon. Saat aku menjadi gubernur muda Ganghwa, kau wanita pertama yang kucintai. Bukan hanya wanita yang memberiku anak. Aku tidak bisa melihatmu berkeliaran di area berbahaya ini sendiri. Bagaimana aku bisa tidur dan menikmati makanan padahal mengetahui hal ini?

Ban Dal nangis, Raja...


Raja memegang tangan Ban Dal.

Raja : Ban Dal, anakmu telah dibawa pergi dan kau ditinggalkan sendirian... Kau sangat kesulitan. Kehidupan yang amat buruk.

Ban Dal : Rajaku, aku baik-baik saja. Aku sungguh baik-baik saja.

Raja : Tinggallah di kediaman yang kusiapkan untukmu. Mulai sekarang... Tolong izinkan aku untuk melindungimu.


Raja mendekat dan menepuk2 pelan punggung Ban Dal.


Bong Ryeon membawa ibunya ke sebuah rumah yang disiapkan ayahnya untuk ibunya.

Bong Ryeon : Ibu bisa tinggal di sini sekarang. Ayah akan diam-diam mengirim pasukan istana. Dengan penjaga yang melindungi ibu siang dan malam, ibu tak perlu mencemaskan Keluarga Kim-moon lagi.

Ban Dal : Ibu tak yakin apa bisa tetap di sini.


Bong Ryeon memegang tangan Ban Dal.

Bong Ryeon : Ini giliranku melindungi ibu. Jadi, jangan kabur sendirian lagi.


Ban Dal terdiam, lalu menatap Chun Joong yang menunggu diluar dan teringat percakapannya dengan Chun Joong saat Chun Joong menemukannya.

Flashback...


Ban Dal yang tetap duduk di kursinya bertanya dengan tegas bagaimana perasaan Chun Joong ke Bong Ryeon.

Ban Dal : Aku ibu Bong Ryeon.  Apa tidak sopan menanyakan hal itu kepada pria di sekitar putriku?

Chun Joong : Tidak, sudah sewajarnya seorang ibu khawatir.

Ban Dal : Aku ibunya, tapi juga seorang dukun. Mataku melihat takdirmu yang terhormat. Kau memiliki takdir Gwangseunggeol dan nasib naga menangis sedih.

*Gwangseunggeol, orang yang akan menyinari dunia.

Ban Dal : Aku kasihan padamu, Tuan.

Chun Joong : Kau ingin aku meninggalkan Bong Ryeon  karena takdirku yang ironis, itukah keinginanmu?


Ban Dal berdiri dan menatap Chun Joong.

Ban Dal : Bisakah kau melakukan itu?

Chun Joong : Saat ayahku mati, aku sudah mati bersamanya. Kehidupanku setelah itu, berlumpur dan gelap, serta penuh dendam seperti mayat. Bong Ryeon, satu-satunya alasan bagiku untuk terus jalani hidup seperti itu. Dia cahaya yang menerangi jalanku.

Ban Dal : Sekeras apa pun manusia berusaha, takdir selalu menang.

Chun Joong : Apa pun yang dikatakan takdirku, aku akan menemani Bong Ryeon dan melindunginya sampai napas terakhirku. Tolong beri aku izin, Bu.


Chun Joong bahkan sampai berlutut minta restu Ban Dal.

Flashback end...


"Ibu?" panggil Bong Ryeon membuyarkan lamunan Ban Dal.

Ban Dal ingin bicara soal hubungan Bong Ryeon dan Chun Joong tapi ia mengurungkannya dan menyuruh Bong Ryeon menghampiri Chun Joong. Bong Ryeon senang dan langsung berlari ke Chun Joong. Ban Dal menatap cemas mereka.


Chun Joong dan Bong Ryeon tersenyum satu sama lain.

Bong Ryeon lalu berterima kasih karena Chun Joong sudah menemukan ibunya.

Chun Joong : Tidak perlu berterima kasih. Maaf karena terlalu lama.

Bong Ryeon tanya apa terjadi sesuatu diantara Chun Joong dan ibunya. Chun Joong bilang rahasia.


Chun Joong lantas menggenggam tangan Bong Ryeon.

Tapi tak lama, ia mengubah caranya memegang tangan Bong Ryeon.

Sontak Bong Ryeon kaget dan langsung menatap Chun Joong.


Chun Joong hanya tersenyum menatap Bong Ryeon.

Bong Ryeon mengalihkan pandangannya dan tersenyum juga.


Hakim Lee mengumpulkan semua kerabat Raja di kediamannya. Dia bilang alasannya mengumpulan mereka karena ia mau menunjukkan pendirian mereka.

Heungin-gun : Teganya kau melakukan ini. Dojeonggung baru saja wafat.

Hakim Lee : Kakak! Kekuasaan tidak menunggu siapa pun. Kau pikir Keluarga Kim-moon akan membiarkan takhta kosong? Kita harus mencapai kesepakatan sebelum mereka.

Heungin-gun : Semua orang di sini percaya putra mereka pantas menjadi raja. Bagaimana kita bisa sepakat?


Di tempatnya, Chi Sung menatap pedang barunya.


Lalu dia ingat saat menemui Ha Jeon di penjara. Dia bilang akan mengeluarkan Ha Jeon dari sana.

Ha Jeon melarang, tidak, jangan lakukan itu. Sepertinya ini akhir riwayatku. Kim Byeong Woon memanipulasi dan menghancurkan hatiku. Aku merasa menyedihkan, tapi aku lebih marah karena lidah lihai Choi Chun Joong.  Jika bukan karena dia, jika dia tidak datang hari itu... Situasinya bisa saja berbeda.

Chi Sung nangis.

Ha Jeon lalu meminta Chi Sung bertahan hidup agar bisa membalaskan dendamnya pada Chun Joong.


Chi Sung berlutut. Dia memegang tangan Ha Jeon dan menangis.

Flashback end...

*Jadi karena itu guys Chi Sung benci Chun Joong.


Chi Sung kemudian ingat saat Chun Joong bilang ke Ha Jeon bahwa orang yang akan menjadi Raja selanjutnya adalah orang yang selamat.

Lalu dia ingat saat Chun Joong bilang orang yang akan jadi Raja akan Jae Hwang.


Chi Sung tambah dendam dan berniat membalaskan rasa sakit hati Ha Jeon pada Chun Joong.


Byeong Woon tanya ke In Gyu reaksi kerabat Raja atas kematian Ha Jeon.

In Gyu : Menurut Heungin-gun, Heungseon-gun mengumpulkan semua kerabat, tapi mereka tidak bisa menyetujui apa pun dan bertengkar.

Byeong Woon : Sudah jelas. Pantas saja mereka kehilangan seluruh kekuatan pada keluarga kita. Bukankah kau ingin meminta bantuanku? Kenapa kau tidak meminta?

In Gyu : Karena aku gagal mengeliminasi Heungseon-gun.

Byeong Woon : Tidak apa-apa, bicaralah.


In Gyu : Jika aku meminta kendali penuh untuk mengawasi dan menjaga Tuan Putri, maukah anda mengizinkannya?

Byeong Woon : Menugaskanmu menjaga tuan putri seperti menyuruh kucing menjaga ikan.

In Gyu : Anda tahu Tuan Putri diam-diam menemui Chun Joong?  Setidaknya aku adalah Kim-moon. Tuan Putri milik Kim-Moon, dan aku menyadari fakta itu.

Byeong Woon : Tentu, aku ragu ada orang di Joseon, yang akan mengawasi Tuan Putri dengan sangat intens selain kau. Baiklah, aku memberimu tanggung jawab penuh atas Tuan Putri.

In Gyu senang.


Ja Young ke kediaman Bong Ryeon. Dan menemui Ja Young. Ja Young bilang ada surat dari wallsongru dan ia diminta memberikan langsung pada Bong Ryeon.

Dan : Baiklah, aku akan memanggil Tuan Putri. Tetap di sini! Jangan bergerak dan tunggu kami!


Byeong Woon yang sedang membaca di kamarnya, mendengar suara seseorang diluar.

Byeong Woon : Ada orang di sana?

Tapi tak ada yang menjawab.

Curiga ada penyusup, Byeong Woon mengambil panahnya dan mematikan lilin.


Saat lilin dimatikan, dia melihat bayangan di pintunya. Si pemilik bayangan lalu masuk. Dia Chi Sung.

Byeong Woon : Beraninya kau! Siapa kau?

Chi Sung mencabut pedangnya dan menyabetkannya ke Byeong Woon.

Byeong Woon langsung jatuh dan tak sadarkan diri.


Chi Sung kemudian pergi tapi Byeong Woon kemudian terbangun dan melemparkan panahnya ke Chi Sung.

Chi Sung mencabut panah di punggungnya lalu menatap Byeong Woon.


Pengawal Byeong Woon datang. Chi Sung berhasil menjatuhkan mereka semua dan kabur.

Pengawal mengejar Chi Sung.


Byeong Woon jatuh dan benar-benar tak sadarkan diri kali ini.


Diluar, Chi Sung ketemu Ja Young.

Meskipun Chi Sung menutupi wajahnya dan hanya kelihatan matanya, Ja Young tahu itu Chi Sung.


Dan keluar dan langsung mencabut pedangnya melihat Chi Sung. Chi Sung juga sama, mengarahkan pedangnya ke Dan.

Ja Young melindungi Chi Sung dan minta Dan tidak melukai Chi Sung.


Bong Ryeon keluar : Apa yang kau lakukan?


Bong Ryeon minta Dan menurunkan pedangnya.

Ja Young juga minta hal yang sama pada Chi Sung.

Tapi Chi Sung yang terluka, jatuh.


Ja Young kaget dan langsung memeriksa Chi Sung.

Bong Ryeon mendekat. Chi Sung menatap tajam Bong Ryeon sebelum akhirnya pingsan di pangkuan Ja Young.


Pengawal Byeong Woon keluar.

"Tuan kami terluka! Itu pembunuhnya!"

Dan dan Bong Ryeon kaget.


In Gyu datang. *Kesel

dia pakai datang.

Bong Ryeon sendiri sudah di kamarnya dan berlagak tidak terjadi apa-apa.

Bong Ryeon tentu saja kesal dan tanya kenapa In Gyu datang selarut itu.

In Gyu : Tuan Kim Byeong Woon diserang. Semua baik-baik saja di sini?

Bong Ryeon : Seperti yang kau lihat, tidak ada masalah. Kau muncul adalah insiden terburuk.

In Gyu : Mulai sekarang, kau harus berurusan denganku setiap hari. Aku harus temukan pembunuh itu sekarang. Sampai jumpa besok.

In Gyu pergi.


Setelah In Gyu pergi, Bong Ryeon bersama Dan langsung masuk ke ruangan lain di kamarnya tempat ia menyembunyikan Chi Sung dan Ja Young.

Bong Ryeon tanya kondisi Chi Sung.

Ja Young : Dia pucat dan demam. Lukanya tidak dalam, tapi kurasa dia ditusuk dengan racun.

Bong Ryeon : Racun? Aku tidak kaget Tuan Byeong Woon begini. Dan-ah, pergilah diam-diam ke Baeogae dan minta dua orang. Kita harus membawanya ke Tuan Chun Joong.


Ja Young kaget dan langsung berdiri.

Ja Young : Maksudmu Tuan Choi dari Jalan Baeogae?

Bong Ryeon : Kau mengenalnya?

Ja Young : Ya.


Bong Ryeon langsung tersenyum, siapa namamu dan di mana rumahmu?

Ja Young : Aku Min Ja Young, dari apotek di Gamgodang, Tuan Putri.

Bong Ryeon : Ja Young, Min Ja Young... akhirnya kita diperkenalkan.

Ja Young pun menatap Bong Ryeon dengan tatapan bingung.


Sekarang, Chi Sung yang demam sedang dirawat Ja Young.

Chi Sung bangun dan melihat Bong Ryeon di depannya.

Chi Sung : Tuan Putri...

Bong Ryeon : Jangan bergerak. Kami sudah memberikan penawar racun. Untuk saat ini, kau harus minum obat dan beristirahat, sampai racun itu meninggalkan tubuhmu.

Chun Joong : Kau harus hidup untuk membunuhku.


Sontak lah melihat Chun Joong, Chi Sung langsung bangun dan mencabut pedangnya. Dia mau menebas Chun Joong tapi langsung dihalangi Ja Young dan Bong Ryeon.

Bong Ryeon : Apa masalahmu dengan pria ini? Dia tidak melakukan kesalahan.

Chi Sung : Maafkan aku, Tuan Putri, tapi Tuan Lee Ha Jeon membencinya sampai napas terakhirnya.

Bong Ryeon : Apa?

Chi Sung : Katanya jika dia baca takdirnya dengan jujur, takdirnya tidak akan berakhir seburuk itu.


Chun Joong : Benar, aku memilih Heungseon-gun daripada Dojeonggung. Jika kau ingin membalasnya, silakan. Tapi berjanjilah satu hal. Setelah membunuhku, jangan bunuh diri.

Chi Sung : Apa?


Chun Joong berdiri dan menatap Chi Sung.

Chun Joong : Kau terlahir untuk melindungi Joseon sebagai Serigala Gunung Baekdu. Saat raja baru diangkat, kita harus memperluas batasan Joseon. Dojeonggung pasti ingin kau menyelesaikan tugasmu sebagai prajurit dan memenuhi takdirmu sendiri. Kau ditakdirkan menyerahkan hidupmu untuk melindungi Joseon. Kau akan mati di medan perang sebagai prajurit. Jangan lupakan takdirmu.

Chi Sung terdiam dan air matanya langsung berderai mendengar kata2 Chun Joong.


Bong Ryeon : Aku tahu kau tahu, dia tidak ada hubungannya dengan kematian Dojeonggung. Kemarahan karena tidak bisa melindungi Dojeonggung, dilampiaskan kepadanya.

Chun Joong : Kita memimpikan masa depan yang sama. Kita akan bertemu lagi. Jaga dirimu.


Chun Joong keluar, diikuti Bong Ryeon.

Chi Sung masih membeku memegangi pedangnya. Ja Young pun memegang pedang Chi Sung dan menutupnya.


Setelah itu dia dan Chi Sung saling bertatapan.


Bong Ryeon menghampiri Chun Joong yang duduk diluar. Ia memegang bahu Chun Joong. Chun Joong menatap Bong Ryeon. Mereka saling bertatapan dalam diam.


Paginya, pengawal Keluarga Kim berkeliaran di pasar dan menunjukkan sketsa Chi Sung.

Ia bilang siapapun yang menemukan Chi Sung akan diberi hadiah dan yang tahu identitas Chi Sung juga akan diberi hadiah.

Goo Cheol dan Man Seok mengintipnya diam-diam.

Goo Cheol :  Kurasa mereka tidak tahu Pemburu Hantu itu Yeon Chi Sung.

Man Seok khawatir, jika pria itu tertangkap, bukankah Tuan Chun Joong akan ditangkap karena membiarkan dan membantunya?

Goo Cheol : Tentu saja. Letnan Chae sangat kejam.

Man Seok : Kau benar.

Man Seok ingat saat In Gyu menyiksanya.

Flashback...


Man Seok : Kumohon, biarkan aku hidup...

In Gyu : Kenapa kau datang jauh-jauh kemari? Bukankah kau punya seorang putri dan ibu yang sudah tua, menunggumu di Ganghwa? Aku sudah mengirim orang untuk membawa ibu dan putrimu kemari. Saat putrimu diikat di sini sepertimu, akan sulit untuk menahannya.


Man Seok yang takut, langsung bilang akan melakukan apapun perintah In Gyu.

In Gyu tersenyum senang.

Flashback end...


Malam kembali datang. Nyonya Paeng ke dapur, mencari sesuatu. Tiba-tiba Pal Ryeong datang, membekapnya dan membawanya menjauhi pintu dapur.

Pal Ryeong : Ini aku.

Pal Ryeong meminta Nyonya Paeng tidak bersuara dan melepas bekapannya.


Man Seok diam-diam keluar dari kamarnya dan beranjak pergi.

Dari dapur, Pal Ryeong dan Nyonya Paeng melihat mereka.


Nyonya Paeng : Dia pergi ke mana lagi sekarang?

Pal Ryeong : Aku selalu mencurigainya. Jangan beri tahu Tuan Choi dahulu. Aku akan mengawasinya sampai bisa menemukan buktinya. Kemudian, aku akan menghancurkannya!

Pal Ryeong bergegas pergi.


Man Seok bergegas pergi dari kediaman Keluarga Kim. Tapi dia kaget karena Pal Ryeong tiba2 muncul di depannya.


Dia mau kabur, tapi Pal Ryeong berhasil mendorongnya hingga ia jatuh.

Pal Ryeong lalu menendangnya.

Pal Ryeong : Aku sangat mengenal pria sepertimu.


Pal Ryeong lantas mencengkram Man Seok dan tanya kenapa Man Seok keluar dari kediaman Keluarga Kim.

Man Seok : Kenapa kau melakukan ini?

Bersambung ke part 3....