King Maker : The Change Of Destiny Ep 11 Part 1

Sebelumnya...


Byung Hak tertawa. Dia habis minum dan berjalan bersama para pengawal dan pelayannya.

Byung Hak yang mabuk, menyebut pengawal dan pelayannya teman dan meminta mereka menebak apa yang ia dapat

hari ini. Byung Hak berseru kalau ia dapat lahan Chunsum Jigi sebagai suap.

Byung Hak : Mulai hari ini, aku jauh lebih kaya daripada Kak Byeong Woon!


Chi Sung tiba-tiba datang dan minta waktu Byung Hak sebentar.

Byung Hak : Siapa itu?

Chi Sung : Apa kau Kim Byeong Woon?

Byung Hak : Kau datang untuk menyuapku? Benar, aku Tuan Kim Byeong Woon! Sekarang apa?

Chi Sung : Jika begitu, aku akan merenggut nyawamu.


Chi Sung mencabut pedangnya. Pengawal Byung Hak bergegas mengurus Chi Sung tapi Chi Sung berhasil menjatuhkan mereka dengan mudah.

Byung Hak terkejut dan takut melihat semua pengawalnya rubuh dihajar Chi Sung.


Chi Sung berjalan mendekati Byung Hak. Ia mengarahkan pedangnya ke leher Byung Hak.

Byung Hak : Kenapa kau melakukan ini? Apa maumu?

Chi Sung : Kau Kim Byung Hak. Beritahu Kim Byeong Woon  aku akan merenggut nyawanya.

Chi Sung kemudian pergi.


Byung Hak kesal dan memarahi pelayannya yang hanya melihat saja.

Byung Hak : Apa yang kau lihat?

Byung Hak lalu berteriak marah.


Pelayan mengantarkan obat untuk Ibu Suri yang jatuh sakit setelah kematian Ha Jeon.

Obat itu dari Raja.

Ibu Suri marah dan membalikkan obat itu.


Ibu Suri masih marah lantaran Raja menghukum mati Ha Jeon, padahal ia sudah memohon dan menjelaskan bahwa Ha Jeon tidak akan pernah melakukan konspirasi.

Ibu Suri : Aku mohon padamu sebagai wanita tua! Biarkan dia hidup!

Tapi Raja bilang sudah terlambat.

Ibu Suri : Lebih baik aku mati saja.  Tolong biarkan dia hidup...

Raja : Maafkan aku. Sebentar lagi aku akan bergabung dengan Dojeonggung dalam kematian. Saat aku melihatnya, aku akan meminta maaf padanya.

Flashback end...


Ibu Suri : Rajaku, tampaknya kau lupa siapa yang membuatmu duduk nyaman di atas tahta.


Song Jin muncul lagi! Dia muncul sebagai peramal! *Omo

Para warga heboh. Apalagi mereka sudah mendengar bahwa Song Jin meramalkan eksekusi Ha Jeon.

"Dia juga tahu putra Tuan Gu lulus ujian negara! Dia seperti kerasukan! Sungguh, itu benar!"


Jin Sang yang mendengar itu berkata, kalau itu teknik penipuannya. Lalu ia pergi bersama kedua adiknya.


Di kedai, Pal Ryeong lagi main kartu sama kedua adiknya Jin Sang.

Mereka membahas Byung Hak yang diserang 'pemburu hantu' semalam.

"Tapi pembunuh hantu itu sebenarnya mencari Tuan Kim Byeong Woon!"

"Benarkah? Pantas saja Kim Byeong Woon merekrut puluhan penjaga baru..."


Lalu Nyonya Paeng datang dan menjewer telinga Pal Ryeong.

Nyonya Paeng : Kenapa pemburu hantu itu tidak mengambil si bodoh ini?

Pal Ryeong sewot, ayolah! Telingaku bisa copot!


Nyonya Paeng : Kau tidak lihat kami semua sibuk? Sudah lama sejak Tuan Choi meramal, tak lihat semua orang ini dan betapa sibuknya kami? Jika kau punya mata, lihat ke sana....

Nyonya Paeng menunjuk Man Seok.

Nyonya Paeng : Apa dia tampak pulih dan sehat? Lihatlah dia berusaha membantu!


Pal Ryeong : Aku sudah sepuluh tahun berkecimpung dalam dunia perjudian Hanyang. Tapi pria itu, aku merasakan hal yang buruk tentangnya...

Flashback...


Pal Ryeong mengikuti Man Seok. Man Seok yang sadar diikuti bergegas kabur.

Pal Ryeong langsung lari mengejar Man Seok melihat Man Seok lari tapi tiba-tiba Man Seok hilang di depan kediaman Keluarga Kim.

Flashback end...


Pal Ryeong : Ada bau tidak sedap....

Nyonya Paeng mengendus tubuh Pal Ryeong.

Nyonya Paeng : Kau belum mandi selama 10 hari, kau yang bau tidak sedap!


Lalu Jin Sang datang. Jin Sang :  Apa nona memanggilku?

Nyonya Paeng yang pusing dengan kelakuan Pal Ryeong, langsung pergi.


Jin Sang kemudian bilang pada Chun Joong kalau ia menemukannya.

Chun Joong langsung berdiri. Ia kaget, kau menemukannya?

Jin Sang : Seperti yang kau minta, Tuan Choi, aku menyebarkan gambarnya di seluruh Hanyang. Mereka memastikan dia berada di Hanyang. Aku akan mencari alamatnya dan memberitahumu.

Chun Joong : Bagus.

Jin Sang : Itu bukan apa-apa...


"Tapi, Tuan! Kau sudah dengar soal peramal baru itu?" tanya adik Jin Sang yang tubuhnya gemuk.

"Kau benar, ada pria baru yang bertingkah sepertimu, Tuan Choi. Tapi dia terlihat seperti penipu. Tidak ada yang bisa membodohiku, kau tahu kenapa? Aku penipu..."

Sadar keceplosan ngaku dirinya penipu, Jin Sang langsung meralat ucapannya.

Jin Sang : Intinya, itu yang mereka katakan.


Goo Cheol datang dan bilang kalau Hakim Lee mencari Chun Joong.


Ternyata Chun Joong dibawa ke istana, menemui Ibu Suri bersama Hakim Lee dan Jae Hwang.

Hakim Lee meminta Ibu Suri bangun. Semua kerabat gelisah.


Ibu Suri : Aku tidak mengkhawatirkan kerabat Raja. Nasib Ha Jeon kita sangat nahas, tapi adakah orang selain kau melakukan sesuatu soal itu?

Hakim Lee : Maafkan aku, Ibu Suri.

Ibu Suri : Tidak perlu minta maaf. Tindakanmu sudah cukup.


Hakim Lee melirik Jae Hwang. Jae Hwang mengerti dan langsung lari ke depan Ibu Suri.

Jae Hwang : Ibu Suri! Cepatlah pulih! Air matamu sungguh menghancurkan hatiku.

Jae Hwang lalu menitikkan air matanya dan memegang tangan Ibu Suri.

Jae Hwang : Lebih baik aku mati daripada Dojeonggung yang mati.

Ibu Suri : Apa? Teganya kau berkata begitu.

Jae Hwang : Alih-alih anak tidak berguna sepertiku, Dojeonggung seharusnya masih hidup.

Ibu Suri : Berhenti membahas kebodohan seperti itu.

Ibu Suri juga menangis, lalu balas menggenggam tangan Jae Hwang.


Ternyata Jae Hwang sudah disetel ayahnya dan Chun Joong sebelumnya. Chun Joong bilang, Jae Hwang harus tulus menghibur Ibu Suri.


Chun Joong dan Hakim Lee beranjak keluar dari kamar Ibu Suri. Chun Joong bilang Jae Hwang sangat tulus, sampai Ibu Suri tersentuh.

Hakim Lee mengaku dia juga terkejut.

Hakim Lee : Kau melihatnya? Sampai saat kita pergi, Ibu Suri memegang tangan Jae Hwang dengan erat. Dia tidak melepaskannya.


Chun Joong tersenyum, ya. Aku juga melihatnya.  Tapi jangan merasa lega, Kim Byeong Woon akan menguji dan menghina anda. Anda tak boleh termanipulasi.

Hakim Lee : Jangan khawatir, aku berniat menjalani hidupku sebagai parako. Apa pun yang terjadi, aku tidak akan menunjukkan harapan kita.

Chun Joong : Jika itu benar, kita akan menang kali ini.


Chi Sung mengawasi Hakim Lee dan Chun Joong yang pergi meninggalkan istana.

Dia menatap mereka dengan tatapan penuh dendam.


Seorang dangsanggwan (pejabat berbaju merah) menemui Byeong Woon. Setelah memberitahu Byeong Woon sesuatu, dia pergi.

Byeong Woon : Apa hati rubah tua itu telah mengarah ke Heungseon-gun?


Dan berlari di lorong kamar wallsongru sambil teriak memanggil Bong Ryeon.

Dan masuk ke kamar, saat Bong Ryeon lagi bicara sama Song Hwa.

Dan : Sesuatu yang buruk terjadi, Nona! Tamu telah tiba!

Bong Ryeon : Jika ada tamu, bukankah bagus untuk kita? Apa yang terjadi?

Dan : Para tamu...


Ternyata tamunya Nahab cs.


Dan dan Bong Ryeon terpaksa menyamar di depan Nahab cs.

Hanya Nahab yang tahu itu Bong Ryeon dan Dan.

Nahab : Aku sudah dengar soal dukun kuat yang dirasuki hantu dari Barat. Aku ingin diramal olehnya.

Dan : Belakangan ini... Aku tidak konsisten...

Nahab : Apa? Beraninya kau bersikap malas di depanku. Apa pun yang ditanya wanita bangsawan, kau harus jawab tiap pertanyaannya. Kau mengerti?


Dan melirik Bong Ryeon.

Setelah itu ia mengatakan ya pada Nahab.


Nahab lalu memanggil Bong Ryeon dan menyuruh Bong Ryeon mengipasinya

Bong Ryeon pun mengipasi Nahab dengan wajah kesal.


"Boleh aku bertanya dahulu?" tanya istri Menteri Pertahanan.

"Tentu, Nona." jawab Nahab.

"Mengenai adikku dan pernikahan... Dia mencintai seorang wanita, apa dia punya kesempatan dengannya?" tanya Istri Menteri Pertahanan.


Dan mulai berakting.

Dan :  Ya. Coba kulihat... Mari kita lihat... Aku melihatnya! Aku melihat kabar baik!


Istri Menteri Pendidikan ingin tahu wanita seperti apa dia dan dari keluarga mana.

"Kau belum dengar rumornya? Adiknya jatuh cinta dengan Putri Hwa Ryeon. Semua orang tahu." jawab Nahab.

Bong Ryeon kaget.


"Tapi dengar... Keluargaku lebih baik dibandingkan putri raja! Aku mendengar banyak rumor tentang betapa cantiknya dia, tapi aku pernah melihatnya, dia bukan apa-apa dibandingkan Nona Young San-nya Perdana Menteri." ucap Menteri Pertahanan.

Sontak Bong Ryeon panas dia dibilang kalah cantik dari si Nona Young San.


Bong Ryeon melepas selendangnya dan berkata akan menjawab pertanyaan istri Menteri Pertahanan.

Bong Ryeon : Ramalan dukun mengatakan... mustahil!

Istri Menteri Pertahanan : Mustahil? Putri Hwa Ryeon berani menolak adikku?

Bong Ryeon : Ya, dia tidak akan pernah memiliki hubungan apa pun dengan adikmu.

Istri Menteri Pertahanan : Kau yakin bisa meramal dengan benar? Dia hanya gadis pelayan!


Istri Menteri Pendidikan : Omong-omong, kalian sudah dengar beritanya? Seorang peramal baru tiba di Hanyang.

Nahab : Siapa? Tuan Choi?

Istri Menteri Pendidikan : Tidak, peniru Tuan Choi telah tiba.

Istri Menteri Kehakiman : Astaga, aku sudah dengar.  Siapa namanya? Song Jin. Ya benar, Tuan Song!


Mendengar itu, Bong Ryeon langsung ingat sama Song Jin kakaknya Song Hwa yang mencekiknya.

Istri Menteri Pendidikan :  Bahkan setelah lulus ujian negara, dia mengesampingkan itu dan pergi melatih pikirannya di gunung.

Mereka memuji2 Song Jin.


Song Hwa masuk.

Song Hwa : Nona, Tuan Kim Byeong Woon, Tuan Kim Byung Hak, dan Tuan Heungseon-gun tiba.

Nahab : Ayo pergi, sebelum mereka melihat dan marah karena kita di sini.


Nahab cs kabur.

Bong Ryeon melihat mereka pergi.

Setelah itu, ia kembali ke dalam.


Dan : Mereka sudah pergi?

Bong Ryeon : Mereka sangat kejam, sungguh!

Dan : Kau baik-baik saja, Tuan Putri?

Bong Ryeon : Aku merasa baru saja kehilangan sepuluh tahun hidupku.

Dan : Jangan buang waktu. Kita tidak bisa menunggu anak itu seharian, mari pergi.

Tiba-tiba, seseorang masuk. Dan dan Bong Ryeon panic dan langsung berbalik.


Song Hwa mengantarkan para tuan2 itu ke kamar.

Nahab cs bergegas pergi meninggalkan wallsongru.


Pria yang masuk ke kamar Bong Ryeon ternyata Chun Joong.

Bong Ryeon : Kenapa Tuan di sini?

Chun Joong : Aku punya urusan penting dan mendesak.

Bong Ryeon : Apa ada masalah?

Chun Joong memegang tangan Bong Ryeon dan bilang dia menemukan Ban Dal.

Bong Ryeon kaget.

Chun Joong : Aku juga sudah tahu di mana dia tinggal di Hanyang. Kau akan pergi sekarang?

Bong Ryeon : Tidak, tunggu. Aku harus mengajak seseorang. Seseorang yang sangat merindukan ibuku sama sepertiku.


Hakim Lee melukis di depan keluarga Kim.

Setelah selesai, Song Hwa memperlihatkan lukisan Hakim Lee pada Keluarga Kim.

Byung Hak memuji Hakim Lee.

Byung Hak : Luar biasa! Benar-benar murid Profesor Chusa. Seokpa-nan Tuan Heungseon-gun mengagumkan!

*Seokpa-nan, lukisan anggrek Heungseon-gun.

Hakim Lee :  Aku selalu ingin memberikannya kepada Keluarga Kim-moon.

Byung Hak : Bawa kemari.


Song Hwa memberikannya.

Hakim Lee kemudian duduk. Song Hwa juga duduk disamping Hakim Lee.

Byeong Woon : Lukisan Tuan Heungseon-gun sangat umum.

Byung Hak : Kurasa setiap kali Tuan Heungseon-gun membutuhkan uang, dia akan melukis satu dan menjualnya. Begitu banyak keluarga bangsawan memiliki satu lukisannya, apa aku benar?


Hakim Lee : Semua orang tahu masalah keuanganku, hanya Seokpa-nan ini yang bisa kutawarkan. Terimalah lukisanku. Lupakan insiden dengan Dojeonggung. Kuharap semua orang bisa memaafkanku.

Byung Hak : Sungguh permintaan maaf yang jujur.


Hakim Lee tanya apa Byeong Woon juga mau memaafkannya.

Byeong Woon : Semua orang membuat kesalahan saat berusaha melindungi negaranya. Tapi... Tuan Heungseon-gun, bagaimana aku tahu kapan kau akan berubah pikiran dan mengkhianati keluargamu lagi?

Hakim Lee : Bagaimana caraku membuktikan kesetiaanku? Aku akan melakukan apa pun.


Byeong Woon : Bisakah kau merangkak di bawah rok anak itu? Seperti Hanxin, bisakah kau menunjukkan penyesalan dengan merangkak di antara kaki wanita?

Song Hwa : Kau terlalu banyak bercanda, Tuan.


Hakim Lee terdiam. Byeong Woon bilang dia akan memaafkan Hakim Lee jika Hakim Lee bersedia melakukannya.

Hakim Lee meminum minumannya dan berpikir.


Setelah itu ia meletakkan cangkirnya dan berdiri.

Hakim Lee : Aku tidak akan rugi! Mainkan musiknya! Song Hwa, buka rokmu! Aku akan memberi hormat kepada Tuan Kim!

Song Hwa tak mau, kau terlalu banyak bercanda, Tuan.


Hakim Lee memaksa Song Hwa berdiri.

Hakim Lee : Mainkan musiknya lebih keras! Buka rokmu, ya?


Hakim Lee melepas topinya dan mulai merangkak ke bawah rok Song Hwa.

Tapi saat melakukannya, pandangannya hanya menunduk ke bawah. Ia terpaksa melakukannya.


Song Hwa terjatuh dan syok.

Hakim Lee berdiri dan menari-nari di depan Kim bersaudara.


Tapi saat berbalik dari mereka, dia menangis dan merasa sangat bersalah melecehkan Song Hwa seperti itu. Tapi kemudian saat berbalik lagi menatap mereka, dia kembali tertawa.

Tapi Byeong Woon tahu Hakim Lee hanya pura-pura.


Byeong Woon dan adiknya yang hendak pulang, dicegat Song Jin.

Para pengawal mereka langsung mengarahkan pedang ke Song Jin.

Song Jin berlutut.

Song Jin : Tuan Hwasa, kau ingat aku? Aku pernah bertemu denganmu. Tolong luangkan sedikit waktumu untukku. Ada yang ingin kukatakan kepadamu.

Byeong Woon : Letakkan pedang kalian.


Byeong Woon lalu mendekati Song Jin.

Byeong Woon : Siapa namamu?


Paginya, Ban Dal sedang mengambil air di sungai di belakang rumahnya.

Saat hendak kembali ke rumah, ia dikejutkan dengan kedatangan Raja dan Bong Ryeon.

Ban Dal, Yang Mulia...


Bong Ryeon langsung lari ke pelukan ibunya dan menangis.


Dari kejauhan, Chun Joong menatap mereka.


Semua pengawal dan pelayan menunggu diluar.

Bong Ryeon keluar dan membiarkan orang tuanya bicara di dalam.

Bersambung ke part 2...

Baca2 sejarah Raja Cheoljong, dia masih keturunan Raja Sukjong rupanya....Cheoljong ini cicitnya Pangeran Sado, Pangeran Sado anaknya Raja Yeongjo, Raja Yeongjo anak Raja Sukjong dan Dong Yi..

Sementara Ratu Cheolin, istri Raja Cheoljong, adalah putri Keluarga Kim... Endingnya sih si Raja Cheoljong ini diracun Keluarga Kim.

Ntar drama baru tvN 'Queen Cheolin' nyeritain ttg Raja Cheoljong dan Ratu Cheolin....

Berarti ada 3 drama yg nyeritain Raja Cheoljong (yg saya tahu)... Time Slip Dr. Jin, King Maker : The Change Of Destiny sama nanti yang terbaru, Queen Cheolin.

0 Comments:

Post a Comment