• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

King Maker : The Change Of Destiny Ep 11 Part 1

Sebelumnya...


Byung Hak tertawa. Dia habis minum dan berjalan bersama para pengawal dan pelayannya.

Byung Hak yang mabuk, menyebut pengawal dan pelayannya teman dan meminta mereka menebak apa yang ia dapat

hari ini. Byung Hak berseru kalau ia dapat lahan Chunsum Jigi sebagai suap.

Byung Hak : Mulai hari ini, aku jauh lebih kaya daripada Kak Byeong Woon!


Chi Sung tiba-tiba datang dan minta waktu Byung Hak sebentar.

Byung Hak : Siapa itu?

Chi Sung : Apa kau Kim Byeong Woon?

Byung Hak : Kau datang untuk menyuapku? Benar, aku Tuan Kim Byeong Woon! Sekarang apa?

Chi Sung : Jika begitu, aku akan merenggut nyawamu.


Chi Sung mencabut pedangnya. Pengawal Byung Hak bergegas mengurus Chi Sung tapi Chi Sung berhasil menjatuhkan mereka dengan mudah.

Byung Hak terkejut dan takut melihat semua pengawalnya rubuh dihajar Chi Sung.


Chi Sung berjalan mendekati Byung Hak. Ia mengarahkan pedangnya ke leher Byung Hak.

Byung Hak : Kenapa kau melakukan ini? Apa maumu?

Chi Sung : Kau Kim Byung Hak. Beritahu Kim Byeong Woon  aku akan merenggut nyawanya.

Chi Sung kemudian pergi.


Byung Hak kesal dan memarahi pelayannya yang hanya melihat saja.

Byung Hak : Apa yang kau lihat?

Byung Hak lalu berteriak marah.


Pelayan mengantarkan obat untuk Ibu Suri yang jatuh sakit setelah kematian Ha Jeon.

Obat itu dari Raja.

Ibu Suri marah dan membalikkan obat itu.


Ibu Suri masih marah lantaran Raja menghukum mati Ha Jeon, padahal ia sudah memohon dan menjelaskan bahwa Ha Jeon tidak akan pernah melakukan konspirasi.

Ibu Suri : Aku mohon padamu sebagai wanita tua! Biarkan dia hidup!

Tapi Raja bilang sudah terlambat.

Ibu Suri : Lebih baik aku mati saja.  Tolong biarkan dia hidup...

Raja : Maafkan aku. Sebentar lagi aku akan bergabung dengan Dojeonggung dalam kematian. Saat aku melihatnya, aku akan meminta maaf padanya.

Flashback end...


Ibu Suri : Rajaku, tampaknya kau lupa siapa yang membuatmu duduk nyaman di atas tahta.


Song Jin muncul lagi! Dia muncul sebagai peramal! *Omo

Para warga heboh. Apalagi mereka sudah mendengar bahwa Song Jin meramalkan eksekusi Ha Jeon.

"Dia juga tahu putra Tuan Gu lulus ujian negara! Dia seperti kerasukan! Sungguh, itu benar!"


Jin Sang yang mendengar itu berkata, kalau itu teknik penipuannya. Lalu ia pergi bersama kedua adiknya.


Di kedai, Pal Ryeong lagi main kartu sama kedua adiknya Jin Sang.

Mereka membahas Byung Hak yang diserang 'pemburu hantu' semalam.

"Tapi pembunuh hantu itu sebenarnya mencari Tuan Kim Byeong Woon!"

"Benarkah? Pantas saja Kim Byeong Woon merekrut puluhan penjaga baru..."


Lalu Nyonya Paeng datang dan menjewer telinga Pal Ryeong.

Nyonya Paeng : Kenapa pemburu hantu itu tidak mengambil si bodoh ini?

Pal Ryeong sewot, ayolah! Telingaku bisa copot!


Nyonya Paeng : Kau tidak lihat kami semua sibuk? Sudah lama sejak Tuan Choi meramal, tak lihat semua orang ini dan betapa sibuknya kami? Jika kau punya mata, lihat ke sana....

Nyonya Paeng menunjuk Man Seok.

Nyonya Paeng : Apa dia tampak pulih dan sehat? Lihatlah dia berusaha membantu!


Pal Ryeong : Aku sudah sepuluh tahun berkecimpung dalam dunia perjudian Hanyang. Tapi pria itu, aku merasakan hal yang buruk tentangnya...

Flashback...


Pal Ryeong mengikuti Man Seok. Man Seok yang sadar diikuti bergegas kabur.

Pal Ryeong langsung lari mengejar Man Seok melihat Man Seok lari tapi tiba-tiba Man Seok hilang di depan kediaman Keluarga Kim.

Flashback end...


Pal Ryeong : Ada bau tidak sedap....

Nyonya Paeng mengendus tubuh Pal Ryeong.

Nyonya Paeng : Kau belum mandi selama 10 hari, kau yang bau tidak sedap!


Lalu Jin Sang datang. Jin Sang :  Apa nona memanggilku?

Nyonya Paeng yang pusing dengan kelakuan Pal Ryeong, langsung pergi.


Jin Sang kemudian bilang pada Chun Joong kalau ia menemukannya.

Chun Joong langsung berdiri. Ia kaget, kau menemukannya?

Jin Sang : Seperti yang kau minta, Tuan Choi, aku menyebarkan gambarnya di seluruh Hanyang. Mereka memastikan dia berada di Hanyang. Aku akan mencari alamatnya dan memberitahumu.

Chun Joong : Bagus.

Jin Sang : Itu bukan apa-apa...


"Tapi, Tuan! Kau sudah dengar soal peramal baru itu?" tanya adik Jin Sang yang tubuhnya gemuk.

"Kau benar, ada pria baru yang bertingkah sepertimu, Tuan Choi. Tapi dia terlihat seperti penipu. Tidak ada yang bisa membodohiku, kau tahu kenapa? Aku penipu..."

Sadar keceplosan ngaku dirinya penipu, Jin Sang langsung meralat ucapannya.

Jin Sang : Intinya, itu yang mereka katakan.


Goo Cheol datang dan bilang kalau Hakim Lee mencari Chun Joong.


Ternyata Chun Joong dibawa ke istana, menemui Ibu Suri bersama Hakim Lee dan Jae Hwang.

Hakim Lee meminta Ibu Suri bangun. Semua kerabat gelisah.


Ibu Suri : Aku tidak mengkhawatirkan kerabat Raja. Nasib Ha Jeon kita sangat nahas, tapi adakah orang selain kau melakukan sesuatu soal itu?

Hakim Lee : Maafkan aku, Ibu Suri.

Ibu Suri : Tidak perlu minta maaf. Tindakanmu sudah cukup.


Hakim Lee melirik Jae Hwang. Jae Hwang mengerti dan langsung lari ke depan Ibu Suri.

Jae Hwang : Ibu Suri! Cepatlah pulih! Air matamu sungguh menghancurkan hatiku.

Jae Hwang lalu menitikkan air matanya dan memegang tangan Ibu Suri.

Jae Hwang : Lebih baik aku mati daripada Dojeonggung yang mati.

Ibu Suri : Apa? Teganya kau berkata begitu.

Jae Hwang : Alih-alih anak tidak berguna sepertiku, Dojeonggung seharusnya masih hidup.

Ibu Suri : Berhenti membahas kebodohan seperti itu.

Ibu Suri juga menangis, lalu balas menggenggam tangan Jae Hwang.


Ternyata Jae Hwang sudah disetel ayahnya dan Chun Joong sebelumnya. Chun Joong bilang, Jae Hwang harus tulus menghibur Ibu Suri.


Chun Joong dan Hakim Lee beranjak keluar dari kamar Ibu Suri. Chun Joong bilang Jae Hwang sangat tulus, sampai Ibu Suri tersentuh.

Hakim Lee mengaku dia juga terkejut.

Hakim Lee : Kau melihatnya? Sampai saat kita pergi, Ibu Suri memegang tangan Jae Hwang dengan erat. Dia tidak melepaskannya.


Chun Joong tersenyum, ya. Aku juga melihatnya.  Tapi jangan merasa lega, Kim Byeong Woon akan menguji dan menghina anda. Anda tak boleh termanipulasi.

Hakim Lee : Jangan khawatir, aku berniat menjalani hidupku sebagai parako. Apa pun yang terjadi, aku tidak akan menunjukkan harapan kita.

Chun Joong : Jika itu benar, kita akan menang kali ini.


Chi Sung mengawasi Hakim Lee dan Chun Joong yang pergi meninggalkan istana.

Dia menatap mereka dengan tatapan penuh dendam.


Seorang dangsanggwan (pejabat berbaju merah) menemui Byeong Woon. Setelah memberitahu Byeong Woon sesuatu, dia pergi.

Byeong Woon : Apa hati rubah tua itu telah mengarah ke Heungseon-gun?


Dan berlari di lorong kamar wallsongru sambil teriak memanggil Bong Ryeon.

Dan masuk ke kamar, saat Bong Ryeon lagi bicara sama Song Hwa.

Dan : Sesuatu yang buruk terjadi, Nona! Tamu telah tiba!

Bong Ryeon : Jika ada tamu, bukankah bagus untuk kita? Apa yang terjadi?

Dan : Para tamu...


Ternyata tamunya Nahab cs.


Dan dan Bong Ryeon terpaksa menyamar di depan Nahab cs.

Hanya Nahab yang tahu itu Bong Ryeon dan Dan.

Nahab : Aku sudah dengar soal dukun kuat yang dirasuki hantu dari Barat. Aku ingin diramal olehnya.

Dan : Belakangan ini... Aku tidak konsisten...

Nahab : Apa? Beraninya kau bersikap malas di depanku. Apa pun yang ditanya wanita bangsawan, kau harus jawab tiap pertanyaannya. Kau mengerti?


Dan melirik Bong Ryeon.

Setelah itu ia mengatakan ya pada Nahab.


Nahab lalu memanggil Bong Ryeon dan menyuruh Bong Ryeon mengipasinya

Bong Ryeon pun mengipasi Nahab dengan wajah kesal.


"Boleh aku bertanya dahulu?" tanya istri Menteri Pertahanan.

"Tentu, Nona." jawab Nahab.

"Mengenai adikku dan pernikahan... Dia mencintai seorang wanita, apa dia punya kesempatan dengannya?" tanya Istri Menteri Pertahanan.


Dan mulai berakting.

Dan :  Ya. Coba kulihat... Mari kita lihat... Aku melihatnya! Aku melihat kabar baik!


Istri Menteri Pendidikan ingin tahu wanita seperti apa dia dan dari keluarga mana.

"Kau belum dengar rumornya? Adiknya jatuh cinta dengan Putri Hwa Ryeon. Semua orang tahu." jawab Nahab.

Bong Ryeon kaget.


"Tapi dengar... Keluargaku lebih baik dibandingkan putri raja! Aku mendengar banyak rumor tentang betapa cantiknya dia, tapi aku pernah melihatnya, dia bukan apa-apa dibandingkan Nona Young San-nya Perdana Menteri." ucap Menteri Pertahanan.

Sontak Bong Ryeon panas dia dibilang kalah cantik dari si Nona Young San.


Bong Ryeon melepas selendangnya dan berkata akan menjawab pertanyaan istri Menteri Pertahanan.

Bong Ryeon : Ramalan dukun mengatakan... mustahil!

Istri Menteri Pertahanan : Mustahil? Putri Hwa Ryeon berani menolak adikku?

Bong Ryeon : Ya, dia tidak akan pernah memiliki hubungan apa pun dengan adikmu.

Istri Menteri Pertahanan : Kau yakin bisa meramal dengan benar? Dia hanya gadis pelayan!


Istri Menteri Pendidikan : Omong-omong, kalian sudah dengar beritanya? Seorang peramal baru tiba di Hanyang.

Nahab : Siapa? Tuan Choi?

Istri Menteri Pendidikan : Tidak, peniru Tuan Choi telah tiba.

Istri Menteri Kehakiman : Astaga, aku sudah dengar.  Siapa namanya? Song Jin. Ya benar, Tuan Song!


Mendengar itu, Bong Ryeon langsung ingat sama Song Jin kakaknya Song Hwa yang mencekiknya.

Istri Menteri Pendidikan :  Bahkan setelah lulus ujian negara, dia mengesampingkan itu dan pergi melatih pikirannya di gunung.

Mereka memuji2 Song Jin.


Song Hwa masuk.

Song Hwa : Nona, Tuan Kim Byeong Woon, Tuan Kim Byung Hak, dan Tuan Heungseon-gun tiba.

Nahab : Ayo pergi, sebelum mereka melihat dan marah karena kita di sini.


Nahab cs kabur.

Bong Ryeon melihat mereka pergi.

Setelah itu, ia kembali ke dalam.


Dan : Mereka sudah pergi?

Bong Ryeon : Mereka sangat kejam, sungguh!

Dan : Kau baik-baik saja, Tuan Putri?

Bong Ryeon : Aku merasa baru saja kehilangan sepuluh tahun hidupku.

Dan : Jangan buang waktu. Kita tidak bisa menunggu anak itu seharian, mari pergi.

Tiba-tiba, seseorang masuk. Dan dan Bong Ryeon panic dan langsung berbalik.


Song Hwa mengantarkan para tuan2 itu ke kamar.

Nahab cs bergegas pergi meninggalkan wallsongru.


Pria yang masuk ke kamar Bong Ryeon ternyata Chun Joong.

Bong Ryeon : Kenapa Tuan di sini?

Chun Joong : Aku punya urusan penting dan mendesak.

Bong Ryeon : Apa ada masalah?

Chun Joong memegang tangan Bong Ryeon dan bilang dia menemukan Ban Dal.

Bong Ryeon kaget.

Chun Joong : Aku juga sudah tahu di mana dia tinggal di Hanyang. Kau akan pergi sekarang?

Bong Ryeon : Tidak, tunggu. Aku harus mengajak seseorang. Seseorang yang sangat merindukan ibuku sama sepertiku.


Hakim Lee melukis di depan keluarga Kim.

Setelah selesai, Song Hwa memperlihatkan lukisan Hakim Lee pada Keluarga Kim.

Byung Hak memuji Hakim Lee.

Byung Hak : Luar biasa! Benar-benar murid Profesor Chusa. Seokpa-nan Tuan Heungseon-gun mengagumkan!

*Seokpa-nan, lukisan anggrek Heungseon-gun.

Hakim Lee :  Aku selalu ingin memberikannya kepada Keluarga Kim-moon.

Byung Hak : Bawa kemari.


Song Hwa memberikannya.

Hakim Lee kemudian duduk. Song Hwa juga duduk disamping Hakim Lee.

Byeong Woon : Lukisan Tuan Heungseon-gun sangat umum.

Byung Hak : Kurasa setiap kali Tuan Heungseon-gun membutuhkan uang, dia akan melukis satu dan menjualnya. Begitu banyak keluarga bangsawan memiliki satu lukisannya, apa aku benar?


Hakim Lee : Semua orang tahu masalah keuanganku, hanya Seokpa-nan ini yang bisa kutawarkan. Terimalah lukisanku. Lupakan insiden dengan Dojeonggung. Kuharap semua orang bisa memaafkanku.

Byung Hak : Sungguh permintaan maaf yang jujur.


Hakim Lee tanya apa Byeong Woon juga mau memaafkannya.

Byeong Woon : Semua orang membuat kesalahan saat berusaha melindungi negaranya. Tapi... Tuan Heungseon-gun, bagaimana aku tahu kapan kau akan berubah pikiran dan mengkhianati keluargamu lagi?

Hakim Lee : Bagaimana caraku membuktikan kesetiaanku? Aku akan melakukan apa pun.


Byeong Woon : Bisakah kau merangkak di bawah rok anak itu? Seperti Hanxin, bisakah kau menunjukkan penyesalan dengan merangkak di antara kaki wanita?

Song Hwa : Kau terlalu banyak bercanda, Tuan.


Hakim Lee terdiam. Byeong Woon bilang dia akan memaafkan Hakim Lee jika Hakim Lee bersedia melakukannya.

Hakim Lee meminum minumannya dan berpikir.


Setelah itu ia meletakkan cangkirnya dan berdiri.

Hakim Lee : Aku tidak akan rugi! Mainkan musiknya! Song Hwa, buka rokmu! Aku akan memberi hormat kepada Tuan Kim!

Song Hwa tak mau, kau terlalu banyak bercanda, Tuan.


Hakim Lee memaksa Song Hwa berdiri.

Hakim Lee : Mainkan musiknya lebih keras! Buka rokmu, ya?


Hakim Lee melepas topinya dan mulai merangkak ke bawah rok Song Hwa.

Tapi saat melakukannya, pandangannya hanya menunduk ke bawah. Ia terpaksa melakukannya.


Song Hwa terjatuh dan syok.

Hakim Lee berdiri dan menari-nari di depan Kim bersaudara.


Tapi saat berbalik dari mereka, dia menangis dan merasa sangat bersalah melecehkan Song Hwa seperti itu. Tapi kemudian saat berbalik lagi menatap mereka, dia kembali tertawa.

Tapi Byeong Woon tahu Hakim Lee hanya pura-pura.


Byeong Woon dan adiknya yang hendak pulang, dicegat Song Jin.

Para pengawal mereka langsung mengarahkan pedang ke Song Jin.

Song Jin berlutut.

Song Jin : Tuan Hwasa, kau ingat aku? Aku pernah bertemu denganmu. Tolong luangkan sedikit waktumu untukku. Ada yang ingin kukatakan kepadamu.

Byeong Woon : Letakkan pedang kalian.


Byeong Woon lalu mendekati Song Jin.

Byeong Woon : Siapa namamu?


Paginya, Ban Dal sedang mengambil air di sungai di belakang rumahnya.

Saat hendak kembali ke rumah, ia dikejutkan dengan kedatangan Raja dan Bong Ryeon.

Ban Dal, Yang Mulia...


Bong Ryeon langsung lari ke pelukan ibunya dan menangis.


Dari kejauhan, Chun Joong menatap mereka.


Semua pengawal dan pelayan menunggu diluar.

Bong Ryeon keluar dan membiarkan orang tuanya bicara di dalam.

Bersambung ke part 2...

Baca2 sejarah Raja Cheoljong, dia masih keturunan Raja Sukjong rupanya....Cheoljong ini cicitnya Pangeran Sado, Pangeran Sado anaknya Raja Yeongjo, Raja Yeongjo anak Raja Sukjong dan Dong Yi..

Sementara Ratu Cheolin, istri Raja Cheoljong, adalah putri Keluarga Kim... Endingnya sih si Raja Cheoljong ini diracun Keluarga Kim.

Ntar drama baru tvN 'Queen Cheolin' nyeritain ttg Raja Cheoljong dan Ratu Cheolin....

Berarti ada 3 drama yg nyeritain Raja Cheoljong (yg saya tahu)... Time Slip Dr. Jin, King Maker : The Change Of Destiny sama nanti yang terbaru, Queen Cheolin.

King Maker : The Change Of Destiny Ep 10 Part 3

Sebelumnya...


Chun Joong menunjukkan buktinya. Kertas yang berisi kode angka yang ia ambil di rumah Lee Don, Gubernur Gun Wi.

Flashback...


Saat tengah melihat kode-kode angka itu, rupanya Ja Young. Ja Young tanya apa itu. Ja Young : Papan nomor anak? Untuk mengingat angka?

Ja Young lalu melihat kipas Chun Joong.

Ja Young : Tuan, sejak kapan kau memakai kipas?


Ja Young membuka kipasnya dan melihat tulisan di kipas yang ternyata puisi.

Ja Young : Itu puisi yang aneh. Itu papan angka, ini koleksi kata-kata omong kosong. Tuan, apa yang kau lakukan dengan ini?


Chun Joong tak menjawab dan melihat kipas itu lagi.

Chun Joong : Kumpulan kata-kata... Papan nomor? Benar! Kipas ini adalah kunci kodenya!  Itu sebabnya Kim

Byeong Woon  dan Lee Don membawa kipas yang sama!


Chun Joong lalu minta bantuan Ja Young. Dia menyuruh Ja Young ke kediaman Jwa Keun untuk memberikan surat pada Bong Ryeon.

Besoknya Dan ke kedai yang masih dijaga ketat petugas.

Dan bilang dia bawa obat dari Bong Ryeon untuk diberikan pada seorang teman yang menginap di kedai itu.

Petugas mengizinkannya masuk.

Tak lama, Dan dan Chun Joong keluar. Chun Joong menyamar sebagai petugas.


Chun Joong terus menganalisa tulisan di kipas dan kode angka.

Chun Joong : Seokpa. Menipu Heungseon-gun? *Seokpa, nama lain Hakim Lee.


Kasim memberikan kode angka itu ke Raja.

Raja membacanya, lalu menatap bingung Chun Joong.


Chun Joong menunjukkan puisi di kipas.

Di kipas itu tersembunyi kalimat, tunjukkan buku besar palsu! Menyamarlah sebagai pejabat militer dan tipu Seokpa!


Chun Joong : Kebenaran di balik surat itu. Tunjukkan buku besar palsu! Menyamarlah sebagai pejabat militer dan tipu Seokpa! Apa artinya ini? Ini perintah kepada Lee Don untuk menipu Tuan Heungseon-gun! Ini membuktikan keluarga Jangdong Kim-moon merencanakan semuanya dan Heungseon-gun tidak bersalah!


Jwa Keun : Hanya karena simbol keluarga kami ada di sana, tidak membuktikan keluarga kami yang menyebarkan itu!

Chun Joong : Tentu, meski perkataanmu benar, itu tidak mengubah fakta Lee Don menipu Heungseon-gun. Heungseon-gun tidak ada kaitannya dengan kasus ini.


Jwa Keun : Rajaku, kenapa Choi Chun Joong  ada di sini, berdiri di istana? Jangan dengarkan dia. Dia harus dihukum dan dipecat, Rajaku!

Raja : Diam! Bahkan jika Choi Chun Joong pantas dihukum,  semua kata-katanya benar! Aku sudah muak. Aku lelah. Aku sudah muak bertahan. Lee Ha Jeon akan menjadi Wirianchi ke Jeju-do. Berhenti membicarakan Heungseon-gun.

Byeong Woon protes, Rajaku!


Raja marah, Berhenti, aku bilang berhenti!

Raja berdiri tapi langsung oleng. Kasim bergegas menolong Raja.


Kasim mengantarkan surat dari Ha Jeon ke Ibu Suri.

Kasim : Seorang pejabat di Jeju telah mengirimkannya.

Ibu Suri membacanya.

Ha Jeon : Aku pergi tanpa bisa membalas penghargaanku padamu, Ibu Suri. Maafkan kelemahan dan kegagalanku. Tolong jangan kehilangan kesehatan karena kesedihanmu. Semoga kau selalu sehat dan berumur panjang, Ibu Suri.


Ibu Suri nangis.

Ha Jeon minum racun dan tewas.

Ibu Suri : Seharusnya aku melindungi anak ini dengan nyawaku... Aku akan memastikan ini tidak terjadi lagi...


Di penjara, Chi Sung ingat saat pertama kali bertemu Ha Jeon.

Flashback...


Chi Sung menghadap Ha Jeon.

Ha Jeon : Apa kau "Serigala Gunung Baekdu"? Ahli pedang terbaik Joseon?

Chi Sung : Aku, Yeon Chi Sung sesuai perintah, telah menghentikan tentara Arasa di Sungai Tomun, dan telah kembali.

Ha Jeon tak percaya Chi Sung melawan mereka sendirian.

Ha Jeon : Pantas saja mereka memanggilmu Serigala Gunung Baekdu. Kudengar ayahmu adalah Letnan Kolonel, kau pasti kakaknya Hakim Yun?

Hakim Yun : Dia bukan kakak! Dia anak kelas bawah. Dia putra selir rendahan, tidak lebih dari anjing pemburu.


Ha Jeon : Anjing pemburu? Dia diperlakukan seperti itu di sini?

Ha Jeon lalu bilang akan menerima Chi Sung. Sebagai pengawal.

Flashback end...


Pengawal menghampiri Chi Sung. Dia menertawakan Chi Sung.

Chi Sung yang marah, menghabisi si pengawal dengan sekali gerakan.

Lalu dia mengambil kunci di badan si pengawal dan kabur.


Di kedai, Nyonya Paeng lagi memetikan sayuran. Kedainya sedang ramai.

Jin Sang datang menawarkan bantuan. Nyonya Paeng malah memukulnya.


Pal Ryeong datang.

Pal Ryeong : Apa? Di mana Tuan Choi? Tuan! Sesuatu yang buruk terjadi!

Jin Sang : Kenapa? Kali ini apa? Apa yang terjadi?

Pal Ryeong : Setelah Dojeonggung dikirim ke Jeju-do, dia meminum racun dan mati!

Nyonya Paeng : Lalu kenapa?

Pal Ryeong : Apa maksudmu "lalu kenapa"? Pendekar pengawal, Yeon Chi Sung,  pria serigala hantu itu, dia kabur!

Nyonya Paeng : Lalu? Apa dia akan datang ke sini?

Pal Ryeong : Apa? Dia di sini? Aku tidak tahu!

Nyonya Paeng langsung memukuli Pal Ryeong.

Nyonya Paeng : Kau mengagetkanku!

Pal Ryeong : Kalian sangat berpikiran pendek! Lihat saja dan tunggu saja hal buruk akan terjadi!


Jin Sang : Tapi apa dia semenakutkan itu?

Pal Ryeong : Kau sungguh tidak tahu apa pun. Di mana Tuan? Aku harus bicara dengan Tuan.

Jin Sang : Dia pergi dengan Tuan Heungseon-gun.


Pal Ryeong : Heungseon-gun? Dia akan tertembak lagi?

Nyonya Paeng memukuli Pal Ryeong.

Nyonya Paeng : Kau selalu mengoceh bodoh! Kau pantas dipukul!


Chun Joong dan Hakim Lee bicara di depan jurang, tempat Hakim Lee menembak Chun Joong dan Bong Ryeon.

Chun Joong : Kenapa kau memanggilku kemari? Kau ingin membunuhku lagi?

Hakim Lee : Ya, aku mencoba membunuhmu tiga kali. Daeyakjiu! Orang yang bijaksana sering terlihat bodoh bagi orang lain. Aku mengabaikan kebijaksanaan dan firasatmu, maka aku bodoh.



Hakim Lee berlutut pada Chun Joong. Chun Joong kaget.

Hakim Lee : Maafkan aku. Kumohon jadilah... Tidak, orang tepercaya putraku, Jae Hwang!

Chun Joong ikut berlutut, memberi hormat.

Setelah itu ia menatap Hakim Lee.


Chun Joong : Lee Sa dari dinasti Qin pernah memberi tahu Qin Shi Huang, "Gunung besar menjadi besar karena tidak melepas sebutir tanah pun." Aku akan mengumpulkan orang sebanyak butiran tanah di gunung, untuk calon raja, dan membuka jalan untuk Jae Hwang serta Tuan Heungseon-gun!

Hakim Lee mengulurkan tangannya. Mereka berjabat tangan. Hakim Lee menggenggam tangan Chun Joong.


Malam harinya, Bong Ryeon dan Dan ke kedai saat semua lagi berkumpul.

Bong Ryeon langsung bergabung dengan mereka.

Pal Ryeong memberikan botol minum ke Chun Joong.

Chun Joong menuangkan minum untuk Bong Ryon. Bong Ryeon bilang dia tidak minum. Chun Joong : Satu saja.


Setelah minum, Bong Ryeon, nanyain Man Seok.

Nyonya Paeng bilang Man Seok ke Hanyang untuk menemui seseorang.

Pal Ryeong menuangakan minuman lagi untuk Bong Ryeon.


Man Seok menemui In Gyu.

In Gyu : Sebaiknya kau ceritakan semua tentang Choi Chun Joong.

Man Seok : Baik, Tuan.

*Hah? Man Seok berkhianat?


Chi Sung datang ke kedai.

Chun Joong memegang tangan Bong Ryeon.

Chi Sung berniat membunuh Chun Joong karena berpikir Chun Joong lah yang membunuh Ha Jeon.


Bong Ryeon melihat Chi Sung.

Chi Sung pergi.


Chun Joong berdiri dan melihat Chi Sung pergi.

Bersambung....