King Maker : The Change Of Destiny Ep 10 Part 3

Sebelumnya...


Chun Joong menunjukkan buktinya. Kertas yang berisi kode angka yang ia ambil di rumah Lee Don, Gubernur Gun Wi.

Flashback...


Saat tengah melihat kode-kode angka itu, rupanya Ja Young. Ja Young tanya apa itu. Ja Young : Papan nomor anak? Untuk mengingat angka?

Ja Young lalu melihat kipas Chun Joong.

Ja Young : Tuan, sejak kapan kau memakai kipas?


Ja Young membuka kipasnya dan melihat tulisan di kipas yang ternyata puisi.

Ja Young : Itu puisi yang aneh. Itu papan angka, ini koleksi kata-kata omong kosong. Tuan, apa yang kau lakukan dengan ini?


Chun Joong tak menjawab dan melihat kipas itu lagi.

Chun Joong : Kumpulan kata-kata... Papan nomor? Benar! Kipas ini adalah kunci kodenya!  Itu sebabnya Kim

Byeong Woon  dan Lee Don membawa kipas yang sama!


Chun Joong lalu minta bantuan Ja Young. Dia menyuruh Ja Young ke kediaman Jwa Keun untuk memberikan surat pada Bong Ryeon.

Besoknya Dan ke kedai yang masih dijaga ketat petugas.

Dan bilang dia bawa obat dari Bong Ryeon untuk diberikan pada seorang teman yang menginap di kedai itu.

Petugas mengizinkannya masuk.

Tak lama, Dan dan Chun Joong keluar. Chun Joong menyamar sebagai petugas.


Chun Joong terus menganalisa tulisan di kipas dan kode angka.

Chun Joong : Seokpa. Menipu Heungseon-gun? *Seokpa, nama lain Hakim Lee.


Kasim memberikan kode angka itu ke Raja.

Raja membacanya, lalu menatap bingung Chun Joong.


Chun Joong menunjukkan puisi di kipas.

Di kipas itu tersembunyi kalimat, tunjukkan buku besar palsu! Menyamarlah sebagai pejabat militer dan tipu Seokpa!


Chun Joong : Kebenaran di balik surat itu. Tunjukkan buku besar palsu! Menyamarlah sebagai pejabat militer dan tipu Seokpa! Apa artinya ini? Ini perintah kepada Lee Don untuk menipu Tuan Heungseon-gun! Ini membuktikan keluarga Jangdong Kim-moon merencanakan semuanya dan Heungseon-gun tidak bersalah!


Jwa Keun : Hanya karena simbol keluarga kami ada di sana, tidak membuktikan keluarga kami yang menyebarkan itu!

Chun Joong : Tentu, meski perkataanmu benar, itu tidak mengubah fakta Lee Don menipu Heungseon-gun. Heungseon-gun tidak ada kaitannya dengan kasus ini.


Jwa Keun : Rajaku, kenapa Choi Chun Joong  ada di sini, berdiri di istana? Jangan dengarkan dia. Dia harus dihukum dan dipecat, Rajaku!

Raja : Diam! Bahkan jika Choi Chun Joong pantas dihukum,  semua kata-katanya benar! Aku sudah muak. Aku lelah. Aku sudah muak bertahan. Lee Ha Jeon akan menjadi Wirianchi ke Jeju-do. Berhenti membicarakan Heungseon-gun.

Byeong Woon protes, Rajaku!


Raja marah, Berhenti, aku bilang berhenti!

Raja berdiri tapi langsung oleng. Kasim bergegas menolong Raja.


Kasim mengantarkan surat dari Ha Jeon ke Ibu Suri.

Kasim : Seorang pejabat di Jeju telah mengirimkannya.

Ibu Suri membacanya.

Ha Jeon : Aku pergi tanpa bisa membalas penghargaanku padamu, Ibu Suri. Maafkan kelemahan dan kegagalanku. Tolong jangan kehilangan kesehatan karena kesedihanmu. Semoga kau selalu sehat dan berumur panjang, Ibu Suri.


Ibu Suri nangis.

Ha Jeon minum racun dan tewas.

Ibu Suri : Seharusnya aku melindungi anak ini dengan nyawaku... Aku akan memastikan ini tidak terjadi lagi...


Di penjara, Chi Sung ingat saat pertama kali bertemu Ha Jeon.

Flashback...


Chi Sung menghadap Ha Jeon.

Ha Jeon : Apa kau "Serigala Gunung Baekdu"? Ahli pedang terbaik Joseon?

Chi Sung : Aku, Yeon Chi Sung sesuai perintah, telah menghentikan tentara Arasa di Sungai Tomun, dan telah kembali.

Ha Jeon tak percaya Chi Sung melawan mereka sendirian.

Ha Jeon : Pantas saja mereka memanggilmu Serigala Gunung Baekdu. Kudengar ayahmu adalah Letnan Kolonel, kau pasti kakaknya Hakim Yun?

Hakim Yun : Dia bukan kakak! Dia anak kelas bawah. Dia putra selir rendahan, tidak lebih dari anjing pemburu.


Ha Jeon : Anjing pemburu? Dia diperlakukan seperti itu di sini?

Ha Jeon lalu bilang akan menerima Chi Sung. Sebagai pengawal.

Flashback end...


Pengawal menghampiri Chi Sung. Dia menertawakan Chi Sung.

Chi Sung yang marah, menghabisi si pengawal dengan sekali gerakan.

Lalu dia mengambil kunci di badan si pengawal dan kabur.


Di kedai, Nyonya Paeng lagi memetikan sayuran. Kedainya sedang ramai.

Jin Sang datang menawarkan bantuan. Nyonya Paeng malah memukulnya.


Pal Ryeong datang.

Pal Ryeong : Apa? Di mana Tuan Choi? Tuan! Sesuatu yang buruk terjadi!

Jin Sang : Kenapa? Kali ini apa? Apa yang terjadi?

Pal Ryeong : Setelah Dojeonggung dikirim ke Jeju-do, dia meminum racun dan mati!

Nyonya Paeng : Lalu kenapa?

Pal Ryeong : Apa maksudmu "lalu kenapa"? Pendekar pengawal, Yeon Chi Sung,  pria serigala hantu itu, dia kabur!

Nyonya Paeng : Lalu? Apa dia akan datang ke sini?

Pal Ryeong : Apa? Dia di sini? Aku tidak tahu!

Nyonya Paeng langsung memukuli Pal Ryeong.

Nyonya Paeng : Kau mengagetkanku!

Pal Ryeong : Kalian sangat berpikiran pendek! Lihat saja dan tunggu saja hal buruk akan terjadi!


Jin Sang : Tapi apa dia semenakutkan itu?

Pal Ryeong : Kau sungguh tidak tahu apa pun. Di mana Tuan? Aku harus bicara dengan Tuan.

Jin Sang : Dia pergi dengan Tuan Heungseon-gun.


Pal Ryeong : Heungseon-gun? Dia akan tertembak lagi?

Nyonya Paeng memukuli Pal Ryeong.

Nyonya Paeng : Kau selalu mengoceh bodoh! Kau pantas dipukul!


Chun Joong dan Hakim Lee bicara di depan jurang, tempat Hakim Lee menembak Chun Joong dan Bong Ryeon.

Chun Joong : Kenapa kau memanggilku kemari? Kau ingin membunuhku lagi?

Hakim Lee : Ya, aku mencoba membunuhmu tiga kali. Daeyakjiu! Orang yang bijaksana sering terlihat bodoh bagi orang lain. Aku mengabaikan kebijaksanaan dan firasatmu, maka aku bodoh.



Hakim Lee berlutut pada Chun Joong. Chun Joong kaget.

Hakim Lee : Maafkan aku. Kumohon jadilah... Tidak, orang tepercaya putraku, Jae Hwang!

Chun Joong ikut berlutut, memberi hormat.

Setelah itu ia menatap Hakim Lee.


Chun Joong : Lee Sa dari dinasti Qin pernah memberi tahu Qin Shi Huang, "Gunung besar menjadi besar karena tidak melepas sebutir tanah pun." Aku akan mengumpulkan orang sebanyak butiran tanah di gunung, untuk calon raja, dan membuka jalan untuk Jae Hwang serta Tuan Heungseon-gun!

Hakim Lee mengulurkan tangannya. Mereka berjabat tangan. Hakim Lee menggenggam tangan Chun Joong.


Malam harinya, Bong Ryeon dan Dan ke kedai saat semua lagi berkumpul.

Bong Ryeon langsung bergabung dengan mereka.

Pal Ryeong memberikan botol minum ke Chun Joong.

Chun Joong menuangkan minum untuk Bong Ryon. Bong Ryeon bilang dia tidak minum. Chun Joong : Satu saja.


Setelah minum, Bong Ryeon, nanyain Man Seok.

Nyonya Paeng bilang Man Seok ke Hanyang untuk menemui seseorang.

Pal Ryeong menuangakan minuman lagi untuk Bong Ryeon.


Man Seok menemui In Gyu.

In Gyu : Sebaiknya kau ceritakan semua tentang Choi Chun Joong.

Man Seok : Baik, Tuan.

*Hah? Man Seok berkhianat?


Chi Sung datang ke kedai.

Chun Joong memegang tangan Bong Ryeon.

Chi Sung berniat membunuh Chun Joong karena berpikir Chun Joong lah yang membunuh Ha Jeon.


Bong Ryeon melihat Chi Sung.

Chi Sung pergi.


Chun Joong berdiri dan melihat Chi Sung pergi.

Bersambung....

0 Comments:

Post a Comment