King Maker : The Change Of Destiny Ep 10 Part 2

Sebelumnya...


In Gyu seperti biasa, ngintilin Bong Ryeon.

Malam-malam, dia berdiri di depan kediamannya Bong Ryeon. Dia menunggu Bong Ryeon dan mikirin kata- kata Byeong Woon yang akan memberinya hadiah besar jika berhasil melaksanakan tugas tanpa kegagalan.


Tak lama, Bong Ryeon pulang bersama Dan.

Bong Ryeon : Kudengar Tuan Kim Byeong Woon telah dipenjara.

In Gyu : Aku yakin dia sudah diurus.

Bong Ryeon : Kau tidak khawatir?

In Gyu : Tuan Putriku, kau mengkhawatirkan Tuan Byeong Woon?

Bong Ryeon tanya kenapa In Gyu datang.


In Gyu : Kau baru kembali setelah bertemu Chun Joong?

Bong Ryeon : Siapa pun yang kutemui, tidak peduli seberapa dekat kau denganku, kau tidak akan bisa menyentuhku lagi. Aku memintamu melupakan perasaanmu kepadaku.

In Gyu : Nikmati waktumu dengan Chun Joong. Pada waktunya, kau tidak akan bisa menemuinya lagi. Tak lama lagi, Putri, kau tak punya pilihan selain memegang tanganku.


In Gyu pergi. Bong Ryeon menahannya. Ia memegang lengan In Gyu dan membaca wajah In Gyu.

Bong Ryeon melihat seorang wanita yang meronta dibalik pintu.

Lalu seorang pria berseragam pengawal, berlutut dan memohon pada In Gyu. Pria itu bilang, akan melakukan apapun yang In Gyu minta asal In Gyu membiarkannya hidup.


Bong Ryeon syok. Melihat itu, In Gyu langsung menepis tangan Bong Ryeon dan tanya apa yang Bong Ryeon lihat. In Gyu lalu meminta Bong Ryeon tidak membaca wajahnya lagi dan beranjak pergi.


Bong Ryeon bertanya-tanya, siapa pria itu. Ia yakin pernah melihat pria itu tapi lupa dimana.


Chun Joong menemui Byeong Woon. Petugas membukakan pintu penjara dan menyajikan teh untuk Byeong Woon. Teh itu dari Chun Joong. Byeong Woon tanya kenapa Chun Joong datang. Apa Chun Joong ingin melihat keadaannya di penjara. Chun Joong mengiyakan. Kapan lagi bisa melihat Byeong Woon di dalam penjara. Itu pemandangan langka. Chun Joong juga bilang ia membawa teh untuk meredakan masalah Byeong Woon.


Byeong Woon menyuruh Chun Joong masuk.

Chun Joong masuk. Byeong Woon menuangkan tehnya ke cangkir dan menyuru Chun Joong minum duluan. *Takut diracun dia.

Chun Joong minum.


Chun Joong : Tuan Gubernur yang melaporkanmu... kau mengeklaim semua tuduhannya palsu?

Byeong Woon : Ya, semua sudah direncanakan.

Chun Joong : Jika begitu, kau seharusnya marah, tapi kau bersikap sangat tenang.

Byeong Woon : Aku selalu siap. Suatu hari, hal seperti ini bisa terjadi. Tapi aku tidak mengira akan datang secepat ini.


Byeong Woon lalu membuka kipasnya. Ada tulisan di kipas itu.

Byeong Woon : Jika sudah selesai mengamati, kau boleh pergi. Tidak ada yang bisa kukatakan. Terima kasih atas tehnya, aku akan menikmatinya.

Chun Joong : Tentu, tidak ada lagi yang bisa kulihat.


Chun Joong pergi. Chun Joong merasa melewatkan sesuatu saat membaca mereka.

Chun Joong : Tuan Byung Hak dan Jo Young Ha, keduanya hidup seperti biasa. Aku harus menemui Gubernur dan mencari tahu sendiri!


Chun Joong pun menemui Gubernur Gunwi. Saat itu, Gubernur Gunwi sedang memakai seragamanya dibantu pelayan. Gubernur Gunwi : Tuan Choi, kenapa kau kemari lagi? Chun Joong bilang dia ingin bicara dengan Gubernur Gunwi secara terpisah. Gubernur Gunwi tanya apa itu ada hubungannya dengan peruntungannya. Chu Joong bilang iya tapi harus bicara diam-diam. Si gubernur lalu menyuruh Chun Joong masuk ke kamarnya.


Chun Joong ke kamar gubernur. Ia melihat-lihat dan mulai menggeledah tapi tak menemukan apapun.

Lalu ia melihat kipas di meja. Ia membukanya dan menemukan tulisan di kipas.

Sontak, ia langsung ingat kipas Byeong Woon.


Chun Joong lalu membuka sebuah kotak kecil di atas meja dan menemukan surat dari Keluarga Kim.

Chun Joong : Ini surat dari Jangdong Kim-Moon.


Gubernur masuk dan tanya apa yang Chun Joong lakukan saat memergoki Chun Joong memeriksa barangnya.

Chun Joong pun beranjak mendekati si gubernur.

Gubernur teriak, memanggil orangnya.


Chun Joong langsung mengancam si gubernur dengan pisau.

Chun Joong : Jika kau bersuara lagi, pisau ini akan menembus tubuhmu.

Chun Joong lalu tanya alasan gubernur melakukan itu.

Chun Joong : Apa kau tahu? Kim Byeong Woon tidak minum alkohol setetes pun. Kalian minum dan akrab seperti saudara? Kau bahkan belum pernah bertemu dengan Kim Byeong Woon. Kau bekerja untuk keluarga Jangdong Kim-moon, bukan? Aku tahu semuanya. Jika kau mengaku, aku akan membiarkanmu hidup. Bicara!

Gubernur yang merasa terancam mengaku kalau ia disuruh Byeong Woon.


Pengawal keluarga Kim datang.

Chun Joong langsung menyandara si gubernur.

Setelah itu, ia melemparakan gubernur ke meja dan bertarung melawan anak buah Keluarga Kim.

Salah satu anak buah Keluarga Kim membawa kabur gubernur saat Chun Joon bertarung.


Chun Joong mengejar tapi dia kehilangan jejak.

Pal Ryeong datang membawa surat dari Bong Ryeon.

Bong Ryeon : Tuan Chae memiliki pengawal tertinggi Lee Jae Doo di bawah kendalinya. Aku melihat hwan.

*Hwan, pertanda.

Chun Joong heran bagaimana bisa In Gyu mengendalikan Lee Jae Doo. Lalu tak lama, Chun Joong sadar itu jebakan Byeong Woon dan Keluarga Kim. Mereka menciptakan kontroversi. Targetnya Ha Jeon dan Hakim Lee.

Chun Joong pun memberikan pisaunya ke Pal Ryeong dan bergegas pergi.


Pal Ryeong : Tuan! Kau mau ke mana?

Pal Ryeong lalu sadar ia memegang pisau dan menjadi pusat perhatian. Ia pun segera membuang pisau itu.


Sementara kasim memberitahu Ha Jeon dan tim kalau interogasi Byeong Woon akan segera dimulai.

Kasim : Mari kita bergerak sebelum Raja tiba.


Hakim Lee yang resah, minta mereka tidak terburu-buru. Ha Jeon tanya apa ada masalah.

Hakim Lee : Biarkan kami pergi setelah pukul 17.00, aku akan bersantai.

Ha Jeon : Tentu, tapi kita harus segera pergi.

Hakim Lee : Kau benar, kita harus melakukannya. Silakan lebih dahulu.


Seorang pelayan keluar dan celingukan mencari Chun Joong. Ya, Hakim Lee memberinya perintah untuk membawa Chun Joong masuk setelah Chun Joong sampai. Sial, yang datang In Gyu dan anak buah Keluarga Kim. Tentu saja, In Gyu langsung menutup akses Chun Joong masuk ke dalam istana.


Chun Joong berusaha masuk tapi dihalangi pengawal Keluarga Kim.


Lalu Jongsagwan Im datang dan tanya kenapa ribut-ribut.

Pengawal Keluarga Kim yang benci Chun Joong, langsung melepaskan Chun Joong. Tapi dia mengancam Chun Joong dengan membuat tanda garis di lehernya dengan tangannya sebelum pergi..


Jongsagwan Im : Tuan Choi, mereka anak buah Tuan Chae. Apa yang terjadi?


Interogasi dimulai.

Ha Jeon : Penjahat Kim Byeong Woon bertanggung jawab atas penghindaran pajak, pemerasan, dan suap, tapi tidak menunjukkan adanya penyesalan. Tolong hukum dia dengan berat. Tunjukkan pada negara apa yang terjadi dengan semua kejahatan ini, Raja!


Raja pun tanya apa Byeong Woon ingin bicara untuk terakhir kali.

Byeong Woon : Sebelum aku menyetujui kejahatan apa pun, aku ingin menunjukkan seseorang, Raja.

Raja : Tunjukkan apa?


In Gyu membawa Lee Jae Doo masuk.


Hakim Lee ingat Lee Jae Doo adalah pemimpin tentara kerajaan. Dia hadir saat acara latihan tembak yang diadakan Ha Jeon sebelumnya.


Raja : Kenapa Lee Jae Doo ada di sini?

Byeong Woon : Lee Jae Doo berada di bawah komando Lee Ha Jeon untuk mengumpulkan semua tentara dan kapten dengan tujuan konspirasi, Raja!


Ha Jeon marah, konspirasi? Beraninya kau berbohong!

Byeong Woon : Selain itu, petugas militer Jung Dae Suk yang menuduhku menerima suap, bukan komandan militer sungguhan! Sebenarnya, dia Lee Don, kerabat Ha Jeon! Aku sudah menulis pengakuan dari Lee Jae Doo, Kim Sun Sung, Lee Geung Sun, dan banyak petugas militer lainnya. Dojeonggung Lee Ha Jeon telah menjebak kami, keluarga Jangdong Kim-moon yang setia. Semuanya konspirasi untuk menjauhkan kami dari sisi Anda, Raja. Mereka sudah mengumpulkan pasukan tanpa sepengetahuan Anda, Yang Mulia!


Raja kaget.

Ha Jeon menyangkal. Dia bilang itu bohong.

Tapi Lee Jae Doo mengakui tuduhan itu.

Lee Jae Doo : Aku, Lee Jae Doo, di bawah komando Lee Ha Jeon bersama Kim Soon Sung dan Lee Do mengaku bersekongkol denganmu. Hukum aku dan maafkan aku, Raja.


Ha Jeon : Beraninya kau!

Hakim Lee terdiam.

Jwa Keun tersenyum penuh kemenangan.


Raja : Lee Don, kerabatmu?

Ha Jeon : Rajaku, tolong dengarkan aku! Rajaku! Aku tidak mengenal pria ini!

Para pejabat minta Ha Jeon dihukum berat.


Ha Jeon menatap Hakim Lee, kakak!


Ha Jeon dibawa keluar oleh pengawal.

Chi Sung yang menunggu diluar, melihat tuannya digiring pengawal seperti penjahat. Chi Sung langsung mencabut pedangnya. Pengawal yang menangkap Ha Jeon, langsung mengarahkan pedang mereka ke Chi Sung.

"Kau Yeon Chi Sung. Aku sudah diperingatkan kau akan ikut campur. Minggir."

Tapi Chi Sung tidak mau.


Ha Jeon : Letakkan.

Chi Sung : Ini perintahmu?

Ha Jeon : Kau juga akan mati, jadi, letakkan.


Pengawal memegangi Chi Sung. Chi Sung terdiam melihat tuannya dibawa pergi.

Kamera menyorot Hakim Lee yang juga tidak bisa berbuat apa-apa.


Byeong Woon kembali ke rumah dan langsung disambut Jwa Keun, Byung Hak dan Nahab.

Mereka senang Byeong Woon pulang.

Nahab : Ketiadaan Tuan, seperti yang dirasakan seluruh keluarga. Aku merawat istrimu yang khawatir tanpa lelah.


Bong Ryeon datang dan menatap tajam Byeong Woon. Jwa Keun menyuruh Byeong Woon masuk.

Sebelum masuk, Byeong Woon menatap Bong Ryeon dengan tatapan berkuasa.


Kasim memapah Raja ke kamar. Di kamar, sudah menunggu Ibu Suri. Ibu Suri tanya ada apa.

Kasim : Dia menghindari anggota dewan.


Diluar, para pejabat berkumpul minta Raja menghukum mati Ha Jeon.

Ibu Suri keluar.

Para pejabat minta Ha Jeon dan Hakim Lee dihukum.

"Hukum mereka ke Wirianchi!  Rajaku! Hukum Lee Ha Jeon, sang konspirator, sampai mati!"

Ibu Suri marah, hukum ke Wirianchi?

"Pria yang menyamar sebagai petugas militer, Lee Don, adalah penjahat! Sepupu kakak ibu, Lee Ha Jeon yang kesembilan. Itu artinya dia sepupu kesepuluh bagi Lee Ha Jeon. Aku belum pernah melihat manipulasi mengerikan seperti itu."

"Dojeonggung bilang dia tidak tahu apa pun soal ini!"

"Lee Ha Jeon dan Lee Ha Eung, keduanya kerabat Raja yang kejam, yang merencanakan konspirasi melawan kerajaan. Aku mengatakan ini bukan untuk lancang, tapi ini bukan kejahatan yang bisa dianggap enteng."


Ibu Suri, apa! Beraninya kalian!

Ibu Suri hampir terjatuh, pelayan langsung memeganginya.

"Tolong tenanglah. Aku khawatir kau akan pingsan, Ibu Suri."


Di dalam, Raja tertekan mendengar para pejabat terus minta Ha Jeon dan Hakim Lee dihukum.


In Gyu menemui Byeong Woon.

Byeong Woon : Kau mengikuti perintahku dengan baik. Kau berhasil memaksa Lee Jae Doo untuk mengakui konspirasi itu.

In Gyu : Ya, Tuan.

Byeong Woon : Aku akan gunakan kesempatan ini untuk mengeluarkan Heungseon-gun juga. Tapi aku masih punya satu kekhawatiran yang tersisa. Choi Chun Joong dia tidak tahu kapan harus menyerah. Kurung dia.

In Gyu : Kita sudah mengawasinya. Sampai keputusan akhir Dojeonggung, dia tidak akan bisa bergerak.


Di kamarnya, Chun Joong membaca surat dari Keluarga Kim yang dia ambil dari rumah si gubernur.

Chun Joong : Ini pasti dari Kim Byeong Woon, tapi apa arti angka-angka ini? Tentu saja itu kode rahasia.


Lalu dia melihat tulisan di kipas si gubernur dan ingat Byeong Woon punya kipas yang sama.

Chun Joong : Apa puisi aneh ini? Kim Byeong Woon punya kipas yang sama.


Diluar, para pengawal mengawasi Chun Joong.

Jin Sang dan kedua adiknya heran melihat pengawal.

"Ada rumor pembunuhan di dekat sana, Kakak. Kementerian Kehakiman menutup area ini untuk menyelidiki."

"Lucu sekali. Tuan Choi mengesalkan lebih banyak pejabat dan kini dia menderita. Dia masih bersembunyi di dalam dan tidak bisa bergerak, bukan?" jawab Jin Sang.

"Ya, Kakak. Tidak ada yang melihatnya selama dua hari."

"Wanita pelayan kita pasti sedang kesulitan." Jin Sang mengkhawatirkan Nyonya Paeng. *Cieee...

"Apa? Siapa? Wanita pelayan "kita"?"

"Lupakan saja! Ayo!" Jin Sang mengajak adiknya pergi.


Hakim Lee datang dan melihat pengawal yang mengawasi kediaman Chun Joong. Ia ingat peringatan Chun Joong.

Chun Joong : Kau tidak boleh melakukan serangangan langsung pada Keluarga Kim.

Hakim Lee : Choi Chun Joong, pada akhirnya kau benar. Tapi kau bahkan tidak bisa melakukan apa pun. Apa sudah berakhir?


Hakim Lee lalu menemui Ha Jeon di penjara.

Ha Jeon nangis, kakak!

Ha Jeon ketakutan.

Hakim Lee memegang tangan Ha Jeon dan minta Ha Jeon tetap kuat.

Hakim Lee : Raja dan Ibu Suri berjuang untukmu. Kau harus tetap kuat.

Ha Jeon : Aku akan terus berjuang karena aku tidak bersalah, Kakak!


Paginya, Ha Jeon disidang di depan Raja dan para menteri.

Raja : Dojeonggung Lee Ha Jeon, kau masih mengaku tidak bersalah?

Ha Jeon lemas, aku sudah dituntut atas konspirasi... Aku bersalah!


Ha Jeon ingat saat Byeong Woon datang menemuinya di penjara.

Byeong Woon : Setujui saja pengasingan itu dan jadi Raja tepat waktu. Sebagai gantinya, kau harus menulis janji kesetiaan pada keluarga kita. Kami tidak ingin bertengkar lagi denganmu, Dojeong-gun.

Ha Jeon : Jika aku mengakui kejahatan terhadapku, kau berjanji aku akan menjadi raja masa depan? Bisakah kau menulis janji di depan Ibu Suri?

Byeong Woon : Tentu saja!

Flashback end...


Byeong Woon minta Hakim Lee dihukum juga.

Raja : Kenapa Heungseon-gun?

Byeong Woon : Tidak diragukan lagi, Rajaku. Heungseon-gun kaki tangan Lee Ha Jeon.  Dia adalah dalang di balik semua konspirasi ini. Mereka pasti berencana melawan kerajaan bersama, Rajaku.

Yang lain ikut2an minta Hakim Lee dihukum berat.


Hakim Lee syok.

"Tahta dan aku sudah usai." ucapnya lemas, dalam hati.


Tiba-tiba, Chun Joong masuk mengatakan kalau Hakim Lee tidak bersalah.

Semua kaget, terutama Hakim Lee.

Bersambung ke part 3....

0 Comments:

Post a Comment