• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Flower of Evil Ep 12 Part 1

Flower Of Evil Ep 11 Part 1 Part 2 Part 3 Part 4
Flower Of Evil Ep Special Part 1 Part 2 Part 3 Part 4 Part 5


Episode kali ini dibuka dengan masa lalu Hee Sung.

Nyonya Gong menuliskan pesan untuk Hee Sung di secarik kertas.

Dia menulis, "Ibu akan tidur duluan, jangan lupa minum obatnya".

Nyonya Gong menempelkan pesannya di bungkus obat Hee Sung, lalu pergi ke kamar Hee Sung membawa obat Hee Sung.


Dia juga sekalian merapikan kasur Hee Sung. Tapi saat mengangkat kasusr Hee Sung, tangannya menyentuh seperti menyentuh sesuatu. Nyonya Gong yang penasaran, mengeluarkan apa yang disentuhnya. Sebuah kotak.

Nyonya Gong membukanya. Isinya beberapa foto korban yang disekap Hee Sung.

Nyonya Gong langsung berteriak dan menjatuhkan kotak itu saat melihat pisau di dalamnya. Bekas darah di pisau itu sudah menguning.


Nyonya Gong lalu memberanikan dirinya melihat isi sebuah kotak kecil yang juga ia temukan di dalam kotak itu.

Ia berteriak histeris melihat beberapa kuku di dalam kotak kecil itu.


Nyonya Gong kemudian turun. Dia membawa pisau Hee Sung dan masih syok dengan temuannya tadi.

Petir menggelegar. Nyonya Gong terus melangkah gontai, hingga akhirnya ia berhenti di depan jendela.

Nyonya Gong lalu berniat bunuh diri. Ia mau menyayat nadinya dengan pisau Hee Sung.


Tapi tiba-tiba dia melihat Hee Sung diluar, sedang menggali tanah. Disamping Hee Sung yang menggali tanah, dia melihat seorang pria yang tergeletak tak sadarkan diri.

Pria itu adalah Hyun Soo!


Nyonya Gong lantas keluar.

Nyonya Gong : Baek Hee Sung.

Hee Sung berbalik. Dia tanya, kenapa ibunya ada di rumah.

Nyonya Gong : Apa yang kau lakukan?

Hee Sung melirik Hyun Soo yang masih belum siuman.

Hee Sung bilang itu bukan salahnya. Tiba-tiba dia melompat ke mobilku dan ayah tak menjawab teleponku.

Nyonya Gong : Lalu? Kau hendak... mengubur dia... disini?

Hee Sung : Lalu harus bagaimana?

Nyonya Gong : Apa?


Hee Sung kemudian melihat pisaunya di tangan sang ibu.

Hee Sung : Ibu, kau menggeledah barangku?

Nyonya Gong yang takut, langsung menyembunyikan pisau Hee Sung dibalik punggungnya. Dia juga melangkah mundur.


Hyun Soo mulai sadar.


Hee Sung menatap Hyun Soo, lalu menyuruh ibunya kembali ke dalam.

Hee Sung : Kita akan bicarakan ini nanti. Jangan hujan-hujanan.


Hee Sung lalu menarik Hyun Soo ke lubang galiannya.

Hee Sung mulai mengubur Hyun Soo.


Nyonya Gong yang mau mencegah Hee Sung mengubur Hyun Soo, terpaksa menusuk Hee Sung dengan pisau yang dipegangnya.

Hee Sung kaget sang ibu menusuknya.

Nyonya Gong : Hee Sung-ah, kau menakutkan. Ibu takut. Ibu tidak bisa lagi menangangimu.


Hee Sung yang tangannya berlumuran darahnya, menyentuh wajah ibunya.

Hee Sung : Kenapa ibu ada di rumah?


Hee Sung lalu jatuh dan tak sadarkan diri.

Nyonya Gong terduduk lemas dan berteriak histeris.


 Hee Sung yang duduk di kursi rodanya mengatakan, bahwa setiap orang punya rahasia.

Hee Sung : Dan ada orang yang tahu rahasia itu dan ada orang yang ingin tahu.

Kamera menyerot sepasang tangan yang sedang mengurus Hee Sung.

Sepasang tangan itu milik pembantunya.


Hee Sung : Satu, dua...

Hee Sung menatap pembantunya.

Hee Sung : Haruskah kumasukkan kau juga?

Tapi si pembantu seperti tak mendengar dan terus membantu Hee Sung.


Hee Sung jadi kesal dan mencengkram wajah pembantunya.

Hee Sung : Ajumma, benarkah kau tidak bisa membaca gerak bibir?

Si ajumma ketakutan dan berusaha berpaling.

Hee Sung : Ajumma, jika kau terus berpaling, aku jadi kesal.

Si ajumma tercekat.


Hee Sung akhirnya melepas cengkramannya.

Hee Sung : Pernahkah kau memberitahu orang lain tentang keluarga kami?


Ajumma berdiri dan menuliskan sesuatu di buku kecilnya.

Si ajumma menulis kalau dia tidak pernah memberitahu siapa pun dan tidak ada yang tahu.

Hee Sung : Bisakah aku mempercayaimu?

Di ruangannya, Direktur Baek menunjukkan ponsel yang ia simpan selama ini pada istrinya. Ia bilang, menemukan ponsel itu di mobil Hee Sung.


Saat itu Direktur Baek sedang mencuci mobil Hee Sung yang berlumur darah Hyun Soo.

Tiba-tiba, terdengar bunyi ponsel.

Direktur Baek mencari2 asal suara dan menemukan ponsel itu di lantai dekat kursi kemudi.

Panggilan itu ternyata dari nomor yang dituliskan Hee Sung di lengan Hae Soo pada pemakaman Do Min Seok.

Direktur Baek menjawabnya.

"Kau sudah gila? Dimana uangku?"

"Siapa ini?"


Ternyata itu panggilan dari Pimpinan Yeom.

"Kau bukan Baek Hee Sung?"

"Hee Sung tak bisa menjawab telepon sekarang. Aku ayahnya. Dengan siapa aku bicara?"

"Hee Sung berhutang padaku."

Flashback end...


Direktur Baek menirukan kata-kata Pimpinan Yeom saat itu.

"Aku bertemu dengannya sekali untuk memberinya uang."

"Uang untuk apa?" tanya Nyonya Gong.

"Hee Sung rupanya minta dia untuk mencarikan seseorang."

"Jangan-jangan, Do Hae Soo?"

"Mungkin."


Nyonya Gong langsung cemas.

Nyonya Gong : Yeom Sang Cheol mengetahui kondisi Hee Sung?

Direktur Baek : Tidak. Aku memberitahu dia Hee Sung belajar diluar negeri.


Nyonya Gong : Lalu kau meminta dia untuk menyingkirkan Hyun Soo? Kau masih waras?

Direktur Baek : Do Hyun Soo terus mencari tahu. Jika kita berdiam diri, hidup kita bisa hancur. Kau menyuruhku bagaimana?

Nyonya Gong : Bagaimana bisa?

Direktur Baek : Tidak ada jalan tengah bagi kita. Hyun Soo hidup atau kita yang hidup. Pilih satu dari dua.

Nyonya Gong terdiam. Dia bingung.


Hyun Soo dan Ji Won saling berpegangan tangan keluar dari rumah. Diluar, sudah menunggu Jae Sub.

Ji Won heran Jae Sub hanya sendiri.

Jae Sub tanya, memangnya kenapa kalau dia datang sendiri? Apa mereka akan menyakitinya karena dia datang sendiri?

Ji Won : Apa?


Jae Sub menatap Hyun Soo.

Jae Sub : Ini hari dimana kita bisa menangkap Do Hyun Soo yang terkenal. Mungkin sebaiknya aku menyertakan Tim SWAT.

Ji Won sewot, Sunbae!


Jae Sub : Beri aku secangkir kopi.

Ji Won pun bingung dengan sikap Jae Sub.


Mereka duduk bertiga di dalam. Tapi Jae Sub malah diam saja, sambil memikirkan sesuatu.

Jae Sub lalu meminum kopinya dan kembali diam mikirin sesuatu.


Tak lama kemudian, dia mulai bicara dan menata Hyun Soo.

Jae Sub : Informan Do Hyun Soo, sebelumnya aku mau mengucapkan terima kasih. Itu bukan tindakan yang mudah. Berkat kau, kami berhasil menyingkirkan geng Yeom Sang Cheol. Kau dapat informasi soal kaki tangan Do Min Seok?

Hyun Soo menggeleng. Dia mengklaim semua tak berjalan sesuai rencananya.

Hyun Soo : Karena dia tahu sedang disadap. Kau harus tanya langsung pada Yeom Sang Cheol.


Ji Won terus menatap Jae Sub.

Jae Sub bertanya lagi. Dia ingin tahu alasan Hyun Soo membunuh si mandor desa.

Hyun Soo terdiam.


Hae Soo di apartemen Moo Jin. Dia kaget.

Hae Soo : Kau yakin? De... detektif Cha Ji Won tahu segalanya?


Moo Jin ingat saat dia kembali ke ruangan Pimpinan Yeom, dia melihat Ji Won disana sedang menghubungi bantuan.

Ji Won dengan sorot mata terluka menatap Moo Jin.

Ji Won : Dia sudah pergi.

Moo Jin : Siapa?

Ji Won : Do Hyun Soo sudah pergi.


Hae Soo cemas. Dia langsung meraih ponselnya dan berniat menghubungi Ji Won.

Moo Jin merebut ponsel Hae Soo dan memutuskan panggilan Hae Soo ke Ji Won.

Moo Jin : Untuk apa kau menghubunginya?

Hae Soo : Berikan.

Moo Jin : Tidak boleh.


Hae Soo berdiri. Dia emosi dan mau pergi.

Moo Jin menghalangi Hae Soo. Dia tanya Hae Soo mau melakukan apa.

Hae Soo bilang dia mau menyerahkan diri.

Bersambung ke part 2....

Lies of Lies Ep 1 Part 4

Sebelumnya...


Malam sudah larut, tapi Eun Soo tak bisa tidur.

Dia teringat saat-saat dirinya masih bahagia bersama Ki Bum dan Presdir Kim.

Flashback...


Eun Soo tengah mempresentasikan produknya di depan Presdir Kim, Ki Bum dan seluruh petinggi perusahaan. Eun Soo bilang, D.O Cosmetic berhasil menciptakan produk itu.

Selesai mempresentasikan produknya, Eun Soo tanya apa ada pertanyaan untuknya sejauh ini.


Ki Bum menunjuk tangannya dengan penuh semangat.

Ki Bum tanya apa Eun Soo juga mengenakan produk tersebut, karena Eun Soo terlihat sangat cantik.

Eun Soo terkejut dengan pertanyaan Ki Bum. Dengan raut wajah sedikit tersipu, Eun Soo bilang dia selalu cantik.

Ki Bum tersenyum mendengarnya.


Presdir Kim tersenyum melihat Ki Bum. Dia sadar putranya sedang jatuh cinta.


Lalu Eun Soo dan Ki Bum menikah.

Presdir Kim memeluk Eun Soo dan berkata kalau ia akan menjadi ibu Eun Soo mulai sekarang.


Lamunan Eun Soo buyar karena tangisan putrinya.

Eun Soo bergegas menenangkan putrinya tapi ternyata putrinya jatuh sakit.

Eun Soo teriak memanggil sipir.


Eun Soo membawa bayinya ke klinik.

Dokter langsung memeriksa bayi Eun Soo. Dokter bilang bayi Eun Soo menderita asma. Penyebabnya karena terlalu lama berada di ruangan yang berudara buruk. Jika lingkungan tidak berubah, kondisi bayi Eun Soo akan semakin memburuk.

Eun Soo terkejut.


Sekarang, Eun Soo sedang menjaga bayinya sambil memikirkan segalanya.


Paginya, Eun Soo terus mendekap dan menatap bayinya. Sepertinya ia sudah membuat keputusan untuk menyerahkan bayinya ke Presdir Kim.

Sipir yang menunggu Eun Soo di depan pintu, tampak sedih melihat Eun Soo yang akan berpisah dengan bayinya.


Tibalah saatnya bagi Eun Soo berpisah dengan bayinya.

Sipir mulai membuka pintu. Eun Soo melangkah keluar, sambil terus mendekap bayinya.


Saat tiba di pintu keluar, Eun Soo minta sesuatu pada sipir yang menemaninya.

Ternyata Eun Soo ingin difoto bersama bayinya.


Disaat teman-temannya sarapan, Eun Soo hanya tiduran sambil memeluk benda milik putrinya.

Teman Eun Soo yang sudah merasakan duluan apa yang Eun Soo rasakan sekarang, menatap cemas Eun Soo.

Teman Eun Soo yang masukin pasir ke dalam susu, ngajak Eun Soo ribut lagi. Dia menyebut Eun Soo sudah gila karena terus menerus memeluk benda itu.

Kedua temannya yang lain membela Eun Soo. Mereka bilang itu karena Eun Soo merasa hampa setelah ditinggal bayinya dan karena Eun Soo sangat merindukan bayinya.

Mereka lanjut makan.


Tapi tiba-tiba, Eun Soo menuangkan sup ke kepala temannya yang menyebutnya gila.


Temannya membalas, tapi Eun Soo berhasil menjatuhkannya dan mencekiknya.

Eun Soo : Kau bilang aku gila? Kenapa kau melakukan itu? Matilah, matilah!


Akibatnya Eun Soo dikurung di sel isolasi.

Eun Soo yang dikurung disana, hanya bisa memandangi beberapa tulisan disini. Beberapa tulisan seperti, 'Ibu tersayang, aku akan hidup yang terbaik setelah aku keluar dari sini', 'ibu, aku ingin makan kaki ayam dan minum soju' dan 'grandma, jangan mati'.


Eun Soo menyentuh dinding. Lalu kemudian, mendongak, menatap langit-langit memikirkan kata-kata Presdir Kim bahwa dia lah lubang api sebenarnya bagi putrinya.


Eun Soo ingat tangannya yang berlumur darah memegang pisau.

"Putri seorang pembunuh. Itu akan mengikuti seluruh hidupnya dan menyiksanya. Tetap saja lebih baik hidup sebagai pewaris D.O daripada putri seorang pembunuh."


Eun Soo memutuskan mengakhiri hidupnya. Ia mau gantung diri. *Talinya dapat darimana?

Eun Soo ingat kata-kata Ki Bum. Ki Bum bilang cara terbaik menjauhinya adalah kematian.

Eun Soo juga ingat kematian ayahnya.


Tepat saat Eun Soo hampir kehilangan nyawanya, suara tangisan bayi terdengar.

Tali yang menjerat leher Eun Soo, akhirnya putus dan Eun Soo terjatuh ke lantai.


Eun Soo melihat fotonya bersama bayinya yang tercampak ke lantai saat dia jatuh.

Tangisnya kemudian pecah.


Sekarang, Eun Soo sudah dipindahkan ke penjara lain.

Dia sudah tampak lebih tenang.

Dia sibuk di ruang jahit, bersama tahanan lain.


Malam hari, Eun Soo menulis surat dan menatap foto putrinya yang sudah tumbuh besar.


Eun Soo menjahit baju untuk putrinya.


Tapi surat2 yang dikirimkan Eun Soo untuk putrinya, malah dikembalikan lagi padanya.

Eun Soo memasukkan surat2 itu ke dalam keranjang kecil yang penuh dengan surat2 nya yang lain.


Malamnya, Eun Soo kembali menatap foto putrinya. Ia lalu mencium foto putrinya.


Putri Eun Soo sudah semakin besar. Eun Soo duduk di halaman penjara, menatap foto putrinya.


Eun Soo menanti kebebasannya.


Akhirnya tibalah hari kebebasan Eun Soo.


Begitu bebas, Eun Soo langsung mendatangi sekolah putrinya.


Hujan pun turun. Eun Soo bergegas mengeluarkan payungnya.

Eun Soo memayungi putrinya dan membiarkan dirinya basah.

"Kenapa kau memberikan ini padaku?"

"Karena kau akan basah."

"Terima kasih."


Eun Soo teringat kata-kata Presdir Kim.

Presdir Kim :  Darahku. Dia adalah yang terakhir dari darahku.


Eun Soo kemudian berbalik, mau pergi. Tapi tiba-tiba putrinya memanggilnya 'eomma'.

Eun Soo terkejut. Dia berbalik tapi yang dipanggil 'eomma' bukanlah dirinya, melainkan wanita lain.

Putri Eun Soo pergi bersama wanita itu.


Eun Soo yang penasaran dan ingin tahu apa yang terjadi, langsung mengejar putrinya.

Dia hampir saja tertabrak mobil saat hendak menyebrang mengikuti putrinya.

Tapi untungnya, Ji Min langsung menariknya saat dia nyaris tertabrak mobil hingga topinya terlepas.

Eun Soo lalu mengambil topi dan tasnya yang jatuh, lalu buru-buru pergi tanpa mengatakan apapun pada Ji Min.


Ji Min tersenyum heran. Saat hendak pergi, dia melihat foto putri Eun Soo yang jatuh. Ji Min mengambilnya dan menatap Eun Soo. Dia melihat Eun Soo mengejar bis.


Putri Eun Soo ketakutan dan terus memeluk wanita yang dipanggilnya 'eomma'.

Eun Soo bilang pada wanita yang dipanggil putrinya 'eomma' kalau gadis itu adalah bayinya.

"Apa kau sudah gila?"

Eun Soo kemudian terdiam menatap putrinya.


Eun Soo langsung mendatangi galeri Presdir Kim.

Dia minta penjelasan soal anak yang ada di foto yang dikirimkan Presdir Kim padanya.

Presdir Kim : Benar. Kau sudah mengetahuinya? Bahwa dia adalah putri dari pengurus rumah tanggaku?

Eun Soo tanya kenapa Presdir Kim memberinya foto anak orang lain.

Presdir Kim bilang itu karena putri Eun Soo sudah tidak ada.

Presdir Kim : Putrimu tidak ada disini.

Eun Soo : Apa yang kau.... kau dengan jelas mengatakan bahwa dia adalah darahmu. Bahwa kau akan membesarkannya.

Presdir Kim : Benar. Aku tidak bermaksud, tapi pikiran buruk ini muncul di benakku. Kau menghancurkan taman bunga yang sangat aku hias. Jadi mengapa aku harus melindungi taman bungamu?

Presdir Kim mengaku bahwa dia sudah membuang putri Eun Soo ke tempat dimana mereka tidak akan bisa menemukannya.


Eun Soo syok dan terjatuh.

Presdir Kim : Apakah kau mengharapkan menjalani kehidupan kecil yang manis setelah membunuh anakku? Jika kau mengambil milik orang lain, kau harus memberikan milikmu.

Presdir Kim berdiri dan pergi. Eun Soo marah. Dia berlari dan tanya dimana putrinya. Dia mencekik Presdir Kim.


Adegan beralih pada Ji Min yang menjemput putrinya di sekolah.

Ji Min : Woo Joo-ya!"

Woo Joo : Appa!

Woo Joo berlari dan memeluk Ji Min.


Bersambung...

Selesai juga akhirnya...

Ini kayaknya, Presdir Kim gak tahu kalau bukan Eun Soo yang membunuh Ki Bum. Tapi dia tahu Ki Bum melakukan kekerasan pada Eun Soo..

Dia menghalangi Eun Soo karena takut orang2 tahu Eun Soo korban KDRT putranya.

Episode 2 ditulis oleh Uno Story ya...