Lies of Lies Ep 1 Part 4

Sebelumnya...


Malam sudah larut, tapi Eun Soo tak bisa tidur.

Dia teringat saat-saat dirinya masih bahagia bersama Ki Bum dan Presdir Kim.

Flashback...


Eun Soo tengah mempresentasikan produknya di depan Presdir Kim, Ki Bum dan seluruh petinggi perusahaan. Eun Soo bilang, D.O Cosmetic berhasil menciptakan produk itu.

Selesai mempresentasikan produknya, Eun Soo tanya apa ada pertanyaan untuknya sejauh ini.


Ki Bum menunjuk tangannya dengan penuh semangat.

Ki Bum tanya apa Eun Soo juga mengenakan produk tersebut, karena Eun Soo terlihat sangat cantik.

Eun Soo terkejut dengan pertanyaan Ki Bum. Dengan raut wajah sedikit tersipu, Eun Soo bilang dia selalu cantik.

Ki Bum tersenyum mendengarnya.


Presdir Kim tersenyum melihat Ki Bum. Dia sadar putranya sedang jatuh cinta.


Lalu Eun Soo dan Ki Bum menikah.

Presdir Kim memeluk Eun Soo dan berkata kalau ia akan menjadi ibu Eun Soo mulai sekarang.


Lamunan Eun Soo buyar karena tangisan putrinya.

Eun Soo bergegas menenangkan putrinya tapi ternyata putrinya jatuh sakit.

Eun Soo teriak memanggil sipir.


Eun Soo membawa bayinya ke klinik.

Dokter langsung memeriksa bayi Eun Soo. Dokter bilang bayi Eun Soo menderita asma. Penyebabnya karena terlalu lama berada di ruangan yang berudara buruk. Jika lingkungan tidak berubah, kondisi bayi Eun Soo akan semakin memburuk.

Eun Soo terkejut.


Sekarang, Eun Soo sedang menjaga bayinya sambil memikirkan segalanya.


Paginya, Eun Soo terus mendekap dan menatap bayinya. Sepertinya ia sudah membuat keputusan untuk menyerahkan bayinya ke Presdir Kim.

Sipir yang menunggu Eun Soo di depan pintu, tampak sedih melihat Eun Soo yang akan berpisah dengan bayinya.


Tibalah saatnya bagi Eun Soo berpisah dengan bayinya.

Sipir mulai membuka pintu. Eun Soo melangkah keluar, sambil terus mendekap bayinya.


Saat tiba di pintu keluar, Eun Soo minta sesuatu pada sipir yang menemaninya.

Ternyata Eun Soo ingin difoto bersama bayinya.


Disaat teman-temannya sarapan, Eun Soo hanya tiduran sambil memeluk benda milik putrinya.

Teman Eun Soo yang sudah merasakan duluan apa yang Eun Soo rasakan sekarang, menatap cemas Eun Soo.

Teman Eun Soo yang masukin pasir ke dalam susu, ngajak Eun Soo ribut lagi. Dia menyebut Eun Soo sudah gila karena terus menerus memeluk benda itu.

Kedua temannya yang lain membela Eun Soo. Mereka bilang itu karena Eun Soo merasa hampa setelah ditinggal bayinya dan karena Eun Soo sangat merindukan bayinya.

Mereka lanjut makan.


Tapi tiba-tiba, Eun Soo menuangkan sup ke kepala temannya yang menyebutnya gila.


Temannya membalas, tapi Eun Soo berhasil menjatuhkannya dan mencekiknya.

Eun Soo : Kau bilang aku gila? Kenapa kau melakukan itu? Matilah, matilah!


Akibatnya Eun Soo dikurung di sel isolasi.

Eun Soo yang dikurung disana, hanya bisa memandangi beberapa tulisan disini. Beberapa tulisan seperti, 'Ibu tersayang, aku akan hidup yang terbaik setelah aku keluar dari sini', 'ibu, aku ingin makan kaki ayam dan minum soju' dan 'grandma, jangan mati'.


Eun Soo menyentuh dinding. Lalu kemudian, mendongak, menatap langit-langit memikirkan kata-kata Presdir Kim bahwa dia lah lubang api sebenarnya bagi putrinya.


Eun Soo ingat tangannya yang berlumur darah memegang pisau.

"Putri seorang pembunuh. Itu akan mengikuti seluruh hidupnya dan menyiksanya. Tetap saja lebih baik hidup sebagai pewaris D.O daripada putri seorang pembunuh."


Eun Soo memutuskan mengakhiri hidupnya. Ia mau gantung diri. *Talinya dapat darimana?

Eun Soo ingat kata-kata Ki Bum. Ki Bum bilang cara terbaik menjauhinya adalah kematian.

Eun Soo juga ingat kematian ayahnya.


Tepat saat Eun Soo hampir kehilangan nyawanya, suara tangisan bayi terdengar.

Tali yang menjerat leher Eun Soo, akhirnya putus dan Eun Soo terjatuh ke lantai.


Eun Soo melihat fotonya bersama bayinya yang tercampak ke lantai saat dia jatuh.

Tangisnya kemudian pecah.


Sekarang, Eun Soo sudah dipindahkan ke penjara lain.

Dia sudah tampak lebih tenang.

Dia sibuk di ruang jahit, bersama tahanan lain.


Malam hari, Eun Soo menulis surat dan menatap foto putrinya yang sudah tumbuh besar.


Eun Soo menjahit baju untuk putrinya.


Tapi surat2 yang dikirimkan Eun Soo untuk putrinya, malah dikembalikan lagi padanya.

Eun Soo memasukkan surat2 itu ke dalam keranjang kecil yang penuh dengan surat2 nya yang lain.


Malamnya, Eun Soo kembali menatap foto putrinya. Ia lalu mencium foto putrinya.


Putri Eun Soo sudah semakin besar. Eun Soo duduk di halaman penjara, menatap foto putrinya.


Eun Soo menanti kebebasannya.


Akhirnya tibalah hari kebebasan Eun Soo.


Begitu bebas, Eun Soo langsung mendatangi sekolah putrinya.


Hujan pun turun. Eun Soo bergegas mengeluarkan payungnya.

Eun Soo memayungi putrinya dan membiarkan dirinya basah.

"Kenapa kau memberikan ini padaku?"

"Karena kau akan basah."

"Terima kasih."


Eun Soo teringat kata-kata Presdir Kim.

Presdir Kim :  Darahku. Dia adalah yang terakhir dari darahku.


Eun Soo kemudian berbalik, mau pergi. Tapi tiba-tiba putrinya memanggilnya 'eomma'.

Eun Soo terkejut. Dia berbalik tapi yang dipanggil 'eomma' bukanlah dirinya, melainkan wanita lain.

Putri Eun Soo pergi bersama wanita itu.


Eun Soo yang penasaran dan ingin tahu apa yang terjadi, langsung mengejar putrinya.

Dia hampir saja tertabrak mobil saat hendak menyebrang mengikuti putrinya.

Tapi untungnya, Ji Min langsung menariknya saat dia nyaris tertabrak mobil hingga topinya terlepas.

Eun Soo lalu mengambil topi dan tasnya yang jatuh, lalu buru-buru pergi tanpa mengatakan apapun pada Ji Min.


Ji Min tersenyum heran. Saat hendak pergi, dia melihat foto putri Eun Soo yang jatuh. Ji Min mengambilnya dan menatap Eun Soo. Dia melihat Eun Soo mengejar bis.


Putri Eun Soo ketakutan dan terus memeluk wanita yang dipanggilnya 'eomma'.

Eun Soo bilang pada wanita yang dipanggil putrinya 'eomma' kalau gadis itu adalah bayinya.

"Apa kau sudah gila?"

Eun Soo kemudian terdiam menatap putrinya.


Eun Soo langsung mendatangi galeri Presdir Kim.

Dia minta penjelasan soal anak yang ada di foto yang dikirimkan Presdir Kim padanya.

Presdir Kim : Benar. Kau sudah mengetahuinya? Bahwa dia adalah putri dari pengurus rumah tanggaku?

Eun Soo tanya kenapa Presdir Kim memberinya foto anak orang lain.

Presdir Kim bilang itu karena putri Eun Soo sudah tidak ada.

Presdir Kim : Putrimu tidak ada disini.

Eun Soo : Apa yang kau.... kau dengan jelas mengatakan bahwa dia adalah darahmu. Bahwa kau akan membesarkannya.

Presdir Kim : Benar. Aku tidak bermaksud, tapi pikiran buruk ini muncul di benakku. Kau menghancurkan taman bunga yang sangat aku hias. Jadi mengapa aku harus melindungi taman bungamu?

Presdir Kim mengaku bahwa dia sudah membuang putri Eun Soo ke tempat dimana mereka tidak akan bisa menemukannya.


Eun Soo syok dan terjatuh.

Presdir Kim : Apakah kau mengharapkan menjalani kehidupan kecil yang manis setelah membunuh anakku? Jika kau mengambil milik orang lain, kau harus memberikan milikmu.

Presdir Kim berdiri dan pergi. Eun Soo marah. Dia berlari dan tanya dimana putrinya. Dia mencekik Presdir Kim.


Adegan beralih pada Ji Min yang menjemput putrinya di sekolah.

Ji Min : Woo Joo-ya!"

Woo Joo : Appa!

Woo Joo berlari dan memeluk Ji Min.


Bersambung...

Selesai juga akhirnya...

Ini kayaknya, Presdir Kim gak tahu kalau bukan Eun Soo yang membunuh Ki Bum. Tapi dia tahu Ki Bum melakukan kekerasan pada Eun Soo..

Dia menghalangi Eun Soo karena takut orang2 tahu Eun Soo korban KDRT putranya.

Episode 2 ditulis oleh Uno Story ya...

0 Comments:

Post a Comment