• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Again My Life Eps 2 Part 3

 All Content From SBS, Viu, nodrakor
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Again My Life
Sebelumnya : Again My Life Eps 2 Part 2
Selanjutnya : Again My Life Eps 2 Part 4

Foto SBS
Foto SBS

Jong Il dan temannya bicara dengan seorang pria di toilet. Pria itu menunjukkan obat pada Jong Il.

"Kau tahu ini apa?"

Jong Il tanya apa itu. Pria itu bilang, obat itu populer belakangan ini dan jika mereka meminumnya, mereka akan langsung pingsan.

Jong Il : Han Mi membuatku kesal dengan jual mahal. Masukkan ke minumannya dengan itu nanti.

Tanpa mereka sadari, Hee Woo menguping.

Foto SBS

Begitu mereka selesai bicara, Hee Woo masuk membawa alat-alat kebersihan.

Jong Il langsung menghina Hee Woo.

Jong Il : Pecundang Kim Hee Woo bekerja keras. Santai saja.

Jong Il keluar, tapi dua temen Jong Il yang kemarin dihajar Hee Woo, bersikap sopan pada Hee Woo karena takut. Mereka pergi mengikuti Jong Il.

Foto SBS

Hee Woo keluar dari toilet. Dia sudah menukar bajunya.

Hee Woo celingukan mencari Jong Il cs.

Tak lama, dia melihat pria yang bersama Jong Il tadi. Dia bergegas mengikutinya.

Foto SBS

Han Mi sudah pingsan. Jong Il tengah memotret Han Mi.

Jong Il : Astaga. Seksi.

Teman-teman Jong Il menyuruh Jong Il menurunkan baju Han Mi sedikit lagi.

Foto SBS

Hee Woo datang.

Hee Woo : Kalian para bedebah punya niat buruk.

Jong Il marah, apa bedebah itu sudah gila?

Jong Il melemparkan gelas ke arah Hee Woo. Hee Woo berhasil menghindar. Gelas itu membentur dinding di sebelah Hee Woo. Pecahannya sedikit melukai pipi Hee Woo.

Jong Il : Lihat kepercayaan diri itu.

Hee Woo menutup pintu dengan santai. Dia juga memalang pintu dengan tiang pole dance.

Hee Woo : Pria ditentukan oleh sikapnya. Film ini belum keluar. Aku terlalu terburu-buru.

Jong Il : Apa yang dia katakan? Tamat riwayatmu.

Hee Woo : Kurasa aku tidak punya pilihan selain memberi kalian pelajaran hari ini.

Jong Il merangsek maju. Dia berniat memukul kepala Hee Woo dengan botol. Hee Woo mencengkram tangan Jong Il. Teman Jong Il berusaha membantu, tapi mereka semua berhasil dikalahkan oleh Hee Woo.

Foto SBS
Foto SBS

Kita diperlihatkan dengan Jong Il yang babak belur merangkak keluar dari dalam ruangan.

Hee Woo menarik masuknya ke dalam dan menutup pintu. Hee Woo menghajarnya.

Tak lama kemudian, Hee Woo membawa Han Mi pergi. Dia menggendong Han Mi yang pingsan.

Foto SBS

Hee Woo dan Han Mi di taman. Han Mi akhirnya bangun dan terkejut mendapati dirinya bersama Hee Woo di taman.

Hee Woo : Kau sudah bangun?

Han Mi : Apa yang terjadi!

Hee Woo berdiri dan mengembalikan ponsel Han Mi.

Foto SBS

Hee Woo kemudian pergi.

Han Mi memeriksa ponselnya.

Dia terkejut, melihat foto dirinya. Ternyata, Jong Il memfoto Han Mi dengan ponsel Han Mi.

Foto SBS

Sekarang, Jong Il ada di ruangan ayahnya, Kepala Im Jung Woo. Dia bersama temannya yang memberinya pil, Hee Woo dan Han Mi.

Kepala Im : Kalian sadar sedang berada di mana? Kalian berdua. Aku bertanya kepada kalian.

Han Mi : Aku tidak peduli tempat apa ini, tapi aku bingung alasanku di sini.

Kepala Im : Aku bertanya kepadamu apa yang penjahat sepertimu lakukan di kantor kepala polisi dan apa kau tahu bagaimana kau bisa berakhir di sini.

Han Mi : Kenapa aku penjahat?

Kepala Im : Kau melapor dan bilang seseorang meracuni minumanmu, jadi, kami menyelidiki semuanya secara menyeluruh. Untungnya, kami menemukan bungkus pil di tempat sampah. Siapa pelakunya?

Teman Jong Il menunjuk Hee Woo.

Hee Woo hanya tersenyum.

Han Mi sewot, apa yang kau lakukan! Aku akan mencungkil bola matamu...

Kepala Im : Diam! Dia juga meracuni minuman putraku hanya untuk iseng. Putraku meminumnya tanpa tahu itu diracuni, jadi, dia bingung. Kapasitas fisik dan mentalnya berkurang saat itu.

Hee Woo : Kapasitas mentalnya berkurang?

Kepala Im : Lalu kau menerobos masuk dan mulai memukul putraku tanpa alasan. Kenapa kau memukulnya?

Hee Woo : Aku ke sana untuk menyelamatkan temanku. Namun, mereka tidak mendengarkanku, jadi, aku memperingatkan mereka. Aku tidak yakin kau memeriksa TKP sendiri, tapi dia melempar botol kepadaku. Botol itu pecah dan menghantam dinding. Lihat ini? Aku tidak memukulnya secara sepihak. Aku hanya membela diri.

Hee Woo menunjukkan luka di pipinya.

Kepala Im : Jadi, kau memang memukulnya.

Hee Woo : Akan kutekankan sekali lagi bahwa aku hanya membela diri.

Foto SBS

Kepala Im menunjukkan hasil visum Jong Il dan teman Jong Il.

Kepala Im : Kudengar kau pemuda pekerja keras. Bukankah seharusnya kau memikirkan masa depanmu?

Han Mi : Aku tidak percaya seorang kepala polisi memanipulasi kasus dan mengancam anak-anak untuk menutupi kebenaran.

Kepala Im : Dasar kau... Diam!

Foto SBS

Seok Hoon tiba-tiba datang. Kepala Im kaget Seok Hoon datang.

Kepala Im : Wakil Kepala Jaksa Kim, kenapa kau kemari?

Hee Woo pun bertanya-tanya mau apa Seok Hoon datang.

Seok Hoon langsung duduk di depan Jong Il.

Seok Hoon : Kau Im Jong Il?

Jong Il : Ya.

Seok Hoon : Kau tahu perbuatanmu, bukan?

Jong Il : Aku tidak melakukan kesalahan.

Seok Hoon pun berdiri. Dia melepas jam tangannya.

Seok Hoon : Kau tidak melakukan kesalahan?

Seok Hoon menampar Jong Il.

Seok Hoon lalu meraih ponselnya dan menunjukkan foto Han Mi yang dipotret Jong Il.

Seok Hoon : Kau mau mati?

Foto SBS

Hee Woo beranjak meninggalkan kantor polisi.

Dia baru tahu kalau Han Mi putrinya Seok Hoon karena yang dia tahu Seok Hoon hanya memiliki seorang putra.

Han Mi memanggil Hee Woo. Dia mengajak Hee Woo makan. Hee Woo bilang dia sudah makan.

Han Mi : Aku belum.

Hee Woo : Lalu kenapa?

Han Mi : Ayo makan bersama.

Hee Woo : Kubilang aku sudah makan.

Han Mi : Aku tidak bisa makan sendiri.

Hee Woo : Lalu kenapa?

Han Mi : Ayo makan bersama.

Hee Woo : Ya, ayo. Apa? Sial, aku bingung. Tidak, aku sudah makan.

Tapi perut Hee Woo bunyi. Han Mi tertawa. Hee Woo bilang itu bukan perutnya.

Han Mi : Maksudmu, itu aku? Kau pikir aku tidak tahu jika perutku sendiri berbunyi? Hei. Kubilang aku akan mentraktirmu makan untuk berterima kasih. Kenapa kau membuat keributan dengan jual mahal?

Hee Woo : Bukan aku yang membuat keributan. Kau yang membuat keributan dengan terobsesi pada makanan.

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo pergi. Han Mi mengejar Hee Woo.

Han Mi : Aku hanya berusaha membalas budimu. Jangan membuatku tampak menyedihkan.

Hee Woo : Aku akan menolak tawaran itu dengan sopan. Alasannya?

Hee Woo mendekatkan wajahnya ke Han Mi. Sontak Han Mi kaget dan gugup.

Han Mi : Apa yang kau lakukan?

Hee Woo : Bau rokok. Aku merasa mual saat menciumnya. Itu alasanku.

Hee Woo pergi.

Han Mi mencium baunya sendiri. Benar saja, dia baru rokok.

Foto SBS
Foto SBS

Habis dari kantor polisi, Seok Hoon langsung menemui Tae Seob.

Seok Hoon : Maaf aku terlambat.

Tae Seob : Selamat datang, Wakil Kepala Kim.

Seok Hoon : Maafkan aku, Anggota Dewan. Aku ada urusan.

Tae Seob : Aku yakin itu ditangani dengan baik karena kau mengurusnya sendiri. Semua masalah dimulai dari hal paling sepele. Selalu berhati-hatilah.

Seok Hoon : Aku akan mengingatnya.

Tae Seob menuangkan miras untuk Seok Hoon.

Tae Seob : Jadi, bagaimana? Kau wakil kepala jaksa pertama dari angkatanmu. Bagaimana rasanya?

Seok Hoon : Aku hanya bersyukur kepada anda. Aku akan berusaha keras untuk tidak menghalangi masa depan anda.

Tae Seob : Terus lakukan yang kau lakukan. Jalan yang ingin kau ambil dan piringmu. Aku akan membuka jalan dan mengisinya untukmu.

Seok Hoon minum mirasnya.

Tae Seob : Bagaimana rasanya?

Foto SBS

Sambil menjaga toserba, Hee Woo belajar.

Lalu Kyu Ri datang.

Kyu Ri tersenyum menatap Hee Woo. Lalu dia memberikan bukunya ke Hee Woo.

Kyu Ri : Itu ringkasan poin pentingnya. Lebih baik mengambil rute yang lebih cepat dan tepat. Aku membayar utangku. Terima kasih untuk waktu itu. Aku bukan tipe orang yang berutang kepada seseorang. Semua kiat belajarku ada di sana. Cobalah memakainya dengan baik.

Hee Woo : Terima kasih.

Foto SBS
Foto SBS

Pagi itu, Hee Woo memulai harinya dengan penuh semangat.

Han Mi lewat di depan kelas dan kesal melihat Hee Woo belajar bersama Kyu Ri.

Hee Woo belajar keras, tak kenal lelah.

Foto SBS
Foto SBS

Hari ujian tiba.

Hee Woo ujian matematika.

Ayah ibu Hee Woo lagi menonton berita tentang CSAT.

"Sudah dinilai bahwa CSAT tahun ini lebih sulit dari biasanya. Terutama bagian matematika kabarnya bagian penting yang akan menentukan peringkat teratas. Jadi, murid-murid yang nilainya bagus dalam pelajaran matematika..."

Pak Kim : Apa itu Matematika?

Nyonya Lee : Itu matematika.

Pak Kim : Kukira itu berkaitan dengan memperbaiki sesuatu.

Foto SBS

Hee Woo di kamarnya lagi belajar Sejarah Korea.

Lalu dia mendengar obrolan ayah ibunya.

"Omong-omong, apa pinjaman kita disetujui?" tanya Nyonya Lee.

"Belum. Mari beri sedikit waktu lagi." jawab Pak Kim.

Foto SBS
Foto SBS

Pagi itu, di kelasnya, Hee Woo dan semua murid memberikan kartu nilai ujian percobaan pada pengajar.

Kelas berakhir. Hee Woo dipanggil pengajarnya.

"Aku senang bertemu denganmu. Aku penasaran dengan hasilmu. Bagaimana dengan CSAT-mu?"

"Akan kuberi tahu setelah menerima nilai pasti."

"Baiklah. Kau belajar dengan giat, jadi, aku yakin hasilnya akan bagus. Apa rencanamu sekarang?"

"Aku berencana mencari pekerjaan paruh waktu lain. Aku ingin membayar uang kuliahku sendiri."

"Jika kau mau mencari pekerjaan paruh waktu, kakakku sedang mencari asisten administrasi. Kurasa kau akan melakukannya dengan baik."

Bersambung ke part 4...

Again My Life Eps 2 Part 2

 All Content From SBS, Viu, nodrakor
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Again My Life
Sebelumnya : Again My Life Eps 2 Part 1
Selanjutnya : Again My Life Eps 2 Part 3

Paginya, ayah ibu Hee Woo kaget pas Hee Woo bilang mau kuliah. Pak Kim bahkan sampai mengira Hee Woo lagi amnesia, makanya dia nanyain siapa namanya.

Hee Woo : Kim Chan Sung.

Pak Kim : Putra tersayang ayah akan kuliah?

Hee Woo : Ya. Aku belajar dengan giat di akademi.

Nyonya Lee seketika gagap.

Nyonya Lee : Lan... lan.... lan... lantas bagaimana dengan pekerjaan paruh waktumu?

Hee Woo : Aku akan tetap bekerja.

Pak Kim : Lalu kapan kau tidur?

Hee Woo : Aku menjaga diriku dengan baik, jadi, kalian tidak perlu khawatir.

Pak Kim : Lalu? Kau ingin masuk kampus mana?

Hee Woo : Sekolah hukum Universitas Hankuk.

Pak Kim : Kau mulai membuat ayah takut. Apa salah kami kali ini?

Nyonya Lee : Hee Woo-ya, bisakah kita membicarakan hal ini dengan serius?

Pak Kim : Tentu. Tentu saja, aku tahu kalian tidak akan memercayaiku. Ini, lihatlah.

Foto SBS

Hee Woo menunjukkan nilai-nilai akademinya.

Hee Woo : Aku dapat nilai tertinggi di akademi.

Ayah ibunya tak percaya.

Ayahnya bahkan marah, mengira kalau Hee Woo lagi berbohong karena mereka tak tahu cara membaca rapor.

Pak Kim : Kau menyontek saat ujian? Ini kejahatan!

Hee Woo : Tidak. Aku belajar sangat keras. Percayalah kepadaku, ayah.

Foto SBS

Pak Kim ngajak istrinya melakukan rapat keluarga. Hanya mereka berdua, tanpa Hee Woo.

Hee Woo tertawa melihat kelakuan orang tuanya.

Foto SBS


Tiba-tiba, perhatian Hee Woo teralihkan ke layar televisi yang menampilkan berita Tae Sub.

"Anggota Dewan Cho Tae Sub mengumumkan bahwa dia akan mencalonkan diri untuk Kursi Partai di konvensi partai mendatang. Tadi, dia mengadakan konferensi pers di kantor pusat Partai Minguk, tempat dia mengumumkan pencalonannya sebagai Ketua Partai dan menyatakan akan membangun Korea lebih baru dan lebih baik. Tingkat ketidaksetaraan dan polarisasi yang melonjak..."

Narasi Hee Woo :  Hidup berjalan seperti yang kuingat. Semua kejadian di masa lalu terjadi lagi, dan aku makin dekat dengan insiden yang ditakdirkan untuk kuhentikan apa pun yang terjadi.

-Tiga bulan kemudian-

Foto SBS
Foto SBS

Hujan turun dengan deras. Hee Woo berjalan, menuju kelasnya di Univ. Hankuk, dengan payungnya.

Hee Woo membuka pintu kelas. Bersamaan dengan itu, Kyu Ri keluar. Mereka saling menatap sebentar, lalu Kyu Ri pergi.

Hee Woo masuk. Pengajar datang. Saat kelas akan dimulai, lampu tiba-tiba padam.

Sontak lah Hee Woo kaget dan teringat sesuatu, apa hari ini?

Hee Woo : Hari itu bergemuruh dan ada pemadaman listrik.

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo pun berlari ke jalanan di dekat apotek.

Di ingatannya, ada seorang gadis yang tergeletak di jalanan.

Hee Woo mencari gadis itu. Tak lama, dia melihat sebuah payung yang jatuh di dekat mobil.

Hee Woo : Ada di sekitar sini. Gang dekat apotek di sudut jalan dari akademi.

Lalu Hee Woo melihat gadis itu, tergeletak di dekat mobil.

Hee Woo : Kim Kyu Ri!

Hee Woo bergegas menolong Kyu Ri.

Foto SBS
Foto SBS

Kyu Ri akhirnya siuman. Hee Woo membawanya ke rumah sakit.

Hee Woo : Kau sudah bangun? Kau baik-baik saja?

Kyu Ri : Apa kau membawaku ke sini?

Hee Woo : Ya.

Kyu Ro : Terima kasih.

Hee Woo : Kau harus menjaga dirimu.

Kyu Ri : Aku menghargai perhatianmu, tapi jangan ikut campur.

Foto SBS

Hee Woo membuang obat yang dikonsumsi Kyu Ri selama ini. Sontak Kyu Ri kaget.

Hee Woo : Jika kau lelah, tidur saja. Jangan minum obat seperti ini.

Kyu Ri : Bukannya aku belum tidur sama sekali. Aku hanya meminum itu untuk mengurangi tidur.

Hee Woo : Kenapa memaksakan diri untuk kurang tidur?

Kyu Ri : Untuk belajar.

Hee Woo : Untuk apa?

Kyu Ri : Untuk masuk ke kampus bagus.

Hee Woo : Lalu apa?

Kyu Ri : Akan kupikirkan saat tiba di sana. Penting bagiku untuk tidak mengecewakan orang tuaku.

Hee Woo : Memenuhi harapan orang tuamu di setiap kesempatan. Itukah tujuan hidupmu?

Kyu Ri : Aku tidak pernah bilang melakukan ini untuk orang tuaku.

Hee Woo : Memangnya bukan?

Kyu Ri : Aku hanya berterima kasih kepada mereka.

Hee Woo : Benar. Kebanyakan orang berterima kasih kepada orang tua mereka. Jadi, bersyukurlah. Hanya itu yang perlu kau lakukan.

Kyu Ri : Apa maksudmu?

Hee Woo : Bagi mereka, kau anak mereka. Bukan anak angkat.

Foto SBS

Foto SBS

Kyu Ri kaget Hee Woo tahu. Hee Woo duduk dan menasihati Kyu Ri.

Hee Woo : Kau bersyukur mereka mengadopsimu, jadi, kau memaksakan diri untuk menjadi lebih baik, yang merusak kesehatanmu. Menurutmu ini yang mereka inginkan? Aku tahu kau ingin membalas mereka, tapi ini salah. Demi kebaikanmu, jangan lakukan ini.

Kyu Ri : Kau benar. Ini salah.

Foto SBS

Hee Woo beranjak keluar.

Narasi Hee Woo : Di kehidupanku sebelumnya, Kyu Ri selalu menjadi murid terbaik.

Flashback...

Foto SBS

Hee Woo tak sengaja menguping pembicaraan kedua temannya Kyu Ri. Mereka bilang Kyu Ri pingsan dan melewatkan tes CSAT. Kyu Ri pingsan di dekat apotek di gang.

Kyu Ri komplikasi karena terlambat ditemukan. Kyu Ri pingsan karena dia meminum pil yang membuat seseorang terjaga. Kyu Ri tidak mau makan dan terus meminum pil agar tetap terjaga meski dia butuh tidur.

Foto SBS
Foto SBS

Kyu Ri ternyata sangat ingin masuk Univ. Hankuk. Tapi dia terpaksa mengubur impiannya karena sakit.

Orang tua Kyu Ri membesarkan hati Kyu Ri.

Tanpa mereka sadari, Hee Woo melihat mereka.

Narasi Hee Woo : Aku dengar Kyu Ri masuk ke sekolah hukum Hankuk tahun berikutnya, tapi aku tidak pernah mendengar namanya di Universitas Hankuk atau di bidang hukum. Kenapa begitu? Hari ini, takdirnya berubah karena aku. Akan seperti apa masa depan Kyu Ri?

Bersambung ke part 3....

Again My Life Eps 2 Part 1

 All Content From SBS, Viu dan nodrakor
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Again My Life
Sebelumnya : Again My Life Eps 1 Part 4
Selanjutnya : Again My Life Eps 2 Part 2

Foto SBS

Hee Woo syok ayah ibunya tertabrak mobil, padahal dia sudah berusaha menyelamatkan mereka.

Narasi Hee Woo : Ada banyak cara untuk menyelamatkan orang tuaku. Namun, keyakinan aroganku bahwa aku bisa mengubah nasibku membuat orang tuaku terbunuh.

Hee Woo ingat pas tadi dia meminta ayah ibunya bolos kerja.

Dia juga bilang dia mengambil cuti sehari dan berniat mengajak ayah ibunya piknik untuk menghindari musibah. Tapi ayah ibunya bersikeras pergi bekerja.

Hee Woo menyesal.

Hee Woo : Seharusnya aku memegang tangan orang tuaku dan mengomeli mereka. Tidak, seharusnya aku membuat masalah, jadi, mereka tidak masuk kerja. Seharusnya aku tahu pengemudi akan membelokkan setir pada saat itu. Tidak, aku seharusnya mendorong orang tuaku ke arah dalam jalan.

Perlahan, Hee Woo mendekati mobil yang menabrak ayah ibunya.

Dia bertanya-tanya, apa dia akan menjadi yatim piatu lagi.

Tangis Hee Woo pecah.

Foto SBS
Foto SBS

Tapi tak lama, Hee Woo mendengar suara ayah ibunya.

Sontak lah Hee Woo langsung mencari ayah ibunya dan dia melihat ayah ibunya ada di depan mobil.

Pak Kim : Hee Woo-ya, kau baik-baik saja? Kau terluka?

Hee Woo dan ayahnya mendekati ibunya. Pak Kim menyuruh Hee Woo menggerakkan kaki.

Hee Woo : Kenapa mengkhawatirkanku padahal kalian yang terluka?

Lalu Hee Woo menyuruh ibunya naik ke punggungnya. Dia bilang akan membawa ibunya ke RS.

Nyonya Lee : Tidak apa-apa. Ibu hanya sedikit terkejut.

Pak Kim : Dasar bodoh. Apa ada pecahan kaca di kulitmu?

Hee Woo : Ayah yang terluka.

Pak Kim memegangi dahinya. Dahinya luka.

Foto SBS

Dua ambulance sudah datang.

Petugas medis tengah mengobati Pak Kim dan Nyonya Lee.

Hee Woo mencemaskan ibunya.

Hee Woo : Ibu, pastikan ibu ke rumah sakit untuk berjaga-jaga.

Nyonya Lee : Ibu baik-baik saja. Omong-omong, bagaimana pengemudinya?

Pak Kim : Benar. Pengemudinya pasti terluka parah.

Hee Woo : Tunggu di sini. Aku akan memeriksanya.

Foto SBS

Hee Woo mulai beranjak, mencari tahu kondisi si pengemudi.

Narasi Hee Woo : Akhirnya, aku bisa bertemu dengan pengemudi tabrak lari yang membunuh orang tuaku dahulu.

Tapi Hee Woo kemudian mendengar percakapan dua polisi patroli bahwa si pengemudi tewas dan mabuk.

Foto SBS

Tak lama, Hee Woo melihat seketaris Tae Seob datang.

Seketaris Tae Seob menanyakan kondisi si pengemudi. Dia terkejut mendengar penjelasan polisi.

Hee Woo : Kim Jin Woo? Sedang apa dia di sini?

Foto SBS
Foto SBS


Petugas medis membawa mayat si pengemudi. Hee Woo menutup hidungnya petugas melewatinya.

Hee Woo : Aku mencium bau alkohol.

Hee Woo terkejut melihat si pengemudi.

Hee Woo : Apa itu Cho Hyun Seok? Aku akhirnya memecahkan potongan terakhir teka-tekinya. Putra Cho Tae Sub, Cho Hyun Seok.

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo ingat saat dia baru menjadi jaksa, dia dipanggil oleh Hyun Seok.

Hyun Seok : Kim Hee Woo-ssi? Aku sudah memeriksa latar belakangmu. Kau kehilangan kedua orang tuamu dalam kecelakaan tabrak lari. Nilaimu buruk di sekolah, tapi kau berhasil masuk sekolah hukum Universitas Hankuk dalam percobaan ketiga. Lalu kau punya karier MMA kecil, dan kau bahkan lulus ujian advokat. Selain itu, kau tampan. Kau menawan. Kau tidak perlu setampan ini. Kau hampir terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Omong-omong, kau punya semua untuk menjadi bintang politik berikutnya. Ayahku, Anggota Dewan Cho Tae Sub, akan memberimu dukungan. Ambil saja langkah pertama. Sisanya akan diurus untukmu.

Hee Woo kesal, bedebah tidak tahu malu itu. Dia sudah tahu segalanya tentangku. Memanipulasi laporan kasus dan menutupi kebenaran. Kekuasaan Cho Tae Sub yang memungkinkannya.

Foto SBS
Foto SBS

Ambulance membawa pergi jasad Hyun Seok.

Polisi ingin pernyataan dari Hee Woo selaku saksi. Hee Woo bersedia, tapi Pak Kim datang. Pak Kim bilang biar dia saja.

Pak Kim : Aku ayahnya. Aku ada di TKP saat kecelakaan itu terjadi. Seperti yang kalian lihat, aku salah satu korbannya.

Hee Woo : Ayah akan baik-baik saja?

Pak Kim : Ya, ayah baik-baik saja. Pulanglah dengan Ibu dan istirahat.

Pak Kim pergi dengan polisi.

Hee Woo mulai berjalan menuju ibunya.

Foto SBS

Narasi Hee Woo : Takdir telah berubah. Aku berhasil melindungi orang tuaku, sementara Cho Tae Sub kehilangan putranya. Ini akan mengubahnya menjadi orang gila yang bahkan lebih kejam. Aku tahu karena itu yang terjadi kepadaku saat aku kehilangan orang tuaku.

Foto SBS
Foto SBS

Tae Seob tengah minum di rumahnya. Seok Hoon duduk di depannya. Tae Seob berterima kasih. Dia bilang, berkat Seok Hoon, dia bisa melindungi kehormatan Hyun Seok.

Seok Hoon : Aku sudah menyuruh semua orang merahasiakan kecelakaan itu, jadi, jangan khawatir, Pak.

Tae Seob : Terima kasih.

Seok Hoon : Anda pasti sangat sedih. Aku turut berduka cita, Pak.

Tae Seob : Seperti kata orang, waktu menyembuhkan semua luka. Apa yang bisa kulakukan? Itu tidak bisa dibatalkan. Akan kupastikan untuk membalas semua bantuanmu. Kau akan segera mendengar kabar baik.

Seok Hoon : Terima kasih, Pak.

Tae Seob : Hanya sampai hari ini... Ya. Aku akan mengingat dan berduka sampai hari ini saja, lalu merelakan dia. Besok adalah hari yang baru. Aku harus menenangkan diri dan fokus bekerja untuk rakyat.

Foto SBS

Kim Han Mi bersama teman-temannya yang kesemuanya pria. Mereka mampir dan duduk di depan toserba.

Im Jong Il menanyakan pemantiknya. Lalu dia masuk ke toserba dan teman-temannya minta jajan.

Foto SBS
Foto SBS

Jong Il melemparkan uang ke meja kasir.

Jong Il : Aku butuh sebungkus.

Hee Woo menghela nafas dan mengambil rokok.

Jong Il : Kudengar kau belajar. Untuk apa? Kau mau kuliah?

Foto SBS

Hee Woo ingat pas Jong Il merundungnya di sekolah.

Jong Il : Dasar kecoak kecil. Beraninya kau mengadukanku kepada guru? Apa yang akan kau lakukan? Ayahmu pekerja pabrik, dan ayahku Kepala Polisi. Hidup ini tidak adil, ya? Kasihan sekali dirimu.

Foto SBS

Hee Woo berusaha menahan emosinya. Dia berbalik dan menatap kesal Jong Il.

Jong Il : Dasar bodoh. Apa kau tuli? Kenapa tatapanmu seperti itu? Apa? Kau mau memukulku?

Han Mi masuk, astaga, kau tukang mengeluh. Biarkan. Ayo.

Han Mi lalu menyemangati Hee Woo.

Han Mi : Belajarlah dengan giat, Hee Woo. Kuharap kau masuk kuliah dan menjadi orang penting.

Jong Il remeh, orang penting apanya?

Han Mi : Keluar. Semua orang menunggu.

Jong Il : Hei, kau... Jangan berani menatapku seperti itu. Sekali pesuruh, tetaplah pesuruh. Kau tidak bisa memelototiku hanya karena sudah lulus. Pecundang.

Jong Il keluar.

Foto SBS

Han Mi menyemangati Hee Woo lagi, semangat.

Lalu Han Mi keluar.

Foto SBS

Besoknya, Hee Woo diminta datang ke kantor pengajar.

Pengajar mengenalkan Hee Woo pada direktur akademi.

Direktur akademi : Halo. Senang bertemu denganmu, Hee Woo. Kudengar kau mendapat nilai tertinggi dalam ujian percobaan. Astaga, ini belum pernah terjadi dalam sejarah akademi. Salah satu murid tingkat terendah mengalahkan kelas Universitas Hankuk dan meraih nilai tertinggi! Kami memindahkanmu ke kelas Universitas Hankuk.

Foto SBS
Foto SBS

Di toserba, seorang wanita menghampiri Hee Woo.

"Kudengar kau orangnya."

Hee Woo dalam hati, Kim Kyu Ri? Orang dengan nilai tertinggi.

Kyu Ri membeli beberapa makanan dan minuman.

Kyu Ri : Apa rahasiamu? Bagaimana kau melakukannya?

Hee Woo hanya tersenyum.

Kyu Ri : Kenapa kau tersenyum?

Hee Woo : Bukan apa-apa.

Kyu Ri : Bagaimanapun, selamat. Meskipun itu tidak akan terjadi lagi. Lain kali, aku tidak akan membiarkanmu mengalahkanku.

Hee Woo melihat makanan Kyu Ri.

Hee Woo : Kau baik-baik saja?

Kyu Ri : Tiba-tiba sekali.

Hee Woo : Cobalah makan dengan baik. Jangan hidup dengan makan hal seperti itu.

Foto SBS

Kyu Ri pergi, temannya Jong Il datang.

"Aku butuh sebungkus rokok." dia melemparkan satu dolar ke meja kasir.

"Kau tidak bisa membeli rokok dengan satu dolar."

Hee Woo tersenyum.

Temen Jong Il kesal, kenapa tersenyum? Astaga. Kudengar kau sudah berubah. Itu benar.

Jong Il minta Hee Woo bergegas mengambilkannya rokok.

Hee Woo : Kau tidak bisa membeli rokok dengan satu dolar.

Kesal, temen Jong Il berniat memukul Hee Woo tapi Hee Woo mengindar.

"Kau menghindar?"

"Kenapa tidak?"

"Karena aku akan menghajarmu.

"Coba saja semaumu, bodoh."

Foto SBS

Temen Jong Il yang lain masuk. Mereka menyuruh Hee Woo keluar.

Temen2 Jong Il mengerubungi Hee Woo.

Yang mau beli rokok tadi, sesumbar kalau dia bisa menjadi pembunuh karena Hee Woo.

Hee Woo : Aku tidak akan mati. Jangan khawatir. Lagi pula, meskipun ditangkap, kalian akan dipenjara paling lama enam bulan atas kejahatan kecil.

Dia mulai memukul Hee Woo, tapi Hee Woo berhasil menghindar. Hee Woo bahkan menggelitiki keteknya.

Teman-temannya ikut membantu menyerang Hee Woo. Tapi Hee Woo berhasil menjatuhkan mereka.

Bersambung ke part 2...