Live Up To Your Name Ep 1 Part 2

Sebelumnya...


Habis dari rumah Menteri Pertahanan, Im pun melakukan pengobatan di rumah beberapa perdana menteri. Ia pun mendapatkan bayarannya yang diberikan secara diam-diam.


Setelah itu, Im bersenang-senang dengan para gisaeng.


Tabib Yoo Jin O datang bersama dua tabib lainnya. Mereka menatap Im dengan tatapan benci.

"Seorang tabib kepala biasa bisa datang ke sini. Rumor itu pasti benar. Dia hanya mengobati orang-orang yang punya kuasa. Para pejabat merahasiakannya meski mereka tahu itu benar." ucap tabib pertama.

"Menurutmu seberapa pandai dia dalam akupuntur?" tanya tabib kedua.

"Usianya baru 30 tahun. Tahu apa dia soal pengobatan? Dia menyombongkan diri karena rakyat jelata memujinya." jawab Tabib Yoo.


Im melihat mereka. Ia bergegas menyambut kedatangan mereka.

"Aku tidak menduga bisa bertemu tabib rendahan dari Haeminseo disini. Tapi kau pasti merindukan bau tubuh wanita saat mengeluarkan nanah berdarah setiap harinya." sinis Tabib Yoo.

"Aku juga tidak menduga bisa bertemu denganmu di sini. Tapi memang ini adalah tempat untuk menghilangkan bau herba yang menempel." jawab Im sambil tertawa geli.


Lalu, Im pun mengaku sakit perut karena kebanyakan minum alkohol. Ia pamit.

"Rakyat jelata tidak akan bisa mengubah statusnya." ucap Tabib Yoo sambil menatap Im penuh kebencian.


Im masuk ke gubuk, tempat ia menyimpan kekayaannya.

"Kau punya yang karena terlahir di keluarga kaya, tapi aku mendapatkan harta melimpah karena kemampuan yang kumiliki. Dunia ini adil. Mari hidup dengan baik." ucap Im.

Im pun tertawa sambil menatap semua hartanya. Kemudian, ia menari-nari, meluapkan perasaannya.


Im pulang ke Haeminseo dan menemukan Yeon Yi yang duduk di tangga.

Sekarang, Im sudah berada di kamarnya.

"Aku tidak bisa menebak isi pikirannya." ucap Im.


Im pun berusaha tidak mempedulikan Yeon Yi. Ia memejamkan matanya, mencoba untuk tidur.

Ketika Im mulai terlelap, sebuah kotak  pun menyala dengan terang.


Di dunia modern, Profesor Hwang bersama para muridnya mengunjungi ruangan seorang gadis bernama Oh Ha Ra.

Man Soo menjelaskan, gadis bernama Ha Ra itu menderita kelainan jantung bawaan. Dia menjalani operasi saat masih berusia enam bulan.

"Kami akan memasangkan katup paru. Ada tanda-tanda aritmia juga." ucap Man Soo.


"Choi Yeon Kyung, apa itu operasi katup?" tanya Profesor Hwang.

Yeon Kyung pun heran, apa?

"Operasi katup. Kau tidak tahu?" tanya Profesor Hwang.

"Tetralogi Fallot, kelainan jantung bawaan. Pasien yang menderita penyempitan paru harus menjalani operasi untuk memperbesarnya sebelum berusia satu tahun Jika katup memuntahkan darah setelah pembedahan bilik kanan akan membesar da peredaran darah akan terganggu. Itulah alasannya mereka harus memasang katu paru. Ada dua jenis katup palsu, yakni dari jaringan dan logam." jawab Yeon Kyung.


Saat Yeon Kyung menjawab pertanyaan Profesor Hwang, Ha Ra menatap Yeon Kyun dengan sinis, lalu kembali memainkan ponselnya.

"Sudah cukup. Kau yang memimpin pembedahan." ucap Profesor Hwang.


Sontak, Yeon Kyung dan yang lain terkejut. Profesor Hwang pun menegaska sekali lagi, kalau pasien Oh Ha Ra akan ditangani oleh Yeon Kyung.


Man Soo menyusul Profesor Hwang keluar. Ia minta penjelasan kenapa Yeon Kyung yang harus menangani Ha Ra. Profesor Hwang menjelaskan, bahwa Ha Ra lah yan memilih Yeon Kyung sebagai dokternya.

"Aku sudah berusaha keras untuk menyenangkannya. Bahkan kemarin aku tidak ke toilet. Aku harus bagaimana? Anda bilang dia pasien penting dari pihak Pimpinan, kan?" ucap Man Soo.

"Anggap saja ini kesempatan. Jika tidak bisa mendapatkan poin, pastikan yang lain dapat sedikit. Kau pikir, dia bisa mengatasi pasien dan wali pasien yan menyebalkan itu." jawab Profesor Hwang.


Yeon Kyung pun memperkenalkan dirinya pada Ha Ra. Ia berusaha akrab dengan Ha Ra, tapi Ha Ra tak peduli dan terus memainkan ponselnya.

Yeon Kyung lalu bicara pada ibunya Ha Ra. Yeon Kyung bilang, Ha Ra tidak boleh banyak bergerak hari ini serta akan ada pemeriksaan sederhana nanti sore. Yeon Kyung juga mengingatkan ibu Ha Ra, agar Ha Ra tidak terlalu sering bermain ponsel.


Yeon Kyung lantas beranjak pergi. Ha Ra menatap kepergian Yeon Kyung sambil tersenyum jahil.


Ha Ra lalu teringat saat pertama kali ia melihat Yeon Kyung. Ada pasien yang mengamuk saat itu dan menolak melakukan beberapa pemeriksaan medis. Suster Jung bilang, pasien itu memang selalu marah setiap kali menjalani pemeriksaan.

Yeon Kyung pun mencengkram tangan pasien itu. Lalu, ia meminta data si pasien.

"Aku mengatakan ini sebagai seorang dokter. Demi menyelamatkan hidup anda, harus ada diagnosis tepat agar anda mendapatkan perawatan yang tepat. Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, anda harus menjalani tiga pemeriksaan lagi." ucap Yeon Kyung.

"Tiga lagi? Kau pasti sudah gila. Menurutmu aku tidak tahu apa yang kau pikirkan? Di rumah sakit umum, kau membuat kami menjalani banyak pemeriksaan. Pasien tewas selagi menjalani pemeriksaan, tapi akhirnya kau mendapatkan uang." jawab pasien itu.

Pasien itu lalu mengajak istrinya ke klinik oriental.

"Akupunktur memang berguna. Banyak penyakit yang bisa disembuhkan dengan akupunktur. Tapi tidak dalam kasus Anda. Kondisi Anda bisa memburuk jika mengandalkan akupunktur." ucap Yeon Kyung.

"Apa yang kau tahu!" sentak si pasien.

"Aku tahu banyak. Kau ingin hidup? Kalau begitu, tetaplah berada di sini." jawab Yeon Kyung.

Flashback end...


Ha Ra tersenyum sinis. Sambil melihat video rekaman Yeon Kyung yang sedang menari di klub, Ha Ra pun berkata ingin melihat sehebat apa kemampuan Yeon Kyung.


Di luar, ibu Ha Ra menemui Yeon Kyung. Ibu Ha Ra melapor, bahwa ia sulit mengendalikan Ha Ra. Ha Ra terus menerus memainkan ponselnya.

Ibu Ha Ra lalu meminta Yeon Kyung bersikap seolah-olah Yeon Kyung adalah kakaknya Ha Ra.

"Aku bukan dokternya. Aku kakaknya. Tugasku adalah menyelamatkan orang melalui operasi. Jika anda mau, aku akan mengenalkan anda pada penasihat profesional." jawab Yeon Kyung.


Di Joseon, Im hendak mengobati pasiennya. Tapi saat ia mau menusukkan jarum akupunturnya, bel pun berbunyi.


Im berjalan-jalan di halamannya, menunggu kedatangan Yeon Yi. Tapi yang datang malah Makgae.

Makgae datang dengan panik. Ia memberitahu Im kalau Tentara Jepang akan segera datang menyerang mereka.

"Kenapa heboh begitu? Itu sudah biasa. Aku ingin tahu apa besok dia akan datang." jawab Im.

"Bangsa Jepang akan menyerang kita besok?" tanya Makgae panik.

"Tidak masuk akal. Itu bukan urusanmu. Tapi kurasa mereka akan menyerang kita kali ini." jawab Im.

"Para pejabat dan Raja berdebat sengit pada pertemuan hari ini. Raja berteriak dan bilang kepalanya sakit." ucap Makgae.

"Kurasa para pejabat merasa terintimidasi." jawab Im.


Im pun kembali mondar mandir menunggu Yeon Yi.

"Astaga, terserah. Aku tidak peduli dia akan datang atau tidak." jawab Im, lalu beranjak pergi.

Makgae pun bingung sendiri kenapa Im tidak peduli padahal Tentara Jepang akan menjajah mereka.


Im pun berjalan ke sudut lain sambil memikirkan soal perang. Lalu, seorang pria bernama Heo Jun datang menemui Im.


"Katanya kemampuan akupunktur Anda yang terbaik di negeri ini." ucap Heo Jun.

"Mereka melebih-lebihkan." jawab Im.

"Biar kutanyakan satu hal kepadamu. Menurutmu akupunktur efektif untuk mengobati migrain parah? Raja berteriak dan bilang kepalanya sakit." ucap Heo Jun.

"Itu lebih baik daripada obat." jawab Im.

"Kenapa kau berpikir begitu?" tanya Heo Jun.


"Pertama, efek samping lebih sedikit dan hanya butuh waktu sebentar. Kedua kebanyakan sakit kepala disebabkan pembuluh darah yang tersumbat. Jadi pengobatan akupunktur akan bekerja lebih efektif." jawab Im.

"Tapi, jika salah dilakukan efek sampingnya lebih berbahaya daripada obat- obatan." ucap Heo Jun.

"Itu juga tidak akan menyembuhkan inti masalahnya. Ada penyakit yang bisa ditangani dengan obat-obatan agar bisa sembuh. Untuk beberapa penyakit penanganan dilakukan dengan mengendalikan energi pasien melalui akupunktur." jawab Im.

"Menurutmu itu lebih baik untuk mengobati migrain?" tanya Heo Jun.

Im pun tidak menjawab, dia hanya menatap Heo Jun saja.


Diluar, dua tabib sedang menggosipkan Im.

"Heo Im ditunjuk di sini saat lulus ujian dengan nilai terbaik. Selama 10 tahun bekerja di sini, dia selalu gagal masuk rumah sakit istana." ucap tabib pertama.

"Itu semua karena Heo Jun?" tanya tabib kedua.

"Aku tidak yakin soal yang lain, tapi dia pasti mendendam kepada Master Heo Jun." jawab tabib pertama.


Im pun menjelaskan lebih lanjut soal akupuntur dan obat.

"Lagi pula, obat-obatan sulit didapatkan dan biasanya mahal. Tapi akupunktur hanya membutuhkan moxa dan jarum. Ini pengobatan yang cocok bagi rakyat miskin." ucap Im.

"Pengobatan bagi rakyat miskin?" tanya Heo Jun.

Heo Jun lalu bicara dalam hatinya sambil menatap Im.

"Dia tahu soal itu tapi tetap bekerja untuk para pejabat setiap malam."

"Kau bisa apa meski tahu yang sebenarnya?" jawab Im dalam hatinya pula.

"Apa pendapatmu soal penyakit Yang Mulia?" tanya Heo Jun.


Di istana, Tabib Yoo dapat informasi dari Tabib Kepala kalau Im akan mengobati Yang Mulia dengan akupuntur. Tabib Yoo pun kesal.


Keesokan harinya, Im pun mulai bersiap sambil mengingat perkataan Heo Jun. Heo Jun bilang, jika Im berhasil menyembuhkan penyakit Yang Mulia, ia akan memberi Im posisi apapun yang Im inginkan. Tapi jika Im gagal, Im akan langsung dibunuh.

"Baiklah, siapa yang mau ikut denganku untuk momen bersejarah itu?" ucap Im sambil memilih jarum-jarumnya.


Lalu, ia melihat sebuah kotak diantara jarum-jarumnya.

"Ini bukan milikku. Apakah seseorang tidak sengaja menaruh ini di kamarku?" ucap Im.


Im pun membuka tutupnya dan terkejut melihat isi kotak itu. Kotak itu berisi jarum akupuntur lengkap.

Seseorang berteriak, memberitahu Im bahwa orang-orang dari istana sudah datang menjemput Im.


Tabib Heo, orang dari istana datang untuk mengawal Anda.

Tepat saat Im akan pergi, Yeon Yi datang bersama ayahnya. Kondisi Yeon Yi kritis. Ayah Yeon Yi pun memohon, agar Im mengobati Yeon Yi. Ayah Yeon Yi mengaku, sudah pergi ke banyak tabib terkenal tapi tak ada satu pun yang sanggup menyembuhkan penyakit Yeon Yi. Ayah Yeon Yi juga berkata, bahwa ia sudah menyiapkan uang untuk pengobatan Yeon Yi.


"Ayah, kenapa kita kesini lagi? Ayo kita pulang." ucap Yeon Yi lemas. Yeon Yi lalu mengibas-ngibaskan tangannya, menyuruh Im pergi.

Im pun terpaku. Dia kemudian teringat perkataan Yeon Yi semalam.


Flashback...

Im yang baru pulang ke rumahnya setelah mengobati beberapa pejabat, terkejut mendapati Yeon Yi duduk di tangga rumahnya. Im menyuruh Yeon Yi datang lagi besok. Ia berjanji akan mengobati Yeon Yi lebih dulu.

"Jangan obati aku. Besok, ayahku akan datang membawaku kemari. Jangan sembuhkan aku. Biarkan saja aku mati. Lagipula aku memang akan mati. Biarkan aku mati, agar ayahku bisa melanjutkan hidup." ucap Yeon Yi.

Im pun terpaku mendengarnya.

Flashback end...


Im mendekati Yeon Yi. Lalu, ia membisikkan sesuatu ke telinga Yeon Yi.

Setelah itu, ia pun pergi menuju istana.


Di istana, Raja sudah menunggu Im. Im pun membuka kotak jarum akupuntur yang ia temukan di kamarnya.

Heo Jun terpengarah melihat kotak jarum akupuntur itu.


Yeon Yi tampak lemas di pangkuan ayahnya.


Im mulai mengobati Raja, tapi saat akan menusukkan jarumnya ke pelipis Raja, tangannya tiba2 saja bergetar.


Bersamaan dengan itu, langit menghitam.


Im pun mencobanya sekali lagi, tapi tetap saja tangannya bergetar saat ia akan menusukkan jarum itu ke Raja.

Heo Jun tambah kaget melihatnya.


Sekarang, kita melihat Heo Jun berjalan di teras istana sambil memikirkan Im dan kotak jarum akupuntur itu.

Tak lama kemudian, ia melihat para pengawal istana yang berhamburan kelua mengejar seorang tahanan.


Im pun melarikan diri. Para pengawal istana terus mengejarnya. Ia terus berlari dan berlari, hingga akhirnya langkahnya berhenti di sebuah jembatan di dekat pintu istana.

Im memperhatikan tangannya sambil bertanya-tanya.


Lalu pengawal istana datang. Ia terkepung! Ia tertusuk anak panah dan jatuh ke sungai bersama kotak jarum akupunturnya.


Ha Ra kabur dari rumah sakit. Yeon Kyung pun panic.

"Bagaimana ini? Nyonya akan segera datang." ucap ibu Ha Ra.

"Kau bukan ibunya?" tanya Yeon Kyung. Wanita itu pun mengangguk.

Tak lama kemudian, ibu Ha Ra pun datang. Ia menampar Yeon Kyung dan mengancam Yeon Kyung. Ia bilang, karir Yeon Kyung sebagai dokter akan tamat jika Yeon Kyung tidak bisa menemukan Ha Ra.


Im berhasil naik permukaan. Ia pun terkejut tidak mendapati dua anak panah yang menusuk tubuhnya.

Im lalu memeriksa nadinya.

Tiba2, terdengar suara seseorang.

"Kau baik-baik saja?" tanya orang itu pada Im.

Sontak, Im tambah bingung. Apalagi setelah melihat gedung-gedung pencakar  langit di sekelilingnya. Im menutup kupingnya saat mendengar bunyi bising klakson.


Im berjalan tertatih2 di sepanjang jembatan. Langkahnya pun berhenti saat ia melihat ukiran nama jembatan yang ada ujung jembatan. Jembatan Mojun.

Sontak, Im teringat saat ia jatuh ke sungai di Jembatan Mojun.

Im pun bingung memperhatikan sekelilingnya.


Malam pun tiba. Im terduduk lemas di dekat ukiran jembatan.

"Pakaian mereka berbeda, tapi mereka orang Dinasti Joseon." ucap Im.


Im pun berjalan kesana kesini.

Hingga akhirnya, ia duduk di sebuah tangga.

"Sungguh dunia yang mengejutkan. Sebenarnya aku ada dimana? Setelah keluar dari istana,  aku terjatuh ke dalam sungai dari Jembatan Mojun. Jarak dari  jembatan itu ke Haeminseo kurang dari 2 km." ucap Im.


Im pun mulai menyusuri jembatan dan ia pun menemukan sebuah ukiran di ujung jembatan.

"Tempat ini adalah lokasi Haeminseo selama Dinasti Joseon."

Im tambah pusing membaca tulisan2 itu.


Lalu, Im kembali berjalan. Saat berpapasan dengan Yeon Kyung, ia tak sengaja menarik tali tas Yeon Kyung. Keduanya terkejut dan saling menatap. Setelah itu, Yeon Kyung beranjak pergi.


Im mengikuti Yeon Kyung dan melihat Yeon Kyung masuk ke sebuah klub.


Lalu, Im melihat seorang pria dan wanita berbicara di depan klub. Entah apa  yang terjadi, pria itu tiba2 saja ambruk setelah memegangi dadanya.

Im pun bergegas mendekat dan memeriksa nadi pria itu."

"Dia kehabisan napas dan dadanya nyeri karena tekanan udara. Aku harus  melakukan akupunktur di beberapa bagian tubuhnya." ucap Im.


Saat Im akan menusukkan jarum ke tubuh pria itu, Yeon Kyung pun datang menghentikannya.

"Apa kau gila?" tanya Yeon Kyung sambil menatap Im dengan tajam.

Bersambung.....

0 Comments:

Post a Comment