Skip to main content

Babel Ep 7 Part 3

Sebelumnya...


Pimpinan Tae sudah sadar! Tim dokter sudah berkumpul mengelilinginya.

Tim dokter ternyata berlarian ke kamar Pimpinan Tae, bukan Soo Ho.


Kabar yang diterima Yoo Ra dari pamannya ternyata soal sang ayah, bukan Soo Ho. Tapi Yoo Ra dilarang masuk oleh petugas atas perintah ibunya. Kesal, Yoo Ra menghubungi ibunya tapi tidak dijawab.


Nyonya Shin sendiri masih di perjalanan.

Nyonya Shin : Kau sudah menyuruh mereka semua tutup mulut? Kabar tua bangka itu sudah sadar tak boleh sampai bocor.

Hyeong Chul : Noona, sekarang kita harus bagaimana?


Yoo Ra masih di depan kamar sang ayah, hingga sang ibu akhirnya datang. Yoo Ra protes karena dilarang masuk, tapi sang ibu menyuruhnya menunggu.

Nyonya Shin masuk sendirian.


Pimpinan Tae marah karena Nyonya Shin baru datang. Nyonya Shin membela diri, ia berkata, ia langsung datang begitu menerima kabar Pimpinan Tae sudah datang. Pimpinan Tae menyuruh Nyonya Shin memanggil anggota dewan. Tapi saat Nyonya Shin mau menghubungi anggota dewan, Pimpinan Tae menyuruh Nyonya Shin memanggil Min Ho.

Nyonya Shin : Min Ho? Min Ho-ya? Min Ho?

Nyonya Shin lantas tertawa.

Pimpinan Tae sontak kebingungan, tapi saat mendengar bahwa Min Ho sudah meninggal dan hanya Soo Ho yang bisa mewarisi Geosan, ia langsung marah. Ia bahkan melempari

Nyonya Shin dengan asbak.

Nyonya Shin tak peduli. Ia keluar dari kamar Pimpinan Tae dengan wajah dingin.


Diluar, ia melarang Yoo Ra masuk ke dalam.


Woo Hyuk pulang dan menghela nafas melihat rumahnya sudah bersih dan rapi.


Woo Hyuk kemudian duduk dan membaca nama Jung Won dalam daftar panggilan Min Ho.


Woo Hyuk lalu beranjak ke kamarnya dan menemukan surat dari Jung Won di atas meja.

Jung Won : Meski aku ingin lari dari kehidupan itu, namun karena kau berdiri seperti pohon yang kokoh, aku menemukan makna kehidupan. Kita bertemu untuk mengatakan cinta ataupun untuk berpisah, walau aku masih belum menemukan jawabnya, kuharap kau takkan terluka. Bila terlalu berat, tak apa melepaskanku. Jangan merasa bersalah, karena aku tak dapat berbuat apapun untukmu.


Kita lalu diperlihatkan flashback Jung Won yang menangis menuliskan surat itu.


Sekarang, Woo Hyuk berlari mengejar Jung Won.


Sementara itu, Jung Won yang berdiri di depan jendela, mendapati ponselnya berbunyi.


Woo Hyuk tiba di restoran Mi Sun dan melihat Jung Won pergi dengan asisten Min Ho.


Jung Won dan asisten Min Ho bicara di sebuah kafe.

Asisten Min Ho miris melihat Jung Won yang semakin kurus. Ia takut Jung Won sakit. Tapi Jung Won bilang, ia baik-baik saja.

Asisten Oh, lalu mengatakan, bahwa Moo Wee sangat merindukan Jung Won.

Jung Won : Aku juga sama.

Asisten Oh : Kau akan segera bertemu dengannya.

Jung Won : Moo Wee, bagaimana dia?

Asisten Oh : Sudah jauh lebih baik, sepertinya bisa segera dioperasi.

Jung Won lalu mengingat saat ia mencoba melarikan diri dari Min Ho.

Flashback...



Jung Won berlari ke bandara dan meminta tiket penerbangan yang paling cepat.

Petugas : Osaka...

Jung Won : Itu saja.

Tapi Asisten Oh keburu datang dan membawanya pergi.



Di mobil, Jung Won bertanya apa yang harus ia lakukan pada Min Ho, agar ia bisa bebas dari Min Ho.

Jung Won : Baru berakhir setelah aku mati, kan? Tidak bisakah kau membiarkanku satu hari saja bebas darinya?


Asisten Oh meminta maaf, ia berkata tidak bisa melawan perintah.

Saat hendak pergi, Asisten Oh menerima telepon dari seseorang.



Sekarang, Asisten Oh berada di rumah sakit. Ia duduk disamping seorang gadis yang tidak sadarkan diri.



Dokter menjelaskan, bahwa mereka harus segera mendapatkan pendonor.

Dokter : Bahkwan warga asli harus menunggu dalam dalam daftar donor. Tapi Moo Wee imigran gelap.

Jung Won diam-diam mencuri dengar. Ia berdiri di depan pintu.


Di jalan, Jung Won memberitahu bahwa ia mau menjadi pendonor Moo Wee. Sontak, Asisten Oh langsung menepikan mobilnya.

Asisten Oh : Karena simpati atau kesepakatan?

Jung Won : Karena hatiku sakit atau karena ingin minta bantuanmu.



Sampai di rumah, Min Ho langsung memarahi Jung Won. Tak hanya memarahi, ia juga menjambak Jung Won.

Asisten Oh yang melihat itu diam saja dan malah menutup pintu.

Flashback end...


Asisten Oh bertanya, apa Jung Won baik-baik saja.

Jung Won berkata, dirinya tak apa dan mau pergi. Asisten Oh mau mengantar, tapi Jung Won bilang mau jalan kaki.

Asisten : Tidak akan ada masalah selama kau menepati janji.


Setelah Jung Won pergi, Woo Hyuk muncul dan langsung memukul Asisten Oh. Ia menatap tajam Asisten Oh.


Sementara Jung Won yang tengah berjalan pun berhenti melangkah.

Ia memegangi perutnya dan berniat memberitahu Asisten Oh bahwa ia hamil.


Woo Hyuk mencengkram Asisten Oh. Ia meminta penjelasan Asisten Oh, kenapa Asisten Oh menemui Jung Won.

Asisten : Ini aneh. Kau boleh tapi aku tak boleh?

Woo Hyuk : Apa alasanmu bertemu dengannya?

Asisten Oh : Pertanyaanmu salah. Kalau aku jadi kau, harusnya tanya kenapa aku menculik Ricky dan atas perintah siapa.

Asisten Oh lantas melihat kemunculan Jung Won di belakang Woo Hyuk.


Asisten Oh : Kau takut kalau yang kau bayangkan benar?

Ya, Asisten Oh sengaja mengatakan itu.

Woo Hyuk semakin marah dan mencengkram Asisten Oh.


Bersambung...........

Next episode, terbongkar kalau bukan Soo Ho pembunuhnya.

Sy jadi bertanya-tanya, siapakah pembunuh Min Ho. Benarkah Jung Won? Atau mungkin Ricky? Atau Asisten Oh? Atau bisa jadi Young Eun? Atau malah Nyonya Shin? Kelima orang ini punya motif membunuh Min Ho.

Menurut kalian gimana nii gaes, siapa pembunuh Min Ho.

Sumpah ya, drama ini membuat sy frustasi. Alurnya terlalu lambat.

Siapa pembunuh Min Ho? Siapa mata-mata di kejaksaan? Siapa ayah bayi yang dikandung Jung Won. Siapa pembunuh ayah Woo Hyuk? Belum ada titik terangnya. Malah nambah satu teka teki lagi, siapa Moo Wee dan apa hubungannya dengan Asisten Oh.

Comments

  1. Thx ud update sis, kalo boleh kasi saran lebih gampang cari dan baca sinop dengan format lama,yang sekarang lebih susah cari sinopsisnya sis, makasih

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...