Sebelumnya <<<
Presdir Shin tidak percaya dengan
yang dikatakan Joo Seung.
“Tidak peduli seberapa besar
kebencianmu pada ibumu, kau tidak boleh mengatakan omong kosong seperti itu!”
ujar Presdir Shin.
“Jika Presdir meragukanku,
Presdir bisa menanyakannya langsung pada Nyonya.” Jawab Joo Seung.
Joo Seung lalu menatap tajam
Nyonya Jo.
“Orang yang membunuh orang tua
Ah Ran, cepat katakan semuanya!”
Nyonya Jo menghela napas,
sebelum akhirnya ia mengakui kesalahannya pada Presdir Shin. Presdir Shin
terkejut, ia tidak menyangka istrinya bisa melakukan hal sekeji itu. Ia marah
pada istrinya. Joo Seung mengatakannya sekali lagi, bahwa orang yang sudah
menginjak2 seluruh keluarga Ah Ran adalah Nyonya Jo.
Joo Seung lantas bertanya
apakah Presdir Shin masih bisa menyalahkan Ah Ran? Joo Seung berkata, jika Hyun
Woo masih hidup tapi orang tua Ah Ran sudah meninggal. Ia bertanya, siapa yang
lebih pantas dihukum. Nyonya Jo marah karena Joo Seung menyalahkan Hyun Woo.
Nyonya Jo berkata, seharusnya sejak awal Joo Seung membunuhnya. Ah Ran langsung
emosi mendengarnya.
“Ini masih belum terlambat!’
teriaknya dengan mata berkaca2.
Ah Ran kemudian menghampiri
Nyonya Jo dan menatap tajam Nyonya Jo.
“Jika kau ingin mati, aku akan
mengabulkan keinginanmu.” Ucap Ah Ran.
Joo Seung berusaha mencegah Ah
Ran, namun Ah Ran tidak peduli dan menyeret Nyonya Jo pergi. Joo Seung yang
cemas menyusul Ah Ran, namun terlambat. Ah Ran sudah keburu pergi membawa
Nyonya Jo. Tapi Joo Seung sempat melihat nomor plat taksi yang dinaiki Ah Ran.
Jae Hee ke Soul, untuk menemui
Hyun Woo. Jae Hee cemas karena pada akhirnya Hyun Woo akan mengumumkan
kebangkrutan Soul secara resmi. Hyun Woo pun menenangkan Jae Hee. Ia berkata,
sudah menyiapkan semuanya dan akan mengumumkannya secara resmi nanti. Hyun Woo
berencana memisahkan Soul dan SM Furniture. Hyun Woo bilang Soul adalah hadiah
pernikahan yang ia berikan pada Ah Ran.
“Kalau begitu, jika Soul
bangkrut tidak akan berdampak buruk pada SM Furniture?” tanya Jae Hee.
“Karena tidak ada dukungan
dana, semuanya akan menjadi sulit. Tapi aku tidak bisa diam saja tanpa
melakukan apapun. Aku akan berjalan setahap demi setahap.” Jawab Hyun Woo.
Jae Hee pun tersenyum lega.
Hyun Woo lantas berniat memberitahukan sesuatu pada Jae Hee.
(Kayaknya Hyun Woo mau
ngomongin soal kematian orang tua Jae Hee nih).
Hyun Woo dan Jae Hee bicara di
tepi Sungai Han. Jae Hee syok mengetahui orang yang selama ini menyekolahkannya
adalah pembunuh orang tuanya. Hyun Woo meminta Jae Hee agar tidak merasa
terbebani dengan kebaikan ibunya selama ini. Hyun Woo berkata, ibunya menolong
Jae Hee karena merasa bersalah sudah membunuh orang tua Jae Hee.
“Kenapa dia bisa begitu kejam?
Dia tidak berhak membunuh seseorang yang tidak bersalah.” Jawab Jae Hee.
“Itu karena ibuku takut
rahasianya akan terbongkar, jadi dia gelap mata. Kalau saja ibuku sedikit lebih
tenang dan lebih rasional, semuanya tentu akan menjadi lebih baik.” Ucap Hyun
Woo
(Errrrr… sebel sebel sebel aku
sama Hyun Woo. Si Hyun Woo secara tidak langsung ingin Jae Hee memahami ibunya,
tapi dia sendiri tidak bisa memahami Ah Ran.. dia begitu ngotot memenjarakan Ah
Ran, padahal dia jelas2 tahu kenapa Ah Ran melakukan itu padanya… Duh, si Hyun
Woo jadi egois gini ya)
Hyun Woo lantas menerima
panggilan dari sang ayah. Hyun Woo pun terkejut mendengar kabar dari ayahnya.
Ah Ran membawa Nyonya Jo ke
tepi sungai dimana ia menaburkan abu jenazah orang tuanya. Nyonya Jo terkejut
saat mengetahui bahwa sungai itu adalah kuburan orang tua Ah Ran. Dengan mata
berkaca2, Nyonya Jo meminta maaf pada Ah Ran. Ah Ran pun semakin marah.
“Maaf? Apa gunanya kau meminta
maaf? Apa permintaan maafmu bisa membuat orang tuaku hidup kembal! Apa
permintaan maafmu bisa membuat hidupku yang tragis berubah? Karena kau, aku
menjadi gila. Kau membuatku membunuh suamiku sendiri! Bagaimana caranya kau
membayar semua ini!”
Ah Ran lantas kembali membawa
Nyonya Jo pergi.
Sementara itu, di apartemennya
Joo Seung gelisah memikirkan Ah Ran yang membawa ibunya. Joo Seung pun mencoba
menghubungi Ah Ran. Ia bertanya dimana posisi Ah Ran, tapi Ah Ran menolak
memberitahunya. Ah Ran berkata orang yang seharusnya mati bukan Hyun Woo tapi
Nyonya Jo. Ah Ran pun memutus pembicaraan mereka begitu saja. Joo Seung panic.
Joo Seung lalu teringat nomor plat taksi yang dinaiki Ah Ran. Ia pun bergegas
menghubungi Hyun Woo.
Hyun Woo saat itu sedang di
perjalanan bersama Jae Hee. Keduanya nampak cemas. Hyun Woo lantas menerima
panggilan dari Joo Seung. Joo Seung memberitahu Hyun Woo bahwa ia berhasil
melacak posisi Ah Ran. Joo Seung menyuruh Hyun Woo menjemput Nyonya Jo. Joo
Seung bilang ia memiliki firasat buruk. Hyun Woo terkejut.
“Yeo Ju. Jika itu Yeo Ju
berarti….”
“Itu adalah tempat Ah Ran
menyekapku.” Jawab Jae Hee.
Hyun Woo pun langsung memacu
mobilnya menuju tempat itu. Dan benar saja! Ah Ran memang membawa Nyonya Jo ke
tempat itu. Ah Ran ingin Nyonya Jo mati di hadapannya. Ia menyodorkan jerigen
bensin pada Nyonya Jo! Nyonya Jo terkejut. Ah Ran pun semakin emosi.
“Kenapa? Apa kau takut mati!”
Nyonya Jo berlutut, ia memohon
pengampunan dari Ah Ran. Ia tak ingin menghancurkan hidup Ah Ran lagi. Namun
dendam itu sudah terlanjur membakar diri Ah Ran selama 25 tahun. Ah Ran sama
sekali tidak berniat melepaskan Nyonya Jo. Ah Ran berkata, kematian Nyonya Jo
masih belum cukup baginya.
Nyonya Jo emosi, ia pun lantas
menyiramkan bensin itu ke tubuhnya. Ah Ran dengan mata berkaca2, menyuruh
Nyonya berlutut dan memohon pengampunan dari orang tuanya jika Nyonya Jo
bertemu dengan orang tuanya. Nyonya Jo mengangguk. Ia pasrah jika dirinya harus
mati saat itu juga.
Ah Ran pun mengambil sebatang
korek api dengan tangan gemetar. Dengan mata berkaca2, ia hendak menyalakan
api. Namun sebelum api menyala, Hyun Woo dan Jae Hee keburu datang.
“Ah Ran, hentikan!” pinta Hyun
Woo.
“Jangan mendekat! Jika kau
berani mendekat, ibumu akan mati!” jawab Ah Ran.
Jae Hee pun melihat
sekelilingnya, ia terkejut saat matanya melihat ke arah jerigen bensin itu.
“Apa masih belum cukup
kejahatan yang sudah kau lakukan! Kau ingin menambah kejahatanmu lagi?” tanya
Jae Hee.
“Kyeong Ran, keluar dari sini.
Tanganku kotor. Kau tidak perlu melihat ini. Aku akan mengakhirinya dengan
tanganku. Kau hanya perlu berpura2 tidak tahu apa2.” Jawab Ah Ran.
“Ah Ran dengarkan aku! Aku
akan melupakan semua yang telah kau lakukan padaku. Aku belum menyerahkan bukti
itu pada polisi.” Bujuk Hyun Woo.
“Aku tidak peduli dengan apa
yang kau lakukan! Sekarang, aku sudah menemukan pembunuh yang sebenarnya. Kau
sudah menderita terlalu banyak, sekarang seharusnya kau membiarkan ibumu
menderita juga!” jawab Ah Ran.
Jae Hee yang sudah putus asa
akhirnya nekad menyiramkan bensin itu ke tubuhnya sendiri. Ah Ran terkejut
melihat yang dilakukan adiknya. Jae Hee pun menatap sang kakak dengan tatapan
sedih.
“Aku tidak punya ibu ataupun ayah.
Aku merindukan keluargaku selama ini. Aku sudah bersusah payah menemukan
kakakku. Aku tidak mau sendirian lagi. Aku tidak mau mengirimmu ke penjara.
Jika sesuatu yang buruk terjadi pada Nyonya, kau tidak akan pernah bisa kembali
menjadi eonni ku. Sekarang, jika kau ingin menyalakan apinya, nyalakanlah. Aku
akan mati bersama Nyonya.” Ucap Jae Hee.
Ah Ran luluh, ia menjatuhkan
korek api itu dan menangis. Jae Hee pun mendekati sang kakak. Ia menangis dan
memeluk erat sang kakak. Sementara Hyun Woo langsung membawa ibunya keluar.
“Tidak boleh! Tidak boleh!
Bagaimana dengan orang tuaku yang malang!” teriak Ah Ran.
Ah Ran dan Jae Hee duduk di
tepi sungai tempat mereka menaburkan abu jenazah orang tua mereka. Jae Hee
menggigil, sesekali ia terbatuk. Melihat itu, Ah Ran langsung melepas jaketnya
dan memakaikan jaket itu ke tubuh sang adik. Jae Hee pun terkejut. Ah Ran yang
gengsi beralasan ia memberikan jaket itu karena tidak tahan dengan bau bensin
di tubuh Jae Hee.
“Bukankah kau bertahan demi
aku? Sebenarnya kau takut kan jika aku mati?” tanya Jae Hee.
“Apa peduliku jika kau mati?”
jawab Ah Ran.
“Sebenarnya, aku ingin
mengatakan sesuatu padamu. Saat aku tahu bahwa kau adalah kakakku, aku meminta
pada Tuhan untuk mengambil nyawamu. Aku tidak membutuhkan kakak sepertimu. Aku
terlalu takut berpisah dari Hyun Woo.
Itulah kenapa aku berpikir seperti itu. Aku benar2 mengerikan, kan?”
ucap Jae Hee.
“Aku juga ingin mengakui
sesuatu. Saat orang tua kita meninggal, itu adalah hari dimana ayah akan
melakukan perjalanan bisnis. Tapi karena aku ingin merayakan ulang tahunku, aku
jadi marah. Aku ingin kita makan malam bersama, membeli hadiah bersama. Jika
saat itu, ayah pergi melakukan perjalanan bisnis, mereka tidak akan mati
seperti itu. Aku takut mengatakan itu adalah kesalahanku, jadi itulah kenapa
aku menyalahkan orang lain.” Jawab Ah Ran.
Jae Hee pun menangis menatap
sang kakak. Dan sang kakak menatapnya dengan tatapan sedih juga. Kedua kakak
adik ini akhirnya berdamai…. aku nangis pas adegan ini….
Presdir Shin sudah berada di
rumah. Ia duduk di kursi roda. Hyun Ji protes ayahnya pulang ke rumah lebih
cepat. Ia menanyakan alasan ayahnya keluar dari rumah sakit begitu cepat. Hyun
Min juga nampak tidak setuju ayahnya pulang ke rumah lebih awal. Hyun Ji lantas
menanyakan ibunya. Ia curiga ibunya melakukan hal yang buruk lagi.
“Jangan salahkan ibumu. Jika
ibumu pulang, perlakukan dia dengan hangat.” Pinta Presdir Shin.
Presdir Shin nampak sedih. Ia
menyalahkan dirinya atas apa yang sudah dilakukan istrinya. Ia menyesali
tindakannya yang berpura2 tidak tahu bahwa Joo Seung adalah anak haram yang
dilahirkan istrinya. Ia berkata, jika ia mengatakannya sejak awal maka tragedy
besar itu tidak akan pernah terjadi.
Tak lama kemudian, Hyun Woo
pulang bersama ibunya. Hyun Ji dan Hyun Min langsung menemani ibu mereka. Hyun
Woo terkejut melihat sang ayah ada di rumah. Presdir Shin meminta Hyun Woo
tidak cemas, ia berkata bahwa dirinya sudah meminum obat pereda rasa sakit.
“Tapi ini bau apa? Bukankah
ini bau bensin? Bukankah ibu pergi bersama Ah Ran? Apakah Ah Ran yang
menyiramkan bensin ini pada ibu?” tanya Hyun Min.
Nyonya Jo pun melarang Hyun
Min menyalahkan Ah Ran.
Hyun Woo masuk ke kamarnya,
Hyun Ji menyusul Hyun Woo. Hyun Ji marah karena Hyun Woo melepaskan Ah Ran
begitu saja. Hyun Woo diam saja, ia tidak menanggapi perkataan adiknya dan
pergi ke kamar mandi. Hyun Ji kesal, ia berniat melaporkan Ah Ran pada polisi.
Hyun Ji lalu melihat USB Hyun Woo di atas kasur. USB yang berisi bukti
kejahatan Ah Ran. Nooooo……..
Ah Ran berada di apartemen Jae
Hee. Ia duduk di ranjang dan melihat foto Jae Hee saat masih di panti asuhan.
Ah Ran pun kembali sedih melihat foto itu. Tak lama, Jae Hee keluar dari kamar
mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Menyadari sang kakak sudah
melihat fotonya, ia pun berkata dirinya sangat jelek saat masih duduk di bangku
sekolah.
“Seandainya saja orang tua
kita masih hidup, kau tidak akan hidup seperti ini. Saat kau masih sekolah, apa
ada orang yang menghinamu karena kau berasal dari panti asuhan?” tanya Ah Ran.
“Itu karena mereka tidak tahu
dengan baik, tapi aku baik2 saja.” Jawab Jae Hee.
“Jangan berbohong padaku.
Tidak punya orang tua, hidup miskin. Aku malu sampai ke tulang2ku.” Ucap Ah
Ran.
“Menjadi yatim piatu dan hidup
dalam kemiskinan bukan berarti tidak bahagia, kan? Karena mereka memiliki
mimpi, jadi besok mungkin akan menjadi hari yang menyenangkan. Dibandingkan
dengan ini, hidup Nyonya Jo bagaikan di neraka. Pikirkan bagaimana hidupnya?
Dia sudah menerima akibatnya.” Jawab Jae Hee.
“Bagaimana caranya aku
melupakan itu? Selama 25 tahun dia bersikap seolah2 dirinya tidak bersalah dan
membuatku menjadi pembunuh berdarah dingin.” Ucap Ah Ran.
Joo Seung sedang minum2 sambil
memikirkan banyak hal. Joo Seung lantas memencet nomor Nyonya Jo. Tak lama
berselang, kekesalan terlihat di wajah Joo Seung. Sepertinya, Joo Seung kesal
dengan dirinya sendiri.
“Orang yang melahirkanmu
adalah ibu, dan orang yang kau benci juga ibu. Apa kau bahagia setelah mengirim
ibu yang melahirkanmu ke jurang kematian?” batin Joo Seung.
Sementara, Presdir Shin
bertanya apa yang akan dilakukan Hyun Woo pada Ah Ran. Hyun Woo sendiri bingung
harus mengambil tindakan apa pada Ah Ran. Nyonya Jo angkat bicara, ia meminta
keluarganya memaafkan Ah Ran karena Ah Ran juga telah banyak merasakan
penderitaan.
“Aku setuju dengan yang
dikatakan ibumu. Kesalahan ibumu, berarti kesalahanku juga. Dengan mengirim Ah
Ran ke penjara, pasti membuatmu merasa tidak nyaman.” Jawab Presdir Shin.
“Kemudian aku menjadi pembunuh
yang sebenarnya dalam kecelakaan itu.” ucap Hyun Woo tak setuju.
“Jika polisi menemukan Ah Ran
yang menyetir pada malam itu, dia bisa dihukum karena melarikan diri. Tolong
persiapkan dirimu. Lakukan ini demi menebus kejahatan yang ibumu lakukan 25
tahun yang lalu.” pinta Presdir Shin.
Owww, Presdir Shin sungguh
bijak.. dia ingin melindungi Ah Ran. Karena kesalahan yang dibuat istrinya 25
tahun yang lalu yang menewaskan orang tua Ah Ran, Presdir Shin memaafkan
kesalahan Ah Ran.
Ah Ran menyelimuti Jae Hee
yang sudah tertidur pulas, juga mengelus kepala Jae Hee.
“Kehidupanmu sangat indah. Aku
benar2 ingin… melakukan apapun untukmu layaknya seorang ibu. Tapi setelah kita
bertemu, aku malah tidak melakukan apa2 untukmu. Seperti yang kau bilang, apa
caraku salah? Kita berdua memiliki hidup yang sangat melelahkan, kenapa aku
tidak bisa berpikiran yang sama denganmu?” ucap Ah Ran.
Wajah Ah Ran pun berubah
sedih, matanya nampak berkaca2. Jae Hee terbangun.
“Maafkan aku, Eonni. Membuat
Eonni lelah seperti itu, karena cinta Shin Hyun Woo. Dan Eonni mencintai Ahn
Jae Sung. Orang tua kita tidak pernah ingin melihat kita membalaskan dendam,
kan?” batin Jae Hee.
Air mata Jae Hee menetes. Ah
Ran terus mengelus Jae Hee.
Keesokan harinya, Hyun Woo
baru sadar USBnya menghilang. Hyun Woo menanyakannya pada Hyun Ji. Hyun Ji
pura2 tidak melihat USB Hyun Woo. Hyun Woo pun pusing, ia berkata USB itu
sangat penting untuknya. Tanpa disadari Hyun Woo, Hyun Ji menggenggam erat USB
itu. Tatapan Hyun Ji pun berubah tajam.
Shin Hyun Ji ini ya rese’
banget!! Bukannya dia tahu keluarganya yang sudah menyebabkan kematian orang
tua Ah Ran… pengen getok kepalanya…
Nyonya Jo pergi menemui Joo
Seung. Nyonya Jo berkata bahwa ia dan keluarganya sudah memutuskan untuk
menerima Ah Ran. Nyonya Jo juga bilang, jika diperlukan mereka bersedia menulis
surat pernyataan. Nyonya Jo lantas meminta Joo Seung membantu Ah Ran melupakan
masa lalu. Nyonya Jo ingin Ah Ran memulai hidup yang baru.
“Apakah Hyun Woo Hyung juga
setuju?” tanya Joo Seung.
Nyonya Jo mengangguk, ia
lantas berkata bahwa Presdir Shin juga menyetujuinya. Joo Seung diam saja, tapi
wajahnya terlihat lega. Nyonya Jo lantas mengajak Joo Seung menemaninya ke
suatu tempat.
Nyonya Jo ternyata mengajak
Joo Seung mengunjungi makam Seketaris Nam. Di sana, Nyonya Jo menangis.
“Ayah Joo Seung, sudah lama
sekali ya. Aku tidak pernah menyangka bahwa aku dan Joo Seung akan bertemu
kembali. Pada hari kematianmu, aku berada di depan pintu kamar rumah sakit. Aku
tidak berani masuk. Untuk semua kesalahanku, tolong maafkan aku. Berkat dirimu,
aku masih bisa hidup sampai sekarang. Terima kasih.” Ucap Nyonya Jo.
Joo Seung juga menangis. Joo
Seung lalu mengajak Nyonya Jo pergi, tapi Nyonya Jo memanggilnya. Nyonya Jo
menggenggam erat tangan Joo Seung dan meminta Joo Seung memanggilnya ibu. Tapi
Joo Seung yang masih terluka, menolak permintaan Nyonya Jo. Joo Seung berkata,
sejak awal dirinya tidak pernah memiliki seorang ibu. Joo Seung lalu beranjak
pergi. Nyonya Jo menangis.
(Kalau aku jadi Joo Seung, aku
akan memaafkan Nyonya Jo)
Hyun Ji sudah tiba di kantor
polisi. Ia berniat menyerahkan USB itu!
“Joo Ah Ran, meskipun semua
keluargaku memaafkan dirimu, tapi aku tidak akan pernah memaafkanmu. Semua yang
sudah kau lakukan pada keluargaku, aku akan membuatmu membayarnya satu per
satu.” Batin Hyun Ji.
(Hadeh, Hyun Ji ini ya kok gak
ngerti2… dia marah Ah Ran menyakiti keluarganya, tapi bukannya keluarganya juga
sudah menyakiti Ah Ran ya)
Polisi mendatangi apartemen
Joo Seung dengan membawa surat perintah penangkapan Ah Ran. Polisi berkata,
sudah mendapatkan bukti kejahatan Ah Ran. Joo Seung terkejut. Ia marah dan
menuduh Hyun Woo yang sudah melaporkan Ah Ran.
Sementara itu, Ah Ran sedang
makan berdua dengan Jae Hee. Ah Ran terkejut saat Jae Hee meletakkan potongan
sayur bayam di nasinya. Jae Hee lalu memuji dirinya sendiri dengan mengatakan
bahwa dirinya sangat pintar memasak. Jae Hee kemudian menyuruh kakaknya
mencicipi gulai ikan yang sudah dibuatnya. Ah Ran nampak terharu.
“Eonni, setelah makan,
bagaimana kalau kita mandi bersama? Selama ini aku selalu mandi sendirian.
Tidak ada yang menggosokkan punggungku.” Pinta Jae Hee.
Ah Ran langsung berdiri. Jae
Hee pun salah paham. Ia pikir Ah Ran marah. Tapi ternyata Ah Ran ingin mengisi
bak mandi agar mereka bisa mandi bersama.
Saat sedang menggosok punggung
Jae Hee, Ah Ran menangis. Jae Hee pun terkejut.
“Kau menangis?” tanya Jae Hee
cemas.
“Siapa yang menangis. Aku
hanya merasa lelah. Jangan menyimpan uang, sesekali pergilah ke spa. Aku dapat
melakukannya untukmu jika aku masih ada. Tapi siapa yang tahu apa yang akan
terjadi di masa depan.” Jawab Ah Ran
(Firasatku buruk ini… ini si
Ah Ran kayak lagi ngucapin salam perpisahan)
“Kenapa kau bicara seperti
itu? Hyun Woo bilang dia akan melupakan masa lalu. Semuanya akan baik2 saja
mulai sekarang.” ucap Jae Hee berkaca2.
Ah Ran tersenyum, namun dengan
mata berkaca2.
Di apartemennya, Joo Seung
mencoba menghubungi Ah Ran. Namun Ah Ran tidak menjawabnya. Joo Seung lantas menghubungi
Jae Hee, tapi Jae Hee juga tidak menjawabnya. Joo Seung panic.
“Ah Ran, cepat angkat
teleponmu! Polisi sedang mencarimu!” teriaknya kesal.
Joo Seung lantas beranjak
pergi. Ah Ran keluar dari kamar mandi dan menjawab ponselnya. Joo Seung yang sedang
di perjalanan mengatakan bahwa polisi sedang mencari Ah Ran. Joo Seung berkata
bahwa Hyun Woo sudah memberikan bukti itu pada polisi. Ah Ran terkejut.
Ah Ran buru2 pergi. Jae Hee
awalnya bingung, namun ia terkejut saat mengetahui polisi sedang mencari Ah
Ran. Jae Hee ingin ikut bersama Ah Ran. Ia mencemaskan Ah Ran. Namun Ah Ran
melarangnya. Ia tidak ingin membuat Jae Hee lelah. Jae Hee pun menyuruh Ah Ran
bersembunyi di panti asuhannya selama dua atau tiga hari. Ia berjanji akan
menyelesaikan masalah ini secepatnya. Ah Ran pun tertegun.
“Diluar sangat dingin,
pakailah ini.” ucap Jae Hee seraya membalutkan syalnya ke leher Ah Ran.
Jae Hee juga memberikan
beberapa uang dan ponselnya pada Ah Ran. Ah Ran mengangguk dan bergegas pergi,
namun langkahnya terhenti karena Jae Hee memanggilnya dengan panggilan eonni.
Ah Ran terharu mendengarnya.
“Eonni, kau akan baik2 saja
kan? Kalau sesuatu terjadi padamu, aku tidak akan pernah memaafkanmu.” Ucap Jae
Hee sambil menangis.
“Kyeong Ran, kenapa kau
cengeng sekali? Eonni akan segera kembali, kenapa kau menangis. Eonni akan
segera kembali. Eonni janji.” Jawab Ah Ran.
Ah Ran lalu menyatukan jarinya
dengan jari Jae Hee.
Joo Seung menerobos masuk ke
ruangan Hyun Woo. Ia sangat marah karena mengira Hyun Woo yang melaporkan Ah
Ran. Hyun Woo yang juga sudah mengetahui hal itu, berkata bukan dirinya yang
melaporkan Ah Ran. Joo Seung tidak percaya. Hyun Woo pun bergegas ke kantor
polisi. Joo Seung menyusul Hyun Woo.
Setibanya di kantor polisi,
Hyun Woo kaget mengetahui Hyun Ji lah yang melaporkan Ah Ran. Polisi yang
menangani kasus Hyun Woo pun berkata mereka akan segera menangkap Ah Ran.
“Apa yang akan terjadi jika
korban menulis surat pernyataan bahwa ia tidak bersalah? Bisakah kalian
melepaskannya?” tanya Hyun Woo cemas.
“Meskipun itu bisa digunakan,
tapi melarikan diri dari kejaran polisi, itu tidak bisa diampuni.” Jawab
polisi.
Hyun Woo pun pasrah, ia tidak
tahu lagi apa yang harus ia lakukan untuk melindungi Ah Ran. Joo Seung yang
tidak ingin Ah Ran berakhir di penjara pun akhirnya mengakui semua kesalahan Ah
Ran. Ia berkata, jika dirinya lah pembunuh yang sebenarnya. Ia bilang Ah Ran
hanya membantunya saja. Ia mengaku jika dirinya sangat membenci Hyun Woo,
karena itulah ia ingin membunuh Hyun Woo, sedangkan Ah Ran hanya membantunya
saja karena termakan bujuk rayunya.
Hyun Woo pun menatap iba pada
Joo Seung. Ia baru menyadari betapa besar cinta Joo Seung untuk Ah Ran.
Sementara di rumah, Hyun Min
dan Yeon Jae sedang meminta restu orang tua Hyun Min. Orang tua Hyun Min
terkejut mengetahui anaknya ingin menikahi Yeon Jae. Hyun Ji juga tidak
menyetujui pernikahan Hyun Min dan Yeon Jae. Presdir Shin heran kenapa anahknya
bisa memiliki selera yang rendah terhadap wanita. Hyun Min pun berusaha
meyakinkan ayahnya. Ia berkata, jika keluarga mereka membutuhkan orang seperti
Yeon Jae. Ia juga bilang bahwa Yeon Jae adalah gadis yang sangat baik.
Hyun Woo duduk di kafe, berdua
dengan Hyun Woo.
“Hyung dan aku memiliki waktu
yang sangat sulit. Apa kesalahan kita? Kita dilahirkan oleh ibu yang sama tapi
kenapa kita saling membenci satu sama lain?” tanya Joo Seung.
“Tragedi hari ini adalah
hukuman atas kesalahanku di masa lalu. Itu benar. Aku selalu berpikir untuk
membalaskan dendamku pada Joo Ah Ran yang sudah merubah hidupku. Karena pikiran
yang salah itulah, aku terpisah dari seluruh keluargaku. Aku terluka karena
pisauku sendiri.” Jawab Hyun Woo.
“Apa gunanya mengatakan hal
itu sekarang? Pertama2 yang harus kita lakukan adalah melindungi Ah Ran
terlebih dahulu.” Ucap Joo Seung.
“Ibu juga akan menulis surat
pernyataan atas kejahatan yang dilakukannya. Jika kejahatan ibu terungkap, itu
akan lebih baik buat Ah Ran.” Jawab Hyun Woo.
Ah Ran sudah tiba di panti
asuhan Jae Hee. Ia mondar mandir dengan gelisah di depan panti asuhan. Tak lama
berselang, ponselnya berdering. Ia senang Jae Hee menghubunginya.
“Eonni baik2 saja? Aku benar2
ingin bertemu dengan Eonni. Tapi aku takut kalau ada yang mengikutiku, jadi aku
tidak bisa pergi.” Jawab Jae Hee.
“Jangan cemas, aku baik2
saja.” Ucap Ah Ran.
“Eonni, pergilah ke Gangwondo.
Kau akan aman disana. Hyun Woo dan Direktur Nam akan bekerja keras
melindungimu. Keluarga korban akan menulis surat pernyataan, jadi semuanya akan
baik2 saja. Eonni, hiduplah lebih baik demi mendiang orang tua kita. Lupakan
masa lalu dan cobalah untuk memaafkan semuanya. Jika kau tidak memaafkan
semuanya, kau akan terluka lagi. Kau mengerti kan maksudku?” jawab Jae Hee.
“Kyeong Ran, aku ingin
menanyakan sesuatu. Apa sampai sekarang, kau masih mencintai Shin Hyun Woo?”
tanya Ah Ran.
“Mungkin akan butuh waktu
melupakannya. Aku akan mengurusnya. Jika aku disuruh memilih, antara Shin Hyun
Woo dan Eonni, jawabanku adalah Eonni.” Jawab Jae Hee.
Ah Ran menangis terharu
mendengarnya. Ah Ran lalu buru2 menyudahi pembicaraan mereka karena merasa
malu. Usai berbicara dengan Jae Hee, Ah Ran menangis. Ia senang. Sangat senang.
Ia berterima kasih karena Jae Hee sudah memanggilnya Eonni.
Sementara itu, Jae Hee juga
menangis. Berkali2 ia memanggil Ah Ran dengan panggilan Eonni.
Keesokan harinya, Hyun Min
masih mencoba meminta restu ayahnya. Tapi sang ayah kekeuh tidak mau memberi
restu. Hyun Min pun tidak peduli. Ia tetap akan menikahi Yeon Jae dan
membuktikan pada ayahnya bahwa hidupnya akan baik2 saja. Hyun Min pun beranjak
pergi.
Nyonya Jo lantas membujuk
suaminya untuk merestui pernikahan Hyun Min. Nyonya Jo tidak ingin Hyun Min
terluka karena tidak bisa hidup dengan Yeon Jae. Presdir Shin diam saja, tapi
wajahnya menyiratkan keluluhannya.
Ah Ran mematut dirinya di
depan cermin. Ia sedang bersiap2. Tak lama berselang, ibu panti datang. Ah Ran
mengaku akan kembali ke Seoul. Ibu panti cemas, ia takut Ah Ran tertangkap. Ah
Ran berkata bahwa ia harus melakukan sesuatu terlebih dahulu. Ibu panti pun
mengingatkan jika hari ini Ah Ran harus pergi ke Gangwondo. Ah Ran mengerti.
Sementara itu, Hyun Min dan
Yeon Jae bersiap mengambil foto pernikahan mereka. Hyun Min merasa bersalah
karena tidak bisa menggelar upacara pernikahan. Hyun Min pun berkata, sebagai
gantinya ia akan membiarkan Yeon Jae mengenakan gaun pengantin. Yeon Jae tidak
peduli semua itu. Saat ini yang ia pikirkan hanya restu keluarga Hyun Min.
Tiba2, keduanya dikejutkan
dengan kehadiran keluarga Hyun Min. Hyun Min sangat senang. Saking senangnya,
ia sampai memeluk erat sang ayah. Sang ayah pun berbohong, ia mengatakan jika
mereka datang untuk mengambil foto bukan untuk melihat pernikahan Hyun Min dan
Yeon Jae.
Yeon Jae lantas mengajak
mereka semua mengambil foto bersama. Yeon Jae terlihat antusias. Ia menyuruh
Presdir Shin tersenyum. Presdir Shin pun mengangguk mengiyakan. Yeon Jae juga
menyuruh Hyun Ji senyum. Mereka semua pun tersenyum lebar saat prosesi
pengambilan foto. Hyun Ji bahkan mulai akrab dengan kakak ipar barunya itu.
Presdir Shin memberikan mobil
pada Hyun Min dan Yeon Jae sebagai hadiah pernikahan. Hyun Woo memberikan
hadiah voucher berlibur di hotel selama 4 hari 3 malam. Hyun Min dan Yeon Jae
pun bersorak girang. Presdir Shin lantas menyuruh mereka cepat2 pergi. Haha..
sepertiinya Presdir Shin ingin cepat2 punya cucu dari Hyun Min.
Saat hendak masuk ke mobil,
Yeon Jae melihat Ah Ran yang berdiri di balik pohon. Namun Ah Ran tidak melihat
Yeon Jae. Sepertinya Ah Ran datang untuk meminta maaf tapi ia tampak ragu.
Setelah Hyun Min dan Yeon Jae
pergi, Nyonya Jo juga ingin pergi. Nyonya Jo beralasan ingin menghirup udara
segar. Presdir Shin pun menyuruh Nyonya Jo membawa mobil karena cuaca sangat
dingin. Nyonya Jo mengangguk dan berterima kasih pada Presdir Shin.
Nyonya Jo melajukan mobilnya
dengan kencang. Namun saat ia menginjak rem, remnya sama sekali tidak
berfungsi. Nyonya Jo menginjak remnya berkali2, tapi tetap saja rem nya tidak
berfungsi. Nyonya Jo membanting setirnya, berusaha menghindari pengendara lain.
Mobil Nyonya Jo pun akhirnya berhenti setelah menabrak pembatas jalan. Nyonya
Jo langsung tak sadarkan diri. Darah segar mengalir dari mulutnya. Tak lama
berselang, sebuah truk melaju ke arahnya dan menabrak mobilnya dengan keras.
(Apakah Ah Ran pelakunya?
Semoga bukan)
Telepon dari kediaman Presdir
Shin berdering. Hyun Woo lah yang menjawabnya. Hyun Woo terkejut usai menerima
telepon itu.
Hyun Min dan Yeon Jae juga
memutar arah mobil mereka. Mereka tidak jadi pergi bulan madu.
Ponsel Joo Seung juga
berdering. Ia mengira telepon itu dari Ah Ran. Ia berkata, polisi sudah
menerima surat pernyataan keluarga korban jadi Ah Ran bisa kembali pulang.
Namun wajah Joo Seung langsung berubah. Ponselnya pun jatuh seketika dari
tangannya. Ia syok.
Nyonya Jo meninggal! Seluruh
keluarga terlihat syok. Hyun Woo menggenggam erat tangan sang ibu. Ia
bertanya2, kenapa tangan ibunya begitu dingin. Tangis Hyun Woo pecah. Hyun Woo
lantas menyuruh Hyun Ji mengambilkan selimut untuk Nyonya Jo. Presdir Shin
menangis. Ia ingin ikut bersama Nyonya Jo. Sedangkan Hyun Ji berkata, meskipun
sang ibu meninggal, ia tidak bisa memaafkan ibunya. Joo Seung yang baru saja
tiba terpaku mendapati kenyataan ibunya sudah tiada.
Joo Seung terduduk lemas.
Petugas pun datang membawa mayat Nyonya Jo keluar dari ruang UGD. Joo Seung pun
menyusul petugas yang ingin memindahkan mayat sang ibu. Disamping jenazah sang
ibu, Joo Seung menangis histeris.
“Jangan pergi! Mulai sekarang,
aku tidak akan melakukan apapun! Tetaplah disisiku! Masih banyak yang ingin
kuceritakan padamu. Terima kasih karena sudah melahirkanku. Aku menyesal karena
sudah membencimu. Masih banyak yang ingin kuceritakan padamu. Kenapa kau pergi
meninggalkanku?! Aku ingin memanggilmu ibu juga! Maafkan aku, ibu!” ucap Joo
Seung pedih.
Tanpa disadari Joo Seung, Hyun
Woo menatapnya dengan tatapan kosong.
Polisi menghadap Presdir Shin.
Ia berkata, kecelakaan yang dialami Nyonya Jo terjadi karena ada masalah dengan
rem mobilnya. Presdir Shin tidak percaya. Ia yakin mobilnya baik2 saja. Polisi
pun berkata seseorang sudah menyabotase rem mobilnya. Hyun Ji pun langsung
menuduh Ah Ran. Hyun Woo meminta Hyun Ji tidak sembarangan menuduh orang. Yeon
Jae pun mendukung pernyataan Hyun Ji. Ia berkata, melihat Ah Ran bersembunyi di
balik pohon saat itu. Hyun Woo syok.
“Tidak mungkin. Apa Ah Ran
juga sama seperti ibu?” batin Hyun Woo.
Joo Seung yang mendengar itu
juga tidak percaya Ah Ran melakukan hal itu.
Ibu panti menemani Ah Ran
menunggu bis. Ah Ran meminta ibu panti tidak memberitahukan pada siapapun
kemana ia pergi. Ah Ran lantas memberikan ponsel Jae Hee pada ibu panti. Ia
berkata, tidak membutuhkan ponsel itu. Ibu panti pun meminta Ah Ran
menghubunginya jika menemui kesulitan.
Sementara itu, Joo Seung
menghubungi Jae Hee. Jae Hee yang tidak tahu apa2, memberitahukan keberadaan
kakaknya pada Joo Seung. Joo Seung pun berkata akan segera menjemput Ah Ran.
“Ah Ran, apa kau benar2
melakukannya? Tidak peduli apapun, dia itu ibuku. Jika kau mencintaiku, kau
pasti akan menahan dirimu sedikit.” Ucap Joo Seung.
Joo Seung pun bergegas
melajukan mobilnya. Di belakang, polisi tampak mengikuti Joo Seung. Entah Joo
Seung tahu atau tidak polisi sedang mengikutinya.
Ah Ran akhirnya tiba di
Gangwondo. Ia yang baru saja turun dari bis dikejutkan dengan kedatangan Joo
Seung. Joo Seung tampak marah pada Ah Ran. Ah Ran semakin terkejut melihat
polisi yang datang bersama Joo Seung.
“Apa kau benar2 melakukannya!
Semuanya sudah kembali normal, kenapa kau melakukannya! Kalau kau mencintaiku,
kau seharusnya menahan dirimu! Apa cinta yang kuberikan padamu tidak cukup?”
bentak Joo Seung.
Joo Seung hendak mendekati Ah
Ran, namun Ah Ran mengancam akan mengakhiri hidupnya.
Perlahan2, Joo Seung mendekati
Ah Ran. Ah Ran menggeleng2 tidak percaya. Ah Ran pun akhirnya melarikan diri.
Polisi langsung mengejar Ah Ran. Joo Seung syok melihat kehadiran polisi.
(Kayaknya bukan Ah Ran
pelakunya…. Dan bukan Joo Seung yang menelpon polisi)
Ah Ran terus berlari. Polisi
terus mengejarnya. Ah Ran terus berlari menuju tebing.
“Jangan mendekat!” teriak Ah
Ran.
“Joo Ah Ran, menyerahlah!
Bertobatlah atas semua kejahatanmu!” pinta polisi.
“Selama ini aku tidak pernah
meminta apapun. Tidak bisakah aku bersembunyi disini, hidup di sini?” tanya Ah
Ran.
Joo Seung terus mendekat. Ia
mencoba menangkap Ah Ran.
“Aku tidak melakukannya. Aku
tidak mau di penjara. Apa kau ingin aku menghabiskan sisa hidupku di penjara?
Aku ingin hidup seperti orang lain. Seperti yang dikatakan Kyeong Ran, aku
ingin melakukan hal2 yang ingin kulakukan dan memikirkan tentang hidupku.” Ucap
Ah Ran.
Joo Seung terus mendekati Ah
Ran. Ah Ran yang menyadari Joo Seung mencoba mendekatinya pun menyuruh Joo
Seung mundur. Namun Joo Seung terus saja mendekati Ah Ran. Ah Ran berkaca2
menatap Joo Seung. Joo Seung mencoba meraih tangan Ah Ran. Ah Ran terus
melangkah mundur hingga akhirnya ia jatuh dari tebing.
Joo Seung terduduk lemas
melihat Ah Ran jatuh.
“Jangan merasa menyesal, aku
benar2 merasa tenang sekarang…”
Ah Ran pun teringat akan
pernikahannya dengan Hyun Woo. Ia juga ingat bulan madu yang dijalaninya
bersama Hyun Woo.
“… Sekarang aku benar2
lelah….”
Ah Ran ingat kecelakaan yang
ia alami bersama Hyun Woo, yang menyebabkan Hyun Woo koma. Ah Ran juga ingat
akan villa yang ia ledakkan.
“… aku ingin istirahat
sekarang…”
Ah Ran lalu ingat masa
kecilnya dengan Jae Hee, saat ia mengorek2 sampah untuk mendapatkan makanan. Ah
Ran kecil dan Jae Hee kecil menangis memanggil2 ibu mereka.
“… aku bertemu dengan orang
yang benar2 ingin kulihat, Kyeong Ran. Dan dia telah mengetuk pintu hatiku…”
Ah Ran teringat ketika dirinya
hendak membakar Nyonya Jo, Jae Hee mencegahnya. Ia juga ingat saat mandi berdua
dengan Jae Hee.
“… sekarang tidak ada yang
bisa untuk dipertahankan…”
Ah Ran ingat masa kecilnya,
saat ia bersama ibu dan adiknya menghampiri ayahnya yang sedang bekerja.
Ah Ran
juga ingat kebahagiaannya bersama Joo Seung.
“Ayah dan ibu pasti akan
bahagia berjumpa denganku. Pada momen ini, tiba2 saja aku ingin melihat Ahn Jae
Sung…”
Ah Ran ingat pernikahannya
dengan Jae Sung.
“… pria yang aku cintai adalah
Ahn Jae Sung. Tolong katakan padanya, aku minta maaf.”
“… dan juga jika kau menemukan
sesuatu yang berharga dalam tubuhku, tolong berikan itu pada siapa yang
membutuhkannya.”
Keesokan harinya, Joo Seung
menangis mendengar siaran radio bahwa tubuh Ah Ran telah ditemukan oleh
seseorang pagi ini. Siaran itu juga mengatakan bahwa polisi mencurigai Ah Ran
sebagai dalang pembunuhan Nyonya Jo.
Jae Hee dan Hyun Woo
mengunjungi makam Ah Ran. Jae Hee menangis, ia tidak mengerti kenapa kakaknya
bisa melakukan hal mengerikan seperti itu pada Nyonya Jo. Hyun Woo meminta Jae
Hee tidak mengatakan hal itu karena Ah Ran dan juga ibunya sudah tenang di
sana.
“Pada ibu panti, dia berkata akan
menjalani hidupnya sebagai sukarelawan. Tapi bagaimana bisa dia melakukan hal
itu? Karena dia sudah mengambil keputusan, kenapa dia tidak memaafkan Nyonya
dan bekerja keras selama hidupnya?” tanya Jae Hee penuh air mata.
“Jika saja aku tahu
kejadiannya akan seperti ini, aku tentu akan membiarkan Joo Seung dan Ah Ran
pergi sejak awal. Kenapa aku malah berkeras ingin membalaskan dendamku?” sesal
Hyun Woo.
“Eonni, di kehidupan
selanjutnya, jadilah Eonni ku lagi. Lalu, kita tidak akan terpisah lagi. Kita
tidak akan saling membenci dan tidak akan bertengkar lagi.” Ucap Jae Hee.
Di panti, Jae Hee membuka
koper sang kakak. Tangisnya pecah saat melihat foto sang kakak.
“Ah Ran melarangku
memberitahumu soal ini.” ucap ibu panti, lalu menyerahkan sebuah surat pada Jae
Hee.
Jae Hee pun terkejut membaca
surat itu. Surat itu adalah surat laporan kematian sang kakak. Dalam surat itu,
bukan tertulis nama sang kakak tapi nama Joo Kyeong Ran. Ibu panti berkata jika
Ah Ran ingin Kyeong Ran hidup dengan nama Jae Hee. Ah Ran menginginkan itu agar Jae Hee bisa
menikah dengan Hyun Woo.
Tangis Jae Hee pun semakin
pecah.
Hyun Woo berada di sebuah
bengkel. Ia menyelidiki kematian ibunya. Pemilik bengkel berkata jika Nyonya Jo
datang dan meminta mereka membongkar rem mobilnya. Hyun Woo terkejut, ia pun
menyadari jika ibunya tewas bunuh diri, bukan dibunuh oleh Ah Ran.
Sementara itu di apartemennya,
Joo Seung membaca surat yang ditinggalkan ibunya.
“Joo Seung-ya, setiap tahun
saat aku menerima hadiah ulang tahun darimu, aku tanpa malu2 mencobanya dan aku
sangat bahagia. Tidak ada satu pun yang tidak aku sukai. Kalung mutiara darimu,
syal dan blus. Mereka sangat berharga bagiku. Kejahatan yang telah kulakukan,
aku akan menebusnya. Kumohon, maafkan aku yang sudah meninggalkan rasa sakit
untukmu. Aku tidak pernah menyesal melahirkanmu. Ayah, Hyung dan adik laki
adalah hadiah terakhir yang aku tinggalkan untukmu.”
Joo Seung lantas melihat foto2
Nyonya Jo saat mengenakan hadiah2 darinya. Tangis Joo Seung pun pecah. Ia
menyesal karena sudah menuduh Ah Ran membunuh ibunya.
1 Tahun kemudian….
Jae Hee datang mengunjungi
makam sang kakak. Ia datang membawakan bunga, juga foto sang kakak dan foto
keluarga mereka yang sudah ia bingkai.
“Eonni, apa kau baik2 saja?
Kau tidak kedinginan. Aku tahu kau pasti merindukanku. Karena itulah aku datang
membawakan beberapa foto.” Ucap Jae Hee.
Tak lama berselang, Hyun Woo
datang membawa bunga. Jae Hee terkejut melihat Hyun Woo.
“Sudah lama sekali. Bagaimana
kabarmu? Apa kau baik2 saja?” tanya Hyun Woo.
“Aku baik2 saja, lalu
bagaimana denganmu?” ucap Jae Hee.
“Aku sangat sibuk, jadi aku
kehilangan banyak energiku.” Jawab Hyun Woo.
“Sejujurnya, aku membaca
berita itu di koran. Selamat atas keberhasilanmu. Tapi ngomong2 ini hari
peringatan kematian ibumu, kan?”
“Iya. Oya apa kau tahu? Joo
Seung sepertinya masih berpetualang. Suatu hari dia mengirimkan kartu pos
padaku. Aku menyuruhnya datang di hari peringatan kematian ibu.”
“Rasa sakit karena harus
kehilangan dua orang yang ia cintai sekaligus pasti tidak akan sembuh semudah
itu. Oya, pada akhirnya aku menerima diriku sebagai Joo Kyeong Ran.”
“Begitukah? Itu bagus.”
“Aku harus pergi sekarang. Ibu
panti sedang sakit. Aku harus memasak untuk anak2.”
Jae Hee pun mengulurkan
tangannya pada Hyun Woo. Hyun Woo menjabat tangan Jae Hee. Setelah itu mereka
berpisah. Kesedihan tampak jelas di wajah keduanya, terutama Hyun Woo yang
tidak rela berpisah dari Jae Hee.
Saat hendak pergi, Hyun Woo
melihat Joo Seung yang mengunjungi makam Ah Ran. Joo Seung datang membawakan
sebuket bunga dan sebuah tulisan untuk Ah Ran. Hyun Woo terpaku melihat Joo
Seung dari kejauhan.
Seperti kepingan salju yang
mengambang ke arahmu, jangan ragu. Jangan berhenti dan jangan sembunyi. Aku
ingin berlari ke dalam pelukanmu dan menjadi bagian dari tumpukan salju yang
abadi.
“Disana ada dua orang yang
ingin kulindungi. Yang satu adalah istriku, satunya lagi anak dari ibuku. Yang
satu sudah tiada, satunya lagi sangat tragis. Tapi kenapa aku tidak bahagia?
Joo Ah Ran, kau menang. Karena orang terakhir yang mengakhiri balas dendammu
adalah aku. Terima kasih karena kau sudah memaafkan kejahatan ibuku sebelum kau
pergi.” Batin Hyun Woo.
Joo Seung menatap makam Ah Ran
berkaca2. Hyun Woo beranjak pergi.
---------- TAMAT----------
Kenapa Ah Ran harus dibikin
meninggal? SWnya sunggung kejaaaam! Dari awal episode Ah Ran tidak pernah
bahagia. Kenapa SWnya tidak membiarkan Ah Ran bahagia? Ah Ran sudah memaafkan
Nyonya Jo, begitu pula dengan Hyun Woo dan keluarganya yang sudah memaafkan Ah
Ran. Mereka sudah saling berdamai, tapi kenapa Ah Ran harus meninggal?
Dan Nyonya Jo? Kenapa pula
harus mengakhiri hidupnya? Dia mengakhiri hidupnya, Ah Ran pun dituduh
membunuhnya karena mulut comberan Hyun Ji. Pernyataan Hyun Ji malah diperkuat
Yeon Jae cuma karena melihat Ah Ran di depan rumah Presdir Shin.
Menurutku, kenapa Ah Ran
datang ke rumah Presdir Shin karena dia ingin meminta maaf, namun ia ragu……
Temptation Of An Angel Ep 21 (Last Episode)
by
GenkPelangi
at
August 17, 2016
Tags
Temptation Of An Angel
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
About Me
Kumpulan Sinopsis
- Sinopsis Adamas
- Sinopsis Again My Life
- Sinopsis Alice
- Sinopsis Anna
- Sinopsis Babel
- Sinopsis Big Mouth
- Sinopsis Blessing of the Sea
- Sinopsis Blind
- Sinopsis Defendant
- Sinopsis Different Dreams
- Sinopsis Fantastic
- Sinopsis Graceful Family
- Sinopsis Gyeongseong Creature
- Sinopsis Happiness
- Sinopsis Hide and Seek
- Sinopsis Hide Identity
- Sinopsis I Have a Lover
- Sinopsis King Maker : The Change of Destiny
- SInopsis King the Land
- Sinopsis Lies of Lies
- Sinopsis Love Rain
- Sinopsis Maestra
- Sinopsis Moving
- Sinopsis My Golden Life
- Sinopsis My Happy End
- Sinopsis My Perfect Stranger
- Sinopsis Oh My Geum Bi
- Sinopsis Perfect Marriage Revenge
- Sinopsis Ruby Ring
- Sinopsis Ruler : Master Of The Mask
- Sinopsis Selection : The War Between Women
- Sinopsis Song of the Bandits
- Sinopsis still 17
- Sinopsis Temptation Of An Angel
- Sinopsis The Game : Towards Zero
- Sinopsis The Glory
- Sinopsis The Great Show
- Sinopsis The Legend Of The Blue Sea
- Sinopsis The Police Station Next to The Fire Station
- Sinopsis The Princess Man
- Sinopsis The Promise
- Sinopsis The World of the Married
- Sinopsis The Worst of Evil
- Sinopsis Train
- Sinopsis Undercover
- Sinopsis Unknown Woman
- Sinopsis Vigilante
- Sinopsis Watcher
- Sinopsis Wonderful World
Labels
- Adamas (1)
- Again My Life (20)
- Alice (6)
- Babel (47)
- Big Mouth (24)
- Blessing of the Sea (24)
- Blind (9)
- Defendant (35)
- Different Dreams (81)
- Fantastic (42)
- Flower of Evil (10)
- Good Witch (3)
- Graceful Family (63)
- Happines (24)
- Hide and Seek (77)
- Hide Identity (1)
- I Have a Lover (88)
- King Maker : The Change of Destiny (62)
- Lean Of You - Jung Yup (1)
- Lee Yoo Ri Setuju Bintangi Drama MBC Selanjutnya Spring Must Be Coming (1)
- Lies of Lies (32)
- live up to your name (36)
- Love Rain (16)
- Love Story - Lyn (1)
- Maestra (5)
- My Golden Life (100)
- My Happy End (15)
- Oh My Geum Bi (6)
- Perfect Marriage Revenge (2)
- Ruby Ring (181)
- Ruler : Master Of The Mask (56)
- Selection : The War Between Women (63)
- SInopsis King the Land (1)
- Temptation Of An Angel (22)
- The Game : Towards Zero (50)
- The Glory (1)
- The Great Show (62)
- The Legend Of The Blue Sea (39)
- The Police Station Next to The Fire Station (3)
- The Princess Man (24)
- The Promise (211)
- The Road : The Tragedy of One (1)
- The Second Anna (5)
- The World of the Married (21)
- The Worst of Evil (1)
- Train (2)
- Undercover (9)
- Unknown Woman (92)
- VIP (1)
- Watcher (65)
Blog Archive
- ► 2020 (285)
- ► 2019 (614)
- ► 2018 (436)
- ► 2017 (209)
Recent Comments
Followers
-
[Sebelumnya ] Di kediamannya, Hae Sung sedang latihan dibimbing oleh Chang Suk. “Pikiran kosong, mata kosong, tapi setelah ia menemuk...
-
Sebelumnya.... 1 Tahun Kemudian…. Hae Sung dan Chang Suk tampak sedang bersiap2. Chang Suk berkata, setahun sudah berlalu. Hae ...
Menurut aku endingnya justru bagus, dengan begini mereka sadar kalau mereka yang telah bersalah terhadap Ah Ran, sedangkan Ah Ran, dia pasti sudah tenang. Karena yang paling menyedihkan adalah orang yang masih hidup dengan penuh penyesalan