Sebelumnya....
Seol
Ri dan Hae Gang bertemu di depan lift. Seol Ri lagi2 menatap Hae Gang penuh
dengan kebencian. Keduanya lalu masuk lift bersama. Seol Ri penasaran, ia
bertanya kenapa Hae Gang tidak menanyakan alasan kenapa ia datang.
“Karena
kau datang ke sini bukan untuk bertemu denganku.” Jawab Hae Gang.
“Lalu
menurutmu siapa yang aku temui di sini?” tanya Seol Ri.
“Tidak
penting bagiku siapa yang kau temui, jadi kau tidak perlu menceritakannya.”
Jawab Hae Gang.
“Benarkah
kau tidak peduli siapa yang aku temui?” tanya Seol Ri.
“Sepanjang
bukan diriku.” jawab Hae Gang.
“Aku
yang mengirim CEO Mi Do padamu. Aku bahkan menjemput dia di penjara saat dia
bebas. Aku juga mengirimkan fax pada Choi Jin Eon, karena aku pikir dia harus
tahu hal mengerikan apa yang sudah kau lakukan. Strategi yang digunakan untuk
melawan gugatan yang dilayangkan Mi Do Farmasi atas pelanggaran hak paten, kau
ingat sekarang, dokumen mengerikan yang kau ciptakan?” ucap Seol Ri.
“Kau
melakukan hal yang tidak penting lagi. Dia sudah tahu tentang itu.” jawab Hae
Gang.
“Kurasa
kita harus menunggu dan melihat apakah yang kulakukan ini sia2 atau tidak. Aku
melakukannya untuk Shin Il Sang, kau tahu?” ucap Seol Ri.
Hae
Gang mulai kesal.
“Kali
ini aku akan menjadi duri disampingmu.” Ucap Seol Ri sambil menatap tajam Hae
Gang.
Seol
Ri lalu melirik sinis ke sepatu Hae Gang.
“Aku
akan menjadi batu yang tidak berguna yang berada di dalam sepatu mahalmu itu.
Aku akan melepaskan semuanya. Aku melepaskan Jin Eon Sunbae, aku melepaskan
diriku. Karena aku tidak punya apa2 untuk dijaga, aku merasa bebas. Aku tidak
akan mencoba untuk membayangkan akhir dimana aku mendapatkan Sunbae, akhirmu
dan akhirku, tidak peduli kesalahan besar yang kau dan aku lakukan, adalah
sesuatu yang ingin kulihat. Do Hae Gang-ssi, berdasarkan seberapa besar
kesalahan yang kita berdua lakukan, ayo kita terima hukumannya.” Ucap Seol Ri.
Di
ruangannya, Jin Eon tampak melamun memikirkan sesuatu. Tak lama kemudian, Tae
Seok datang membawakan minuman. Tae Seok ingin tahu apa yang mau dibicarakan
Jin Eon. Jin Eon pun bertanya, apa yang disembunyikan ayahnya darinya.
“Kecelakaan
saat mendaki, dimana dua orang yang melakukannya tapi hanya satu yang selamat,
apakah itu benar?” tanya Jin Eon.
“Hanya
ayah yang tahu kebenarannya. Tidak peduli dia membunuh temannya atau hanya
melihat temannya mati, hanya ayah yang mengetahuinya.” Jawab Tae Seok.
Jin
Eon terhenyak…
“Namun
ada satu kebenaran yang aku ketahui, fakta bahwa ayah mencuri Ssanghwasan yang
dikembangkan temannya, di hari berikutnya, temannya itu meregang nyawa. Tidak
peduli apakah dia benar2 membunuh ayah Wakil Presdir Do Hae Gang, tanpa
diketahui oleh seseorang atau tidak, dia mencuri dan mendirikan Cheon Nyeon
Farmasi dengan Ssanghwasan yang dikembangkan ayah Pengacara Do dengan darah dan
keringat. Itulah bagaimana perusahaan kita berkembang.Meskipun kenyataan ini
mengerikan, kita harus mengetahuinya, Adik Ipar.” Ucap Tae Seok.
Jin
Eon syok, ia sama sekali tidak menyangka ayahnya bisa melakukan itu.
Hae
Gang berjalan keluar dari gedung Farmasi Cheon Nyeon sambil mengingat kata2 Jin
Eon tentang dirinya yang diam saja padahal sudah tahu tentang laporan yang
dipalsukan.
Hae
Gang lantas berbalik dan menatap ke arah gedung kantornya dengan penuh
penyesalan. Hae Gang lalu berkata bahwa semua yang dikatakan Jin Eon itu benar.
Bahwa dirinya tetap diam meski sudah tahu kebenarannya, dan ia melakukan itu
demi perusahaan yang didirikan oleh ayah Jin Eon.
Hae
Gang juga ingat permintaan Presdir Choi yang menyuruhnya menyingkirkan orang2
Tae Seok.
Setelah
itu, Hae Gang ingat perkataan Jin Eon tentang dirinya yang ingin menjadi anjing
pemburu bagi Cheon Nyeon Farmasi lagi.
Sebuah
suara mengejutkannya. Hae Gang berbalik dan terkejut menemukan kertas yang
diikat dengan batu di depannya. Hae Gang memungutnya dan terkejut membacanya.
Isinya, berupa ancaman tentang dosa2 yang dilakukan Hae Gang.
Seketika
ingatan Hae Gang melayang saat Seok melindunginya dari lemparan batu. Ia juga
ingat saat seseorang melemparnya dengan batu saat ia di mobil, hingga kaca
mobilnya pecah. Hae Gang pun mulai takut, tapi meskipun takut, ia tetap
menyuruh orang itu keluar untuk menghadapinya.
Jin
Eon tampak tak sanggup menghadapi kenyataan tentang ayahnya yang membunuh ayah
Hae Gang setelah mencuri Ssanghwasan. Saat hendak meninggalkan ruangannya,
ingatannya seketika melayang pada Hae Gang setelah insiden dengan Shin Il Sang.
“Bahkan setelah mengetahui semuanya, kau masih
berpikir ingin memulai kembali denganku?” tanya Hae Gang.
“Tidak ada yang tidak bisa kulakukan untukmu.
Apakah kau mengizinkannya atau tidak, semua adalah keputusanmu.” Jawab Jin Eon.
“Bagaimana bisa?” tanya Hae Gang tidak mengerti.
Flashback selesai…
Jin
Eon lantas beranjak meninggalkan ruangannya dengan langkah gontai.
Seok
yang sedang sibuk dengan berkas2nya dikejutkan dengan kedatangan Hae Gang. Hae
Gang datang tidak dengan tangan kosong, ia membawa sekantung plastic berisi
kaleng bir. Seok pun menyambut Hae Gang dengan antusias.
“Karena
kita tidak boleh membicarakan pekerjaan, jadi tidak ada yang bisa kita
bicarakan, kan? Jadi ayo kita habiskan saja bir ini.” ucap Seok.
“Seok-ah,
kenapa kau tidak bertanya apa yang kulakukan hari ini?” tanya Hae Gang.
“Memangnya
apa yang kau lakukan?” tanya Seok.
“Aku
pergi ke Stasiun Imjin. Kalau kau sedang frustasi, alangkah baiknya kau pergi
ke sana. Itu akan membantu menjernihkan mata dan kepalamu.” Jawab Hae Gang.
“Karena
aku sedang frustasi, jadi aku pastikan besok aku akan ke sana.” Ucap Seok.
Tae
Seok makan malam dengan Shin Il Sang!! Tapi Shin Il Sang hanya memilih minum
saja. Tae Seok pun menyuruh Shin Il Sang untuk makan sesuatu, tapi Shin Il Sang
tetap menolak.
“Jika
kau makan itu, aku akan mengembalikan Pancillate padamu.” Jawab Tae Seok.
“Apa
kau bilang?” tanya Shin Il Sang.
“Aku
bilang aku akan mengembalikan obat yang dicuri Cheon Nyeon Farmasi padamu jika
kau mau memakan makanan yang kuberikan padamu. “ jawab Tae Seok.
“Kenapa?
Apa kau mau membunuhku dengan racun di dalam ikan buntal ini?” tanya Shin Il
Sang.
“Mereka
bilang racun yang dimiliki seekor ikan buntal dapat membunuh lebih dari 3
orang. Apa kau tahu, seseorang dari perusahaan farmasi di Jepang mengembangkan
obat penghilang sakit dari racun ikan buntal? Jika kau menggunakan racun dengan
baik, kau dapat membuatnya menjadi obat. Hanya beberapa. Itu bisa membuat rasa
sakit atas penderitaan yang kau rasakan menghilang.” Jawab Tae Seok.
Shin
Il Sang pun langsung memakan daging ikan buntal tersebut.
“Katakan
dengan jelas, apa yang kau inginkan dariku? Aku harus tahu permainan apa yang
kau ciptakan, jadi aku bisa memutuskan apakah aku akan ikut di dalamnya atau
tidak.’ Jawab Shin Il Sang.
“Kirim
Do Hae Gang dan Choi Man Ho ke penjara. Seseorang yang memegang kartuku,
menyuruhku untuk menghancurkan Do Hae Gang. Do Hae Gang hanya anjing pemburu.
Jika Do Hae Gang mengancam Mi Do Farmasi, seseorang yang berada di belakangnya
adalah Presdir Choi Man Ho.” Ucap Tae Seok.
“Apa
jaksa tahu soal ini? Aku akan pergi menemui jaksa besok.” Jawab Shin Il Sang.
“Mulailah
mencari bukti kejahatan Choi Man Ho. Aku akan memperkenalkanmu pada jaksa kapan
pun kau mau. Juga selidiki cerita seorang peneliti yang bunuh diri dengan
melompat dari ketinggian.” Ucap Tae Seok.
“Mengirim
Do Hae Gang dan Choi Man Ho ke penjara?” gumam Shin Il Sang sembari tersenyum
licik.
“Aku
akan mendapatkan Cheon Nyeon Farmasi dan kau akan mendapatkan kembali obatmu.”
Jawab Tae Seok.
Jin
Eon berdiri lemas di depan meja Hae Gang. Ingatannya seketika melayang pada Hae
Gang, saat mereka menghabiskan malam natal di villa.
Jin
Eon pun terluka, ia tak sanggup membayangkan bagaimana reaksi Hae Gang saat
tahu apa yang sudah dilakukan ayahnya.
Hae
Gang yang tidak tahu apa2, lagi lomba minum bir dengan Seok. Hae Gang pun
keluar sebagai pemenang karena berhasil menghabiskan bir nya duluan. Hae Gang
heran karena lagi2 Seok kalah darinya.
“Jika
kau kalah di persidangan….”
“Aku
tidak akan kalah. Walaupun aku kalah soal minum, aku tidak akan kalah dalam
persidangan. Kau tahu kenapa? Karena aku harapanmu.”
“Ya,
kau adalah harapanku. Baek Seok adalah harapanku.”
Seok
lantas menyanyikan sebuah lagu yang membuat Hae Gang menitikkan air mata.
Sementara itu, Jin Eon berdiri di depan apartemen Hae Gang. Fakta tentang apa
yang sudah dilakukan ayahnya membuat ia takut menemui Hae Gang.
Tak
lama kemudian, Jin Eon beranjak pergi dengan langkah gontai. Namun langkahnya
seketika terhenti saat ia melihat Hae Gang yang berjalan menuju apartemen
dengan kondisi mabuk. Tak lama, langkah Hae Gang juga terhenti saat menyadari
kehadiran Jin Eon.
Keduanya
saling menatap dengan tatapan terluka. Tak lama kemudian, Hae Gang beranjak ke
apartemennya, namun langkahnya kembali terhenti. Ia pun menatap Jin Eon
sejenak, sebelum akhirnya menghampiri Jin Eon.
“Jangan
mendekat! Cepat masuklah Do Hae Gang.” suruh Jin Eon yang ketakutan dengan
fakta kalau2 memang ayahnya pembunuh ayah Hae Gang.
Hae
Gang pun semakin luka. Hae Gang yang mabuk itu pun lantas masuk ke
apartemennya. Ia bersusah payah menaiki tangga, sehingga akhirnya ia terjatuh
di depan pintu apartemennya. Jin Eon menyusul Hae Gang. Ia terluka melihat Hae
Gang seperti itu.
Jin
Eon pun memapah Hae Gang ke dalam. Ia membantu Hae Gang berbaring di tempat
tidur. Ia melepaskan mantel Hae Gang, juga mengambilkan air untuk Hae Gang,
mencopot sepatu Hae Gang dan menyelimuti Hae Gang. Kata2 Tae Seok tentang
kemungkinan ayahnya yang sudah membunuh ayah Hae Gang pun kembali terngiang di
telinganya. Juga fakta mengenai sang ayah yang mencuri obat yang dikembangkan
ayah Hae Gang.
Saat
meletakkan tas Hae Gang di meja, Jin Eon melihat foto mereka yang terpajang
manis di meja. Di dalam foto itu, ia dan Hae Gang duduk di sebuah taman. Hae
Gang terlihat memangku Eun Sol. Mereka bertiga terlihat sangat bahagia.
Tangis
Jin Eon pun seketika pecah menatap foto kebersamaan mereka saat itu.
Keesokan
harinya, Hae Gang terbangun dan langsung menenggak air yang sudah diletakkan
Jin Eon di meja disamping ranjangnya. Tak lama kemudian, Hae Gang pun menyadari
bahwa Jin Eon yang memapahnya ke kamar semalam. Hae Gang panic, ia langsung
berlari ke mejanya dan mengambil foto kebersamaan mereka. Ia yakin bahwa Jin
Eon sudah melihat foto itu.
Di
kamarnya, Seol Ri sedang melamun memikirkan kata2 Tae Seok yang ada di dalam
rekaman ponselnya. Tak lama kemudian, Seok datang dan ingin tahu apa yang dokter
katakan tentang tulang Seol Ri. Seol Ri pun berkata mengenai kondisi tulangnya
yang rapuh dan dokter memberinya obat untuk menguatkan tulangnya.
Seok
lantas menggenggam tangan Seol Ri untuk menguatkan Seol Ri.
“Antara
aku dan Do Hae Gang, kalau kau harus melepaskan tangan diantara kami, tangan
mana yang akan kau lepaskan?” tanya Seol Ri.
Seketika
Seok terdiam.
“Pikirkan
ini baik2. Kalau kita bertiga berdiri di tepi jurang, tangan mana yang akan kau
lepaskan dan kau biarkan jatuh ke jurang?” tanya Seol Ri.
“Omong
kosong apa ini? Aku tidak akan membawamu ke jurang, aku akan membawamu ke
padang rumput.” Jawab Seok.
“Lakukan
dengan baik hari ini. Jangan biarkan Do Hae Gang mendorong atau
menekanmu.”pinta Seol Ri.
Jin
Ri terkejut saat Tae Seok memberitahunya tentang Jin Eon yang mulai mencari
tahu fakta dibalik kematian Ji Hoon. Namun, ia heran karena Jin Eon masih belum
melakukan apa2.
“Dia
tidak akan bergerak hanya karena kata2ku. Dia mungkin akan mencoba untuk
mencari tahu kebenarannya sendiri.” Jawab Tae Seok.
“Bagaimana
caranya dia akan membuktikan kebenaran dari 30 tahun yang lalu?” tanya Jin Ri.
“Aku
tidak tahu penyebab kematian ayah Do Hae Gang, tapi tentang Ssanghwasan, jika
kau mengecek pendaftaran hak patennya di internet, kau akan tahu kalau ayah
mertua telah mencurinya. Dia mungkin akan gila. Melihat kepribadian Adik Ipar,
dia mungkin akan memilih mati atau membunuh ayahnya.” jawab Tae Seok.
“Hidup
seperti apa yang dia miliki? Ini bukan tentang penderitaannya hidup dengan Do
Hae Gang. Hidupnya penuh pasang surut. Hidupnya akan terus seperti itu silih
berganti, kenapa tragedinya tidak pernah berakhir?” ucap Jin Ri.
“Itu
karena dia memiliki seorang ayah yang baik. Dia terlahir dengan beberapa ratus
milyar won sendok garpu emas. Kau mungkin bahagia dengan beberapa ribu won,
tapi kau juga memiliki tragedy dengan beberapa ribu won atau seratus milliard
won.” Jawab Tae Seok.
“Bagaimana
sikap Jin Eon sekarang, Yeobo?” tanya Jin Ri.
“Dia
akan menghancurkan dirinya sendirian atau hancur dengan ayah mertua.” Jawab Tae
Seok.
Benar
saja!! Jin Eon sudah mengkonfirmasi sendiri tanggal pendaftaran Ssanghwasan.
Pada tanggal 10 Mei 1981, Ji Hoon sendiri yang mendaftarkan hak patennya. Namun
hak paten tersebut didaftarkan kembali pada tanggal 16 Mei oleh Presdir Choi.
“Dia mencuri Ssanghwasan yang dikembangkan
sahabatnya. Pada hari berikutnya, sahabatnya ditemukan tewas.”
Kata2
Tae Seok itu kembali terngiang di kupingnya. Tak hanya itu, Jin Eon juga
membaca artikel tentang kematian Ji Hoon. Di artikel tersebut tertulis, kedua
pendaki (read : Dokgo Ji Hoon dan Choi Man Ho) jatuh karena tali yang putus.
Sementara
itu, Presdir Choi dan Nyonya Hong sedang berdebat tentang film yang akan mereka
tonton. Tak lama kemudian, Jin Eon turun ke bawah dan menatap sang ayah dengan
pandangan kecewa. Nyonya Hong dan Presdir Choi masih berdebat soal film, hingga
akhirnya perdebatan itu terhenti ketika Jin Eon mengajak mereka nonton bersama.
Tapi Nyonya Hong menolak, ia berkata ia tidak bisa pergi hari itu karena sudah
ada janji.
Hae
Gang berada di parkiran ketika seorang pria muda bertopi hitam mendekati
mobilnya. Hae Gang pun ketakutan, ia melarang pria itu mendekati mobilnya. Pria
itu kemudian pergi setelah menyelipkan sesuatu di kaca mobil Hae Gang.
Bersamaan dengan itu, Jin Eon datang dan berpapasan dengan pria itu. Pria itu
menghentikan langkahnya, ia menoleh dan menatap tajam ke arah Hae Gang. Jin Eon
menatap pria itu. Pria itu langsung terkejut, ia segera pergi sambil menutupi
wajahnya dengan topi. Jin Eon pun langsung mencurigai pria itu. Hae Gang
kemudian datang menghampiri Jin Eon.
“Kau
seharusnya memberi hormat padaku. Bagaimana bisa kau tetap menegakkan kepalamu
setelah melihat atasanmu?” ucap Hae Gang.
Namun
Jin Eon diam saja sembari menatap Hae Gang dengan tatapan cemas.
“Kau
lagi2 menatapku seperti itu.” ucap Hae Gang.
“Aku
duluan.” Ucap Hae Gang lagi, lalu beranjak pergi.
Hae
Gang menunggu pintu lift terbuka. Sementara Jin Eon masih terpaku di tempatnya.
Hae Gang menoleh ke Jin Eon, ia pun terheran2 menatap Jin Eon. Tak lama
kemudian, Hae Gang pun kembali menghampiri Jin Eon.
“Ada
apa? Apa ada sesuatu yang terjadi?
Sesuatu yang buruk? Cepatlah, katakan padaku.” Ucap Hae Gang cemas.
“Haruskah
kita pindah keluar negeri? Jauh, sejauh mungkin, hanya kita berdua. Galapagos,
ayo hidup di sana. Lebih banyak kura2 dan iguana yang hidup di sana ketimbang
manusia. Kita bisa menetap di sebuah pulau, lalu membeli sebuah kapal dan pergi
ke laut sesekali dan makan juga tidur.” Jawab Jin Eon.
“Ada
apa?” tanya Hae Gang.
“Aku
akan membuatmu bahagia. Bahagia setiap hari, setiap waktu. Ayo pergi, Hae
Gang-ah. Ayo kita pergi.” Jawab Jin Eon.
“Kita
bicarakan ini setelah selesai bekerja. Ayo masuk.” Ucap Hae Gang, lalu pergi.
Tangis
Jin Eon hampir pecah. Hae Gang menatap bingung ke arah Jin Eon. Tak lama, Hae
Gang kembali menghampiri Jin Eon. Ia mengajak Jin Eon masuk, tapi Jin Eon malah
memeluknya dengan erat. Hae Gang pun semakin bingung dibuatnya.
Yong
Gi bicara dengan Seok via phone sambil menggulung2 adonan. Yong Gi ingin tahu
jam berapa persidangannya dimulai. Seok cemas, ia berkata Yong Gi tidak akan
nyaman berada di persidangan. Yong Gi berkata ia mau pergi karena ia penasaran
dengan apa yang akan dikatakan Hae Gang saat persidangan.
“Baiklah,
kau boleh pergi. Kau akan datang sebagai saksi. Tapi kau harus ingat, bahwa apa
yang kau lihat nanti tidak sepenuhnya benar.” jawab Seok.
“Aku
akan melakukan apapun untuk mengambil jurnal dan catatanku yang sudah dia ambil
dan aku akan memberikannya padamu. Jika kau memiliki catatan itu, kau bisa
memenangkan kasus ini.” ucap Yong Gi.
“Aku
memilikinya, Yong Gi-ya. Copy-an catan dan jurnal mu, aku memilikinya.” Jawab
Seok.
“Bagaimana
bisa?” tanya Yong Gi.
“Itulah
maksudku, bagaimana bisa aku memilikinya. Kau tidak pernah mengatakan apapun
tentang ini.” jawab Seok.
Yong
Gi pun langsung menyadari sesuatu.
“Ong
Gi yang kesepian berjuang sendirian melawan dirinya sebagai Pengacara Do Hae
Gang. Aku tidak bisa, jadi kau datang lah untuk menyemangatinya.” Ucap Seok.
Yong
Gi pun resah mendengarnya. Tiba2, Yong Gi dikejutkan dengan kedatangan Jin Ri.
Yong Gi akhirnya membukakan pintu untuk Jin Ri setelah keduanya saling
bertatapan tajam lewat layar intercom.
Begitu
masuk, Jin Ri langsung menatap tajam Yong Gi. Yong Gi pun dengan sengaja
menepuk2 tangannya yang penuh tepung di depan Jin Ri sambil berkata kalau ia
sedang sibuk membuat mie. Yong Gi lantas menyuruh Jin Ri duduk di dapur
bersamanya.
“Aku
sedang membuatkan makan siang untuk Gyu Seok kami, jadi aku tidak punya banyak
waktu untuk duduk2 mengobrol denganmu.” Ucap Yong Gi.
Jin
Ri pun marah, siapa dirimu sampai kau bisa memanggilnya Gyu Seok mu? Apa kau
tidak bisa membedakan mana langit mana bumi?
Yong
Gi pun makin bersemangat mengerjai Jin Ri.
“Omo,
apa kau memiliki gangguan kemarahan? Kenapa kau begitu marah? Baiklah, aku akan
memanggilnya dokter saja agar perasaanmu menjadi lebih baik.”
“Ap…
ap… ap… apa?” kaget Jin Ri.
“Aku
harus menyelesaikan pekerjaanku terlebih dahulu, jadi bernapaslah dengan baik.”
Jawab Yong Gi, lalu pergi ke dapur dengan sambil tersenyum geli.
Sementara
itu, Woo Joo marah karena Gyu Seok hanya sibuk membaca buku dan tidak
mempedulikannya. Gyu Seok beralasan kalau dirinya tak bisa memperhatikan Woo
Joo setiap waktu. Woo Joo lantas bertanya, apa Gyu Seok lebih menyukai buku
daripada dirinya.
“Iya,
aku menyukai mereka. Sekitar 10 buku yang kusukai lebih daripada dirimu. Tapi
dibanding banyak orang, aku lebih menyukaimu.” Jawab Gyu Seok.
Tapi
Woo Joo tetap saja kecewa.
“Kalau
kau kecewa padaku, temukan 10 buku yang kau sukai. Maka hati kita akan menjadi
sama dalam apa yang kita sukai.” Ucap Gyu Seok.
Woo
Joo pun menganggukkan kepalanya. Senyumnya kemudian merekah saat Gyu Seok
mengajaknya ke toko buku.
Diluar, Jin Ri marah karena Yong Gi tidak mau putus
dengan Gyu Seok. Jin Ri berkata itu tidak masuk akal, karena Yong Gi adalah
seorang ibu. Yong Gi awalnya tidak mempedulikan kata2 Jin Ri, namun hatinya
terusik kala Jin Ri menyebutkan soal penyakit Woo Joo.
“Tidak
peduli masuk akal atau tidak, aku akan menunjukkannya padamu, Kakak Ipar.”
Jawab Yong Gi.
“Ap…
ap… apa? Kakak ipar? Berani sekali kau. Coba katakan sekali lagi!” ucap Jin Ri
kesal.
“Kakak
Ipar.” Jawab Yong Gi.
Jin
Ri pun syok mendengarnya.
“Seperti
yang kau bilang, aku ini ibu dari seorang anak dan anakku sakit. Tapi kalau Gyu
Seok kami menyukainya, bagaimana bisa aku menolaknya?” ucap Yong Gi lagi.
Tepat
saat itu, Gyu Seok dan Woo Joo menghampiri mereka. Jin Ri yang gak menyadari
kehadiran Gyu Seok pun mengamuk. Ia menghambur2kan adonan mie yang sudah siap
dimasak. Melihat itu, Gyu Seok buru2 melindungi Yong Gi. Ia menjadikan tubuhnya
tameng agar Yong Gi tidak terkena adonan mie itu.
Akibatnya,
Gyu Seok menyuruh Jin Ri membuat ulang adonan mie yang dihancurkannya. Yong Gi
ikut memanasi Jin Ri dengan menyodorkan bahan2 membuat mie dan sarung tangan
padanya. Tak hanya itu, Yong Gi juga memanasi Jin Ri dengan menyenderkan
kepalanya di bahu Gyu Seok. LOL LOL
Jin
Ri meremas2 adonan mie dengan tampang jijik sambil diawasi Gyu Seok. Tak lama,
Nyonya Kim pulang dan terheran2 melihat apa yang dilakukan Jin Ri. Nyonya Kim
pun menghampiri Yong Gi dan mencari tahu kenapa Jin Ri melakukan itu dengan
bertanya pada Yong Gi.
“Dia
benar2 takut dengan adik iparnya.” Jawab Yong Gi penuh semangat.
Hae
Gang memberitahu Tae Seok kalau dirinya dapat perintah dari Presdir Choi untuk
merestrukturisasi perusahaan. Tae Seok protes, Hae Gang pun menjelaskan kalau
ia hanya mendengarkan apa yang sudah diputuskan Presdir Choi.
“Mulai
tahun depan, jika restrukturisasi terdengar, selain resistensi karyawan, hal
itu akan berimbas pada harga saham kita. Ayo kita lakukan saat musim panas
tiba, Wakil Presdir Do.” Ucap Tae Seok.
“Kau
salah. Restrukturisasi tidak berlaku pada karyawan, tapi pada manajemen
perusahaan.” Jawab Hae Gang.
Tae
Seok kaget.
“Saat
kau pergi ke pemakaman, kau tidak akan hanya melihat mereka berkabung atau
bersedih. Mereka akan tertawa dan berisik. Dan kemudian, mereka terbebas dari
rasa frustasi. Aku akan pergi setelah menyingkirkan seekor babi yang mengambil
banyak uang tanpa melakukan apapun.” Ucap Hae Gang.
Hae
Gang lantas memberikan dokumen yang berisi siapa2 saja yang akan
direstrukturisasi. Dimulai dari Kim Hwak Soo (Produser Kim) yang menjabat sebagai Wakil Kepala Direktur Strategi,
yang menerima 8 milliar dari Rumah Sakit Jae Yee sebagai biaya tambahan. Tae
Seok pun terpengarah melihatnya. Hae Gang menyuruh Tae Seok untuk secepatnya
memotong ekor Kim Hwak Sook.
“Aku
mau ke persidangan.” Ucap Hae Gang, lalu keluar dari ruangan Tae Seok.
Namun
langkahnya terhenti setibanya diluar. Ia menatap ke arah ruangan Jin Eon dengan
sejuta tanda tanya di benaknya. Manajer Byeon ingin memberitahu Jin Eon soal
kedatangan Hae Gang, namun Hae Gang melarangnya dan bergegas pergi.
Sementara
itu, di ruangannya, Tae Seok berkata dalam hatinya bahwa ia tak akan membiarkan
siapapun menjatuhkannya. Ia berkata orang yang akan jatuh adalah Hae Gang sendiri,
bukan dirinya. Tae Seok lantas mendapat kiriman foto2 Seok yang sedang berdiri
di atas jembatan stasiun Imjin lewat emailnya. Tae Seok pun semakin panic
melihatnya.
Bersambungke part 2…………..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
About Me
Kumpulan Sinopsis
- Sinopsis Adamas
- Sinopsis Again My Life
- Sinopsis Alice
- Sinopsis Anna
- Sinopsis Babel
- Sinopsis Big Mouth
- Sinopsis Blessing of the Sea
- Sinopsis Blind
- Sinopsis Defendant
- Sinopsis Different Dreams
- Sinopsis Fantastic
- Sinopsis Graceful Family
- Sinopsis Gyeongseong Creature
- Sinopsis Happiness
- Sinopsis Hide and Seek
- Sinopsis Hide Identity
- Sinopsis I Have a Lover
- Sinopsis King Maker : The Change of Destiny
- SInopsis King the Land
- Sinopsis Lies of Lies
- Sinopsis Love Rain
- Sinopsis Maestra
- Sinopsis Moving
- Sinopsis My Golden Life
- Sinopsis My Happy End
- Sinopsis My Perfect Stranger
- Sinopsis Oh My Geum Bi
- Sinopsis Perfect Marriage Revenge
- Sinopsis Ruby Ring
- Sinopsis Ruler : Master Of The Mask
- Sinopsis Selection : The War Between Women
- Sinopsis Song of the Bandits
- Sinopsis still 17
- Sinopsis Temptation Of An Angel
- Sinopsis The Game : Towards Zero
- Sinopsis The Glory
- Sinopsis The Great Show
- Sinopsis The Legend Of The Blue Sea
- Sinopsis The Police Station Next to The Fire Station
- Sinopsis The Princess Man
- Sinopsis The Promise
- Sinopsis The World of the Married
- Sinopsis The Worst of Evil
- Sinopsis Train
- Sinopsis Undercover
- Sinopsis Unknown Woman
- Sinopsis Vigilante
- Sinopsis Watcher
- Sinopsis Wonderful World
Labels
- Adamas (1)
- Again My Life (20)
- Alice (6)
- Babel (47)
- Big Mouth (24)
- Blessing of the Sea (24)
- Blind (9)
- Defendant (35)
- Different Dreams (81)
- Fantastic (42)
- Flower of Evil (10)
- Good Witch (3)
- Graceful Family (63)
- Happines (24)
- Hide and Seek (77)
- Hide Identity (1)
- I Have a Lover (88)
- King Maker : The Change of Destiny (62)
- Lean Of You - Jung Yup (1)
- Lee Yoo Ri Setuju Bintangi Drama MBC Selanjutnya Spring Must Be Coming (1)
- Lies of Lies (32)
- live up to your name (36)
- Love Rain (16)
- Love Story - Lyn (1)
- Maestra (5)
- My Golden Life (100)
- My Happy End (15)
- Oh My Geum Bi (6)
- Perfect Marriage Revenge (2)
- Ruby Ring (181)
- Ruler : Master Of The Mask (56)
- Selection : The War Between Women (63)
- SInopsis King the Land (1)
- Temptation Of An Angel (22)
- The Game : Towards Zero (50)
- The Glory (1)
- The Great Show (62)
- The Legend Of The Blue Sea (39)
- The Police Station Next to The Fire Station (3)
- The Princess Man (24)
- The Promise (211)
- The Road : The Tragedy of One (1)
- The Second Anna (5)
- The World of the Married (21)
- The Worst of Evil (1)
- Train (2)
- Undercover (9)
- Unknown Woman (92)
- VIP (1)
- Watcher (65)
Blog Archive
- ► 2020 (285)
- ► 2019 (614)
- ► 2018 (436)
- ► 2017 (209)
Recent Comments
Followers
-
[Sebelumnya ] Di kediamannya, Hae Sung sedang latihan dibimbing oleh Chang Suk. “Pikiran kosong, mata kosong, tapi setelah ia menemuk...
-
Sebelumnya.... 1 Tahun Kemudian…. Hae Sung dan Chang Suk tampak sedang bersiap2. Chang Suk berkata, setahun sudah berlalu. Hae ...
0 Comments:
Post a Comment