Sebelumnya...
[Satu Minggu Sebelum Persidangan]
Disaat Bangjang, Wooruk dan Moongchi sibuk main kartu dengan taruhan makanan, Jung Woo sibuk membuat catatan. Milyang yang duduk di sebelah Jung Woo menanyakan tentang sidang kedua Jung Woo yang akan digelar sebentar lagi dan ingatan Jung Woo. Jung Woo pun berkata, ia sudah mendapatkan ingatannya kembali walau hanya sedikit.
Kembali ke saat Jung Woo sengaja membuat masalah agar dijebloskan ke sel isolasi, tapi sel isolasi yang biasa dia huni malah sudah ditempati tahanan lain.
[Satu Minggu Sebelum Persidangan]
Disaat Bangjang, Wooruk dan Moongchi sibuk main kartu dengan taruhan makanan, Jung Woo sibuk membuat catatan. Milyang yang duduk di sebelah Jung Woo menanyakan tentang sidang kedua Jung Woo yang akan digelar sebentar lagi dan ingatan Jung Woo. Jung Woo pun berkata, ia sudah mendapatkan ingatannya kembali walau hanya sedikit.
āKudengar
pertarungannya bakal sengit karena banyaknya barang bukti.ā Ucap Milyang.
āAda
beberapa bagian yang mencurigakan juga. Aku harus memeriksa beberapa hal sampai
sidangnya tiba.ā Jawab Jung Woo.
Kepala
Tahanan juga membahas sidang kedua Jung Woo dengan Min Ho. Kepala Tahanan
meminta Min Ho tidak perlu khawatir. Kepala Tahanan lalu memuji ide Min Ho.
Usai berbicara dengan Min Ho, Kepala Tahanan langsung menghubungi anak buahnya.
Para
petugas langsung mendatangi sel yang dihuni Jung Woo cs. Petugas memeriksa
lemari Jung Woo dan mereka menemukan rokok di sana. Jung Woo pun mengelak, ia
berkata rokok itu bukan miliknya tapi petugas tidak peduli dan menyeretnya
keluar. Hanya Milyang yang sadar rokok itu adalah jebakan untuk menjebloskan
Jung Woo ke sel isolasi.
āItu
bukan milikku! Lepaskan. Lepaskan aku! Itu bukan rokokku. Lepaskan aku!ā teriak
Jung Woo.
Dan
buku catatan Jung Woo pun terjatuh.
āBaiklah.
Aku akan pergi. Aku akan pergi. Aku hanya perlu buku catatanku. Sidangku sudah
dekat! Sidangku sebentar lagi! Sidangku sebentar lagi! Itu bukan milikku. Rokoknya
bukan milikku!ā teriak Jung Woo.
Tepat
saat itu, Tae Soo lewat dan melihat Jung Woo yang akan diseret ke sel isolasi.
Tae Soo pun mulai memikirkan sesuatu.
Petugas
yang menjebak Jung Woo menyerahkan buku catatan Jung Woo ke Kepala Tahanan.
Kepala Tahanan tersenyum puas melihat buku catatan itu.
Buku
catatan itu pun diserahkan Kepala Tahanan ke Min Ho. Min Ho pun mengaku bahwa
ia mengenal sebagian orang di Departemen Kehakiman dan berjanji akan mencari
tahu apakah Kepala Tahanan bisa dipindahkan ke Seoul.
āAstaga,
terima kasih.ā Seru Kepala Tahanan.
āTapi
kenapa kau melakukan hal semacam itu padanya?ā tanya Kepala Tahanan penasaran.
āAdikku
memang suka membuat masalah, tapi kalau bukan karena Jaksa Park, dia tidak akan
jadi begini.ā Jawab Min Ho.
āBegitu
rupanya.ā Ucap Kepala Tahanan mengerti.
Min
Ho lalu menuangkan minuman untuk si Kepala Tahanan.
āAku
dengar dia kehilangan ingatan beberapa kali sebelumnya. Aku harap dia akan menghadapi
sidang kali ini tanpa tahu kenapa dia ada di sana.ā Ucap Min Ho.
Kepala
Tahanan langsung memberikan tatapan curiganya.
āItu
karena aku ingin membalaskan dendamku padanya atas penderitaan adikku.ā Ucap
Min Ho buru2.
āDia
sudah kehilangan ingatannya dua kali. Kalau kita beruntung, itu mungkin akan
terjadi lagi. Kalaupun tidak terjadi, dia tidak akan ingat sudah mempersiapkan diri
untuk sidang ini. Tidak ada yang perlu dicemaskan.ā Jawab Kepala Tahanan.
Di
sel isolasi, Jung Woo terus menerus berteriak meminta dibukakan pintu, tapi tak
ada yang mau membukakan pintu. Jung Woo akhirnya duduk dan mencoba berpikir.
āSidangku
akan digelar sebentar lagi. Sidangkuā¦ā
āKau tidak bisa keluar.ā Ucap seseorang tiba2.
āTae
Soo-ya?ā jawab Jung Woo, lalu merangsek ke pintu.
āTae
Soo-ya. Rokok itu bukan punyaku.ā Ucap Jung Woo.
āAku
tahu. Sipir dan kepala keamanan membecimu seperti aku membencimu. Aku tidak
tahu kenapa.ā Jawab Tae Soo.
āSidangku
akan digelar sebentar lagi. Aku harus mempersiapkannya. Aku tidak bisa berdiri
di persidangan dengan keadaan seperti ini. Tolong aku, Tae Soo-ya.ā pinta Jung
Woo.
āApa
kau masih mau bilang kalau kau tidak membunuh mereka?ā tanya Tae Soo.
āAku
tidak ingat. Aku tidak bisa mengingat apa-apa. Aku akan membuktikannya di
pengadilan. Aku masih punya waktu. Aku harus mencari jalan keluar dari semua
ini.ā jawab Jung Woo.
Sayangnya,
Tae Soo tidak percaya ucapan Jung Woo.
āBenar,
kalau aku melakukannya, aku akan membayar semua dosaku. Untuk membuktikan itu, aku
perlu dokumennya. Tolonglah aku, Tae Soo-ya.ā pinta Jung Woo.
āWaktu
itu, kau hanya bisa keluar saat ingatanmu hilang. Kau mungkin saja tidak bisa
keluar sebelum kau kehilangan ingatanmu lagi.ā Jawab Tae Soo.
Tae
Soo lantas beranjak pergi.Jung Woo memanggil2 namanya, namun ia tak peduli.
Jung Woo pun bingung, ia tidak tahu bagaimana caranya bisa membuktikan kalau
bukan dia yang membunuh Ha Yeon dan Ji Soo.
Jung
Woo mulai terlelap. Sipir yang menjebak Jung Woo pun menatap Jung Woo dengan
penuh kebencian.
Min
Ho diberitahu Kepala Tahanan tentang ingatan Jung Woo yang masih belum hilang.
Kepala Tahanan berkata, mereka hanya tinggal menunggu sampai ingatan Jung Woo
hilang. Mereka masih punya satu hari lagi sampai ingatan Jung Woo hilang.
Min
Ho sepertinya marah, karena Kepala Tahanan langsung marah2 usai berbicara
dengan Min Ho. Sipir yang menjebak Jung Woo datang, ia melapor kalau ingatan
Jung Woo masih belum hilang.
āApa
yang harus kita lakukan? Aku kan tidak mungkin membuka isi kepalanya. Tidak
bisakah kita melakukan sesuatu?ā tanya Kepala Tahanan.
āSepertinya
kita tidak bisa melakukan apa-apa.ā Jawab sipir.
āHarusnya
dia suruh saja aku membunuhnya. Permintaannya itu sedikit aneh.ā Ucap Kepala
Tahanan.
Di
sel isolasi, Jung Woo merangkak di lantai. Tubuhnya tidak sanggup untuk
berdiri. Jung Woo kemudian menemukan tulisan ibu di lantai. Jung Woo lantas
mengorek2 lantai, berusaha menuliskan sesuatu, danā¦ jari2nya pun terluka karena
itu.
Tak
lama kemudian, Jung Woo ingat kata2 Tae Soo kalau ia tak akan bisa keluar
sebelum ingatannya menghilang. Jung Woo pun cemas kalau ingatannya menghilang
lagi.Jung Woo lalu melihat jari2nya yang berdarah. Semangatnya pun muncul dan
ia kembali mengorek2 lantai menuliskan namanya, Park Bong Goo.
Kembali ke saat Jung Woo sengaja membuat masalah agar dijebloskan ke sel isolasi, tapi sel isolasi yang biasa dia huni malah sudah ditempati tahanan lain.
āHei,
kau yang di sel ujung. Harusnya di lantai ada tulisan yang kuukir. Bisa kau
bacakan itu untukku?ā teriak Jung Woo.
āKau
benar. Seseorang menulisi lantai ini. Mengerikan sekali.ā Jawab tahanan
ituāShin Cheol Sik.
āKau
menemukannya? Apa isinya?ā tanya Jung Woo.
āYa,
aku menemukannya. Tulisannya "Park Bong Goo." Jawab Cheol Sik.
āBenar.
Apa tidak ada lagi?ā tanya Jung Woo.
āCoba
kulihat. Masih ada lagi.ā Jawab Cheol Sik.
āKumohon.
Bisakah kau bacakan itu untukku?ā pinta Jung Woo.
āMasalahnya
aku tidak bisa membaca.ā Jawab Cheol Sik.
āApa
maksudmu? Kau barusan bisa membaca namanya.ā Ucap Jung Woo.
āItu
kebetulan saja, Jaksa Park Jung Woo.ā Jawab Cheol Sik.
āSiapa
kau?ā tanya Jung Woo.
āAku
kecewa padamu. Kita berdua kan hampir mati gara-gara kau.ā jawab Cheol Sik.
āShin
Cheol Sik?ā tanya Jung Woo.
āKau
ingat aku ternyata. Sudah kubilang aku tidak melakukannya.ā Jawab Cheol Sik
kesal.
āBaiklah.
Kumohon, aku mohon padamu. Katakan padaku apa isi tulisannya. Shin Cheol Sik.ā
Ucap Jung Woo.
Tepat
saat itu, Kepala Tahanan pun datang ditemani anak buahnya. Melihat Kepala
Tahanan, Jung Woo pun kembali duduk agar mereka tidak curiga, Jung Woo paham,
apa yang mereka cari. Mereka lantas membuka sel Cheol Sik, dan mencari sesuatu.
Sementara di selnya, Jung Woo berharap tulisannya tidak ketahuan. Dan
syukurlah, mereka tidak melihat tulisan itu.
āAda
apa ini?ā tanya Cheol Sik.
āApa
kau melihat sesuatu? Katakan kalau kau melihat sesuatu. Aku akan mengirimmu ke
sel gabungan.ā pinta Kepala Tahanan.
āAku
melihat sesuatu.ā Ucap Cheol Sik.
Dan
Jung Woo pun langsung berdiri menguping kata2 Cheol Sik.
āAku
melihat ada 3 lalat di sana.ā Jawab Cheol Sik, lalu menirukan suara lalat. LOL
LOL
Kepala
Tahanan kesal. Dan Cheol Sik pun langsung dilemparkan kembali ke dalam selnya.
āKenapa
kau melakukan itu?ā tanya Jung Woo.
āSepertinya
aku adalah satu-satunya yang tahu soal rahasiamu sekarang, Jaksa Park Jung Woo.ā
Ucap Cheol Sik senang.
Jung
Woo pun terlihat kesal.
Min
Ho sedang menikmati sarapannya bersama Yeon Hee, Eun Soo, ayah dan ibunya. Yeon
Hee berkata, ia ragu apakah makanannya cocok dengan selera sang ibu mertua.
āSemuanya
enak.ā Ucap Nyonya Myung.
āHari
ini adalah hari ulang tahunmu. Apa ada yang kau inginkan?ā tanya Yeon Hee.
āKenapa
kau tidak keluar dengannya dan mengajaknya belanja?ā suruh Min Ho.
āNenek,
aku juga mau ikut.ā Seru Eun Soo.
āKau
juga mau ikut?ā tanya Nyonya Myung. Eun Soo mengiyakan.
āAnak
baik. Kau sudah besar sekarang.ā puji CEO Cha.
āDia
juga sudah mulai ikut kelas sepak bola.ā Jawab Yeon Hee.
āItu
bagus. Anak-anak harus banyak bermain di luar. Dasar. Kau ini mirip sekali
dengn ayahmu.ā ucap CEO Cha.
Yeon
Hee pun langsung menatap Min Ho dengan tegang.
āKenapa
Min Ho tidak datang, ya? Kenapa dia melakukan perjalanan yang lama sekali? Apa
kau berhubungan dengannya terus, Seon Ho-ya?ā tanya Nyonya Myung.
CEO
Cha, Yeon Hee dan Min Ho tegang mendengarnya. Min Ho membenarkan ucapan ibunya.
Nyonya Myung pun menyuruh Min Ho menjaga Min Ho dengan baik, agar kalau Min Ho
pulang, Min Ho akan merasa baik2 saja.
āAku
akan melakukannya. Jangan mencemaskan
Min Ho.ā Jawab Min Ho.
CEO
Cha lantas mengajak Min Ho bicara di ruangannya. CEO Cha membicarakan tentang
seseorang yang memenangkan medali emas di pertandingan dunia. Min Ho bingung
dengan ucapan ayahnya.
āAku
bicara soal Lee Chan Young. Chamyung adalah sponsornya. Kau adalah kepala
asosiasinya. Bagaimana bisa kau tidak tahu?ā ucap CEO Cha.
āAku
tahu itu. Maafkan aku.ā jawab Min Ho, yang tegang melihat baju anggar di
ruangan ayahnya.
āAturlah
pertemuan untuk merayakan kemenangannya.ā Ucap sang ayah.
āAku
akan menggelar malam pesta untuk para pendukung.ā Jawab Min Ho.
āMalam
untuk para pendukung? Kedengarannya bagus.ā Puji CEO Cha.
Min
Ho mengiyakan.
āKenapa
kau tidak bertanding dengan Lee Chan Young malam itu sebagai perayaan spesial?ā
tanya CEO Cha.
āPertandingan?ā
ucap Min Ho kaget.
āKau
bisa melakukannya sebagai kepala asosiasi.ā Jawab CEO Cha.
āAyah
ituā¦ā Min Ho berusaha mencari alasan.
āApa
kau takut?ā tanya CEO Cha.
āTidak.ā
Jawab Min Ho.
āAku
menantikannya.ā Ucap CEO Cha.
Selesai
bicara, CEO Cha beranjak pergi. Setelah CEO Cha pergi, Min Ho berdiri di depan
baju anggar dan mencoba memikirkan sesuatu sambil menatap baju anggar itu. Tak
lama kemudian, ia mendapat telepon dari sipir penjara. Sipir memberitahu
tentang Jung Woo yang tidak akan menyerah dalam sidang. Min Ho kesal, saking
kesalnya ia sampai membanting baju anggar Seon Ho.
āKenapa
semua orang melakukan ini padaku?ā ucapnya.
Joon
Hyuk yang baru datang dikejutkan dengan Eun Hye yang sudah menunggunya di
ruangannya. Eun Hye menanyakan soal Jung Woo.
āSoal
apa? Dia membuat kekacauan dengan pulpen yang kau bawa? Atau soal dia yang
mengurungkan niat untuk membatalkan bandingnya?ā tanya Joon Hyuk.
Joon
Hyuk lantas duduk di kursinya.
āJung
Woo merasa cukup bingung dengan masalahnya sendiri tanpa kau membuat masalah
sekalipun.ā Ucap Joon Hyuk.
āAku
mau menolongnya.ā Jawab Eun Hye.
āMenolongnya?
Apa yang bisa kau lakukan untuknya? Jung Woo akan melakukan sidang ini lebih
baik darimu. Dia akan menyampaikan pendapatnya jauhlebih baik dari
dirimu.Bagaimana bisa kau menolongnya?ā tanya Joon Hyuk.
āDia
kehilangan ingatannya.ā Jawab Eun Hye.
āBisa
kau kembalikan lagi ingatannya itu?ā tanya Joon Hyuk.
āAku
tidak bisa mengembalikan ingatannya, tapi aku bisa menolongnyaā¦ lebih dari yang
sudah kau lakukan selama ini. Biarkan aku menanyakan satu pertanyaan padamu. Tidak,
dua pertanyaan. Apa kau membawa Park Jung Woo yang sedang hilang ingatan ke
persidangan sebagai jaksa, atau sebagai temannya? Kedua, kalau Park Jung Woo
kehilangan ingatannya lagi,apa kau tetap akan menyeretnya ke persidangan tanpa mencoba menangguhkannya?ā tanya Eun Hye.
āAku
akan menjawab semuanya dalam satu jawaban. Bagaimana kalau Jung Woo tidak
kehilangan ingatannya?ā tanya Joon Hyuk balik.
āApa?ā
kaget Eun Hye.
āDi
hari pemeriksaan TKP, dia kehilangan ingatannya untuk pertama kali.ā Jawab Joon
Hyuk.
FlashbackāKetika
Joon Hyuk mengunjungi Jong Woo di tahanan, Jung Woo tidak mengerti kenapa ia
ditahanāFlashback end.
āSatu
bulan kemudian, aku dengar dia kehilangan ingatannya lagi.ā Ucap Joon Hyuk.
Flashbackāsatu
bulan kemudian, saat Joon Hyuk mengunjungi Jung Woo di sel isolasi, ia
mendengar Jung Woo yang teriak memanggil Ha Yeon dan Ji Soo. Joon Hyuk kemudian
mendekati Jung Woo dan Jung Woo bertanya kenapa ia dikurung di sanaāFlashback
end.
āDi
hari pertama persidangan, ingatannya hilang untuk ketiga kalinya. Itu terjadi
lagi pada tanggal 31 Desember. Dan sehari sebelum dia kehilangan ingatannya, dia
mengatakan sesuatu padaku.ā Ucap Joon Hyuk.
FlashbackāJung
Woo mengakui semuanya pada Joon Hyuk. Ia mengaku kalau dirinya memang membunuh
Ha Yeon dan Ji Soo. Pengacara Jung Woo yang dulu pun langsung memohon agar Joon
Hyuk tidak menuntut Jung Woo dengan hukuman mati karena Jung Woo sudah
mengakuinyaāFlashback end.
āMungkin
itu bukanlah yang terakhir. Dia mungkin akan kehilangan ingatannya lagi dan
lagi.ā Ucap Joon Hyuk.
Joon
Hyuk kemudian berdiri dan menatap Eun Hye dengan emosi.
āDia
kehilangan ingatannya di hari-hari penting. Dalam keadaan seperti ini, menurutmu
seberapa besar aku bisa mempercayainya? Apa itu cukup menjawab pertanyaanmu?ā
tanya Joon Hyuk.
āTapi
kalau dia sengaja melakukannya apa gunanya semua itu bagi Park Jung Woo? Dia
akan tetap menghadapi hukuman mati.ā Jawab Eun Hye.
āHanya
Jung Woo yang tahu jawabannya.ā Ucap Joon Hyuk.
Di
lobi kantor kejaksaan, Eun Hye teringat kata2 Jung Woo setelah persidangan
kasus istri yang menikam suami, dan saat itu Eun Hye menjadi pembela terdakwa
dan Jung Woo yang menjadi jaksa atas kasus penikaman itu.
āPengacara
Publik Seo, kalau kau mau menang, kau harusnya tidak boleh mempercayai
terdakwamu. Kau tahu kenapa kau selalu kalah? Karena kau selalu mengambil kasus
yang sudah jelas akan membuatmu kalah.ā Ucap Jung Woo
Eun
Hye pun jadi bertanya2, apa Jung Woo benar2 hilang ingatan??
Joon
Hyuk sendiri juga termenung di ruangannya, memikirkan Jung Woo yang menangis
padanya mengaku tidak ingat apapun.
āUlang tahun Ha
Yeon masih terasa begitu hangat di ingatanku,
tapi aku tidak
bisa mengingat hal lain.ā Ucap Jung Woo.
āJung
Woo-ya, apa benar kau tidak bisa mengingat apa-apa?ā ucapnya pelan.
Joon
Hyuk lalu mengambil fotonya bersama Jung Woo dan Ji Soo. Ingatannya pun
melayang ke masa lalu, saat mereka merayakan pengangkatan dirinya dan Jung Woo
sebagai jaksa.Ji Soo mengajak mereka bersulang.
āMinuman ini
terasa luar biasa belakangan ini.ā ucap Ji Soo yang langsung ditoyor sang ibu.
āLuar biasa? Siapa
sih kau kenapa kuat sekali minum? Siapa yang akan menikahinya kalau dia begini?ā
ucap sang ibu.
āKenapa? Maksudku..
bukankah aku adalah wanita yang lumayan.ā Tanya Ji Soo sambil menatap Jung Woo
dan Joon Hyuk.
āApa?ā tanya
Jung Woo.
āKenapa kau
tidak menjawab?ā tanya Ji Soo balik.
āMaksudku, kau
lumayan, tapi...ā Jung Woo menggantung kalimatnya.
āYa, kau
lumayan, tapi.. kau tidak buruk, kok.ā Ucap Joon Hyuk.
āKau sedikit
aneh.ā Jawab Jung Woo sambil menatap Joon Hyuk.
āYa, benar.ā
ucap Joon Hyuk.
āApa? Apanya?ā
tanya Ji Soo.
Ibu Ji Soo pun
langsung menggeplak bahu Ji Soo.
āHei, kau
harusnya sadar. Dua jaksa ini tidak akan senang hanya dengan seseorang
sepertimu.ā Ucap sang ibu.
āTidak, Bu.ā
Jawab Jung Woo dan Joon Hyuk kompak.
Jung Woo lalu
berkata, kalau Ji Soo adalah wanita yang sedikit keren. Ji Soo lalu menuangkan
soju ke dalam gelas besar dan berkata siapa yang menghabiskan minuman itu lebih
dulu akan jadi menantu ibunya.
Jung Woo pun
langsung menyambar gelas itu dan meminumnya. Ji Soo, ibu Ji Soo dan Joon Hyuk
terkejut melihatnya. Setelah menghabiskan minuman itu, ibu Ji Soo bertanya apa
Jung Woo baik2 saja. Jung Woo pun mengaku kalau ia baik2 saja. Ji Soo kemudian
menyuapkan sayuran ke mulut Jung Woo. Jung Woo makan dengan lahapnya, sementara
Joon Hyuk? Dia nampak terlukaā¦
Flashback endā¦
Malam
harinya, Jung Woo duduk termenung di sel isolasi. Dari ruangan sebelah,
terdengar suara Cheol Sik.
āApa
itu terlalu berat? Apa itu tidak mungkin? Jaksa Park Jung Woo? Astaga. Sepertinya kau tidak penasaran
soal apa yang tertulis di lantai. Kau sudah membuat banyak masalah kan agar
bisa dikirim ke ruang hukuman?ā ucap Cheol Sik.
āBagaimana
bisa aku melakukan itu?ā tanya Jung Woo.
āTepat
sekali. Kita harus mencari cara. Apa kau berencana mengeluarkanku, begitu? Aku
hanya mau dikeluarkan dari sini. Kalau aku di sini terus pikiranku rasanya jadi
kosong. Coba lihat. Aku tidak bisa mengingat apa yang tertulis di lantai. Aku
adalah orang bodoh.ā Sindir Cheol Sik.
Dan,
Jung Woo pun kesal mendengarnya.
āKau
dan aku sama saja, dasar idiot!ā teriak Jung Woo.
āKita
tidak sama. Sudah kubilang bukan aku pelakunya! Aku dijebak. Aku dijebak oleh
seseorang. Aku ada dalam masalah karena kau. Bisa kau keluarkan aku dari
ruangan ini!ā teriak Cheol Sik.
Jung
Woo diam saja. Cheol Sik berkata lagiā¦
āLakukan
apa yang kau mau. Pikirkan dengan baik, Jaksa Park. Siapa yang sangat putus asa
di sini?ā
Jung
Woo kesal dan langsung meninju dinding sel saking kesalnya.
āItu
pasti sekali.ā Ucap Cheol Sik kemudian tertawa.
Jung
Woo dan Cheol Sik lantas sama2 kembali duduk di lantai.
Min
Ho sedang mencari tahu kenapa Jung Woo mengajukan banding lewat atasan Kepala
Jaksa Choi. Kepala Jaksa Choi berkata, bahwa Jung Woo pasti sudah gila.
āApa?ā
tanya Min Ho bingung.
Atasan
Kepala Jaksa Choi pun tertawa.
āAku
hanya bercanda. Hampir semua kejahatan kekerasan berakhir di Mahkamah Agung. Jangan
mencemaskan itu, Presdir Cha.ā Ucap atasan Kepala Jaksa Choi.
Usai
berbicara dengan atasan Kepala Jaksa Choi, Min Ho pun menonton video Seon Ho
yang sedang bertanding anggar. Min Ho menghela napas, lalu pergi membasuh mukanya.
Saat kembali ke ruangannya, ia menemukan sebuah amplop cokelat di atas meja. Ia
membukanya dan terkejut melihat isinya. Isinya adalah, riwayat kesehatannya
sendiri.
Min
Ho langsung berlari keluar mencari orang itu. Tak lama kemudian, ia melihat
seorang pria berjas yang berlari menuju pintu darurat. Min Ho terus mengejarnya
sampai di lobi. Ia mencari pria itu di tengah2 kerumunan pegawainya yang sedang
lalu lalang.
āBerhenti
di situ!ā teriak Min Ho.
Seketika
semua orang yang ada di lobby berhenti. Termasuk pria berjas itu yang berhenti
di depan pintu keluar. Saat Min Ho hendak mendekati pria itu, CEO Cha datang.
āAda
apa ini?ā tanya CEO Cha.
āTidak
ada apa2, Presdir.ā Jawab Min Ho.
Saat
Min Ho menoleh ke pintu, pria itu sudah hilang.
Detektif
Goā¦ iya, pasti dia yang neror Min Ho, karena cuma dia dan Jung Woo kan yang
tahu rekam medis Min Ho..
Comments
Post a Comment