Skip to main content

Ruler : Master Of The Mask Ep 2 Part 2

Sebelumnya...

Note : Karena sistem penayangan di Korea berubah, tayang cuma 35 menitan, so sehari tayang 2 episode sekaligus, alias satu episode dibagi dua… jadi kalau drama ini totalnya 40 episode, itu sama saja dengan 20 episode. Tapi aku bikin sinopsisnya sesuai penayangan ya… satu episode tetap aku bagi dua… Harusnya yang aku tulis masih episode satu, tp karena aku bagi dua sesuai penayangan, sehingga episode nya sudah masuk episode kedua… jadi nanti di synopsis yang aku tulis total episode nya tetap 40…


PM Lee Sun berjalan menuju pintu keluar istana dengan menggunakan baju kasim, namun langkahnya langsung terhenti begitu melihat banyak penjaga di gerbang istana. Ia memutar otak dan berhasil menyelinap keluar dengan melompati tembok istana. Setibanya diluar, ia melepas baju kasimnya dan bergegas menuju perbatasan Desa Seoso, tempat dimana Woo Bo tinggal. Sementara itu, para pengawal nampak menyebar ke seluruh penjuru istana.


Raja masuk ruangannya bersama Kepala Lee dan terkejut mendapati batang bambu yang terselip di pot bunga. Kepala Lee langsung mengedarkan pandangannya ke sekeliling dengan pandangan curiga. Raja terkejut membaca pesan yang ada di dalam bamboo.

“Hari bergabungnya Putra Mahkota, telah diputuskan untuk dimajukan.”

“Mereka memajukan waktunya? Apa mereka mengetahui soal rencana kita?” tanya Raja.

“Hamba tidak yakin. Hanya orang di lingkaran dekat Paduka yang tahu. Mereka tak akan mengetahuinya dengan mudah.” Jawab Kepala Lee.

“Jika mereka tidak tahu, lalu kenapa? Kita harus mempercepat rencana kita.” ucap Raja.

Raja masuk ke ruangan anaknya dan menemukan kasim yang memakai jubah dan topeng anaknya lagi merem sambil komat kamit kalau ia tak melihat wajah PM. Raja pun curiga. Ia langsung mendekati kasim dan membuka topeng kasim. Ia terkejut.

“Dimana Putera Mahkota!” tanya Raja panik.

“Hamba tidak tahu. Hamba sungguh tidak melihatnya.” Jawab kasim ketakutan.

“Cepat jawab pertanyaanku!” sentak Raja.


Kasim pun membuka matanya dan langsung berlutut saat tahu yang di hadapannya adalah Raja. Raja menanyakan dimana PM dengan wajah cemas. Kasim pun mengaku tak tahu karena ia terus menutup mata. Raja bertanya dengan panic, dimana dia sebenarnya?

Lee Sun dengan santainya menguap di tengah pasar. Saat menyadari dimana dirinya berada sekarang, ia panic dan langsung menutupi wajahnya. Seorang pria tak sengaja menubruknya. Pria itu mengomeli Lee Sun karena tak tahu siapa Lee Sun. Pria itu kemudian pergi. Lee Sun pun tersenyum simpul.

Seorang gadis muda nan cantik jelita tengah memetiki bunga saat seorang wanita memanggilnya dengan panic. Wanita itu mengaku putranya sakit. Gadis itu langsung memeriksa kondisi anak wanita itu dan memeriksa tumbuhan yang dimakan anak wanita itu.

“Dia memakan tumbuhan beracun.” Ucap gadis itu.

“Apakah alpine itu beracun?” tanya si wanita.

“Ini tumbuhan badak putih, bukan alpine. Sudah kubilang jangan sembarangan memakan sesuatu.” Jawab gadis itu.

Wanita itu pun panik.

“Jangan kuatir. Ikutlah denganku ke pasar. Jika dia meminum penawarnya, dia akan baik-baik saja.” Ucap gadis itu.

“Namun, saya tidak punya cukup uang.” Jawab wanita itu.

“Saat ini, aku punya uang tabungan.” Ucap gadis itu.


PM Lee Sun menjelajahi pasar dengan antusias dan melihat segala sesuatu yang selama ini tak pernah dilihatnya. Dia bahkan tersenyum malu2 saat dua orang gisaeng tersenyum kepadanya. Secara bersamaan, gadis itu juga menyusuri pasar bersama wanita itu. Keduanya pun berpapasan dan terus berjalan ke arah berbeda.


Anak buah Dae Mok, Jo Tae Ho, sedang memperingatkan pekerjanya karena dia merasa dirugikan oleh orang2 yang mencuri air dari mereka. Ia mengancam akan memotong gaji pekerjanya kalau mereka masih kecurian air. Tapi jika mereka berhasil menangkap si pencuri, maka mereka akan diberikan bonus.

Salah satu pekerja yang diomeli Tae Ho adalah Lee Sun dan ayahnya.

Baru keluar, Lee Sun disemprot ayahnya agar tak membuat masalah. Malas mendengar ocehan ayahnya, Lee Sun pun dengan dinginnya meminta sang ayah memikirkan diri sendiri saja dan beranjak pergi.

Setelah menjelajahi bagian elit pasar, PM Lee Sun mulai memasuki daerah kumuh dan dia langsung tercengang melihat yang terjadi di sana. Rakyat menderita kelaparan, kehausan dan kedinginan. Seorang anak yang tampak begitu pucat dan kehausan muncul dari pojokan.


Begitu Lee Sun dan yang lain membuka sumur, rakyat langsung antri membeli air. PM Lee Sun yang tak mengetahui apapun, langsung menyerobot antrian dan menggendong anak itu. Setelah meminum semangkok air, anak itu langsung kabur tanpa membayar. PM Lee Sun pun terkejut rakyat harus membayar 3 nyang untuk satu mangkok.

PM Lee Sun pun langsung bertanya pada salah satu pengantri air.

“10 nyang.” Jawab si pengantri air.

“Perhari pendapatan 10 nyang. Apa masuk akal harga airnya 3 nyang?” protes PM Lee Sun.

“Kalau memang terlalu mahal bagimu, sana cari air di tempat lain. Memang cuma kau yang haus!” sinis Lee Sun.

“Air menjadi mahal gara-gara orang arogan sepertimu!” protes seorang pria.

“Bayar dan pergi sana!” balas Lee Sun.


Pria itu pun kesal dan merangsek maju menghajar Lee Sun. Seorang petugas datang dan mengayunkan tongkatnya, namun pria itu berhasil mengambil alih tongkatnya. Saat mau bales dendam, PM Lee Sun merebut tongkat itu.

Akibat keributan itu, para warga pun mengambil kesempatan untuk mendapatkan air secara gratis. PM Lee Sun berusaha menghentikan kekacauan itu tapi tak ada yang mau mendengarnya.

PM Lee Sun syok, Mereka tidak berkelahi karena nasi. Hanya demi air?

Tae Ho dan anak buah Dae Mok lainnya pun datang. Kerumunan warga langsung bubar. Tae Ho melesatkan anak panahnya ke arah jantung PM Lee Sun. Tapi untung, anak panah itu hanya mengenai buku yang dibawanya. PM Lee Sun pun buru2 melepaskan anak panah itu dan kabur.

Pada saat yang bersamaan, gadis manis itu baru saja keluar dari toko obat bersama wanita itu. Setelah mendapatkan obatnya, wanita itu pergi meninggalkan Ga Eun, si gadis manis itu. Setelah ibu itu pergi, Ga Eun pun melihat keributan yang terjadi.


PM Lee Sun berlari sekencang mungkin menghindari kejaran Tae Ho. Tapi dia tiba2 saja menubruk seorang pedagang. Dia langsung oleng dan hampir jatuh. Ga Eun dengan sigap menangkapnya.

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...