The Legend Of The Blue Sea Ep 18 Part 2

Sebelumnya...


Si A tiba di pemakaman dan heran sendiri melihat sekelilingnya. Tak lama kemudian, Tae Oh datang menghampiri Si A. Si A pun langsung teringat kejadian di tempat karaoke semalam dan itu membuatnya sangat malu, tapi ia berusaha bersikap setenang mungkin seolah tak terjadi apa-apa.

“Tapi apakah terjadi sesuatu? Mengapa suasananya seperti ini di sini?” tanya Si A.


Si A terkejut mendengar cerita Joon Jae dari Tae Oh. Ia prihatin pada Joon Jae. Karena tak melihat mobil Si A, Tae Oh bertanya dimana mobil Si A. Si A bilang, dia tadi naik bus. Tae Oh pun berniat mengantarkan Si A. Si A setuju, meski awalnya malu-malu.


Di bus, Si A merasa terganggu dengan penumpang di depannya yang heboh memuji ketampanan seseorang. Agar Si A merasa nyaman, Tae Oh memakaikan headphone nya ke telinga Si A. Si A terkejut dengan perlakuan Tae Oh, tapi kemudian ia tersenyum.


Si A kemudian dikejutkan dengan Tae Oh yang tiba-tiba menyenderkan kepala di bahunya. Si A menoleh dan melihat Tae Oh tertidur pulas.

“Dia memenangkan lotre. Dia akan sangat senang mengetahui bahwa dia tertidur di bahuku. Bagaimana bisa dia lebih cantik dari seorang gadis?” oceh Si A.


Bus lalu berhenti. Si A panic karena ia harus turun, tapi tidak tega membangunkan Tae Oh. Akhirnya, Si A memilih tetap berada di bus karena tidak tega membangunkan Tae Oh.


Joon Jae dan Chung baru saja tiba di rumah dan langsung masuk ke kamar. Chung mau ke atas, tapi Joon Jae malah menariknya ke tempat tidur. Joon Jae menyuruh Chung tidur di kamarnya. Joon Jae pun berbaring di kasurnya. Chung merentangkan tangan Joon Jae, lalu tidur disamping Joon Jae.

“Ma Dae Young mungkin telah kehilangan ingatannya tapi dia ingat putri duyung. Ma Dae Young tampaknya menjadi lebih baik dari Dam Ryung kadang-kadang ketika datang ke pemikirannya dari putri duyung.” Ucap Chung.

“Sae Wa tampaknya berbicara begitu manis. Senyumnya cantik dan tindakannya begitu sopan.” Balas Joon Jae.


Chung kesal mendengarnya dan langsung mencubit pinggang Joon Jae. Keduanya lalu tertawa. Dan setelah itu, Chung berkata kalau ia melihat wajah orang lain saat menghapus memori Dae Young. Chung berkata, bukan Dae Young yang melempar tombak itu.


Joon Jae terkejut mendengarnya dan ingin tahu siapa yang melemparnya.

“Orang yang kita kenal.” Jawab Chung.


Seo Hee berkonsultasi dengan pengacaranya. Pengacara menjelaskan,  polisi tidak memiliki bukti langsung bahwa Seo Hee meracuni CEO Heo. Pengacara meminta Seo Hee menjawab sekenanya saja. Dan jika polisi menanyakan pertanyaan yang menyudutkan, pengacara meminta Seo Hee berpura-pura tidak ingat.


Seo Hee pun mulai diinterogasi. Ia menyangkal semua tuduhan itu. Saat Penyidik Hong mulai menyudutkannya, ia pura-pura sakit kepala. Penyidik Hong pun mulai stress.


Penyidik Hong pun langsung menemui Joon Jae. Joon Jae yang tak rela Seo Hee lepas begitu saja setelah membunuh ayahnya, berniat menggunakan caranya sendiri untuk membuat Seo Hee mengaku.


Joon Jae meninggalkan kantor polisi. Tanpa disadarinya, Nam Doo mengawasinya dari dalam mobil dan melaporkan tindak tanduknya pada Chi Hyun. Nam Doo lalu dapat konfirmasi kalau Seo Hee akan bebas jam enam sore ini. Ia yakin Joon Jae tidak akan diam saja dan mengajak Chi Hyun menyerang Joon Jae duluan.


Tepat jam enam sore, Seo Hee pun dibebaskan. Chi Hyun datang langsung untuk menjemput ibunya. Tak lama setelah Chi Hyun pergi, Nam Doo juga pergi.


Joon Jae sedang menuju ke mobilnya saat menerima sebuah pesan. Saat hendak masuk ke mobilnya, Nam Doo memukulnya dari belakang!


Tae Oh yang melihat dari kamera CCTV pun kaget. Ia dan Chung bergegas menyusul Joon Jae.


Nam Doo membawa Joon Jae ke sebuah gudang. Disana, Seo Hee dan Chi Hyun sudah menunggu mereka. Nam Doo mendudukkan Joon Jae di sebuah kursi. Setelah itu, ia mengikat Joon Jae sesuai perintah Chi Hyun. Joon Jae marah, ia tidak menyangka Nam Doo akan mengkhianatinya. Tapi Nam Doo berkata, Joon Jae lah yang mengkhianatinya karena jatuh cinta pada Chung.


Nam Doo lalu menunjukkan surat bunuh diri Joon Jae. Setelah itu, ia menyuntikkan racun ke tubuh Joon Jae. Racun yang digunakan Seo Hee untuk membunuh CEO Heo.

“Kau melakukan bunuh diri karena merasa bersalah telah membunuh ayahmu hari ini. Karena kau tidak menerima warisan dari Ayah, itu sudah cukup untuk motif pembunuhan. Dan...karena kau tahu tata ruang rumah kami dengan baik, kau menyembunyikan bukti di ruang bawah tanah.” Ucap Chi Hyun.

Seo Hee kemudian menyuruh Chi Hyun dan Nam Doo keluar.


“Apakah kau pikir aku akan meninggalkanmu sesuai dengan keinginanmu? Kalau tidak, apa yang akan kamu lakukan? Pria mati tidak pernah mendongeng. Lihat ayahmu. Dia tak dapat berkata apa-apa.” Ucap Seo Hee.

“Teganya kau seperti itu kepada Ayahku? Di saat ayahku sangat baik kepadamu!” protes Joon Jae.

“Apakah aku tidak baik? Ini sudah 17 tahun. Aku menghabiskan waktu 17 tahun, bertindak sebagai lidah bagi mulut Heo Il Joong dan aku sangat baik. Tapi ketika tiba saatnya untuk mewariskan kekayaannya dia hanya mencari hubungan sedarahnya.” Jawab Seo Hee.

“Itukah sebabnya kau membunuhnya?” tanya Joon Jae.

“Ya. Aku membunuhnya. Seperti itu, ayahmu sedang sekarat pula. Sejujurnya, racun itu, dia tidak menelan itu hanya untuk satu atau dua hari. Dia menjadi kecanduan untuk itu dalam jumlah yang sangat kecil sehingga dia tidak tahu. Itu akan menjadi sulit baginya untuk melewati satu tahun, tapi dengan dia mengatakan dia ingin menyusun wasiat untuk segala sesuatu, aku mengirim dia pergi sedikit lebih cepat.” Jawab Seo Hee.


Flashback---dimana Seo Hee mencampurkan racun itu ke dalam makanan dan minuman CEO Heo—Flashback end.

“Kau juga membunuh suami terdahulu seperti itu juga kan, Kang Ji hyeon?” tanya Joon Jae.

“Memang benar. Tapi tak seorangpun yang tahu bahkan setelah 20 tahun berlalu. Mungkin, bahkan setelah 20 tahun meninggal tak seorangpun yang mungkin mengetahui bahwa aku membunuhmu dan ayahmu.” jawab Seo Hee.


Seo Hee lantas tertawa. Tak lama kemudian, Joon Jae ikut tertawa dan itu membuat Seo Hee bingung.

“Akankah itu benar-benar terjadi?” tanya Joon Jae.


Tiba-tiba, terdengar bunyi alarm. Tak lama kemudian, Penyidik Hong dan polisi lainnya muncul dan menangkap Seo Hee. Seo Hee terkejut. Ia makin terkejut saat Joon Jae menunjukkan rekaman pengakuannya.


Semua itu ternyata rencana Nam Doo! Saat Penyidik Hong bicara dengan Joon Jae di depan kamar jenazah, Nam Doo menghampiri mereka. Nam Doo memberitahu bahwa Chi Hyun mengajaknya kerja sama untuk menyingkirkan Joon Jae.


Saat mereka duduk di lobi, Nam Doo memberitahu Joon Jae lewat SMS kalau pembicaraan mereka telah disadap Chi Hyun. Joon Jae pura2 marah saat Nam Doo melarangnya melakukan otopsi saat itu. Lewat SMS, Nam Doo menyuruh Joon Jae lebih marah lagi kepadanya.


Saat mengikuti Chi Hyun di kantor polisi, Nam Doo memberikan kode pada Penyidik Hong. Setelah itu, Penyidik Hong dan rekannya bergegas mengikuti Nam Doo.


Lalu kemudian SMS yang diterima Joon Jae sebelum dipukul Nam Doo, adalah SMS dari Nam Doo. Nam Doo berkata, kalau ia akan memukul Joon Jae.


Saat dalam perjalanan menuju gudang, Joon Jae membuat darah palsu di wajahnya pakai make up.


Chi Hyun yang menunggu diluar terkejut saat melihat para polisi berdatangan. Ia makin terkejut melihat ibunya diseret polisi dari dalam gudang. Ia pun sadar kalau Nam Doo dan Joon Jae sudah menjebaknya.

Bersamaan dengan itu, Chung dan Tae Oh tiba di lokasi.


Chi Hyun berontak saat petugas akan menangkapnya. Ia memukul petugas, lalu merebut pistol petugas dan mengarahkannya pada Joon Jae. Melihat itu, Chung seketika teringat mimpinya tentang seseorang yang melemparkan tombak pada Dam Ryung dan Sae Wa. Orang itu, Chi Hyun!


Tak ingin Joon Jae nya terluka, Chung pun langsung berlari ke arah Joon Jae. Tepat saat itu, pistol meletus! Chung tertembak!!

0 Comments:

Post a Comment